PEMBANGUNAN MASJARAKAT ADIL DAN MARMUR § 44 Tidak adalah bentjana suatu perentjanaan Pembangunan
C. AMANAT PRESIDEN II : 911960.
§ 46. Amanat Penegasan diberikan oleh Paduka Jang Mulia Pre siden dalam sidang pleno terbuka istimewa digedung Dewan Peran tjang Nasional dikota Bandung pada 9 Djanuari 1960. Bunjinja se bagai berikut :
Saudara2 sekalian,
Sebagai tadi dikatakan oleh J.M. Ketua Dewan Perantjang Na sional saja pada sekarang ini diminta memberi penegasan kepada Saudara2,tentang amanat jang telah saja berikan kepada Saudara2 beberapa bulan jang lalu di Istana Negara.
Saudara2, saja telah menerima dari Ketua beberapa laporan, jang laporan2 itu membuktikan bahwa Dewan Perantjang Nasional telah bekerdja amat berat, mengadakan sidang2. jang amat menda lam, membahas beberapa persoalan. Dan dari laporan2 itu saja me lihat bahwa Dewan Perantjang Nasional berketetapan hati untuk pada permulaan tahun 1960 ini, telah selesai menjusun plan tahapan jang pertama jang plan tahapan jang pertama itu akan diserahkan kepada saja, dan jang sebagai saja katakan beberapa waktu jang lalu, plan itu akan saja bawa kesidang Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Dan djikalau plan itu diterima baik oleh Madjelis Permusja waratan Rakjat maka kita, Negara, Pemerintah, Bangsa Indonesia bisa mulai bekerdja untuk menjelenggarakan plan tahapan pertama itu, jaitu plan jang mengenai pembangunan semesta 19611966, lima tahun lamanja.
Kemudian sesudah daripada itu disusunlah oleh Dewan Peran tjang Nasional plan tahapan kedua, sehingga dengan demikian kita bisa bekerdja mendjalankan Pembangunan tahapbertahap untuk pada achirnja sebagai hasil dari pada Pembangunan tahapbertahap itu, mentjapai apa jang saja amanatkan kepada Dewan Perantjang Nasional, jaitu masjarakat adil dan makmur atau dengan nama lain, masjarakat sosialis a la Indonesia.
Saja mau membatja beberapa bagian daripada laporana dan ter utama sekali jang nomor tiga : „Ramtjamgan Bidang Pokok Project Pembamgunan Nasional Semesta Berentjana".
Didalam Rantjangan Bidang Pokok Projek Pembangunan Na sional Semesta Berentjana ini, untuk penegasan amanat jang saja berikan kepada Saudara2 pada tanggal 28 Agustus tahun jang lalu, adalah beberapa hal jang benar2 mendapat persetudjuan saja. Saja tadi telah berkata bahwa pokok amanat jang saja berikan kepada Saudara2 dalam bulan Agustus tahun jang lalu itu ialah agar supaja Saudara2 menjusun satu plan overall, satu plan, satu rentjana jang meliputi segala bidang untuk menjusun masjarakat sosialis Indo nesia, masjarakat adil dan makmur. Didalam pagina 16 daripada la poran ini, saja batja bahwa Saudara2, Dewan Perantjang Nasional memberi pendjelasan tentang masjarakat sosialis Indonesia dan se bagai tadi saja katakan, penegasan jang Saudara2 berikan itu men dapat persetudjuan saja sepenuhnja. § 47. Masjarakat Sosialis Indonesia Saja batja : katja 16 ,,Masjarakat sosialis Indonesia mengandung unsur pokok seba gai berikut Pertama, mendjamin tjukup makanan, pakaian dan perumahan jang lajak bagi warga negaranja sehingga tidak senantiasa hidup dalam ketjemasan menghadapi hari besok,
Kedua, mendjamin pemeliharaan kesehatan dan pendidikan setiap warga negaranja supaja tidak perlu menderita dan dapat men djadi warga jang tjerdas untuk dapat menunaikan tugas dan haknja terhadap negaranja dengan sebaik2nja.
Ketiga, mendjamin hari tua setiap warganja, sehingga tidak hidup didalam ketakutan dan kemelaratan djika tidak berdaja lagi untuk mentjari nafkahnja. Empat, mendjamin agar setiap warga negaranja dapat menikmati dan memperkembangkan kebudajaannja serta menjempurnakan kehidupan kerochaniannja sehingga tidak sadja kehidupan lahir terpelihara tetapi djuga kehidupan batin setiap warganja. Lima, mendjamin agar bangsa Indonesia dapat menjumbang pada penjempurnaan kebahagiaan ummat manusia". Saudara2, saja lalu berkata, saja menjetudjui benar akan gam baran unsur2 pokok daripada masjarakat sosialis Indonesia dan se hagai Saudara mengerti, saja menjetudjuinja oleh karena unsur2 pokok lima ini memenuhi benar apa jang saja amanatkan dalam pi dato 17 Agustus 1959, jang dengan populer terkenal dengan nama Manifesto Politik. Manifesto Politik jang mengemukakan tiga ke rangka daripada tjita2 dan usaha bangsa Indonesia
Kerangka Politik, jaitu Negara Republik Indonesia berwilajah kekuasaan antara Sabang dan Merauke.
Kerangka Sosialekonomis : memasukkan dalam wadah Negara: bentuk masjarakat jang adil dan makmur materiil dan spirituil.
Kerangka Internasional : menempatkan Negara Republik In donesia jang berisikan masjarakat adil dan makmur itu dalam su 64
sunan internasional jang bersemangat persahabatan dan persauda raan.
Kemudian pada katja 35, saja membatja lagi beberapa hal jang djuga, mendapat persetudjuan saja sepenuhnja. Dan saja ba tjakan ini, sebagai landasan nanti untuk penegasan jang akan saja berikan kepada Saudara2 tentang amanat jang saja utjapkan pada tanggal 28 Agustus tahun jang lalu.
§ 48. Makro ekonomi Indonesia Katja 35, bunjinja
,,Gambaran makroekonomi 'untuk masa depan adalah sebagai berikut
Satu, segala kegiatan produksi, pertanian dan perindustrian baik jang diusahakan Pemerihtah, maupun Swasta, harus ditudjukan kepada pengabdian pada memenuhi kepentingan rakjat banjak, terutama kebutuhan2 hidup prirner agar setiap warga negara dapat hidup lajak sebagai manusia jang merdeka. Politik selfsupporting dilapangan bahan penting untuk hidup sehari2 harus mendjadi tudjuan dari seluruh kegiatan produksi;
Dua, seluruh kegiatan distribusi, diatur sedemikian rupa, sehingga barang2 keperluan hidup sehari2, sampai dengan tjapat, merata dan murah ketangan rakjat. Hal ini dapat ditjapai dengan tjam pur tangan Pemerintah dan usaha kooperasi rakjat;
Tiga, segala kegiatan pertanian dan industri dibawa pada tingkat sehingga ekspor. Indonesia meningkat kepada ekspor barang2 djadi, jang berarti menambah kesempatan bekerdja bagi rakjat Indonesia dan menambah keuntungan bagi Negara;
Empat, segala kegiatan impor ditudjukan pada barang2 jang dapat menambah produksi dalam negeri sehingga kesempatan beker dja bertambah, impor berkurang dan tertjapai penghematan devizen ;
Lima, kegiatan2 ekonomi seperti diatas, djika disynchronisir dengan baik dan bidjaksana akan pasti mempersingkat waktu jang di butuhkan untuk menaikkan tingkatan hidup rakjat;
Enam, Negara harus segera memulai dengan pembangunan industri, chusus industri berat. Dengan tidak adanja industri berat maka sebutan „selfsupporting" merupakan sembojan jang tidak mungkin direalisir karena achirnja persoalan pokok produksi dan pengangkutan akan tergantung pada sumber2 diluar negeri". Mengikuti garis naik kebutuhan hidup penduduk jang setiap tahun bertambah dengan 1% a 2% hanja mungkin djika bangsa Indonesia pada achirnja memechanisir alat produksinja. Saudara2, gambaran macroekonomi Indonesia jang demikian ini, sebagai tadi saja katakan, mendapat persetudjuan saja sepenuh nja dan sebagai tadi saja katakan inilah jang harus setjara tahap bertahap kita realisir.
§ 49. Ada Iagi hal jang mendapat persetudjuan saja penuh dari laporan ke3 ini, pagina 38, jang mengenai modal dan pembiajaan
pembangunan. Disini tertulis : Presiden dalam Manifesto Politik nja telah menundjukkan, beberapa sumber modal untuk melantjar kan pembangunan diantaranja: a. Undang2 Dasar 1945 dan djiwa Revolusi; b. Kepertjajaan, kemampuan, keuletan bangsa Indonesia; c. Tenaga kader baru; d. Angkatan Perang; e. Perusahaan2 nasional, jaitu Negara, Daerah dan Swasta; f. Kekajaan alam. § 50. Tenaga dan fikiran manusia
Modal jang terbesar didalam setiap pembangunan ialah tenaga dan pikiran manusia. Bangsa Indonesia dalam djaman pertjobaan jang seberat2nja telah membuktikan kesanggupanja mengatasi ke sulitan, sehingga tjukup besar kepertjajaan kita bahwa bangsa In donesia akan sanggup menghadapi problim pembangunan semesta ini, terlebih2 karena kita memiliki faktor2 alam jang sangat mengun tungkan. Kelemahan kita ialah didalam soal tenaga ahli, sehingga faktor ini harus mendapat perhatian sepenuhnja dengan sungguh2. Pendaftaran tenaga ahli harus segera dilaksanakan dan mereka di pergunakan dengan tepat".
Tentang hal tenaga ahli itu, Saudara2pun telah mengetahui da ri mulut saja beberapa kali, bahwa selalu saja menekankan kata kepada apa jang saja namakan investment of human skill”.
Atau dilain tempat saja berkata : „technical and managerial knowhow". Tanpa „technical and managerial knowhow", tanpa ,,human skill", kita tidak dapat mendjalankan pembangunan, se hingga saja bergembira sekali bahwa Saudara2 didalam sidang2 jang Lalu telah memperhatikan persoalan ini dan memasukkan persoalan pembangunan „technical and managerial knowhow", „human skill” dalam perhatian Saudara2 jang istimewa.
Saudara2, maka sesudah saja menjatakan persetudjuan saja ter hadap kepada apa jang telah Saudara2 formulirkan, tekadkan dida lam sidang2 Saudara2 jang lalu dan Saudara2 mengerti, bahwa utjapan persetudjuan ini mengandung arti pula ,,ere saluut" kepada Saudara2 atas kegiatan dan pengertian Saudara2, dalam menghadapi tugas Saudara jang berat menjusun satu overall planning bagi ter tjapainja masjarakat sosialis a la Indonesia, ntaka saja sekarang hendak memberi sekedar penegasan agar supaja nanti Saudara2 dapat bersidang seterusnja diatas pengertian2 jang sesuai dengan pengertian2 saja, sehingga pada pertengahan tahun 1960, Saudara2 dapat mempersembahkan via saja, kepada Madjelis Permusjawa ratan Rakjat plan tahapan pertama sehingga kita Insja Allah pada tahun 1961 telah dapat menjingkilkan lengan badju kita semuanja untuk melaksanakan plan tahapan jang pertama itu.
Saja tekankan bahwa didalam plan tahapan pertama ini Sau darasaudara harus istimewakan soal sandangpangan rakjat. Ini adalah kebutuhan kita jang primer. Apata6i Kabinet Kerdja telah mentjantumkan hal sandang pangan itu diatas programnja, sebagai program pusat jang pertama. Tetapi meskipun saja berkata meski
pun umpamanja tidak ada Kabinet Kerdja, meskipun umpamanja ada Kabinet lain jang mungkin mempunjai program jang lain, saja tetap berkata dan mengharapkan tetap daripada Saudara2 untuk memperhatikan, bukan sadja tetapi memetjahkan soal san dangpangan bagi rakjat ini dengan tjara selekas2nja. Sehingga saja minta kepada Saudara2 sekalian agar supaja persoalan san dangpangan ini Saudara masukkan didalam plan tahapan jang per tama.
Sebenarnja Saudara2, saja ingin sekali agar supaja, djikalau kita nanti pada achir tahun 1965 atau 1966, jaitu achir daripada tahapan pertama jang akan Saudara plankan, bahwa pada waktu itu Sebenarnja sandangpangan rakjat sudah terpenuhi. Saja meng hendaki agar supaja sandangpangan rakjat itu bukan sadja tetap tertjapai pada achir tahapan jang pertama tetapi mendjelang ber djalannja tahapan jang pertama ini, sudah rakjat tertjukupi ia punja sandangpangan.
Sebagai Saudara2 mengetahui, maka saja berulang2 bilang pada rakjat bahwa Kabinet Kerdja akan bekerdja demikian rupa sehingga dalam dua a tiga tahun. Insja Allah, sandangpangan rakjat telah terdjamin, dalam arti bahwa segala kebutuhan sandangpangan di mana2 dapat terbeli oleh rakjat dengan tjara jang lajak dan pantas.
§ 51. Sandang pangan
Saja ulangi Saudara2, tjurahkan Saudara punja perhatian, focuskan Saudara punja perhatian bagi tahapan jang pertama ini kepada sandangpangan rakjat. Saudara mengetahui kita memetjah kan persoalan sandangpangan ini dengan beberapa tjara jang nanti akan saja singgung sedikit2, djangan melupakan salah satu tjara. Semua tjara jang bisa kita kerdjakan, masukkan didalam plan ta hapan jang pertama itu, agar supaja kita benar2 bisa lekas mentja pai sandangpangan rakjat didalam waktu duatiga tahun, apalagi pada achir tahapan jang pertama.
Bergandengan erat dengan persoalan sandangpangan Sau darasaudara mengerti adalah persoalan distribusi, bergandengan erat dengan persoalan distribusi adalah persoalan pengangkutan. Nah, itu hal distribusi, hal pengangkutan saja mintakan Saudara2 punja perhatian istimewa pula, sebab persoalan sandangpangan tidak dapat kita pisahkan dari pada persoalan distribusi dan peng angkutan, maka djikalau kita menghendaki agar supaja persoalan sandangpangan terpetjahkan didalam waktu tahapan pertama itu, maka persoalan pengangkutan dan distribusipun harus kita petjah kan pula. . Saudara2, sebagai telah saja utjapkan beberapa kali, maka se benarnja kita ini sudah masuk didalam satu alam jang „favoura ble" bagi pembangunan. Didalam pidato 17 Agustus, satu setengah tahun jang lalu, saja telah berkata bahwa ketjuali kita harus me ngadakan mental investment untuk pembangunan, ketjuali kita ha rus mengadakan investment of human skill atau technical and ma nagerial knowhow, untuk pembangunan, kita harus mengadakan satu suasana politik kita jang „favourable" untuk pembangunan itu.
Dan sekarang kita bertanja apakah suasana politik jang „favourable" untuk pembangunan ? Saja mendjawab atas dasarnja sudah. Kami dari pihak Pemerintah telah menggarap tanah untuk membuat tanah politik „favourable" bagi pembangunan.
Djadi tentang hal itu Saudara2 sudah berdiri diatas bumi jang menguntungkan.
§ 52. Suasana jang favourable
Apakah keadaan atau suasana politik jang „favourable" bagi pembangunan itu ? Suasana politik jang „favourable" pertama2 telah terselenggarakan dengan kembali kita kepada undang2 Dasar 1945. Dengan. kembali kita ke Undang2 Dasar 1945 kemungkinan untuk membangun setjara besar2an. Kemungkinan itu terbuka. Pin tu untuk memasuki gedung alam pembangunan, salah satu pintu itu sudah kita buka bahkan bukan pintu pokok sudah kita buka, jaitu kembali kita kepada Undang2 Dasar 1945.
Berlainan dengan masa jang dahulu. daripada kembali kita ke pada Undang2 Dasar 1945 itu, tatkala kita terhambat, terhalang, terganggu oleh keadaan2 jang dilahirkan oleh Undang2 Dasar Se mentara, berlainan dengan keadaan jang demikian itu, kita sekarang berdiri diatas bumi Undang2 Dasar 1945. Berlainan daripada ke adaan jang demikian itu, kita sekarang berdiri diatas bumi jang „favourable".
Kemudian Saudara2 pun sudah djelas bagi kita bahwa sebagai akibat dari pada Dekrit Presiden jang diutjapkan oleh Presiden pa da tanggal 5 Djuli 1959, Dekrit Presiden jang membagi akibat ke landjutan, logisch gevolg daripada dekrit itu kita dapat mengemu kakan Manifesto Politik jang sudah disahkan mendjelang Madjelis Permusjawaratan Rakjat oleh Dewan Pertimbangan Agung, sebagai garis besar daripada haluan Negara. Manifesto Politik jang oleh Dewan Perantjang Nasional, mendjelang pula tentunja Madjelis Permusjawaratan Rakjat sebagai garis besar haluan negara. Ma nifesto Politik jang oleh Pemerintah, oleh Kabinet Kerdja ditetap kan pula mendjelang Madjelis Permusjawaratan Rakjat sebagai haluan Negara.
Dan jang lebih menggembirakan, Manifesto Politik jang dite rima oleh 99% daripada rakjat Indonesia sebagai dasar daripada usaha kerdja bakti Negara Indonesia ini.
Ini Saudara2, persetudjuan daripada segenap rakjat, kegembi raan daripada segenap rakjat, pembenaran oleh segenap rakjat dari pada Manifesto Politik ini, itupun Saudara2 memberi bumi jang, „favourable" bagi Dewan Perantjang Nasional untuk menjusun ia punja planning, terutama sekali menjusun ia punja planning tahapan jang pertama.
Ketjuali daripada kembali kita kepada Undang2 Dasar 1945 ketjuali Manifesto Politik, Saudara2 pun telah mengetahui bahwa seluruh rakjat telah menjetudjui Demokrasi Terpimpin, dan bahwa praktis seluruh rakjat telah menjetudjui idee Ekonomi Terpimpin, ini semuanja mendjadi bahan atau bumi jang „favourable" bagi Saudara2.
Saudara2 tidak perlu berpikir lagi djikalau Saudara2 membuat satu Rentjana tahapan paling pertama, tidak perlu Saudara2 ber pikir lagi: dapatkah ini diselenggarakan oleh rakjat Indonesia ?
§ 53. Ekonomi Terpimpin
Saja berbesar hati dan berkata : buat satu rentjana undang2 plan pembangunan tahap jang pertama, jang terutama sekali memusatkan perhatian kepada sandangpangan, jang terutama sekali memusatkan perhatian kepada pengangkutan, jang terutama sekali memusatkan perhatian kepada distribusi, jang mengisikan djuga batu2 lontjatan untuk tahapan jang kedua untuk industrialisasi. Sebab tidak dapat kita memisahkan tahapan pertama ini sama se kali dengan apa jang akan mengikutinja, jaitu tahapan jang kedua, jang disitu kita mulai mentjurahkan perhatian kita 100% kepada industrialisasi. Artinja tahapan pertama itu harus sudah memba ngunkan bahan2, membangunkan kemungkinan2, membangunkan batu2 lontjatan untuk industrialisasi dalam tahapan kedua. Saja mendjamin kepada,Saudara2 Insja Allah S.W.T. djikalau Saudara2 bisa menjusun plan tahapan pertama jang demikian itu, sandang pangan rakjat, pengangkutan distribusi, batu2 lontjatan untuk pem bangunan tahapan jang kedua, dan jang semua ini diilhami, di wahjui oleh kehendak menjusun satu masjarakat Indonesia jang adil dan makmur menjusun satu masjarakat sosialis a la Indonesia, saja mendjamin kepada saudara2, saudara2 tidak perlu chawatir bahwa plan jang pertama itu tidak dapat kita selenggarakan. Se bab seluruh rakjat berdiri dibelakang U.U.D. 1945 seluruh rakjat berdiri dibelakang Manifesto Politik, seluruh rakjat berdiri diatas dasar Demokrasi Terpimpin, seluruh rakjat menghendaki ekonomi terpimpin. Pendek saudara bahan2 untuk berbesar hati sudah se muanja tersedia kepada Saudara2. Dan sebagai tadi saja katakan didalam pidato saja 17 Agustus 1959 Manifesto Politik, jang ke mudian djuga dioper oleh Saudara2, saja sudah berkata U.U.D. 1945, djiwa revolusi jang sekarang berkobar2 lagi, djiwa revolusi itupun memberi kebesaran hati kepada kita bahwa semua rentjana bisa kita selenggarakan. Nomor dua kepertjajaan akan kemampuan dan keuletan bangsa Indonesia itupun bahan pembesaran hati. Tenaga kader baru jang didalam waktu limaenam tahun ini sudah kita bangunkan tetapi tadi jang sudah saja akui memang kurang, te tapi dengan kader itu dan jang akan kita tambah, itupun Saudara2, kita akan dapat menjelenggarakan pembangunan. Lantas adanja perusahaan2 nasional, baik Negara maupun Daerah maupun Swasta dan terutama sekali kataku tadi kekajaan alam jang berlimpah, jang didalam pidato 17 Agustus 1959 saja berkata tiada taranja diseluruh muka bumi ini, dengan bahan2 jang demikian itu saudara2, Saudara2 tidak perlu berchawatir bahwa Rentjana tahapan jang pertama dan jang kedua dan jang ketiga, tidak akan dapat dise lenggarakan.
Kemudian Saudara2 sudah tegas bagi Saudara2 dengan bahan2 pembesaran hati jang demikian ini, Saudara2 akan menjusun satu rentjana bertahap2 untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur, masjarakat sosialis Indonesia.
Dan tidak oleh Jang Mulia Ketua sudah dikatakan hal tja ranja mengapproach pembangunan ini. Ketua didalam approachnja, djikalau tidak salah saja tadi mengandjurkan agar supaja kita meninggalkan segala pikiran2 jang usang, segala pikiran2 jang tidak sesuai dengan pembangunan.
§ 54. AntiLiberalisme
Ja memang demikian Saudara2 dan demikian pula telah saja andjurkan dimana2 dan bukan sadja di Dewan Perantjang Nasio nal ini, saja andjurkan didalam pidato2 resmi, saja andjurkan di dalam kuliah2 umum kepada mahasiswa2, bahwa kita sekarang ini didalam tahun 1959 dan seterusnja, kita sudah masuk dan harus masuk didalam alam jang baru. Maka approach kita untuk pemba ngunan semesta dan nasional ini ialah meninggalkan segala, alam pikiran jang usang, alam pikiran jang tidak tepat lagi pemba ngunan semesta menudju kepada sosialisme a la Indonesia, mening galkan alam pikiran jang liberalistis, meninggalkan alam pikiran jang kolonialistis, meninggalkan alam pikiran jang feodalistis se mua a1am2 pikiran jang usang, jang tidak sesuai lagi dengan ma sjarakat baru, sosialisme a la Indonesia, semua alam2 pikiran jang demikian itu harus kita tinggalkan, sehingga saja minta, pun bu kan sadja kepada mahasiswa2, bahkan kepada mahaguru2 untuk meretool ia punja alam pikiran dan pendapat, saja minta kepada seluruh rakjat untuk meretool ia punja alam pikiran dan saja min ta pula kepada Saudara2 Anggauta2 daripada Dewan Perantjang Nasional untuk pula meretool pikiran2 meskipun Saudara2 sudah berketetapan hati untuk memenuhi apa jang saja minta kepada Saudara2 jaitu menjusun rentjana overall planning tahapan kesatu, tahapan kedua, tahapan ketiga, etc. etc., untuk mentjapai masja rakat jang adil dan makmur, sosialisme a la Indonesia, meskipun Saudara2 telah berketetapan hati jang demikian itu, Saudara2 tidak akan dapat mendjalankan tugas Saudara sebagai Anggauta2 DE PERNAS, djikalau Saudara2 masih mempergunakan atau dihing gapi oleh pikiran2 liberal, oleh pikiran2 politik dan ekonomi libe ralisme, oleh pikiran2 jang sebenarnja masih berakar kepada po litik kolonial dan ekonomi kolonial oleh pikiran2 jang sebenarnja masih menggantung kata orang daerah Djawa Tengah, nggan dol –, kepada feodalisme !
Pikiran2 jang usang ini harus lebih dahulu Saudara enjahkan dari Saudara punja otak dan kalbu, baru Saudara2 bisa dengan pengertian jang penuh mentjurahkan tenaga kepada menjusun rentjana2 jang kita kehendaki.
Kita semuanja, tjara approach daripada usaha menjusun ren tjana ini, masuk, bahkan bukan sadja masuk, tetapi benar2, benar ,,ons eigen maken", benar2 kita lantas membikin bagi kita, darah, daging, tulangsumsumtulangsumsum, darah, daging, kepada alam pikiran baru. Alam pikiran sosialis, alam. pikiran Demokrasi Ter pimpin, alam pikiran Ekonomi Terpimpin, alam pikiran disiplin nasional, alam pikiran mementingkan kepentingan umum dan ke pentingan Negara diatas kepentingan kepribadian, alam pikiran, sebagai jang saja katakan didalam kuliah umum saja kepada ma 70