• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelas SUPER EKSEKUTIF

C. Penyelesaian Masalah

1. Kelas SUPER EKSEKUTIF

Penyelesaian pengaturan pemberangkatan digunakan bantuan tabel transportasi sebagai berikut:

Tabel 12: Pengaturan penumpang pemberangkatan bis kelas Super Eks

Pemberangkatan dari kota Kediri adalah 1 (satu) unit bis dengan kapasitas 22 kursi penumpang dengan jurusan Kediri – Merak. Permintaan penumpang tujuan Merak sebanyak 6 (enam) orang dan tujuan Jakarta sebanyak 7 (tujuh) orang. Akses jalan raya yang ke kota Merak adalah melewati kota Jakarta maka penumpang tujuan Merak dan Jakarta digabung dalam satu bis. Kapasitas kursi penumpang bis bersisa

9 (sembilan) kursi sehinngga dapat digunakan penumpang Solo tujuan Merak sebanyak 5 orang. Perhitungan sisa kapasitas dan penjualan tiket sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 22 - 6 (tujuan Merak) – 7(tujuan Jakarta) – 5 (dari Solo) = 4 kursi …... (1)

Maksimum Z Kediri - Merak = 7(190.000)+6(215.000)+5(175.000) +4(0)

= 3.495.000

Bis jurusan Merak yang lain yaitu dari kota Sragen dengan permintaan penumpang tujuan Merak sebanyak 7 (tujuh) orang dan tujuan Jakarta sebanyak 5 (lima) orang. Di kota Karanganyar terdapat permintaan penumpang tujuan Merak maka dapat digabung dengan bis dari Sragen, perhitungan sisa kapasitas yaitu :

Perhitungan sisa kapasitas = 22 - 7(tujuan Merak) – 5(tujuan Jakarta) - 8(dari Karanganyar) = 2 kursi …...…… (2) Maksimum Z Sragen – Merak = 5(150.000)+7(180.000)+8(175.000) +2(0)

= 3.410.000

Kota Karanganyar hanya terdapat jurusan Karanganyar – Bogor dan permintaan penumpang tujuan tersebut sebanyak 4 (empat) orang. Tetapi ada permintaan penumpang tujuan Merak sebanyak 8 (delapan) orang dan tujuan Jakarta sebanyak 7 (tujuh) orang. Tujuan Merak dapat digabung dengan pemberangkatan dari Sragen dan tujuan Jakarta dapat digabung dengan jurusan Karanganyar - Bogor. Tetapi tujuan Bogor masih terdapat sisa kapasitas 11 kursi maka dapat digunakan penumpang Solo tujuan Bogor. Perhitungan pendapatan dan sisa kapasitas kursi penumpang yaitu :

Perhitungan sisa kapasitas = 22 - 7(tujuan Jakarta) – 4(tujuan Bogor) – 9(dari Solo) = 2 kursi ……... (3)

Maksimum Z Karanganyar - Bogor = 7(145.000)+4(145.000)+9(145.000) +2(0)

= 2.900.000

Untuk memenuhi permintaan penumpang dari kota Solo yaitu PO. Rosalia Indah menyediakan jurusan Solo – Jakarta. Di kota Solo dan sekitarnya terdapat permintaan penumpang tujuan Merak sebanyak 5(lima) orang. Permintaan penumpang tujuan Bogor dapat digabung dengan pemberangkatan dari Karangnyar dan penumpang tujuan Merak digabung bis dari Kediri.

Perhitungan sisa kapasitas = 22 - 8 (tujuan Jakarta) = 14 kursi

Maksimum Z Solo - Jakarta = 8(145.000) +14(0)

= 1.160.000

2. Kelas EKSEKUTIF

Pengaturan pemberangkatan bis kelas Eksekutif digunakan bantuan tabel transportasi sebagai berikut:

Surabaya dan sekitarnya terdapat 9(sembilan) bis dengan jurusan Surabaya – Merak, Surabaya – Bogor dan Surabaya – Jakarta masing- masing sebanyak 3(tiga) unit bis. Permintaan penumpang tujuan Jakarta sebanyak 58 orang dan masih ada sisa kapasitas 38 sehingga dapat digunakan penumpang Solo yang terdapat over permintaan sebanyak 7 orang Perincian pengaturan penumpang bis dan pendapatan tiket dari kota Surabaya tujuan Jakarta dan sekitarnya sebagai berikut:.

Perhitungan sisa kapasitas = (3 x 32) – 58 (tujuan Jakarta) – 7 (dari Solo)

= 31 kursi ...(1)

Maks Z Surabaya - Jakarta = 58(165.000) +7(120.000) + 31(0)

= 11.570.000

Kota Madiun, Sragen dan Solo terdapat kelebihan permintaan untuk tujuan Bogor yaitu 3 orang, 5 orang dan 13 orang. Penumpang dari Madiun, Sragen dan Solo untuk tujuan Bogor dapat digabung dengan jurusan Surabaya – Bogor. Hasil perhitungan sisa kapasitas dan penjualan tiket sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = (3x32) - 54(dari Surabaya) – 3(dari Madiun) – 5(dari Sragen) – 13 (dari Solo)

= 21 kursi...(2)

Maks Z Surabaya - Bogor = 54(165.000) + 3(135.000) + 5(120.000)+

13(120.000) + 21(0)

= 11.475.000

Penumpang tujuan Merak sebanyak 48 orang maka perhitungan penjualan tiket Surabaya – Merak sebagai berikut :

Perhitungan sisa kapasitas = (3 x 32) – 48 (tujuan Merak) = 48 kursi

Maks Z Surabaya - Merak = 48(190.000) + 48(0)

= 9.120.000

Permintaan penumpang dari Blitar tujuan Jakarta sebanyak 30 orang, tujuan Bogor sebanyak 25 orang, tujuan Merak sebanyak 14 orang dan Lampung sebanyak 12 orang. Perhitungan kapasitas dan penjualan tiket Blitar – Jakarta yaitu

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 30(tujuan Jakarta) = 2 kursi

Maks Z Blitar - Jakarta = 30(165.000) + 2(0)

= 4.950.000

Bis jurusan Blitar – Bogor terdapat kelebihan kapasitas sebanyak 7 kursi maka digabung dengan penumpang Kediri. Dimana kota Kediri terdapat kelebihan permintaan tujuan Bogor sebanyak 3 orang dan tujuan Jakarta 4 orang maka perhitungan kapasitas dan penjualan tiket sebagai berikut: Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 25(tujuan Bogor) – 3(dari Kediri) – 4(dari Kediri)

= 0 ... (3)

Maks Z Blitar - Bogor = 25(165.000) +3(160.000) +4(160.000)

= 5.245.000

Untuk tujuan Merak terdapat kelebihan kapasitas sebanyak 38 kursi dan kota Wonogiri terdapat permintaan 20 orang tetapi tidak ada jurusan Wonogiri – Merak. Maka penumpang Wonogiri dapat digabung dengan jurusan Blitar – Merak. Perhitungan kapasitas dan hasil penjualan tiket yaitu:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 14(tujuan Merak) – 18(dari Wonogiri)

= 0... (4)

Maks Z Blitar - Merak = 14(190.000) + 18(145.000)

= 5.270.000

Kapasitas bis jurusan Blitar – Lampung terdapat kelebihan sebanyak 20 kursi maka dapat digabung dengan kota lain yang tidak mempunyai jurusan Lampung yaitu Madiun. Dimana permintaan penumpang tujuan Lampung dari kota Madiun sebanyak 19 orang, maka perhitungan kapasitas dan hasil penjualan tiket sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 12(tujuan Lampung) – 19(dari Madiun)

= sisa 1...(5)

Maks Z Blitar - Lampung = 12(250.000) +19(225.000) +1(0)

= 7.275.000

Pemberangkatan bis dari kota Kediri dan sekitarnya adalah 4(empat) bis dengan kapasitas 128 kursi penumpang. Dengan perincian jurusan Kediri – Lampung, Kediri – Merak, Kediri – Bogor dan Kediri – Jakarta masing-masing sebanyak 1(satu) unit bis. Permintaan penumpang tujuan Lampung sebanyak 17 orang, tujuan Merak sebanyak 29 orang, tujuan Jakarta sebanyak 39 orang dan tujuan Bogor sebanyak 35 orang. Untuk tujuan Jakarta dan Bogor terdapat kelebihan permintaan tetapi dapat dipenuhi atau digabung dengan jurusan Blitar – Bogor. Perincian pengaturan penumpang bis dan hasil penjualan tiket dari kota Kediri tujuan Jakarta sebagai berikut:.

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 32(tujuan Jakarta) = 0

Maksimum Z Kediri - Jakarta = 32(170.000)

= 5.440.000

Hasil perhitungan pendapatan bis jurusan Kediri – Bogor yaitu: Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 32(tujuan Bogor)

= 0

Maksimum Z Kediri - Bogor = 32(160.000)

= 5.120.000

Rincian hasil pendapatan bis jurusan Kediri – Merak sebagai berikut: Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 29(tujuan Merak)

= sisa 3

Maksimum Z Kediri - Merak = 29(185.000) +3(0)

= 5.365.000

Bis jurusan Kediri – Lampung terdapat kelebihan kapasitas sebanyak 15 kursi maka bis tersebut dapat memenuhi permintaan kota Sragen untuk tujuan Lampung yaitu sebanyak 12 orang. Hasil perhitungan kapasitas dan penjualan tiket Kediri – Lampung yaitu:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 17(tujuan Lampug) – 12(dari Sragen)

= 3 kursi ...(6)

Maksimum Z Kediri - Lampung = 17(245.000) +12(205.000) +3(0)

= 6.625.000

Kota Tulungagung hanya terdapat 2(dua) pemberangkatan bis dengan tujuan Merak dan Bogor. Permintaan penumpang tujuan Merak

sebanyak 24 orang, tujuan Jakarta sebanyak 11 orang dan tujuan Bogor sebanyak 19 orang. Pengaturan penumpang tujuan Jakarta dapat digabung dengan tujuan Bogor maka hasil perhitungan kapasitas dan penjualan tiket yaitu:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 11(tujuan Bogor) - 19(tujuan Jakarta)

= 2 kursi ...(7)

Maksimum Z Tulungagung - Bogor = 11(165.000) +19(165.000) +2(0)

= 4.950.000

Untuk jurusan Tulungagung – Merak masih terdapat sisa kapasitas 8 kursi, maka dapat dimanfaatkan untuk menggabung penumpang di Ponorogo dengan permintaan sebanyak 8 orang. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 24 (tujuan Merak) – 8 (dari Ponorogo)

= 0... ...(8)

Maksimum Z Tulungagung - Merak = 24(190.000) +8(170.000)

= 5.920.000

Kota sebelah selatan Madiun yaitu Ponorogo hanya terdapat 2(dua) bis jurusan Ponorogo – Lampung dan Ponorogo – Bogor. Penumpang tujuan Lampung sebanyak 11 orang, Jakarta sebanyak 19 orang dan tujuan Bogor sebanyak 13 orang. Apabila di kota Ponorogo terdapat penumpang tujuan Jakarta maka penumpang tersebut dapat digabung dengan bis tujuan Bogor. Penumpang tujuan Merak telah digabung dengan tujuan Tulungagung - Merak. Perhitungan penjualan tiket dan kapasitas sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 - 13(tujuan Bogor) - 19(tujuan Jakarta)

Maksimum Z Ponorogo - Bogor = 13(145.000) +19(145.000)

= 4.640.000

Armada bis jurusan Ponorogo – Lampung masih mempunyai sisa kapasitas 21 kursi. Sisa tersebut di manfaatkan dengan menggabung penumpang di Karanganyar sebanyak 7 orang karena tidak ada pemberangkatan di kota tersebut. Hasil perhitungan yaitu:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 11(tujuan Lampung) – 7(dari Karanganyar

= 14 kursi ...(10)

Maksimum Z Ponorogo - Lampung = 11(230.000) +7(200.000) +14(0)

= 3.930.000

Jumlah armada yang berangkat dari Madiun dan sekitarnya adalah 4(empat) unit dengan perincian jurusan Madiun – Merak, Madiun – Bogor masing-masing sebanyak 1(satu) bis dan tujuan Madiun – Jakarta sebanyak 2(dua) bis. Permintaan penumpang tujuan Lampung sebanyak 19 orang, tujuan Merak sebanyak 30 orang, tujuan Jakarta sebanyak 38 orang dan tujuan Bogor sebanyak 35 orang. Jurusan Madiun – Jakarta masih terdapat sisa kapasitas sebanyak 26 kursi maka dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kota Sragen over permintaan 4 orang. Selain itu dapat memenuhi permintaan kota Karanganyar sebanyak 18 orang, maka perhitungan jurusan Madiun – Jakarta sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = (2x32) -38(tujuan Jakarta) -4(dari Sragen) -18(dari Karanganyar) = 4 kursi ...(11) Maksimum Z Madiun – Jakarta = 38(135.000) +4(120.000) +18(120.000) +4(0)

Untuk melayani permintaan tujuan Bogor yaitu sebagian penumpang sebanyak 3(tiga) orang dapat digabung dengan pemberangkatan dari Surabaya. Hasil perhitungan penjualan tiket sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 32 (tujuan Bogor) = 0

Maksimum Z Madiun - Bogor = 32(135.000)

= 4.320.000

Armada bis jurusan Madiun – Merak masih tersedia sisa kapasitas 2(dua) kursi maka dapat digunakan untuk kebutuhan kota Wonogiri dengan permintaan 2(dua) orang. Perincian perhitungan yaitu:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 30 (tujuan Merak) -2 (dari Wonogiri)

= 0...(12)

Maksimum Z Madiun - Merak = 30(165.000) +2(145.000)

= 5.240.000

Permintaan penumpang tujuan Lampung sebanyak 19 orang telah terpenuhi dengan digabung bis dari Blitar.

Untuk memenuhi kebutuhan penumpang kota Sragen dan sekitarnya perusahaan menyediakan sebanyak 3(tiga) bis. Dengan perincian jurusan yaitu Sragen – Merak, Sragen – Bogor dan Sragen - Jakarta masing-masing sebanyak 1(satu)bis. Rata-rata penumpang per hari tujuan Lampung sebanyak 12 orang dan dapat dipenuhi dengan bis jurusan Kediri – Lampung. Penumpang tujuan Merak sebanyak 24 orang maka perhitungan hasil penjualan dan sisa kapasitas sebagai berikut :

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 24 (tujuan Merak) = 8 kursi

Maksimum Z Sragen - Merak = 24(150.000) +8(0)

= 3.600.000

Permintaan penumpang tujuan Jakarta rata-rata sebanyak 36 orang atau

terjadi over permintaan sebanyak 4 orang. Kelebihan permintaan tersebut

dapat dipernuhi dengan cara digabung bis jurusan Madiun – Jakarta. Perhitungan hasil penjualan dan sisa kapasitas jurusan Sragen – Jakarta sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 32 (tujuan Jakarta) = 0

Maksimum Z Sragen - Jakarta = 32(120.000)

= 3.840.000

Hasil perhitungan penumpang tujuan Sragen - Bogor sebanyak 37 orang setelah sebagian penumpang digabung bis jurusan Surabaya – Bogor yaitu :

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 32 (tujuan Bogor) = 0

Maksimum Z Sragen - Bogor = 32(120.000)

= 3.840.000

Di kota Wonogiri hanya terdapat jurusan yaitu Wonogiri – Bogor. Rata-rata penumpang perhari tujuan Merak sebanyak 20 orang dan tujuan Bogor sebanyak 25 orang. Sehubungan tidak ada jurusan Merak maka penumpang tersebut dapat dipenuhi dengan digabung bis dari

Blitar dan Madiun. Perincian perhitungan jurusan Wonogiri - Bogor sebagai berikut:.

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 25 (tujuan Bogor) = 7 kursi

Maksimum Z Wonogiri - Bogor = 25(120.000) + 7(0)

= 3.000.000

Pemberangkatan bis dari kota Karanganyar dan sekitarnya sebanyak 2(dua) bis dengan jurusan Karanganyar – Bogor dan Karanganyar – Merak. Di kota tersebut terdapat permintaan penumpang tujuan Lampung sebanyak 7 orang dan dapat dipenuhi dengan cara digabung bis dari Ponorogo. Penumpang tujuan Jakarta sebanyak 34 orang dimana sebagian penumpang bisa dipenuhi dengan penggabungan bis jurusan Karanganyar – Bogor sebanyak 16 orang dan digabung bis jurusan Madiun – Jakarta sebanyak 18 orang. Perhitungan bis jurusan Karanganyar – Bogor setelah ada penggabungan penumpang Jakarta sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 16 (tujuan Bogor) – 16 (tujuan Jakarta)

= 0...(13)

Maksimum Z Karanganyar - Bogor = 16(120.000) +16(120.000)

= 3.840.000

Rata-rata penumpang tujuan Merak sebanyak 15 orang hari maka perhitungan penjualan tiket dan kapasitas jurusan Karanganyar – Merak sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 15 (tujuan Merak) = 17 kursi

MaksimumKaranganyar - Merak = 15(145.000) + 17(0)

= 2.175.000

Untuk melayani kebutuhan penumpang di kota Solo dan sekitarnya, perusahaan menyediakan 4(empat) bis dengan jurusan Solo

– Lampung, Solo – Merak, Solo - Bogor dan Solo – Jakarta. Rata-rata

penumpang tujuan Jakarta sebanyak 39 orang perhari atau terjadi over permintaan 7 orang. Solusi untuk tujuan Jakarta dengan cara penumpang tersebut digabung dengan bis jurusan Surabaya – Jakarta. Perhitungan tujuan Solo – Jakarta sebagai berikut :

Perhitungan sisa kapasitas = 32 - 32 (tujuan Jakarta) = 0

Maksimum Z Solo - Jakarta = 32(120.000)

= 3.840.000

Penumpang tujuan Bogor terdapat over permintaan 14 orang dari 45 orang karena kapasitas hanya 32 kursi. Solusi over permintaan dilakukan dengan penggabungan penumpang bis jurusan Surabaya – Bogor. Hasil perhitungan penjualan tiket Solo – Bogor sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 - 32 (tujuan Jakarta) = 0

Maksimum Z Solo - Bogor = 32(120.000)

= 3.840.000

Perhitungan kapasitas dan penjualan tiket jurusan Solo – Merak dilaksanakan sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 30 (tujuan Merak) = 2 kursi

Maksimum Z Solo - Merak = 30(145.000) +2(0)

= 4.350.000

Hasil perhitungan pendapatan bis jurusan Solo – Lampung yaitu: Perhitungan sisa kapasitas = 32 - 18 (tujuan Lampung)

= 14 kursi

Maksimum Z Solo - Lampung = 18(200.000) + 14(0)

= 3.600.000

3. Kelas VIP

Pengaturan pemberangkatan digunakan bantuan tabel transportasi sebagai berikut:

Pemberangkatan bis kelas VIP di Jawa Timur hanya di kota Blitar dengan jurusan Blitar – Bogor. Permintaan penumpang di kota tersebut untuk tujuan Bogor sebanyak 6 orang dan tujuan Jakarta sebanyak 4 orang. Selain kota Blitar terdapat permintaan penumpang tetapi tidak ada pemberangkatan bis yaitu kota Kediri dan Madiun. Permintaan penumpang dari Kediri tujuan Jakarta sebanyak 5 (lima) orang dan Bogor sebanyak 4 (empat) orang. Di kota Madiun terdapat permintaan tujuan Jakarta sebanyak 4 (empat) orang adan Bogor sebanyak 3(tiga) orang. Permintaan tujuan Bogor di kota Sragen sebanyak 5 (lima) orang Penumpang dari Kediri, Madiun dan Sragen dapat digabung dengan jurusan Blitar – Bogor. Perincian perhitungan kapasitas dan penjuatan tiket sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 4(tujuan Jakarta) – 6(tujuan Bogor) – 4(dari Kediri) – 5(dari Kediri) – 4(dari Madiun) –3(dari Madiun)–5(dari Sragen) = 1 kursi ...(1)

Maksimum Z Blitar - Bogor = 4(130.000) +6(130.000) +4(125.000) +5(125.000) + 4(100.000) +3(100.000) +5(95.000) +1(0)

= 3.600.000

Permintaan penumpang dari Sragen tujuan Jakarta sebanyak 9 orang, tujuan Bogor sebanyak 5 orang dan tujuan Merak sebanyak 7 orang. Tetapi di kota tersebut hanya terdapat jurusan Sragen – Merak. Tujuan Bogor dapat digabung dengan jurusan Blitar – Bogor dan untuk tujuan Jakara di gabung Sragen – Merak. Di kota Karanganyar terdapat tujuan Merak tetapi kota tersebut tidak ada pemberangkatan maka dapat digabung dengan jurusan Sragen – Merak. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 7(tujuan Merak) –9(tujuan Jakarta) – 8(dari Karanganyar) = 8 kursi.. ...(2)

Maksimum Z Sragen - Merak = 9(95.000) +7(115.000) +8(100.000) +7(0)

= 2.460.000

Di kota Karanganyar dan sekitarnya hanya terdapat 1 (satu) bis dengan jurusan Karanganyar – Bogor dan permintaan penumpang sebanyak 9 orang. Permintaan tujuan Jakarta sebanyak 10 orang dapat dipenuhi dengan menggabungkan penumpang jurusan Karanganyar – Bogor. Untuk penumpang tujuan Merak sebanyak 8 orang dapat dipenuhi dari jurusan Sragen - Merak. Sedangkan penumpang Solo tujuan Bogor dapat digabung dengan jurusan Karanganyar – Bogor. Hasil perhitungan jurusan Karanganyar - Bogor sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 –9 (tujuan Bogor) –10 (tujuan Jakarta) –9 (dari Solo) = 4 kursi ...(3)

Maksimum Z Karanganyar - Bogor = 10(90.000) +9(90.000) +9(90.000) +4(0)

= 2.520.000

Untuk memenuhi permintaan penumpang bis dari kota Solo, perusahaan menyediakan 1 (satu) bis dengan jurusan Solo – Merak dengan rata-rata penumpang sebanyak 10 orang per hari. Permintaan penumpang Solo tujuan Jakarta sebanyak 9 orang dan penumpang tersebut dapat dipenuhi dari jurusan Solo - Merak. Penumpang tujuan Bogor sebanyak 9 orang dapat digabung dengan Karanganyar– Bogor. Perincian pengaturan penumpang bis dari kota Solo tujuan Merak sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 32 – 10 (tujuan Merak) – 9 (tujuan Jakarta)

= 13 kursi ...(4)

Maksimum Z Solo - Merak = 9(90.000) +10(100.000) +13(0)

= 1.810.000

4. Kelas PATAS

Penyelesaian pengaturan pemberangkatan digunakan bantuan tabel transportasi sebagai berikut:

Pemberangkatan dari kota Blitar dan sekitarnya adalah 2(dua) bis dengan tujuan Bogor dan Merak. Rata-rata penumpang per hari jurusan Blitar – Bogor sebanyak 17 orang dan Blitar – Merak sebanyak 24 orang. Di kota tersebut tedapat penumpang tujuan Jakarta sebanyak 28 orang. Memenuhi kebutuhan tujuan Jakarta dapat digabung dengan tujuan Merak. Kapasitas kursi jurusan Blitar – Bogor masih sisa 37 kursi, hal ini masih dapat digunakan memenuhi permintaan dari kota lain yaitu Kediri sebanyak 12 orang, Blitar sebanyak 13 orang dan Sragen sebanyak 12 orang. Hasil perhitungan pendapatan jurusan Blitar – Bogor yaitu :

Sisa kapasitas(Blitar – Bogor) = 54 – 17(tujuan Bogor) – 12(dari Kediri) – 13(dari Madiun) –

12 (dari Sragen)

= 0...(1)

Maksimum Z Blitar – Bogor = 17(105.000) + 12(95.000) + 13(85.000) +

12(80.000)

= 4.990.000

Pendapatan jurusan Blitar – Merak setelah ada penggabungan penumpang Jakarta sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Blitar – Merak) = 54 – 24 (tujuan Merak) – 28 (tujuan Jakarta)

= 2 kursi ...(2)

Maksimum Z Blitar – Merak = 24(125.000) +28(105.000) +2(0)

= 5.940.000

Untuk memenuhi permintaan penumpang dari kota Kediri dan sekitarnya, perusahaan menyediakan 2(dua) bis dengan jurusan Kediri – Jakarta dan Kediri - Merak. Penumpang tujuan Jakarta rata-rata

sebanyak 19 orang, tujuan Bogor sebanyak 12 orang dan tujuan Merak sebanyak 17 orang. Karena tidak ada bis tujuan Bogor maka penumpang tersebut digabung dengan bis jurusan Blitar – Bogor. Bis jurusan Kediri – Jakarta masih terdapat sisa kapasitas 35 kursi, sisa tersebut digunakan penumpang dari Madiun. Hal ini disebabkan perusahaan tidak menyediakan bis untuk kota Madiun. Perincian pengaturan penumpang bis dan penjualan tiket Kediri – Jakarta. dari kota Kediri dan sekitarnya sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Kediri – Jakarta) = 54 – 19 (tujuan Jakarta) – 19 (dari Madiun)

= 20 kursi ...(3)

Maksimum Z Kediri - Jakarta = 19(95.000) +35(85.000) +20(0)

= 3.080.000

Bis jurusan Kediri – Merak kapasitas 54 kursi masih terdapat sisa 37 kursi, sisa tersebut digunakan untuk penumpang di Karanganyar tujuan Merak sebanyak 29 orang. Perhitungan kapasitas dan penjualan tiket Kediri – Merak yaitu:

Sisa kapasitas(Kediri – Merak) = 54 – 17 (tujuan Merak) – 29 (dari Karanganyar) = 8 kursi ...(4)

Maksimum Z Kediri - Merak = 17(120.000) +29(95.000) +8(0)

= 4.795.000

Di kota Tulungagung dan sekitarnya hanya terdapat 1(satu) bis jurusan Tulungagung – Jakarta. Permintaan penumpang tujuan Jakarta sebanyak 14 orang. Kapasitas jurusan tersebut masih terdapat sisa 40 kursi, maka dapat digunakan di Solo yang mempunyai permintaan penumpang 38 orang. Perincian pengaturan penumpang bis dari kota Tulungagung dan sekitarnya sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Tulungagung – Jakarta) = 54 – 14 (tujuan Jakarta) – 28 (dari Solo)

= 12 kursi ...(5)

Maksimum ZTulungagung - Jakarta = 14(105.000) +28(75.000)

= 3.570.000

Permintaan penumpang di kota Ponorogo tujuan Jakarta rata-rata perhari sebanyak 12 orang dan tujuan Merak sebanyak 11 orang. Bis yang tersedia hanya jurusan Ponorogo – Merak, maka penumpang tujuan Jakarta dapat digabung dengan tujuan Merak. Kapasitas yang tersedia masih sisa 31 kursi sehingga dapat digunakan penumpang Madiun tujuan Merak sebanyak 14 orang. Perincian pengaturan penumpang bis dari kota Ponorogo dan sekitarnya sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Ponorogo – Merak) = 54 – 12(tujuan Jakarta) –11(tujuan Merak) –14(dari Madiun) = 17 kursi ...(6)

Maksimum Z Ponorogo - Merak = 12(90.000)+11(110.000)+14(105.000)+17(0)

= 3.760.000

Armada bis dari kota Sragen hanya tersedia 1(satu) bis jurusan Sragen – Merak. Permintaan penumpang tujuan Jakarta sebanyak 21 orang, Bogor sebanyak 12 orang dan Merak sebanyak 23 orang. Penumpang tujuan Bogor dapat dipernuhi dengan digabung bis jurusan Blitar – Bogor. Perincian kapasitas dan pendapatan penjualan tiket sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Sragen – Merak) = 54 – 21 (tujuan Jakarta) – 23 (tujuan Merak)

= 10 kursi ...(7)

Maksimum Z Sragen - Merak = 21(80.000) +23(100.000)

Penumpang bis tujuan Jakarta dari kota Karanganyar rata-rata sebanyak 28 orang, tujuan Bogor sebanyak 16 orang dan tujuan Merak sebanyak 29 orang. Armada tersedia hanya jurusan Karanganyar – Bogor sebanyak 1(satu)bis. Penumpang tujuan Jakarta dapat digabung dengan tujuan Bogor dan penumpang tujuan Merak digabung dengan bis Kediri – Merak. Hasil pengaturan penumpang bis dari kota Karanganyar sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Karanganyar – Bogor) = 54 – 16 (tujuan Bogor) – 26 (tujuan Jakarta) = 12 kursi ...(8)

Maksimum Z Karanganyar - Bogor = 26(75.000) +16(75.000) +12(0)

= 3.150.000

Di Solo terdapat 2 (dua) bis dengan jurusan Solo – Bogor dan Solo - Merak. Penumpang tujuan Jakarta: 38 orang dan sebagian telah digabung dengan bis dari Tulungagung sehingga 10 penumpang akan digabung bis tujuan Merak. Perhitungan penjualan tiket bis Solo – Merak sebagai berikut:

Sisa kapasitas(Solo – Merak) = 54 – 39 (tujuan Merak) – 10 (tujuan Jakarta) = 5 kursi...(9)

Maksimum Z Solo - Merak = 39(95.000) +10(75.000)

= 4.455.000

Hasil penjualan tiket dan sisa kapasitas jurusan Solo – Bogor yaitu: Sisa kapasitas(Solo – Bogor) = 54 – 32 (tujuan Bogor)

= 22 kursi

Maksimum Z Solo - Bogor = 32(75.000) +22(0)

5. Kelas EKONOMI

Penyelesaian pengaturan pemberangkatan digunakan bantuan tabel transportasi sebagai berikut:

Tabel 16. Pengaturan pemberangkatan bis kelas Ekonomi

Permintaan penumpang di kota Blitar tujuan Jakarta rata-rata sebanyak 33 orang, tujuan Bogor sebanyak 21 orang dan tujuan Merak sebanyak 29 orang. Bis yang tersedia jurusan Blitar – Merak dan Blitar – Bogor sehingga penumpang tujuan Jakarta digabung tujuan Jakarta atau Merak. Bis tujuan Bogor kapasitas kursi masih tersisa 12 kursi maka dapat digunakan penumpang di kota Sragen sebanyak 12 orang.

Perhitungan pengaturan penumpang bis jurusan Blitar – Bogor sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 –21(tujuan Bogor) –21(tujuan Jakarta) –12(dari Sragen) = 0...(1)

Maksimum Z Blitar - Bogor = 21(90.000)+21(90.000)+12(70.000)

= 4.620.000

Kapasitas kursi jurusan Blitar – Merak masih tersisa 13 kursi maka dapat digunakan penumpang Madiun karena tidak ada pemberangkatan bis tujuan tersebut. Hasil penjualan tiket dan sisa kapasitas jurusan Blitar – Merak yaitu:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 – 29(tujuan Merak) – 12(tujuan Jakarta) –10(dari Madiun) = 3 kursi... ...(2)

Maksimum Z Blitar - Merak = 12(90.000)+29(105.000)+10(90.000) +3(0)

= 5.025.000

Armada bis dari kota Kediri dan sekitarnya adalah 2(dua) bis dengan jurusan Kediri – Bogor dan Kediri - Merak. Penumpang tujuan Jakarta: 20 orang, Bogor: 12 orang dan Merak: 17 orang. Penumpang tujuan Jakarta digabung dengan tujuan Bogor tetapi masih tersisa kapasitas 22 kursi, sehingga dapat digunakan penumpang Madiun tujuan Bogor sebanyak 15 orang. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 –12(tujuan Bogor) –20(tujuan Jakarta) –15(dari Madiun) = 7 kursi ...(3)

Maksimum Z Kediri - Bogor = 20(85.000) + 12(85.000) +15(75.000)

Bis jurusan Kediri – Merak masih ada sisa kapasitas 37 kursi maka digunakan penumpang dari Madiun tujuan Jakarta sebanyak 23 orang dan tujuan Merak sebanyak 10 orang. Maka hasil pengaturan penumpang sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 – 17(tujuan Merak) – 23(dari Madiun) – 10(dari Madiun) = 4 kursi ...(4)

Maksimum Z Kediri - Merak = 17(100.000) +23(75.000) +10(90.000)

= 4.325.000

Kota Sragen hanya tersedia 1(satu) bis dengan jurusan Sragen – Merak. Permintaan penumpang tujuan Jakarta sebanyak 18 orang, tujuan Bogor sebanyak 12 orang dan tujuan Merak sebanyak 16 orang. Penumpang tujuan Bogor digabung bis jurusan Blitar - Bogor. Kapasitas tujuan Merak masih tersedia 20 kursi sehingga digunakan penumpang dari Karanganyar tujuan Merak sebanyak 17 orang. Perincian pengaturan penumpang bis jurusan Sragen – Merak sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 –18(tujuan Jakarta) –16(tujuan Merak) –17(dari Sragen) = 3 kursi ...(5)

Maksimum Z Sragen - Merak = 18(70.000)+16(85.000)+17(80.000)+3(0)

= 3.980.000

Pemberangkatan bis dari Wonogiri tersedia 1(satu) bis dengan jurusan Wonogiri – Bogor. Permintaan penumpang tujuan Jakarta rata- rata sebanyak 19 orang dan tujuan Bogor sebanyak 16 orang. Penumpang Jakarta dapat digabung dengan bis jurusan Bogor. Perincian pengaturan penumpang bis Wonogiri – Bogor sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 – 19 (tujuan Jakarta) – 16 (tujuan Bogor)

= 19 kursi ... (7)

Maksimum Z Wonogiri - Bogor = 19(65.000) +16(65.000) + 19(0)

= 2.275.000

Dari Karanganyar tersedia jurusan Karanganyar – Bogor dan permintaan penumpang tujuan Jakarta rata-rata sebanyak 20 orang dan tujuan Bogor sebanyak 12 orang. Penumpang tujuan Merak sebanyak 17 telah dapat dipenuhi degan cara digabung bis jurusan Sragen – Merak. Hasil perhitungan jurusan Karanganyar – Bogor sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 – 20 (tujuan Jakarta) – 12 (tujuan Bogor) = 22 kursi ...(8)

Maksimum Z Karanganyar - Bogor = 20(65.000) +12(65.000) +22 (0)

= 2.080.000

Armada dari kota Solo tersedia jurusan Solo – Bogor dan Solo - Merak. Rata-rata penumpang tujuan Jakarta sebanyak 37 orang, tujuan Bogor sebanyak 23 orang dan tujuan Merak sebanyak 33 orang. Penumpang tujuan Jakarta sebagian digabung tujuan Bogor sebanyak 18 orang sisanya digabung tujuan Merak. Perincian pengaturan penumpang jurusan Solo - Bogor sebagai berikut:

Perhitungan sisa kapasitas = 54 – 18 (tujuan Jakarta) – 23 (tujuan Bogor)

= 13 kursi ...(9)

Maksimum Z Solo - Bogor = 23(65.000) +18(65.000) + 13(0)

Perhitungan pendapatan penjualan tiket jurusan Solo – Merak yaitu : Perhitungan sisa kapasitas = 54 - 19 (tujuan Jakarta) – 33 (tujuan Merak)

= 2 kursi ... (10)

Maksimum Z Solo - Merak = 33(80.000) + 19(65.000)

= 3.875.000

Maka node asal ke node tujuan dengan melewati beberapa node yang diaplikasikan untuk pengaturan penumpang dan pemberangkatan bis semua kelas dapat dibandingkan dengan biaya perjalanan sehingga dapat diketahui jumlah keuntungan dan laba perbulan seperti pada Tabel 17 sebagai berikut :

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa keuntungan yang dibawah 60% dari biaya operasional perjalanan dapat dikatakan belum efisien atau belum mencapai laba. Jalur yang belum efisien yaitu :

a. Kelas Super Eksekutif : Solo – Jakarta rugi sebesar -115.000 (-9%) b. Kelas Eksekutif : Surabaya – Merak sebesar 2.745.000 (43%) Ponorogo – Lampung sebesar 230.000 (6%)

Karanganyar – Merak sebesar 685.000 (46%) Solo – Lampung sebesar 700.000 (24%)

c. Kelas VIP : Blitar – Bogor sebesar 1.085.000 (51%) Solo – Merak sebesar 585.000 (39%)

Dokumen terkait