• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGARUH TASAWUF BAGI PENGIKUT TAREKAT

B. Amalan-amalan Yang Dikerjakan

Menurut Andi, amalan yang ada dalam tarekat Qadiriah Naqsyandiah (TQN) di antaranya mengajarkan etika, yaitu etika kepada diri sendiri, teman, guru, dan kepada Allah. Selain kajian etika, amalan lainnya adalah zikir kepada Allah. Ia juga memperoleh amalan zikir Laa Ilaaha Illa Allah.109

Bentuk zikirnya ada dua macam yaitu zikir jahar yang ditentukan jumlah minimalnya, yaitu 165, namun tidak ditentukan jumlah maksimalnya, dan zikir khafiy yang tidak dapat dibatasi dalam melakukannya karena zikir ini dilakukan mengikuti perjalanan nafas seseorang. Selama seseorang masih bernafas, dalam keadaan apapun bahkan dalam kamar mandi pun diharapkan ia melakukan zikir khafiy. Hubungan amalan TQN antara zikir dan etika tidak ada perbedaan kekhususan keduanya. Etika dalam TQN adalah bentuk amalan sosial bermasyarakat, berhubungan sosial dengan berinteraksi sesama manusia, sedangkan zikir adalah hubungan individu dengan Allah.

109

lxxvii

Dua amalan TQN, zikir dan etika yang baik merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Keduanya harus diamalkan bersama-sama. Upaya seseorang mendekatkan diri kepada Allah dengan amal ibadah dan zikir-zikirnya tidak berarti jika tidak diimbangi dengan perbuatan baik dan berusaha tidak berbuat jahat kepada sesama manusia. Sehingga, seorang murid tarekat akan selalu menuju perubahan ke arah perilaku yang positif. Perubahan murid pengikut tarekat ke arah hal yang positif tidak ditentukan oleh tarekat, juga bukan oleh mursyid, tetapi oleh pelaku itu sendiri. Guru tarekat hanya bisa membimbing murid ke jalan yang Allah rela, bukan menentukannya. Bimbingan yang diberikan dalam amalan-amalan tarekat tidak sebagai “campur tangan” melainkan sebagai “kawan” dalam perjalanannya menuju ke sisi Tuhan.110

Selama proses wawancara dengan Andi, dia tidak menjelaskan amalan-amalan TQN lainnya khataman, manaqib, dan tawassul secara konkret. Tetapi, dalam proses Observasi (pengamatan langsung) yang penulis lakukan di lingkungan Yayasan Aqabah Sejahtera menemukan bahwa Andi juga melakukan amalan-amalan TQN lainnya seperti khataman, manaqib, dan tawassul yang dalam proses wawancara tidak ia sebutkan. Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya Andi juga melakukan amalan-amalan tersebut.

Sedangkan amalan yang dikerjakan oleh informan kedua, Iwan. Setelah ia memahami tasawuf dengan konsep Ihsan-nya, kemudian Iwan mencari dalil-dalil yang berhubungan dengan hati (qolbu), dan berkesimpulan bahwa hati itu ibarat sentral di dalam aktifitas hidup manusia. Akhirnya, ia mensinergikan ketiga pilar

110

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Hal. 138.

itu, yakni Islam, Iman, dan Ihsan. Setelah ia memahami konsep tasawuf, Iwan mengamalkan zikir La Ilaha Illa Allah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa zikir ini (La Ilaha Illa Allah)111 dalam TQN merupakan zikir jahar yang harus dikerjakan setiap murid tarekat minimal 165 kali dalam sehari-semalam setelah shalat fardhu. Iwan tidak hanya melakukan zikir La Ilaha Illa Allah, ia juga mengerjakan amalan-amalan sunah lainnya, seperti zikir tasbih, tahmid, dan

tahlil sebanyak 33 kali.

Talqin Iwan ke dalam tarekat menjadikan ia semakin ingin mendalaminya,

tidak puas hanya dengan hanya mengamalkan zikir La Ilaha Illa Allah,

harapannya agar ia mengetahui maksud yang terkandung dalam La Ilaha Illa Allah secara lebih dalam lagi. Agar mengerti apa makna zikir tersebut di dalam

kehidupan.

Sama seperti Andi, selama proses wawancara dengan Iwan, dia tidak menjelaskan amalan-amalan TQN lainnya khataman, manaqib, dan tawassul

secara langsung. Tetapi, dalam proses Observasi (pengamatan langsung) yang penulis lakukan di lingkungan Yayasan Aqabah Sejahtera menemukan bahwa Iwan juga melakukan amalan-amalan tersebut. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya Iwan juga melakukan amalan-amalan tersebut.

Demikian penuturan Andi dan Iwan mengenai amalan-amalan yang dilaksanakan dalam tarekat Qadiriah Naqsyabandiah. Sedangkan penuturan ustaz Rendy menuturkan, di antaranya adalah zikir jahar (keras) dan zikir khafi (samar). Zikir jahar mempunyai jumlah yang harus dipenuhi oelh pezikir, yaitu minimal

111

lxxix

165 kali setelah shalat fardhu, sedangkan zikir khafi tidak ada batasnya, selama manusia masih bernafas dianjurkan untuk selalu berzikir kepada Allah. Selain zikir, khataman juga merupakan amalan dalam TQN, di yayasan Aqabah

khataman diselenggarakan setiap Senin malam. Di dalam kegiatan khataman itu

berisi dengan amaliah-amaliah yang termaktub dalam kitab uquudul jumaan.

Amalan TQN lainnya adalah tawassul dan manaqib.112 Manaqib merupakan pembacaan biografi syaikh Abul Qadir Jailani, acara ini iadakan sekali dalam sebulan yaitu pada Senin malam tiap minggu terakhir. Kalau di Suryalaya

manaqib diadakan tanggal 11 tiap bulannya. Pengunjung yang menghadiri

berjumlah ribuan. Sedangkan di Jakarta, penyelenggaraan kegiatan manaqib

sekitar 200-an tempat.

Selain amalan-amalan TQN yang sudah disebutkan, melaksanakan shalat sunat rawatib juga merupakan amalan TQN. Setiap murid tarekat harus menganggap penting shalat sunat rawatib seperti halnya shalat fardhu, bahkan dalam proses pelaksanaannya pun diharapkan tidak membeda-bedakan keduanya.

Mengenai amalan-amalan TQN yang dikerjakan informan keempat, Pak Ahmad. Dia mendapatkan ijazah zikir Laa ilaha illa Allah, berupa zikir jahri dan

khafiy. Pak Ahmad juga mnejelaskan amalan lainnya, seperti khataman, manaqiban. Oleh pak Ahmad, Tawasulan itu masuk dalam dua amalan

sebelumnya yaitu dalam khataman dan manaqib. Di dalam kegiatan manaqib itu berisi tentang sejarah TQN, silsilah TQN dari Rasulullah hingga mursyid yang mentalqin dirinya. Sedangkan khataman itu berupa bacaan-bacaan zikir umum

112

seperti yang tertera dalam kitab Uqudul Juman yang dilaksanakan kamis malam Jumat.

Penuturan yang disampaikan oleh ustaz Rendy sebagai informan kunci dengan jelas menjelaskan setiap amalan TQN secara detil, mengandung penuturan informan sebelumnya. Dengan demikian, cukup jelas bahwa amalan-amalan TQN di jamaah Aqabah Sejahtera secara garis besar adalah zikir La ilaha Illa Allah.

Tetapi amalan yang berbentuk ritual yaitu khataman, manaqib, tawassul.

Dokumen terkait