B. Tafsir dari Ayat-ayat yang Terkait dengan Penciptaan Langit dan Bumi dalam Tafsir Al-Misbâh dan Tafsir Departemen Agama RI
4. Allah Mencipakan Langit dan Bumi dalam Enam Masa
Persamaan dari penafsiran Al-Misbâh dan Departemen Agama RI adalah bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu dua hari, dan dalam dua hari ini dalam waktu sama seperti di bumi sekarang ini yakni 24 jam perhati atau dua hari menurut perhitungan Allah. Sedangkan perbedaannya tafsir Al-Misbâh mengatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam dua hari dan Allah menciptakan segala keaneka ragaman makanan yang dapat di makan oleh makhluk-Nya di bumi, sedangkan menurut tafsir Departemen Agama RI mengatakan bahwa Allah menciptakan alam semesta dalam dua hari, di hari pertama di awali dengan adanya awan debu yang mengapung di angkasa yang mulai mengecil dan menggumpal, dari sisa-sisa awan debu itu terciptalah planet-planet termasuk bumi, hari kedua menjelaskan proses pembentukan bumi yang di awali pemanasan proton bumi yang kemudian meleleh dan tenggelam ke pusat bumi kemudia bumi membeku, dari pembekuan itulah terciptalah bumi yang pada saat ini sudah di huni oleh segala makhluk hidup.
bahwa Allah memerintahkan manusia untuk mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-perintah-Nya. Setelah itu ayat di atas memperingatkan manusia dengan kejadian yang menimpa umat-umat yang lalu karena enggan mengakui akan keEsaan Allah serta mendurhakai rasul-rasul Allah, untuk menunjukkan kesesatan mereka Allah membuktikan dengan mengurai kisah Nabi Âdam as yang di goda oleh syetan agar mempersekutukan Allah dan mengada-adakan ketentuan nyari‟at dalam hal makanan dan pakaian.
Sebagaimana pendapat Thabâthabâ‟i yang di kutip oleh Quraish Shibah dalam tafsir Al-Misbâh menegaskan bahwa ayat di atas berhubungan dengan ayat-ayat yang lalu karena ayat-ayat yang lalu menjelaskan apa akibatnya bagi manusia yang syirik, lalu ayat di atas mejelaskan bahwa Allah satu-satunya yang mengatur semua makhluk dan semua manusia harus tunduk, taat dan bersyukur.
Ayat di atas menegaskan bahwa sesungguhnya Allah adalah pemelihara dan pembimbing serta yang menciptakan alam semesta dalam enam masa (periode). Kemudian Allah mengatur semua yang diciptakan-Nya sehingga berfungsi dengan apa yang dikehendaki-Nya. Seperti malam yang di tutupi gelap dan siang yang di selimuti oleh cahaya.
Firman-Nya (ما يأ ةتس) sittati ayyâm/enam hari kalimat itu menjadi pembahasan yang sangat panjang oleh kalangan para mufassir, ada yang memahami dalam arti enam kali 24 jam dan ada yang memahami dalam arti hari menurut perhitungan Allah.
Sedangkan menurut Al-Qur`an “sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu”
(QS. Al-Hajj [22]: 47).
Kata hari tidak selalu diartikan sebagai sehari 24 jam, tetapi hari yang dimaksud ayat di atas dimaksud masa/periode tertentu, yang mungkin sangat panjang atau mungkin sangat singkat.
Menurut Sayyid Qurthubi yang dikutip oleh Quraish Shihab, bahwa enam hari menciptakan langit dan bumi adalah termasuk hal yang ghaib yang tidak dapat di lihat dan di alami oleh manusia bahkan seluruh makhluk. Siapa pun yang mampu menentukan kadar waktu untuk apa yang diciptakan oleh Allah, itu nyatanya hanyalah perkiraan dalam memahami perbuatan Allah.
Informasi tentang penciptaan alam semesta dalam enam hari mengisyaratkan tentang qudrah, ilmu dan hikmah Allah swt. Jika mengikuti qudrahnya maka penciptaan alam semesta tidak memerlukan waktu, tetapi ilmu dan hikmahnya malah akan
menunjukkan ketergesa-gesaan dan malah bukan hal yang terpuji karena menghendaki alam semesta tercipta dalam waktu enam hari.
Sebagaimana pendapat Thabâthabâ‟i yang di kutip oleh Quraish Shibah dalam tafsirnya, ia berpendapat bahwa kata (شرع)
„arsy dalam segi bahasa berarti tempat duduk raja/singgasana, hanya Allah yang dapat menduduk di singgasana itu dengan keadaan dan pengaturan-Nya terhadap alam semesta dan seisinya.
Jadi yang dimaksud dengan Dia bersemayam di atas „arsy adalah Allah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu yang sudah diciptakan-Nya.
Kata (نث) tsumma/kemudian, kata tersebut menggambarkan betapa jauh tingkat penguasa „Ars dibanding dengan pendiptaan langit dan bumi.pencipta itu akan selesai jika langit dan bumi sudah tercipta, akan tetapi jika penguasa dan pengatur akan terus-menerus berlanjut, disisi lain kata نث tsumma merupakan bantahan-bantahan kepada orang-orang yahudi yang menyatakan bahwa selesainya menciptakan langit dan bumi dalam enam hari Allah beristirahat di hari ke tujuhnya.
Kata (تار خسه) musakhkharât di ambil dari kata (ر خس) sakhkhar yang berarti menundukkan. Pengajaran dan pengaturan tanpa menerima imbalan dari yang ditundukkan untuknya.
Maksudnya disini bahwa Allah telah menundukkan alam semesta untuk manusia bukan semata-mata Allah menuntut sedikit imbalan dari manusia, kendati itu yang menundukkan semua isi alam semesta untuk dimanfaatka oleh manusia, jangan samapai manusia menjadi merasa angkuh terhadap alam semesta dikarenakan Allah telah menundukkan semua isi alam semesta kepada manusia, tetapi hendaklah manusia bersahabat dengan alam semesta serta bersyukur kepada Allah dengan cara mengkuti semua tuntunan-Nya. Karena hal itulah islam tidak mengenal istilah penundukkan alam, apabila istilah itu malah mengahasilkan permusuhan dan penindasan.
Kata (كرابت) tabârak diambil dari kata (كرب) barak yang berarti menetap dan mantap maksudnya sangat menonjol kebijakan yang di sanding dan di tampakkan oleh Allah.27
Dalam tafsir Departemen Agama RI menyatakan bahwa permulaan ayat di atas Allah menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa). Adapun yang dimaksud dengan enam hari ialah masa yang telah ditentukan
27 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbâh, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 4. h. 135-142.
Allah, bukan enam hari yang kita kenal ini yaitu hari sesudah terciptanya langit dan bumi, sedangkan hari yang di maksud dalam ayat di atas adalah sebelum terciptanya alam semesta. Menurut Maconi (2003) menjelaskan keenam masa tersebut sebagi berikut:
Masa Pertama, yakni masa sejak „Dentuman Besar‟ (Big Bang) dari Singularitaty sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce), ruang waktu mulai memisah. Namun Kontinum Ruang Waktu yang lahir masih bersujud samar-samar, dimana energi materi dan ruang waktu tidak jelas bedanya.
Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi alam semesta, namun alam semesta ini masih jelas bentuknya dan di sebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Gaya Nuklir Kuat memisahkan diri dari Gaya Elektro Lemah, serta mulai terbentuknya materi-materi fundamental. Kemudian alam semesta mulai mengembang.
Masa Ketiga, terbentuknya inti-inti atom di alam semesta Gaya Nuklir Lemar mulai terpisah dengan Gaya Elektromagnetik.
Inti-inti atom tersusun dari quark-quark ini. Masa ini dikenal sebagai masa pembentukan inti-inti atom (Nucleosyntheses) Ruang, waktu serta materi dan energi mulai terpisah.
Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk namun masih dalam keadaan bebas yang belum terikat oleh inti-atom untuk membentuk atom yang stabil.
Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil kemudian memisahnya materi, radiasi, dan jagat raya terus mengembang dan mulai nampak transparan.
Masa Keenam, jagat raya terus mengembang, atom-atom mulai membentuk aggregat menjadi molekul-molekul, makro-molekul, kemudian membentuk proto-galaksi, galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata surya dan planet-planet.
Adapun mengenai lamanya sehari menurut agama hanya Allah saja yang mengetahuinya, sebab dalam Al-Qur`an sendiri ada yang diterangkan bahwa sehari disisi Allah sama dengan seibu tahun (berada pada surah Al-Hajj [22]: 27). Dan ada pula yang diterangkan lima puluh ribu tahun (berada pada surah Al-Ma‟ârij [70]: 4).
Allah menciptakan gunung-gunung yang kokoh di atas bumi.
Dia memberkahi dan menentukan kadar makanan penghuninya dalam empat masa yang sama (cukup) sesuai bagi siapa yang memerlukannya. Kemudian Allah menuju kepada penciptaan langit dan bumi itu masih merupakan asap, Allah berkata kepadanya dan kepada bumi, “Ditanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka atau terpaksa, kemudian keduanya menjawab, „Kami datang dengan suka.‟ Maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Allah mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang terdekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
Dari ayat-ayat diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Penciptaan bumi yang berasal dari gumpalan-gumpalan yang kelihatan seperti asap adalah dua masa dan penciptaan tanah, bukti-bukti, gunung-gunung serta bermacam-macam tumbuh-tumbuhan dan bintang dalam dua masa pula. Dengan demikian sempurnalah penciptaan bumi dan segala isinya dalam empat masa.
2) Penciptaan langit yang berasal dari gumpalan-gumpalan kabut ini dengan segala isinya dalam dua masa pula.
Adapun bagaimana prosesnya kejadian langit dan bumi.
Al-Qur`an tidak menjelaskannya secara terperinci.
Kemudian setelah selesai menciptakan langit dan bumi Allah bersemayam diatas „Arsy mengurus dan mengatur semua urusan yang berhubungan dengan langit dan bumi sesuai dengan ilmu dan kebijaksaan-Nya. Allah menerangkan bahwa Dialah yang menutup siang dan malam, dan hal ini terjadi karena bumi yang terbentuk bulat selalu berputar pada sumbunya di bawah matahari. Allah menerangkan juga bahwa matahari, bulan dan bintang semuanya tunduk di bawah perintah-Nya dan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan-Nya. Semua bergerak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dan diantaranya tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditentukan. Semua itu adalah karena Allah Maha Pencipta lagi Maha Suci Allah Tuhan Alam Semesta. Hanya Allah yang patut disembah, kepada-Nya setiap hamba harus memanjatkan do‟a memohon karunia dan rahmat-Nya.28
b. Surah Al-Furqân [25]: 59.
28 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), Vol. iii, (Jakarta: Tim Penyusun Departemen Agama RI, 2007), Cet. 1, h.
357-361.
“yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy[1071], (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (QS. Al-Furqân [25]: 59).
[1071] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
Dalam tafsir Al-Misbâh ayat di atas merupakan ayat yang masih uraian tentang sifat Allah yang kepada manusia untuk bersifat tawakal. Ayat di atas juga menjelaskan betapa Allah tidak tergesa-gesa walaupun Dia Mahakuasa. Allah menciptakan alam semesta dalam waktu enam hari.
Firman-Nya (مايأ ةتس) sittati ayyâm/enam hari dikarenakan penafsiran dalam kalimat tersebut sama dengan surah Al-A„râf [7]:
54, maka penulis akan meneruskan penjelasannya sesuai dengan ayat yang di atas yakni makna kata (نوحرلا) ar-Rahmân para mufassir berbeda pendapat tentang kedudukan kata tersebut pada ayat di atas. Banyak ulama yang memahami sebagai predikat dari subjek yang tersirat sehingga ia bermakna Dia-lah ar-Rahmân yang bersemayam di „Arsy, lalu dilanjutkan dengan (اريخ هب لأساف) fas‟al bihî khabîran dipahami dalam arti tanyakanlah kepadanya tentang hal itu karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Ibnu
„Âsyûr memahami kalimat fas‟al bihî khabîran sebagai salah satu pribahasa yang tercipta melalui Al-Qur`an. 29
Sedangkan dalam tafsir Departemen Agama RI menyatakan ayat di atas dijelaskan bahwa Allah yang menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya dalam waktu enam masa.
Kata yaum biasanya diterjemahkan sebagai “hari”, tetapi “hari”
dalam ayat ini bukanlah hari yang lamanya dalam sehari semalam 24 jam, tetapi yaum diartikan sebagai “masa”. Kemudian Allah bersemayam di atas „Arsy (lihat juga di Surah Al-A„râf [7]: 54).
Setiap mukmin meyakini bahwa Allah Maha Esa, hidup kekal, yang menciptakan langit, bumi dan segalanya yang ada di antara keduanya dalam waktu enam masa. Allah Maha Pemurah karena rahmat dan karunia-Nya yang amat besar kepada manusia, baik yang beriman maupun yang tidak beriman.
29 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbâh, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 9. h. 126-132.
Bagi orang-orang yang beriman hendaklah mengenal sifat-sifat Allah, karena hal itu akan menambah kemantapan iman. Bagi orang yang belum mengenal sifat-sifat-Nya tersebut hendaklah bertanya kepada orang yang betul-betul mengetahui urusan agama.
Pada masa Rasulallah, jika ada persoalan terkait dengan agama, para sahabat dapat bertanya langsung kepada beliau.
Setelah Rasul wafat kaum muslimin hendaknya bertanya kepada para ulama yang mendalami urusan agama.30
Persamaan dari penafsiran Al-Misbâh dan Departemen Agama RI adalah bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, enam hari yang dimaksud disini adalah hari yang sesuai dengan perhitungan Allah atau hari perhitungan sebelum alam semesta tercipta, namun ada juga yang berpendapat bahwa hari dalam hal ini adalah hari dalam 24 jam perharinya. Sedangkan perbedaannya tafsir Al-Misbâh mengatakan dalam hal penciptaan alam semesta termasuk hal yang ghaib, sedangkan Departemen Agama RI bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, disini Departemen Agama RI mengaitkan pada teori ilmuwan yakni hari pertama adanya Big Bang, hari kedua adanya pembentukan inflasi alam semesta dan kemudian mengembang, hari ketiga terbentuknya inti-inti atom, hari ke empat pembentukan elektron-elektron, hari kelima pembentukan atom yang stabil dan pada hari keenam terbentuklah galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata surya dan planet-planet.
C. Analisis Komparatif Tafsir Al-Misbâh dan Tafsir Departemen