• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian

F. Alat Ukur

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes KBAPS untuk mengukur kemampuan berbahasa subyek. Kemampuan berbahasa diukur dari kemampuan artikulasi, perbendaharaan kata, kemampuan menyusun kalimat, pemahaman dan

percakapan subyek yang diukur dan dianalisis secara terpisah. Pengukuran atau pengetesan ini memiliki beberapa prosedur umum seperti; rapport, instruksi/petunjuk tes, lembar jawaban dan recorder, susunan penyajian tes serta prosedur memberi nilai.

Untuk menciptakan suasana yang nyaman dengan kondisi pengetesan bagi subyek, penyaji tes perlu membina hubungan atau rapport yang baik dengan subyek. Untuk menghindari jawaban subyek yang tidak lengkap atau tidak jelas, instruksi atau petunjuk tes yang digunakan harus jelas dan pilah-pilah, dengan memperhatikan intonasi dan nada suara. Jawaban subyek akan dicatat pada lembar jawaban dan lebih lengkapnya akan direkam dengan menggunakan recorder dari awal hingga akhir pengetesan.

Selain prosedur umum pengetesan, peneliti juga mengurutkan susunan penyajian dan menyusun kriteria serta prosedur penskoran dalam tes KBAPS sebagai berikut:

1. Artikulasi

Aspek artikulasi mengarah pada kemampuan subyek untuk mengucapkan kata-kata dengan jelas dan benar. Subyek tidak mengalami kesulitan mengucapkan bunyi konsonan tertentu seperti r, s, dan t, maupun bunyi vokal seperti a, i, u, e, o. Dalam tes ini nantinya terdapat 9 kosakata yang harus diucapkan oleh subyek. Instruksi/petunjuk tes yang dapat digunakan adalah “Sekarang kita akan bermain dengan kata-kata. Permainan akan dimulai oleh saya. Setelah saya mengucapkan suatu kata, maka tirukanlah saya” atau bagaimana mengucapkan kata ini”. Pengucapan yang tepat atau sesuai

dengan kriteria diatas akan mendapat skor 1 sedangkan pengucapan yang keliru tidak mendapatkan skor atau 0.

2. Perbendaharaan Kata

Di aspek ini, peneliti ingin menentukan apakah subyek mengetahui arti kata, bukan mengarah pada definisi yang logis dan sempurna. Aspek ini akan dilakukan bersamaan dengan aspek artikulasi sehingga subyek tidak hanya mengucapkan melainkan juga menjelaskan arti sebanyak 12 kosakata yang terdiri dari jenis kata benda, kata kerja dan kata sifat. Contohnya, untuk kata gemuk instruksinya adalah “Apa artinya gemuk? atau Apa yang kamu ketahui tentang gemuk?”. Kriteria jawaban subyek yang mendapat skor 1 adalah (1) sinonim yang baik; (2) penggolongan dan penggunaan yang umum; (3) salah satu atau beberapa sifat yang utama; dan (4) untuk kata kerja, memberi contoh tertentu dari perbuatan atau hubungan sebab akibat. Kriteria jawaban yang tidak mendapat skor atau 0 adalah (1) sinonim yang tidak tepat atau kabur; (2) pengulangan kata yang tidak diberi penjelasan lebih lanjut dan (3) memperlihatkan kelemahan dari arti yang sebenarnya atau tidak terkait sama sekali.

3. Menyusun Kalimat

Dalam aspek ini, subyek mengekspresikan idenya melalui stimulus gambar. Ekspresi verbal subyek berupa susunan kata-kata atau kalimat yang berhasil dibuat dengan baik dan bermakna serta koherensi antar kalimat secara keseluruhan. Peneliti memberikan 3 stimulus gambar, dan subyek diminta untuk menceritakan gambar tersebut dan

akan direkam dengan menggunakan recorder. Instruksinya bisa berupa; “Saya mempunyai gambar yang menarik, kamu bisa melihat gambar itu sekarang. Coba kamu ceritakan apa yang kamu lihat dari gambar ini atau kalau gambar yang ini ceritanya bagaimana?”. Waktu yang tersedia adalah 4 menit untuk tiap gambar. Karakteristik gambar yang dipilih oleh peneliti disesuaikan aktivitas yang berhubungan dengan subyek. Kriteria memberi nilai dalam aspek ini adalah sebagai berikut: a. menyusun kalimat dengan 2 – 7 kata; skor 2 untuk kalimat yang

terdiri dari 5 – 7 kata; skor 1 untuk kalimat yang terdiri dari 2 – 4 kata dan skor 0 untuk kalimat dengan satu kata.

b. kebermaknaan kalimat; skor 2 untuk susunan 5 – 7 kata dengan tepat untuk menyatakan makna; skor 1 untuk susunan 2 – 4 kata untuk menyatakan makna dan diberikan skor 0 bilamana hanya menyebut salah satu obyek pada gambar.

c. koherensi; skor 2 diberikan bilamana ada koherensi yang bermakna antar seluruh kalimat; diberi skor 1 bilamana ada koherensi antar sebagian kalimat; dan skor 0 bilamana tidak ada koherensi makna sama sekali.

Skot total subyek untuk menyusun kalimat diperoleh dari penjumlahan ketiga kriteria diatas, yakni penjumlahan dari jumlah kata, kebermaknaan kalimat serta koherensi kalimat.

4. Pemahaman

Pada aspek pemahaman ingin diukur kemampuan subyek untuk memahami apa yang dikatakan oleh orang lain melalui cerita. Subyek

akan disajikan 3 cerita lalu diminta untuk menjawab sebanyak 4 pertanyaan. Pola pertanyaan yang digunakan oleh peneliti adalah siapa, dimana, apa dan mengapa. Subyek diminta untuk menyimak dan mendengar cerita yang dibacakan oleh penyaji tes lalu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan cerita tersebut. Penyaji tes dapat mengatakan “Saya akan menceritakan suatu cerita, coba kamu dengarkan dengan baik. Setelah ceritanya selesai, ada pertanyaan-pertanyaan yang harus kamu jawab. Pertanyaan itu berkaitan dengan cerita tadi”. Keberhasilan subyek menjawab pertanyaan dengan benar memperlihatkan pemahaman subyek terhadap cerita. Kriteria penilaiannya adalah skor 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Bilamana subyek membenarkan jawabannya secara spontan, nilai harus diberikan untuk jawaban yang dibenarkan. 5. Percakapan

Dalam tes KBAPS, aspek percakapan akan disajikan terakhir dan melibatkan satu topik pembicaraan yang dilakukan oleh subyek dengan penyaji tes. Yang akan diukur dari aspek ini adalah kemampuan subyek untuk melakukan percakapan yang saling bergantian serta tidak menyimpang dari topik pembicaraan. Pada aspek ini, disediakan waktu maksimal 5 menit mengingat rentang perhatian subyek yang masih tergolong singkat. Topik pembicaraannya memiliki alur/urutan peristiwa tertentu sehingga mempermudah pengaturan lalu lintas percakapan. Tiap-tiap urutan peristiwa mengandung pertanyaan yang

akan ditanyakan oleh penyaji tes serta hal-hal informatif yang akan disampaikan kepada subyek.

Peneliti mengukur kemampuan subyek dalam bercakap-cakap dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mengekspresikan diri yang mengarah pada kemampuan subyek untuk membicarakan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki dan yang dialami kepada orang lain. Subyek menggunakan kata-kata atau kalimat yang sesuai dan bermakna, yang diucapkan dengan jelas serta penggunaan bahasa lancar atau tidak terbata-bata. Skor 3 diberikan bilamana subyek tidak mengalami kesulitan untuk menyatakan keinginan, perasaan, pandangan dan sikapnya; mampu menyampaikan keinginannya agar orang lain melakukan sesuatu (misalnya, kita bisa minta tolong pak polisi); menyatakan keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang lain (misalnya, Apa rasa es krim kesukaanmu?); mengungkapkan dunia khayalnya/imajinasi; serta menginformasikan pengetahuan baru kepada lawan bicaranya (misalnya, nanti sore, aku dan bapak mau ke rumah nenek). Skor 2 diberikan bilamana subyek hanya menyatakan keinginan, perasaan, pandangan dan sikapnya serta menyampaikan keinginannya agar orang lain melakukan sesuatu. Skor 1 diberikan bilamana subyek menyatakan keinginannya hanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang lain.

2. Mengukur pemahaman yang didengarnya. Artinya, ketika mendengarkan subyek dapat menangkap maksud dari lawan bicaranya lalu menanggapi pembicaraan tersebut dengan tepat. Skor 3 diberikan bilamana subyek menjawab semua pertanyaan (≥80% dari total pertanyaan yang disajikan) tanpa repetisi/pengulangan dari lawan bicara dan dapat mengikuti urutan peristiwa yang diperbincangkan. Skor 2 bagi subyek yang menjawab sebagian besar pertanyaan (50-79% dari total pertanyaan) tanpa direpetisi. Skor 1 bagi subyek yang mampu menjawab pertanyaan setelah direpetisi oleh lawan bicaranya serta tidak dapat mengikuti urutan peristiwa yang diperbincangkan.

3. Mengukur kemampuan subyek untuk mengklarifikasikan atau memberitahu kepada lawan bicaranya bilamana pesan yang diterima tidak jelas. Untuk mengukur kemampuan ini, peneliti menyisipkan informasi baru bagi subyek sehingga ketika informasi tersebut disampaikan maka subyek akan bertanya kepada lawan bicaranya untuk mendapatkan kejelasan informasi tersebut. Skor 3 bagi subyek yang mampu bertanya lalu menanggapi ketika informasi tersebut disampaikan; skor 2 bagi subyek yang sekadar bertanya dan skor 1 diberikan bagi subyek yang hanya mendengar dan tidak bertanya ataupun menanggapi.

Skor total subyek untuk percakapan diperoleh dari ketiga spesifikasi diatas, yakni penjumlahan skor untuk kemampuan mengekspresikan diri, pemahaman yang dimiliki serta kemampuan mengklarifikasi.

Tes KBAPS dalam penelitian ini telah diuji cobakan. Melalui uji coba, peneliti melakukan seleksi item untuk mendapatkan item-item yang layak digunakan dalam penelitian. Item-item pada penelitian ini mengacu pada kriteria korelasi item total. Item-item yang digunakan memiliki koefisien korelasi item total lebih besar atau sama dengan 0,2. Item-item yang keofisien korelasi item totalnya kurang dari 0,2 gugur dan tidak layak digunakan. Berdasarkan analisis item tersebut, diperoleh 17 kosakata yang layak digunakan dan 28 kosakata yang gugur untuk artikulasi dan 28 kosakata yang layak digunakan dan 17 kosakata yang gugur untuk perbendaharaan kata. Pada bagian artikulasi, dipilih 3 kosakata jenis kata benda, 3 kosakata jenis kata sifat dan 3 kosakata jenis kata kerja untuk digunakan dalam penelitian. Sedangkan untuk perbendaharaan kata, dipilih 4 kosakata untuk tiap-tiap jenis kata. Dari 6 gambar yang disajikan pada bagian menyusun kalimat, semuanya dinyatakan layak digunakan. Peneliti memilih gambar II, gambar III dan gambar VI untuk digunakan dalam penelitian karena berdasarkan hasil uji coba, cerita yang berhasil dibuat oleh subyek pada ketiga gambar tersebut lebih banyak dan variatif. Pada bagian pemahaman, cerita yang dipilih ada 3 cerita (cerita II, IV dan V) yang digunakan dalam penelitian yakni cerita yang berjudul Ulang tahun Toni, Sama-sama dan Kiko dan Moni. Berdasarkan hasil uji coba, ketiga cerita tersebut lebih dapat menarik perhatian dan subyek lebih fokus mendengarkan dibandingkan dengan cerita lainnya. Untuk percakapan, ketiga topik yang disajikan dinyatakan layak digunakan. Berdasarkan

observasi dan hasil uji coba, peneliti memilih 1 topik yang digunakan untuk penelitian yaitu topik II tentang matahari, bulan dan bintang dikarenakan subyek dapat mengekspresikan diri lebih banyak ketika topik ini diperbincangkan dan ketertarikannya untuk mendengarkan lawan bicaranya lebih tinggi dibandingkan topik-topik yang lain.

Estimasi reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS versi 13. Angka koefisien reliabilitas dari masing-masing aspek tes kemampuan berbahasa adalah artikulasi 0,964; perbendaharaan kata 0,855; menyusun kalimat 0,892; pemahaman 0,725; dan percakapan 0,922. Komposisi tes KBAPS sesudah dilakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Komposisi tes KBAPS sesudah uji coba Aspek Jumlah item

(nomor item) Isi

Artikulasi 9 kosakata

(4, 20, 35, 28, 30, 45, 6, 36, 38)

komputer, petir, kalender, jorok, sabar, penasaran, menggambar, terluka, menyepakati

Perbendaharaan Kata

12 kosakata (2, 5, 18, 32, 15, 27, 29, 41, 7, 9, 25, 40 )

Pensil, mainan, piano, peta, sombong, atas, malas, pelit, mengambil, membungkus, tersenyum, meninmbang

Menyusun Kalimat

3 gambar (II, III, dan VI)

gambar anak laki-laki sedang bermain di taman, gambar pesta ulang tahun, gambar suasana di ruang keluarga

Pemahaman 3 cerita

(II, IV dan V)

cerita dengan judul Ulang Tahun Toni, Sama-sama

dan Kiko dan Moni

Percakapan 1 topik

(topik II)

topik tentang matahari, bulan dan bintang

Secara ringkas peneliti menggambarkan spesifikasi pengukuran kemampuan berbahasa dengan menggunakan tes KBAPS ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi dan Penskoran Tes Kemampuan Berbahasa Anak Pra Sekolah (KBAPS) Artikulasi

Kriteria Penilaian Skoring Jumlah Item

- Tidak mengalami kesulitan

mengucapkan konsonan tertentu seperti

r, s, t

- Bunyi vokal yang baik (a, i, u, e, o)

Skor 1: pengucapan yang tepat

Skor 0: pengucapan yang keliru 9

kosakata Perbendaharaan Kata

Kriteria Penilaian Skoring Jumlah Item

Menentukan apakah subyek mengetahui arti kata, bukan mengarah pada definisi yang logis dan sempurna

Skor 1:

1.sinonim yang baik;

2.penggolongan dan penggunaan yang umum;

3.salah satu atau beberapa sifat yang utama; dan

4.untuk kata kerja, memberi contoh tertentu dari perbuatan atau hubungan sebab

akibat Skor 0:

1.sinonim yang tidak tepat atau kabur; dan

2.pengulangan kata yang tidak diberi penjelasan lebih lanjut dan memperlihatkan

kelemahan dari arti yang sebenarnya atau tidak terkait sama sekali

12 kosakata

Menyusun Kalimat

Kriteria Penilaian Skoring Jumlah Item

- Menyusun 2 – 7 kata dalam kalimat Skor 2: terdiri dari 5 – 7 kata

Skor 1: terdiri dari 2 – 4 kata Skor 0: terdiri dari 0 – 1 kata

- Kebermaknaan kalimat yang disusun Skor 2: susunan 5 – 7 kata dengan tepat untuk menyatakan makna

Skor 1: susunan 2 – 4 kata untuk menyatakan makna Skor 0: hanya menyebut salah satu obyek pada gambar

3 gambar

- Koherensi/kalimat yang satu

berhubungan dengan kalimat yang lain

Skor 2 diberikan bilamana ada koherensi yang bermakna antar seluruh kalimat Skor 1 bilamana bilamana ada koherensi antar sebagian kalimat

Skor 0 bilamana tidak ada koherensi makna sama sekali

Pemahaman

Kriteria Penilaian Skoring Jumlah Item

- Memahami apa yang dikatakan oleh

orang lain dengan mendengarkan cerita dan menjawab pertanyaan baku yang disediakan.

- Bilamana subyek membenarkan

jawabannya secara spontan, nilai harus diberikan untuk jawaban yang

dibenarkan sesuai dengan kriteria penilaian

Skor 1: jawaban yang benar Skor 0: jawaban yang salah

3 cerita

Percakapan

Kriteria Penilaian Skoring Jumlah Item

- Kemampuan untuk mengekspresikan

diri yang mengarah pada kemampuan untuk membicarakan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki dan yang dialami kepada orang lain

- Tidak mengalami kesulitan untuk

menggunakan kata-kata atau kalimat yang sesuai dan bermakna, yang diucapkan dengan jelas serta

penggunaan bahasa lancar atau tidak terbata-bata

Skor 3: terdapat ungkapan dari keinginan, perasaan, pandangan dan sikapnya, mampu menyampaikan keinginannya agar orang lain melakukan sesuatu, menyatakan keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang,

mengungkapkan dunia khayalnya/imajinasi, serta menginformasikan pengetahuan baru kepada lawan bicaranya

Skor 2: hanya terdapat keinginan, perasaan, pandangan dan sikapnya serta menyampaikan keinginannya agar orang lain melakukan sesuatu.

Skor 1: menyatakan keinginannya hanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang lain.

1 topik

- Mengukur pemahaman yang

didengarnya. Subyek mendengarkan dan menangkap maksud dari lawan bicara lalu menanggapi pembicaraan tersebut dengan tepat

Skor 3: menjawab semua pertanyaan (≥80% dari total pertanyaan) tanpa

repetisi/pengulangan dari lawan bicara dan dapat mengikuti urutan peristiwa yang diperbincangkan

Skor 2: menjawab hanya sebagian besar pertanyaan (50-79% dari total pertanyaan) tanpa direpetisi

Skor 1: mampu menjawab pertanyaan setelah direpetisi oleh lawan bicara serta tidak dapat mengikuti urutan peristiwa yang diperbincangkan

- Mengukur kemampuan mengklarifikasi

atau memberitahu kepada lawan bicara bilamana pesan /informasi baru yang diterima tidak atau belumlah jelas

Skor 3: mampu bertanya lalu menanggapi ketika informasi disampaikan Skor 2: sekadar bertanya namun belum menanggapi

Skor 1: hanya mendengar dan tidak bertanya ataupun menanggapi

Dokumen terkait