• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Alternatif Strategi Pengembangan Usaha

Berdasarkan matriks SWOT dapat disusun empat strategi utama, yaitu SO, WO, ST dan WT, dimana masing-masing strategi memiliki karakteristik tersendiri serta dalam implementasi strategi selanjutnya bila dilaksanakan secara bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain. Dari analisis tersebut dapat disusun berbagai alternatif strategi, seperti yang termuat pada Tabel 26.

Tabel 26. Alternatif strategi Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (S) 1. Kinerja keuangan baik 2. Ketersediaan bahan baku

3. Tenaga kerja cukup 4. Hubungan baik

dengan pemasok bahan baku 5. Pasar cukup baik

Kelemahan (W) 1. SDM lemah

2. Peralatan produksi sudah tua

3. Pengelolaan manajemen sederhana

4. Strategi pemasaran belum optimal

5. Kapasitas produksi masih rendah

Peluang (O) 1.Pangsa pasar terbuka 2.Perkembangan penduduk

meningkat

3.Kebijakan pemerintah 4.Bahan baku cukup 5. Limbah dapat dijadikan

pakan ternak, pupuk dan media jamur

Strategi SO (Agresif) 1.Pemanfaatan pangsa

pasar yang masih terbuka

2.Pemanfaatan kapasitas produksi, mengingat bahan baku cukup

Strategi WO (Turn around) 1. Pengembangan SDM melalui diklat 2. Perbaikan teknologi produksi 3. Efektivitas sistem manajemen koperasi

dalam menjalankan usaha

Ancaman (T) 1. Produk belum memiliki

SNI

2. Pesaing usaha sejenis 3. Harga kapas rami lokal

lebih mahal 4. Sulitnya sumber

pembiayaan

5. Produk belum dikenal

Strategi ST (Diversifikasi) 1. Mengembangkan

mutu produk 2. Mengadakan

promosi dan temu usaha untuk mengenalkan produk kepada masyarakat Strategi WT (Defensif) 1. Memperbaiki sistem

manajemen dengan jalan studi banding ke usaha sejenis yang lebih maju 2. Mengembangkan

kemitraan dengan pihak lain yang lebih besar 3. Investasi peralatan

industri

Dari matriks pada Tabel 26 dapat dirumuskan strategi untuk Koppontren Darussalam sebagai berikut :

1. Strategi SO : Kekuatan dan Peluang

Strategi ini dilakukan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Dalam hal ini, koperasi harus menggunakan kapasitas mesin yang ada, sehingga mencapai produksi 100% dan rendemen lebih baik untuk memanfaatkan peluang pasar yang masih terbuka dan bahan baku yang cukup tersedia.

2. Strategi ST : Kekuatan dan Kelemahan (Strengths and Threats)

Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari ancaman. Dalam hal ini koperasi harus

mengembangkan mutu produk untuk memperluas segmen pasar diikuti dengan mengadakan temu usaha dan promosi untuk mengenalkan produk kepada masyarakat luas.

3. Strategi WO : Kelemahan dan Peluang

Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan. Dalam hal ini koperasi sebaiknya tetap berproduksi dengan keuntungan minimal dan berusaha mencari mitra dalam sumber pendanaan dan mitra dengan usaha sejenis yang lebih maju, sehingga mampu meningkatkan manajemen dan mutu produk.

4. Strategi WT : Kelemahan dan Ancaman (Weaknesses and Threats) Strategi ini dilakukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman. Dalam hal ini, koperasi mempunyai kelemahan dalam bidang manajemen usaha dan mengembangkan kemitraan dengan pihak lain untuk meningkatkan kinerja koperasi, serta bersama-sama berkoordinasi dengan usaha sejenis yang lebih maju.

Berdasarkan analisis total skor faktor eksternal dan total skor faktor internal dengan menggunakan matriks internal dan eksternal dapat ditentukan posisi perusahaan. Nilai yang diperoleh dari skor total IFE 2,80 dan total skor EFE 2,40 model matriks internal dan eksternal posisinya ada pada kelompok Growth atau kotak pertumbuhan rataan, seperti pada Gambar 16. Hal ini berarti strategi yang sesuai adalah konsentrasi melalui integrasi horizontal atau konsolidasi dengan mempertahankan tingkat penjualan dan profit.

Dalam mencapai pertumbuhan penjualan, laba dan aset Koppontren Darussalam harus meningkatkan akses pasar yang lebih luas, sehingga dapat mengoptimalkan kapasitas produksi dan meminimalkan biaya dengan perbaikan manajemen usaha. Pangsa pasar yang masih terbuka serta ketersediaan bahan baku merupakan prospek yang baik bagi industri pengolahan rami. Namun prioritas yang harus diupayakan peningkatan mutu dan mengatasi kesulitan modal. Hal ini dapat ditempuh melalui perbankan dengan tingkat bunga yang rendah dan kebijakan pemerintah.

Total Skor Faktor Strategi Internal

Kuat Sedang Rataan Lemah 4.0 3,0 2,0 1,0 Tinggi I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan 3,0 Total Skor Sedang Faktor Strategik Eksternal IV Stabilitas V Pertumbuhan Stabilitas (2,80 ; 2,40) VI Penciutan 2,0 Rendah VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi 1,0

Gambar 16. Matriks Internal dan Eksternal

Untuk mencapai pertumbuhan baik dalam penjualan, laba maupun asset, Koperasi Pondok Pesantren Darussalam meningkatkan akses pasar yang lebih luas agar dapat mengoptimalkan kapasitas produksi dan meminimalkan biaya, melalui perbaikan manajemen. Peluang pasar yang cukup terbuka dan diikuti dengan ketersediaan bahan baku merupakan prospek yang cukup baik bagi industri pengolahan rami. Namun prioritas yang harus segera diupayakan adalah mengatasi kesulitan modal. Lemahnya kepedulian dan dukung pemerintah terhadap pengembangan komoditi kapas rami berdampak pada pengembangan bahan baku alamani yang diharapkan dimasa mendatang dapat memenuhi sebagian kebutuhan bahan baku industri tekstil.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Hasil analisis deskriptif tanaman rami memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan dari tanaman kapas, yaitu tahan terhadap serangan bakteri dan jamur, daya serap air lebih baik dari pada bahan kapas, kekuatan tarik benang lebih kuat dari benang kapas, kain dari kapas rami agak kaku, penyinaran lama dengan sinar matahari lebih kuat dari bahan katun. b. Analisis rasio laporan keuangan menunjukkan (1) Rasio Liquiditas

meliputi Current Ratio (CR) 1,57, Quick Asset Ratio (QAR) 1,41 dan Net Working Capital (NWC) 0,58; (2) Rasio Solvabilitas meliputi Debt to Asset Ratio (DAR) 0,08, Debt to Equity Ratio (DER) 0,17 dan Equity Multiplier 1,09; (3) Rasio Aktivitas meliputi Inventory Turn Over (ITO) 26,07 dan Total Asset Turn Over (TATO) 0,49; (4) Rasio Profitablitas meliputi Profit Margin (PM) 0,08, Return on asset (ROA) 0,04 dan Return on Equity (ROE) 0,04. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa tanaman rami layak secara ekonomi untuk dikembangkan di Koppontren Darussalam.

c. Dari hasil pembobotan pada matriks yang bersumber dari analisis SWOT dari kondisi Koppontren Darussalam didapatkan faktor internal (IFE) skor 2,80 dan hasil pembobotan pada matriks terhadap faktor eksternal (EFE) skor 2,40. Posisi tersebut berada pada kuadran V, yaitu strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal.

d. Analisis SWOT diperoleh 4 strategi yaitu : (1) strategi SO, pemanfaatan pangsa pasar yang masih terbuka, pemanfaatan kapasitas produksi dan bahan baku cukup, (2) strategi ST, mengembangkan mutu produk, mengadakan promosi dan temu usaha, (3) strategi WO, pengembangan SDM, perbaikan teknologi produksi, efektivitas sistem manajemen, (4) strategi WT, memperbaiki sistem manajemen dengan jalan studi banding ke usaha sejenis yang lebih maju, mengembangkan kemitraan dan investasi peralatan industrin.

Dokumen terkait