Untuk golongan ketjil ini, rakjat seluruhnja djadi dirugikan. Pemerintah nasional manakah jang dapat membangun dengan tjara demikian itu ? Telah ditegaskan, bahwa kapitalis Indonesia sudah ketinggalan djaman. Kalau toch golongan ini masih getolereerd maka lambatlaun harus menjesuaikan diri dengan rentjana Pemerintah.
Kenjataan bahwa masih adanja : 1. Persuahaan2 besar asing.
2. Perusahaan2 ketjil asing jang djumlahnja besar dan kuat.
3. Belum lengkapnja alat2 dalam negara.
Maka dsamping melengkapi diri, memperkuat usaha desa dan usaha negara, sektor partikelir nasional dapat bergerak dalam fung si membantu usaha2 ipembangunan. Demikian pula usaha2 partikelir
asing harus membantuusaha pembangunan, tetapi lambatlaun ha rus meninggalkan Indonesia. Dengan madjunja masjarakat desa dan usaha2 negara, usaha2 partikelir nasional dengan sendirinja akan
menguatkan fungsinja dalam masjarakat Indonesia setjara kom plementair. Dengan demikian achirnja tiap2 anggota masjarakat In
donesia akan menempatkan dirinja dengan fungsi jang tertentu di dalam masjarakat jang adil dan makmur.
Untuk melaksanakan itu perlu faktor2 tersebut dibawah ini men
dapat perhatian.
4. Pimpinan management
§ 35. Didalam pelaksanaannja perlu pi,mpinan jang tegas sebagai mana diterangkan diatas. Tanpa pimpinan tegas pembangunan tak akan lantjar, malahan dapat menggagalkan rentjana jang teratur rapih.
Kedjudjuran dan sifat patriotik perlu dimiliki oleh mereka jang diserahi tugas serta tanggungdjawab pelaksanaan rentjana. Pim pinan dalam segala lapangan harus diadakan setjara terbuka, agar kesempatan menjalahgunakan djabatan ditjegah. Fungsi demikian selajaknja diatur dengan peraturan jang tegas. Dalam management harus ada desentralisasi dan demokratiseering dalam kontrole.
Disamping faktor management untuk efficiency kerdja perlu faktor penggunaan tenaga dan faktor tempo mendapat perhatian.
Dalam mengambil tenaga2 buruh/pegawai seharusnja kita tidak
semata2 menitik beratkan kepada idjazah, tetapi djuga kepada ke
tjakapan dan bakat, agar supaja dapat menduduki tempat jang lajak (pasal 28 U.U.D.S.) dan dengan demikian dapat mendorong tertja painja efficiency kerdja. Sebagaimana dimuka telah dikemukakan, dalam taraf pertama hendaknja pembangunan jang memberi em ployment (menampung sebanjak mungkin tenaga buruh), mengikut sertakan rakjat, terutama untuk memberantas pengangguran (pasal 3 ajat 1 Undang2 Dewan Perantjang Nasional pasal2 36 dan 28
U.U.D.S.) Dalam taraf selandjutnja hendaknja disesuaikan dengan kemadjuan dilapangan industri dan mekanisasi.
Tjara kerdja gotongrojong perlu dipupuk/dipulihkan kembali dengan menginsafkan manfaat dan kegunaan pembangunan untuk rakjat.
Berhasilnja pembangunan djangka pendek akan menarik rakjat dalam memberikan bantuannja guna melaksanakan pembangunan djangka pandjang. Maka oleh sebab itu perlu berhasilnja pentju kupan bahan makanan, pakaian agar dapat menarik rakjat dalam ikutsertanja dalam pembangunan djangka pandjang. Faktor tempo penting untuk memperhitungkan ketjepatan kerdja. Ketjepatan ker dja dapat ditentukan oleh mesin, sebab segala sesuatu berdjalan otomatis. Tjara2 ini dipakai untuk mengedjar tempo dalam mem perlipatgandakan produksi. Di Indonesia soal tempo itu dapat djuga dikedjar dengan membangun perusahaan sederhana disamping mem beri djaminan2 sosial, menempatkan orang2 jang semestinja dan pimpinan sebagaimana tersebut diatas.
Didalam perusahaan² negara tjara2 organisasi perusahaan par tikelir dapat ditiru dengan memberikan sebagian keuntungan/tan tieme kepada pimpinan dari staf, serta grafikasi kepada pegawai2 nja. Untuk projek2 penting misalnja, dapat diadakan perdjandjian tentang lamanja djam kerdja, sistim kerdja (ploeg, dll.) jang me njimpang dari sjarat2 kerdja biasa. Perlu pula faktor2
a.
Komposisi kerdja.b.
Hubungan kerdja.c.
Djaminan sosial sebaik2nja mendapat perhatian. Didalam masa pembangunan disamping pendidikan umum me lalui sistim pendidikan biasa, perlu diperhebat pembentukan kader2 pembangunan. Rentjana pendidikan harus seimbang dengan rentjana pembangunan semesta. Pendidikan technical dan managerial skill dapat diperhebat dengan djalan mengadakan kursus2 aplikasi, kores pondensi dan lain2. Sistim perpaduan sekolah dan kerdja (teori dan praktek) dapat mengarahkan pembentukan kader2 pembangunan.Disamping rentjana2 djangka pandjang, perlu pelaksanaan rentjana2 djangka pendek.
Pun perusahaan2, baik kepunjaan Pemerintah, maupun partikelir dapat mendidik kader2nja. Dengan djalan demikian kekurangan te naga ahli akan segera dapat diatasi guna modal pembangunann se mesta. Djangan dilupakan mendidik kader2 koperasi, oleh karena koperasi adalah salah satu landasan jang sangat penting untuk pem bangunan masjarakat Indonesia seperti jang kita tjita2kan.
5. Pokok2 keselarasan
§ 36. Bagi pembentukan pola projek jang dimungkinkan supaja didjamin terlaksananja, maka untuk kepentinganpotensi nasional dan bantuan luar negeri, haruslah DEPERNAS memikirkan fikiran2 dibawah ini sebagai pedoman dalam menjusun pola pertama.
Dalam perdjalanan sedjarah Indonesia selama dua ribu tahun jang achir ini senantiasa ternjata, bahwa seluruh kepulauan Indo nesia adalah suatu kesatuan ekonomi dari Sabang dipulau Sumatera sampai Merauke di Irian Barat.
Kesatuan ekonomiitu terletak geografis antara dua benua Asia dan Australia dan antara dua samudra, samudra India dan samudra
Pasipik. Kesatuan ekonomi itu memungkinkan pembangunan na sional jang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian bangsa Indo nesia, apabila kepulauan Indonesia berdiri dibawah kesatuan ad ministrasi jang nasional dan merdeka.
Dilapangan ekonomi Indonesia kelihatan berdjalan dua soal jang seolah2 sangat bertentangan, jaitu kekajaan Indonesia dilapangan tenaga manusia dan tenaga bahan dalam negeri, serta kekurangan sumber pertukaran (foreign exchange funds) diluar negeri. Kekajaan dalam negeri itu terletak dibidang tenaga manusia Indonesia sebagai pekerdja jang hampir tak ada batasnja; kemungkinan industri berat, menengah dan ringan; kemungkinan expor jang besar (timah, karet, kopra, kaju, teh, tembakau, gula, hasil hutan, dan lain2) ; bidang ekonomi jang belum intensif diexploiteer : perikanan, pertanian dan pertambangan.
Untuk pembangunan pada hari jang akan datang, Indonesia membutuhkan : devisen jang besar, pindjaman uang diluar negeri, bantuan tehnik dan bantuan bahan industri dan untuk sementara djuga bahan makanan. Terutama jang sangat urgent, ialah : ban tuan tehnik dan pindjamanuang dari negara apapun, dengan sjarat supaja djangan mengikat Indonesia.
Pembangunan berentjana jang kedua, bantuan dan susunan DEPERNAS, akan mulai berdjalan pada tahun 1961 depan; untuk itu dalam tahun 1959 ini harus sudah ada kepastian Indonesia meng hidupkan potensi nasional dan akan mendapat bantuan pindjaman uang dan bantuan teknik disegala lapangan. Politik luar negeri jang aktif dan bebas itu pada tahun 1959 ini harus sudah diarahkan supaja mendapat bantuan tehnik dari pindjaman uang untuk membangun dengan tak mengikat. Tahun ini dan dalam waktu depan politik Iuar negeri Indonesia akan mendapat warna ekonomi, kepentingan pembangunan dan ke sedjahteraan Rakjat Indonesia.
Itupun dengan mendahulukan sumbangan tenagauang nasional pindjaman Rakjat Indonesia sendiri, jang masuk bidang kehidupan potensi nasional.
Disebelah itu diseluruh dunia mendapat kesempatan membantu Indonesia dalam rangka postwar reconstruction didaerah kepulauan Indonesia jang sangat penting dan kaja dengan manpower serta materialpower.
Dengan uraian pola berisi pilihan projekpembangunan jang overall (semesta) dan mengenai segala lapisan Rakjat diseluruh Indonesia, supaja tiap2 daerah mendapat alokasi pembangunan, maka dapatlah kita berkisar kepada pola kedua, jaitu jang mendjelaskan pola projek pembangunan tadi itu.
B. POLA PENDJELASAN PEMBANGUNAN
§ 37. Pola kedua berisi pendjelasan dari pada pola pertama jang menentukan projek pembangunan dengan alokasinja bagi daerah2. Pada bagian ini, amanat ini memberi pendjelasan kepada uraian tentang pola pertama. Bagi pendjelasan ini hendaklah