• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alternatif Kelas Eksekutif

D. Alternatif Penyelesaian Masalah

2. Alternatif Kelas Eksekutif

Alternatif 1 pengaturan kelas Eksekutif dengan cara beberapa jurusan tidak dioperasikan yaitu jurusan Surabaya – Merak, Karanganyar – Merak dan Solo – Lampung masing-masing 1(satu) bis. Hal ini disebabkan terjadi kerugian. Perincian pengaturan seperti pada Tabel 21 berikut :

Tabel 21. Alternatif-1 pengaturan penumpang dan pemberangkatan bis kelas Eksekutif

Armada bis dari Surabaya tujuan Jakarta masih terdapat sisa kapasitas 38 kursi sehingga dapat digunakan penumpang Solo tujuan Jakarta : 7 orang. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas (Surabaya – Jakarta) = (3 x 32) – 58(tujuan Jakarta) – 7(dari Solo)

= sisa 31...(1)

Maks Z (Surabaya - Jakarta) = 58(165.000) +7(120.000) +31(0)

= 10.410.000

Kapasitas bis tujuan Bogor dari Surabaya masih terdapat sisa 42 kursi, sisa tersebut dapat membackup over permintaan penumpang dari Madiun tujuan Bogor: 3 orang, penumpang Sragen tujuan Bogor: 5 orang dan penumpang Solo tujuan Bogor: 13 orang. Rincian perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas (Surabaya – Bogor) = (3 x 32) – 54(tujuan Bogor) – 3(dari Madiun) – 5(dari Sragen) – 13(dari Solo)

= sisa 21……….(2)

Maks Z (Surabaya - Bogor) = 54(165.000) +3(135.000) +5(120.000) +

13(120.000) + 21(0)

= 11.475.000

Bis jurusan Surabaya – Merak tersedia 2 bis dan kapasitas masih sisa 16 kursi sehingga dapat digunakan penumpang Karanganyar tujuan Merak: 15 orang. Perhitungan sisa kapasitas dan penjualan tiket sebagai berikut: Sisa kapasitas (Surabaya – Merak) = (2 x 32) – 48(tujuan Merak) – 15(dari Karanganyar)

= sisa 1...(3)

Maks Z (Surabaya - Merak) = 48(190.000) +15(145.000) +1(0)

Armada dari Blitar tujuan Jakarta dapat memenuhi permintaan penumpang sehingga sisa kapasitas hanya 2 kursi. Perhitungan sebagai berikut

Sisa kapasitas (Blitar - Jakarta) = 32(dari Blitar) – 30(tujuan Jakarta) = sisa 2

Maks Z (Blitar - Jakarta) = 30(165.000) +2(0)

= 4.950.000

Untuk jurusan Blitar – Bogor masih tersedia sisa kapasitas 7 kursi maka dapat digunakan penumpang Kediri tujuan Bogor: 3 orang dan tujuan Jakarta: 4 orang. Jadi perhitungan penjualan tiket yaitu:

Sisa kapasitas (Blitar - Bogor) = 32(dari Blitar) – 25(tujuan Bogor) – 3(dari Kediri) – 4(dari Kediri)

= 0...(4)

Maks Z (Blitar - Bogor) = 25(165.000) +7(160.000)

= 5.245.000

Kapasitas bis dari Blitar tujuan Merak masih terdapat sisa 18 kursi, hal ini dapat digunakan penumpang Wonogiri tujuan Merak: 18 orang. Hasil perhitungan yaitu:

Sisa kapasitas (Blitar - Merak) = 32(dari Blitar) – 14(tujuan Merak) – 18(tujuan Merak)

= 0...(5)

Maks Z (Blitar - Merak) = 14(190.000) +18(145.000)

Armada bis tujuan Lampung masih dapat memenuhi permintaan kota Blitar dan terdapat sisa: 20 kursi. Sisa tersebut dapat digunakan untuk penumpang Madiun: 19 orang dan Solo: 1 orang. Rincian perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas (Blitar - Lampung) = 32(dari Blitar) – 12(tujuan Lampung) – 19(dari Madiun) – 1(dari Solo)

= 0...(6)

Maks Z (Blitar - Lampung) =12(250.000) +19(225.000) +1(200.000)

= 7.475.000

Pemberangkatan dari Kediri tujuan Jakarta dapat dipenuhi dengan 1(satu) bis dan over permintaan penumpang telah digabung dengan jurusan Blitar – Bogor. Hasil penjualan tiket yaitu:

Sisa kapasitas (Kediri - Jakarta) = 32(dari Kediri) – 32(tujuan Jakarta) = 0

Maks Z (Kediri - Jakarta) = 32(160.000)

= 5.120.000

Bis tujuan Bogor seperti tujuan Jakarta yaitu over permintaan penumpang telah digabung dengan bis jurusan Blitar – Bogor. Sehingga hasil penjualan tiket Kediri – Bogor sebagai berikut:

Sisa kapasitas (Kediri - Bogor) = 32(dari Kediri) – 28(tujuan Bogor) – 4(tujuan Jakarta)

= 0...(7)

Maks Z (Kediri - Bogor) = 28(160.000) +4(160.000)

= 5.120.000

Untuk jurusan Kediri – Merak terdapat sisa: 3 kursi maka dapat digunakan untuk penumpang tujuan Jakarta. Perincian sebagai berikut:

Sisa kapasitas (Kediri - Merak) = 32(dari Kediri) – 29(tujuan Merak) – 3(tujuan Jakarta)

= 0...(8)

Maks Z (Kediri - Merak) = 29(160.000) +3(185.000)

= 5.195.000

Kapasitas bis jurusan Kediri – Lampung : 15 kursi sehingga dapat digunakan penumpang Sragen: 12 orang dan Solo: 3 orang: Perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas (Kediri - Lampung) = 32(dari Kediri) – 17(tujuan Lampung) – 12(dari Sragen) - 3(dari Solo)

= 0...(9)

Maks Z (Kediri - Lampung) = 17(245.000) +12(205.000) +3(200.000)

= 7.225.000

Armada bis jurusan Tulungagung – Bogor adalah gabungan penumpang tujuan Jakarta sehingga masih terdapat sisa kapasitas : 2 kursi. Rincian sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Tulungagung - Bogor) = 32(dari Tulungagung) – 19(tujuan Jakarta) – 11(tujuan Bogor)

= sisa 2 ...(10)

Maks Z (Tulungagung – Bogor) = 19(145.000) +11(145.000) +2(0)

= 4.350.000

Untuk tujuan Merak masih terdapat sisa kapasitas 8 kursi sehingga dapat digunakan penumpang Ponorogo : 8 orang. Hasil perhitungan yaitu: Sisa kapasitas(Tulungagung - Merak) = 32(dari Tulungagung) – 24(tujuan Merak) – 8(dari Ponorogo)

Maks Z (Tulungagung – Merak) = 24(190.000) +8(170.000)

= 5.920.000

Penumpang dari Ponorogo tujuan Jakarta digabung dengan tujuan Bogor sehingga tidak ada sisa kapasitas. Maka hasil penjualan tiket yaitu Sisa kapasitas(Ponorogo - Bogor) = 32(dari Ponorogo) – 19(tujuan Jakarta) – 13(tujuan Bogor)

= 0…...(12)

Maks Z (Ponorogo – Bogor) = 19(145.000) +13(145.000)

= 4.640.000

Armada tujuan Lampung hanya tersedia 1(satu) bis dan masih terdapat sisa kapasitas 21 kursi sehingga dapat digunakan penumpang Karanganyar: 7 orang dan Solo: 14 orang. Sisa kapasitas dan penjualan tiket sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Ponorogo - Lampung) = 32(dari Ponorogo) – 11(tujuan Lampung) – 14(dari Solo) – 7(dari Karanganyar)

= 0…...(13)

Maks Z (Ponorogo – Lampung) = 11(230.000) +7(200.000)+ 14(200.000)

= 6.730.000

Di kota Madiun terdapat 2(dua)bis tujuan Jakarta tetapi masih tersedia sisa: 26 kursi. Sisa tersebut untuk membackup over penumpang Sragen: 4 orang dan 18 orang dari Karanganyar. Maka perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Madiun - Jakarta) = 2x32(dari Madiun) – 38(tujuan Jakarta) – 4dari Sragen) – 18(dari Karanganyar)

Maks Z (Madiun – Jakarta) = 38(135.000) +4(120.000)+ 18(120.000) +4(0)

= 7.770.000

Over permintaan pada bis jurusan Madiun – Bogor telah dipenuhi dengan digabung penumpang jurusan Surabaya – Bogor. Hasil perhitungan yaitu: Sisa kapasitas(Madiun - Bogor) = 32(dari Madiun) – 32(tujuan Bogor)

= 0

Maks Z (Madiun – Bogor) = 32(135.000)

= 4.320.000

Bis jurusan Madiun – Merak masih terdapat sisa kapasitas 2 kursi dan digunakan untuk memenuhi permintaan di kota Wonogiri yaitu:

Sisa kapasitas(Madiun - Merak) = 32(dari Madiun) – 30(tujuan Merak) – 2(dari Wonogiri)

= 0...(15)

Maks Z (Madiun – Merak) = 30(165.000) +2(145.000)

= 5.240.000

Di kota Sragen terjadi over permintaan tujuan Jakarta: 4 orang tetapi telah dibackup bis dari Madiun. Sehingga perhitungan Sragen – Jakarta yaitu:

Sisa kapasitas(Sragen - Jakarta) = 32(dari Sragen) – 32(tujuan Jakarta) = 0

Maks Z (Sragen – Jakarta) = 32(120.000)

Selain jurusan Jakarta, tujuan Bogor terjadi over permintaan yaitu: 5 orang tetapi telah digabung dengan bis jurusan Surabaya – Bogor. Perhitungan Sragen – Bogor sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Sragen - Bogor) = 32(dari Sragen) – 32(tujuan Sragen) = 0

Maks Z (Sragen – Bogor) = 32(120.000)

= 3.840.000

Untuk jurusan Sragen –Merak tidaka terjadi penggabungan tetapi sisa kapasitas : 8 kursi. Rincian sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Sragen - Merak) = 32(dari Sragen) – 24(tujuan Merak) = sisa 8

Maks Z (Sragen – Mrerak) = 24(150.000) +8(0)

= 3.600.000

Di kota Wonogiri hanya ada 1(satu) bis tujuan Bogor. Penumpang tujuan Merak telah digabung dengan bis Blitar dan Madiun, maka perhitungan jurusan Wonogiri – Bogor yaitu:

Sisa kapasitas(Wonogiri - Bogor) = 32(dari Wonogiri) – 25(tujuan Bogor) = sisa 7

Maks Z (Wonogiri – Bogor) = 25(120.000) +7(0)

= 3.000.000

Pemberangkatan dari Karanganyar hanya 1(satu) bis tujuan Bogor sehingga penumpang tujuan Jakarta sebagian telah digabung dengan bis dari Madiun, tujuan Merak digabung dengan bis dari Surabaya dan tujuan

Lampung digabung dengan bis dari Ponorogo. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Karanganyar - Bogor) = 32(dari Karanganyar) – 16(tujuan Bogor) – 16(tujuan Jakarta)

= 0...(16)

Maks Z (Karanganyar – Bogor) = 16(120.000) +16(120.000)

= 3.840.000

Di Solo disediakan 1(satu) bis jurusan Jakarta dn over permintaan telah dipenuhi dengan bis dari Surabaya. Hasil perhitungan yaitu:

Sisa kapasitas(Solo - Jakarta) = 32(dari Solo) – 32(tujuan Jakarta) = 0

Maks Z (Solo – Jakarta) = 32(120.000)

= 3.840.000

Penumpang tujuan Bogor terjadi over permintaan tetapi telah digabung dengan bis dari Surabaya: Hasil perhitungan khusus Solo – Bogor yaitu: Sisa kapasitas(Solo - Bogor) = 32(dari Solo) – 32(tujuan Jakarta)

= 0

Maks Z (Solo – Bogor) = 32(120.000)

= 3.840.000

Bis jurusan Solo – Merak terdapat sisa 2 kursi, hasil perhitungan yaitu: Sisa kapasitas(Solo - Merak) = 32(dari Solo) – 30(tujuan Merak)

= sisa 2

Maks Z (Solo – Bogor) = 30(120.000) +2(0)

Alternatif 2 adalah pengaturan kelas Eksekutif dengan cara semua jurusan tersebut tetap dioperasikan tetapi pemberangkatan dari Surabaya yang semula 9 bis dikurangi menjadi 6 bis atau dipindahkan ke kota lain seperti:

● ke Madiun semula 4 bis menjadi 5 bis

● ke Sragen semula 3 bis menjadi 4 bis

● ke Solo semula 4 bis menjadi 5 bis

Tabel 22. Alternatif-2 pengaturan penumpang pemberangkatan bis kelas Eksekutif

Bis jurusan Surabaya – Jakarta tersedia 2(dua)bis dan permintaan penumpang dapat terpenuhi maka sisa kapasitas hanya: 6 kursi. Perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Surabaya - Jakarta) = 2 x 32(dari Surabaya) – 58(tujuan Jakarta) = sisa 6

Maks Z (Surabaya – Jakarta) = 58(165.000) + 6(0)

= 9.570.000

Untuk tujuan Bogor, sisa kapasitas hanya 10 kursi maka perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Surabaya - Bogor) = 2 x 32(dari Surabaya) – 54(tujuan Bogor) = sisa 10

Maks Z (Surabaya – Bogor) = 54(165.000) + 10(0)

= 8.910.000

Dampak dari pengurangan armada dari kota Surabaya maka semua permintaan penumpang dapat dipenuhi tanpa ada penggabungan dengan kota lain. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Surabaya - Merak) = 2 x 32(dari Surabaya) – 48(tujuan Merak) = sisa 16

Maks Z (Surabaya – Merak) = 48(190.000) + 16(0)

Permintaan penumpang dari Blitar tujuan Jakarta sudah dipenuhi dengan 1(satu) bis dengan sisa kapasitas: 2 kursi. Perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Blitar - Jakarta) = 32(dari Blitar) – 30(tujuan Jakarta) = sisa 2

Maks Z (Blitar – Jakarta) = 30(165.000) +2(0)

= 4.950.000

Armada bis jurusan Blitar – Bogor masih terdapat sisa kapasitas: 7 kursi maka dapat digunakan penumpang dari Kediri tujuan Bogor: 3 orang dan tujuan Jakarta: 4 orang. Sehingga perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Blitar - Bogor) = 32(dari Blitar) – 25(tujuan Bogor) – 3(dari Kediri) – 4(dari Kediri)

= 0 ...(1)

Maks Z (Blitar – Bogor) = 25(165.000) +3(160.000) +4(160.000)

= 5.245.000

Penumpang tujuan Merak dari Blitar akan digabung dengan sebagian penumpang Wonogiri tujuan Merak sebanyak 18 orang. Rincian perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Blitar - Merak) = 32(dari Blitar) – 14(tujuan Merak) – 18(dari Wonogiri) = 0...(2)

Maks Z (Blitar – Merak) = 14(190.000) +18(145.000)

Kapasitas bis jurusan Blitar – Lampung masih tersisa 20 kursi. Kursi tersebut digunakan untuk kebutuhan penumpang Madiun: 7 orang, penumpang Sragen: 3 orang dan penumpang Karanganyar tujuan Jakarta: 10 orang: Rincian perhitungan yaitu:

Sisa kapasitas(Blitar - Lampung) = 32(dari Blitar) – 12(tujuan Lampung) – 7(dari Madiun) –

3(dari Sragen) – 10(dari Karanganyar)

= 0 ...(3)

Maks Z (Blitar – Lampung) = 12(250.000) +7(225.000) +3(205.000) +

10(120.000)

= 6.390.000

Permintaan penumpang dari Kediri tujuan Jakarta terjadi over permintaan: 7 kursi telah dipenuhi dari bis jurusan Blitar – Bogor dan Kediri – Bogor. Rincian perhitungan penjualan tiket dan kapasitas bis jurusan Kediri – Jakarta yaitu:

Sisa kapasitas(Kediri - Jakarta) = 32(dari Kediri) – 32(tujuan Jakarta) = 0

Maks Z (Kediri – Jakarta) = 32(160.000)

= 5.120.000

Kelebihan permintaan penumpang dari Kediri tujuan Bogor telah dapat dipenuhi dengan menggabung penumpang bis jurusan Blitar – Bogor. Perhitungan pendapatan jurusan bis Kediri – Bogor yaitu:

Sisa kapasitas(Kediri - Bogor) = 32(dari Kediri) – 32(tujuan Bogor) = 0

Maks Z (Kediri – Bogor) = 32(160.000)

= 5.120.000

Kapasitas bis jurusan Kediri – Merak semua dapat dipakai yaitu sisa 3 kursi digunakan penumpang tujuan Jakarta. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Kediri - Merak) = 32(dari Kediri) – 29(tujuan Merak) – 3(tujuan Jakarta) = 0...(4)

Maks Z (Kediri – Merak) = 29(185.000) +3(160.000)

= 5.845.000

Armada jurusan Kediri – Lampung terdapat sisa: 15 kursi sehingga dapat digunakan penumpang dari Sragen : 9 orang. Perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Kediri - Lampung) = 32(dari Kediri) – 17(tujuan Lampung) – 9(dari Sragen) = sisa 6 ...(5)

Maks Z (Kediri – Lampung) = 17(245.000) +9(205.000) +6(0)

= 6.010.000

Untuk bis tujuan Bogor dari Tulungagung adalah gabungan dengan penumpang tujuan Jakarta sehingga perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Tulungagung - Bogor) = 32(dari Kediri) – 19(tujuan Jakarta) – 11(tujuan Bogor) = sisa 2 ...(6)

Maks Z (Tulungagung – Bogor) = 19(165.000) +11(165.000) +2(0)

= 4.950.000

Kapasitas armada bis Tulungagung – Merak masih sisa 8 kursi sehingga digunakan penumpang Ponorogo tujuan Merak. Maka perhitungan yaitu:

Sisa kapasitas(Tulungagung - Merak) = 32(dari Tulungagung) – 24(tujuan Merak) – 8(tujuan Merak) = 0...(7)

Maks Z (Tulungagung – Merak) = 24(190.000) +8(170.000)

= 5.920.000

Penumpang dari Ponorogo tujuan Bogor digabung dengan penumpang tujuan Jakarta sehingga perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Ponorogo - Bogor) = 32(dari Ponorogo) – 19(tujuan Jakarta) – 13(tujuan Bogor) = 0...(8)

Maks Z (Ponorogo – Bogor) = 19(145.000) +13(145.000)

= 4.640.000

Bis jurusan Ponorogo – Lampung terdapat sisa 21 kursi sehingga dapat digabung untuk penumpang Madiun 12 orang dan Karanganyar 7 orang. Perincian sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Ponorogo - Lampung) = 32(dari Ponorogo) – 11(tujuan Lampung) – 12(dari Madiun) – 7(dari Karanganyar)

= sisa 2 ...(9)

Maks Z (Ponorogo – Lampung) = 11(230.000) +12(225.000) +7(200.000)

= 6.630.000

Dari Madiun tujuan Jakarta terdapat 2(dua) bis dan masih dapat digabung dengan penumpang Karanganyar 10 orang sehingga perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Madiun - Jakarta) = 2 x 32(dari Madiun) –38(tujuan Merak) –10(dari Karanganyar) = sisa 16 ...(10)

Maks Z (Madiun – Jakarta) = 38(135.000) +10(120.000) + 16(0)

= 6.330.000

Pemberangkatan dari Madiun tujuan Bogor terdapat 2(dua) bis kapasitas kursi masih dapat digunakan untuk penumpang Sragen: 5 orang dan penumpang Solo: 13 orang. Hasil perhitungan kapasitas dan pendapatan yaitu:

Sisa kapasitas(Madiun – Bogor) = 2x32(dari Madiun) – 30(tujuan Bogor) – 5(dari Sragen) – 13(dari Solo)

= sisa 11 ...(11)

Maks Z (Madiun – Bogor) = 30(135.000) + 5(135.000) + 5(120.000) +

13(120.000) + 11(0)

= 6.885.000

Bis jurusan Madiun – Merak masih terdapat sisa 2 kursi dan dapat dimanfaatkan penumpang kota Wonogiri, maka perhitungan yaitu:

Sisa kapasitas(Madiun - Merak) = 32(dari Madiun) – 30(tujuan Merak) – 2(tujuan Merak) = nihil...(12)

Maks Z (Madiun – Merak) = 30(165.000) +2(145.000)

= 5.240.000

Dari Sragen tujuan Jakarta terdapat 2(dua)bis dan sisa kapasitas 28 kursi, perhitungan pendapatan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Sragen - Jakarta) = 2x32(dari Sragen) – 36(tujuan Jakarta) = sisa 28 .

Maks Z (Sragen – Jakarta) = 36(120.000) +28(0)

= 4.320.000

Kelebihan permintaan penumpang tujuan Bogor dapat di gabung dengan bis jurusan Madiun – Bogor. Perhitungan pendapatan khusus jurusan Sragen – Bogor yaitu:

Sisa kapasitas(Sragen - Bogor) = 32(dari Sragen) – 32(tujuan Bogor) = 0

Maks Z (Sragen – Jakarta) = 32(120.000)

= 3.840.000

Untuk jurusan Sragen – Merak terdapat sisa kapasitas 8 kursi sehingga perhitungan pendapatan tiket yaitu:

Sisa kapasitas(Sragen - Merak) = 32(dari Sragen) – 24(tujuan Merak) = sisa 8

Maks Z (Sragen – Merak) = 24(150.000) + 8(0)

= 3.600.000

Di kota Wonogiri hanya terdapat tujuan Bogor, sehingga tujuan Merak telah digabung dengan jurusan Blitar – Merak dan Madiun – Merak. Maka perhitungan kapasitas sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Wonogiri - Bogor) = 32(dari Wonogiri) – 25(tujuan Bogor) = sisa 7

Maks Z (Wonogiri – Bogor) = 25(120.000)

Penumpang tujuan Bogor dari Karanganyar adalah digabung dengan penumpang tujuan Jakarta sehingga perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Karanganyar - Bogor) = 32(dari Karanganyar) – 14(tujuan Jakarta) -16(tujuan Bogor) = sisa 2...(13)

Maks Z (Karanganyar – Bogor) = 14(120.000) +16(120.000)

= 3.600.000

Bis jurusan Karanganyar – Merak masih tersedia sisa 2 kursi sehingga dapat dimanfaat penumpang kota Solo dan perhitungan sebagai berikut: Sisa kapasitas(Karanganyar - Merak) = 32(dari Karanganyar) – 15(tujuan Merak) -2(dari Solo)

= sisa 15...(14)

Maks Z (Karanganyar – Merak) = 15(145.000) +2(145.000)

= 2.465.000

Pemberangkatan dari Solo tujuan Jakarta terdapat 2(dua) bis dan sisa kapasitas tersedia: 25 kursi maka perhitungan sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Solo - Jakarta) = 2x32(dari Solo) – 39(tujuan Jakarta) = sisa 25

Maks Z (Solo – Jakarta) = 39(120.000)

= 4.680.000

Permintaan penumpang tujuan Bogor terjadi over kapasitas tetapi dapat dipenuhi dengan digabung dengan jurusan Madiun – Bogor. Perhitungan penumpang Jakarta – Bogor sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Solo - Bogor) = 32(dari Solo) – 32(tujuan Bogor) = 0

Maks Z (Solo – Bogor) = 32(120.000)

= 3.840.000

Penggabungan penumpang terjadi bis tujuan Merak yaitu 2 orang telah digabung dengan bis jurusan Karanganyar – Merak, 11 orang digabung dengan bis jurusan Solo – Lampung. Sehingga perhitungan pendapatan bis jurusan Solo – Merak sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Solo - Merak) = 32(dari Solo) – 17(tujuan Merak) = sisa 15

Maks Z (Solo – Bogor) = 17(145.000) +15(0)

= 2.465.000

Armada bis jurusan Solo – Lampung terdapat gabungan penumpang tujuan Merak sebanyak 11 orang. Rincian perhitungan sebagai berikut: Sisa kapasitas(Solo - Lampung) = 32(dari Solo) – 11(tujuan Merak) – 18(tujuan Lampung)

= sisa 3...(15)

Maks Z (Solo – Bogor) = 11(145.000) +18(200.000) +3(0)

= 5.195.000

Rekapitulasi keuntungan kelas Eksekutif sebelum optimasi dan sesudah optimasi seperti pada Tabel 23 sebagai berikut :

Tabel 23. Rekapitulasi Keuntungan bis kelas Eksekutif

Dokumen terkait