• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. JAMAAH TQN YAYASAN AQABAH SEJAHTERA (YAS)

2. Jamaah Tarekat Qadiriyah Naqshabandiyah YAS

Yayasan Aqabah Sejahtera beralamat di jl. Balai Pustaka V-3, Rawamangun Jakarta Timur. K.H Wahfiuddin adalah wakil talqin (khalifah) cabang jakarta95 dari jamaah tarekat Qadiriyah Naqshabandiyah yang berpusat di Suryalaya pimpinan Abah Anom. Tarekat yang diasuh oleh ustaz Wahfiudin merupakan tarekat muktabarah karena mempunyai silsilah mursyid hingga Nabi Muhammad saw.. Berikut ini adalah silsilah Tarekat Qadiriyah Naqshabandiyah di Pondok Persantren Suryalaya sebagai pusat dari Yayasan Aqabah Rawamangun Jakarta:

1.Allah Azza Wa Jalla 2.Saidina Jibril

3.Saiyidul Mursalin Nabi Muhammad saw. 4.Saidina Ali kwj.

5.Saidina Hussain r.a. 6.Saidina Zainal Abidin r.a. 7.Saidina Muhammad al-Baqir r.a. 8.Saidina Jaafar Siddiq r.a.

9.Saidina Musa al-Kadhim r.a.

10.Syaikh Abu Hassan Ali ibnu Musa r.a. 11.Syaikh Maaruf al-Karkhi

12.Syaikh Sirri as-Saqathi r.a.

13.Syaikh Abul Qasim Junaid al-Bghdadi r.a. 14.Syaikh Abu Bakar as-Syibli r.a.

15.Syaikh Abdul Wahid at-Tamimi r.a. 16.Syaikh Al farj al-Thusi r.a.

17.Syaikh Anul Hassan Ali al-Hakkari r.a.

18.Syaikh Abu Said Muharik Ali al-Makhzumi r.a. 19.Syaikh Abdul Qadir Jaelani q.s.

20.Syaikh Abdul Aziz r.a.

95

lxi

21.Syaikh Muhammad Hattak r.a. 22.Syaikh Syams al-Din r.a. 23.Syaikh Syaraf al-Din r.a. 24.Syaikh Nur al-Din r.a. 25.Syaikh Wali al-Din r.a. 26.Syaikh Hisyam al-Din r.a. 27.Syaikh Yahya r.a.

28.Syaikh Abu Bakar r.a. 29.Syaikh Abdul al-Rahim r.a. 30.Syaikh Uthman r.a.

31.Syaikh Abdul al-Fatah r.a. 32.Syaikh Muhammad Murad r.a. 33.Syaikh Syams al-Din r.a.

34.Syaikh Ahmad Khatib Syambas r.a. 35.Syaikh Thalhah Cirebon r.a.

36.Syaikh Abdullah Mubarok Nur Muhammad r.a. 37.Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Ariffin.96

Mengenai pentingnya seorang guru dalam sebuah kegiatan belajar, Ustaz Wahfi mengutip al-Quran surah al-Jumuah ayat 2, sebagai berikut;

Yang artinya, “Dia (Allah) yang membangkitkan di antara orang-orang ummi seorang Rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya adalah dalam kesesatan yang nyata.”97

Ayat 2 al-Quran Surah 62 tersebut, menjelaskan bahwa Allah mengutus utusan di antara orang-orang ummi yakni bukan kaum terpelajar dan bukan kaum yang mempunyai sejarah peradaban yang tinggi sebagaimana yang dibanggakan

96 Bazul Asyhab, dan Gaos Saefullah, Uquudul Jumaan, hal. 45-49.

97

A. Nazri Adlany, et.al, Al-Quran Terjemah Indonesia, (Jakarta: Sari Agung, 2004), Cet. Ke-18, hal. 1123.

oleh orang Yunani dan Romawi, orang Parsi (Iran) dan India98 yang “membacakan” mereka, “mensucikan” mereka dan “mengajarkan” mereka, sehingga umat Rasulullah mengerti tentang akidah yang benar. “Pembacaan”, “pensucian”, dan “pengajaran” yang dilakukan Rasul Muhammad saw. dibantu oleh seorang guru, malaikat Jibril. Rasulullah sebagai utusan Allah dalam membina umatnya menuju mardhatillah mempunyai guru yang selalu mengarahkannya jika melenceng dari aqidah dan syariat Islam, guru beliau adalah Malaikat Jibril. Hal demikian mengindikasikan kedudukan seorang guru cukup menentukan kesuksesan belajar seorang murid, sehingga keberadaan seorang guru dalam sebuah proses belajar itu dibutuhkan, lebih-lebih dalam urusan agama. Banyak guru yang bisa “membacakan” pelajaran agama, seperti guru mengaji al-Quran, banyak guru yang bisa “mengajarkan” agama kepada muridnya, seperti hal nya guru-guru agama Islam, tetapi sangat sedikit guru yang bisa “membersihkan” jiwa yang kotor pada muridnya, yang dimaksud adalah guru tarekat. Ustadz Wahfiudin juga bepesan,

“Jika kesehatan adalah penting maka cantumkanlah memohon kesehatan kepada Allah di dalam doa, jika rejeki adalah penting maka cantumkanlah memohon rejeki kepada Allah di dalam doa, begitu juga jika guru yang bisa “membacakan”, “mengajarkan”, dan “membersihkan” adalah penting maka cantumkanlah dalam doa.” 99

Seorang murid yang menempuh jalan tarekat harus memiliki guru yang mempunyai silsilah sampai Rasulullah, tingkat urgensinya seperti keterangan yang telah dijelaskan dalam adab kepada guru dalam bab sebelumnya.

98

Hamka, Tafsir al-Azhar Juz XXVII-XXVIII, (Jakarta:Pustaka Panji Mas), hal. 163.

99

Wahfiuddin, Ceramah Keagamaan, yang diadakan oleh Jamaah Tarekat Qadiriyah Naqshabandiyah Yayasan Aqabah Sejahtera Rawamangun, pada Senin malam, 17 September 2007, pukul 18.00-21.00, di jl. Pustaka V-3 Rawamangun Jaktim.

lxiii

Mengenai kegiatan Tarekat Qadiriyah Naqshabandiyah jamaah Yayasan Aqabah Sejahtera (TQN YAS) Rawamangun zikir bersama dan pengajian tasawuf pada Senin malam dan Kamis malam. Pengajian tasawuf tersebut dikunjungi baik yang notabene anggota Tarekat Qadiriyah Naqshabandiyah (TQN) maupun bukan. Jamaah yang meng-hadiri tidak hanya warga yang berada di wilayah sekitar kantor YAS, tetapi juga luar kota seperti Bogor, Serang banten, bahkan hingga dari pontianak. Peserta pengikut TQN YAS kebanyakan dari kalangan atas menengah dan para intelektual, hal ini bisa diketahui pada pendidikan minimal terakhirnya adalah D3 (diploma tiga).100

Kegiatan yang diselenggarakan Senin malam, acara diadakan di rumah sekali-gus sebagai kantor ustaz Wahfiudin. Prosesinya dimulai dengan sholat Maghrib berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan zikir TQN hingga azan Isya berkumandang. Setelah sholat Isya berjamaah, dilanjutkan dengan zikir TQN, kemudian diisi dengan ceramah keruhanian, yang isinya tidak hanya menekankan pada penguasaan jiwa dari hawa nafsu, penyucian hati, dan memperbanyak berzikir kepada Allah tetapi juga hal-hal yang bersifat pemantapan semangat ajaran TQN dengan argumen-argumen logis tentang kebenaran ajaran tarekat dan keberuntungan orang mengikutinya. Setelah ceramah keagamaan diisi dengan pengumuman kegiatan-kegiatan terbaru, seperti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan. Setelah ceramah, seluruh peserta membaca shalawat serta bersalaman dengan ustaz Wahfiudin dan sesamanya. Sebelum pulang, setiap jamaah

100

memasuki ruang sebelahnya untuk makan malam bersama. Selesai acara biasanya sekitar pukul 21.30 wib..

Sedangkan kegiatan yang berlangsung setiap Kamis malam, diadakan di sebuah masjid al-Mubarok yang tidak jauh dari kantor YAS, berjarak sekitar 500 m tepatnya di jalan Waru no.5A Rawamangun. Susunan acaranya sedikit berbeda dengan diselenggarakan pada Senin malam di kediaman ustaz Wahfiudin. Dimulai dengan sholat Maghrib berjamaah, kemudian dilangsungkan dengan zikir TQN, zikir umum,hingga azan Isya. Setelah sholat Isya berjamaah, diisi dengan zikir TQN, sholat daf’il bala, kemudian diisi dengan taushiyah oleh ustaz Abdul Latif. Mengenai peserta yang hadir, selain anggota TQN juga ada warga non TQN.

Kitab yang dijadikan pegangan TQN di yayasan ini adalah Uquudul Juman, seperti yang dijadikan pegangan di pondok pesantren di Suryalaya sebagai

lxv

Dokumen terkait