• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembanguman industri dalam zaman peralihan tingkatan agraris

Dalam dokumen Jilid-01 Depernas 24 (Halaman 95-101)

Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus mendjelaskan berapa hasil jang akan ditjapai dalam bentuk : perluasan ker-

66.   Pembanguman industri dalam zaman peralihan tingkatan agraris

a.   Indonesia   pada   zaman   sekarang   berada   dalam   struktur   masja­ rakat jang umumnja masih agraris. Tingkatan agraris ini tidak mungkin menaikkan tingkatan hidup masjarakat dengan tjepat. Telah   ternjata   sedjarah   ekonomi   dunia,   bahwa   hanja   negara2 jang sudah masuk dalam tingkatan struktur jang industrialistis dapat menaikkan tingkatan hidup masjarakatnja dengan tjepat. b.  Industrialisasi   sebagai   pokok   struktur   ekonomi   hanja   dimung­

kinkan dengan memiliki industri berat.

Pembangunan industri berat baru dapat dipertanggung­djawab­ kan   djikalau   didahujui   oleh   hasil2  penjelidikan   (research)   jang berentjana   terhadap   segala   logam   didalam   tanah   dan   minjak bumi.

d. Sebelum   Indonesia   tiba   pada   phase   berindustri   berat,   harus ditjiptakan satu zaman peralihan, sebagai pokok memenuhi ke­ butuhan sekarang supaja Rakjat dapat survive dan Pembangun­ an industri sandang­pangan sebagai pengantar kezaman industri berat   dengan  melaksanakan  penjelidikan  bahan  industri  berat. Dalam zaman peralihan itu maka hak2 atas tanah serta keka­ jaan diatas dan didalam bumi harus disesuaikan. dengan ke­ tentuan U.U.D.­1945 pasal 33, supaja industrialisasi dan me ­ kanisasi pertanian mendjadi mungkin dan mendjadi suatu ke­ harusan mutlak. 87 j. luar negeri dari tahun ke­tahun, dan pemberantasan pengang ­ guran.

Karena   sebagian   besar   berhasilnja   pembangunan   terletak   pada modal jang dapat disediakan untuk pembangunan, baik fonds rupiah maupun fonds devizen luar negeri, maka semua  djalan untuk menambah pemusatan modal perlu ditempuh. Perhatikan­ lah paragraf 71 huruf a s/d o. Untuk menambah modal pembangunan perlu ditindjau kembali : 1 . sistim   kredit, 2. sistim iuran,  3. sistim Iisensi, 4. sistim penjimpanan,  5. sistim lotere.

§ 67. Hubungan pembangunan industri dengan konsentrasi mo­ dal dan tenaga

a.  Pembangunan industri dan chusus industri berat dalam negara jang   masih   berada   dalam   struktura   agraris   merupakan   satu pengerahan jang luar biaja.

Hal itu harus diinsjafi se­dalam2nja oleh pemimpin2  dalam Ma­ sjarakat dan Pemerintahan, serta masjarakat harus pula dapat dijakimkan  atas perlunja  pengerahan  tersebut jang  mempunjai akibat2 atas penghidupannja se­hari2

Pengerahan tersebut,  agar  dapat  terlaksana  pembangunan in­ dustri   berat   tersebut,   berpokok   pada   dua   lapangan   jaitu   : konsentrasi  modal dan konsentrasi  tenaga,  dengan  termasuk tenaga ahli kedalamnja.

b. Segala usaha untuk memusatkan kumpulan modal pembangunan diantaranja dengan  djalan  menjimpan,  pembajaran iuran pem­ bangunan, pembelian obligasi2 harus ditempuh. Harus pula di­ tindjau melaksanakan persetudjuan "from G to G" dibidang per­ tukaran hasil bumi dan logam serta hasil bwmi Indonesia dengan mesin2 industri dan barang baku untuk melaksanakan Pemba­ ngunan Semesta­Berentjana dari luar negeri. c. Usaha memusatkan tenaga, diantaranja tenaga pimpinan dan te­ naga   rakjat,,   perlu   ditindjau   dari   sudut   demokrasi   terpimpin dan  ekonomi terpimpin. Pemakaian tenaga kader jang sekarang sudah ada harus dipeladjari. Demikian djuga sistim pendidikan tenaga   ahli   di   Sekolah   Menengah   dan   Perguruan   Tinggi   harus dipusatkan   pada   pembangunan.   Struktura   pemerintahan   desa harus diatur (di­retool) sedemikian rupa hingga dapat memberi pimpinan   jang   tegas   dan   tjepat   pada   pelaksanaan   konsentrasi tenaga rakjat tersebut dengan memberi bantuan bagi landreform bagi kepentingan industrialisasi dan mekanisasi menurut Pem­ bangunan   Semesta­Berentjana.   Pertebaran   industri   diseluruh Indonesia hendakiah ditindjau dan diberi dasar jang kuat. § 68. Industri Sandang­Pangan a. Sesuai dengan program Kabinet mengenai Sandang­Pangan ma ­ ka perlu diperkembang Industri Sandang­Pangan, jang ditem ­ patkan dalam Pembangunan Semesta,Berentjana. Sandang­Pangan menurut program Kabinet dapat ditjukupi de­ ngan djalan mengimpor bahan2  tersebut sebagai tambahan hasil dalam   negeri.   Tjara   demikian   tidak   memberi   djaminan   jang pasti karena selalu tergantung pada faktor2 jang berada diluar kekuasaan negara, apabila industri Sandang­Pangan diarahkan kepada selfsupporting.

b. Pembangunan Industri Sandang­Pangan  jang  bertudjuan  men­ tjapai   taraf   selfsupporting   adalah   satu2nja djalan untuk me­ guasai persoalan Sandang­Pangan seluruhnja dengan biaja se­ rendah2nja  dan   untuk   mentjapai   djaminan  jang   se­besar2nja. Tertjapainja   sjarat   selfsupporting   dibidang   Sadang­ Pangan

menghemat devizen jang berdjumlah tudjuh sampai delapan mil­ jar rupiah.

Oleh karena itu Industri Sandang­Pangan jang meliputi industri tekstil, industri beras, ikan, ternak, pupuk dan industri obat2an harus   diperkembangkan   setjepat   mungkin   sampai   Indonesia mendjadi selfsupporting dalam waktu empat/lima tahun.

c.   Pembangunan   Industri   Sandang­Pangan   dengan   memperguna ­ kan hasil penanaman kapas dan rami, serta melandjutkan pro­ duksi paberik2  tekstil  jang  telah  ada,  mendjadi taraf  selfsup­ porting jang hendak ditjapai.

d. Memperhatikan luas daerah, iklim politik dan alamiah, kesu ­ buran tanah, luas laut dan tjukupnja penduduk, maka target selfsupporting   sebagai   fudjuan   Industri   Sandang­Pangan   ada­

lah satu hal jang dapat direalisir.

Untuk   menentukan   luas,   intensity   dan   kemungkinan   Industri Sandang­Pangan ini, perlu diketahui dengan sungguh2 trend2 dalam djumlah   kenaikan   penduduk   (kelahiran),   gerak   penduduk (transmigrasi)   dan   berkurangnja   penduduk   (kematian).  Suasana untuk   survive   dibidang   Sandang­Pangan   dalam   waktu  pendek   dan suasana   mendjadi  selfsupporting  dibidang   SandangPangan   karena Pembangunan   Semesta­Berentjana   harus   mengisi  dajaguna   dan semangat membangun.

§  69.   Hubungan   dan  sangkut­pautnja   industri   Sandang­Pangan dengan bidang Kommunikasi, Distribusi dan Produksi

a.  Industri Sandang­Pangan akan memperoleh hasil baik dan men­ tjapai effek se­luas2nja dikalangan masjarakat, djika produksi dapat dinaikkan dan djalan kommunikasi dapat berkembang. Produksi pertanian  dapat  dinaikkan  dengan  djalan menindjau kembali persoalan luas tanah, teknik dan mekanisasi pertanian serta stimulans pada kaum tani.

Produksi  paberik2  jang   bergerak   dilapangan   Industri   Sandang­ Pangan  dapat  dinaikkan,   djika  ditindjau  kembali  penggunaan alat2nja dan diperhatikan djaminan bagi buruhnja.

b.  Industri   Sandang­Pangan   akan   mentjapai   effeknja,   djika   alat perhubungan  dapat  dipertinggi  kemungkinannja,  djalan  perhu­ bungan diperkembang luas dan dalamnja mendjalar.  Djalan dan tindakan tersebut akan merendahkan harga produksi, menghemat waktu dan memperbesar banjaknja produksi. Harga Sandang­Pangan jang pantas akan terdjamin.  Oleh karena itu sebagai usaha pertama perlu disediakan spare­ parts untuk mengaktiveer alat2 perhubungan jang lumpuh. c.    Urat nadi perhubungan laut, urat nadi perhubungan darat perlu diperbaiki   oleh   negara,   dan   kepada   rakjat   diandjurkan   menje­ diakan   djalan2  jang   menghubungkan   mereka­ke­pusatz   ketjil

rus   ditindjau   kembali   dengan   maksud   untuk   Iebih   diperhebat, sehingga   menambah   lantjarnja   pengumpulan   dan   ekspor   hasil bumi dan mendjamin lalu­lintas produksi serta distribusi hasil industri Sandang­Pangan pada hari depan.

§  70.  Pembangunan   Industri   berat   dagt   Penjelidikan   (reaearch) Pembangunan

c. Pokok utama untuk membangun industri jang bersifat semesta ialah pembangunan industri berat.

Industri   berat   merupakan   pokok   menambah   tenaga   jang   dapat digunakan   oleh   berbagai   tudjuan   produksi,  kommunikasi   dan distribusi.

Industri  berat  membuka  kemungkinan  memulai  industri  mesin, industri mesin induk dan industri paberik membuat paberik. d. Sebagai   pokok   utama   jang   harus   dikerdjakan   dalam   industri

berat ini ialah mentjari dan mengolah : 

badja,   besi,   timah,   aluminium,   nekel,   batu   arang   dan  minjak bumi.

Untuk dapat memperkembang lapangan industri ini dikemudian hari,  maka  perlu  diadakan penjelidikan  jang  sistematis  dalam menentukan tempat dapatnja dan besar volumenja.

e. Tenaga   penjelidikan   dan   pelaksanaan   harus   segera   disiapkan untuk   tudjuan   industri   berat.   Oleh   sebab   itu   sistematis  pendi­ dikan   untuk   menjediakan   tenaga   itu   harus   dibentuk. Penjelidikan bahan nasional untuk industri berat harus dimasuk­ kan kedalam Dasar Undang2 Pembangunan Semesta dan Beren­ tjana. § 71. Pelaksanaan Pembangunan Semesta­Berentjana dan sjarat lantjarnja Yelaksanaan a. Pelaksanaan Pembangunan Semesta­Berentjana hanja dapat di­ lakukan   dengan   persiapan   jang   saksama   guna   menjelesaikan suatu pola pembangunan jang memperhitungkan segala kenja­ taan jang dapat mempengaruhi pelaksanaan pembangunan itu. b. Pola tersebut harus diterima oleh instansi kekuasaan tertinggi

dalam   Negara   jaitu   sebagai   Putusan   Madjelis   Permusjawaratan Rakjat agar mendapat authority tertinggi,  dan dengan demikian tidak di­robah2  oleh siapapun, sehingga terdjamin pula pelak­ sanaannja.

c. Dengan diterimanja pola tersebut oleh M.P.R. terdjaminlah usa­ ha   dan   pelaksanaannja,   karena   didukung   dan   dilindungi  oleh masjarakat seluruhnja sebagai rnilik nasionalnja. Pola  Nasional lalu mendjadi pendjelmaan Kedaulatan Rakjat.

d. Agar   Pola   Nasional   dapat   diterima   mendjadi   milik   nasional maka   pola   tersebut   harus   mentjerminkan   aspirasi2   bangsa   In­ donesia   sebagai   penegak   semangat   dalam   djangka   pendek   dan djangka pandjang, dan sanggup pula menghilangkan keluh­kesah masjarakat dalam waktu singkat.

e. Pembangunan Semesta dan Berentjana akan berhasil djika ada pimpinan  dalam   perentjanaan,   dalam   pelaksanaan,   dalam   peng­ awasannja   dan   dalam   pembagian   hasilnja.   Rakjat   didaerah   di­ seluruh Indonesia akan menikmati hasil perdjuangan  kemerde­ kaan berkat Pembangunan badaniah dan mental.

f. Demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin mendjadi sjarat

matlak   dalam   Pembangunan   Semesta   dan   Berentjana.   Karena itu soal produksi, kommunikasi dan distribusi, harus dikuasai, se­tidak2nja diawasi aleh Pemerintah.

g. Pembangunan Semesta dan Berentjana akan berhasil baik, djika semua   sumber   tenaga   rakjat   dan   alam   dapat   diikut   sertakan untuk   tudjuan   tersebut,   serta   dapat   dilakukan   setjara   hemat, effisien   dan   bidjaksana   dengan   kegembiraan   Rakjat   bekerdja untuk kesedjahteraan Bangsa.

h.   Untuk   mendjamin   hasil   baik   pembangunan,   maka   segala   faktor penghambat dan penghalang pembangunan, berupa apapun harus diatasi atau ditiadakan.

Soal keamanan merupakan faktor penting dalam pembangunan, oleh   karena   itu   soal   ini   harus   diselesaikan   setjepat   mungkin. Dimana ada keamanan kita membangun.

i.  Penggunaan   potensi   angkatan   perang   untuk   Pembangunan   akan memperbesar kepastian berhasilnja pembangunan. 

Problem pegawai  negeri  jang menelan demikian banjaknja  biaja dari Anggaran Belandja harus dapat diselesaikan.

j.   Subsidi   kepada   daerah   autonomi   dimana   mungkin   harus   di­ batasi,   dan  mereka   diwadjibkan   menutup   kekurangan   itu   dari pendapatan sendiri dengan tidak mengganggu sumber2 Peme ­ rintah Pusat.

k.  Birokrasi   dan   korupsi   dalam   Public   Administration   dipusat   dan didaerah   harus   dipeladjari   untuk   diatasi.   Pemeliharaan   (mainte­ nance)   benda   milik   negara   seperti   kendaraan,   peralatan   dan rumah harus dilantjarkan sebagai national drive untuk meng­ hemat djutaan rupiah. Mengenai devisen harus diusahakan menutup kebotjoran2 ka­ rena : a. smokkel. b. korupsi administrasi. c. peraturan jang melambatkan dan jang mengurangi devizen.  d. perbedaan kurs jang mengandjurkan smokkel.  e. karena kurang pengertian tentang persetudjuan "from G. to G." mengenai pertukaran internasional berupa hasil bumi dengan mesin industri.

m.   Soal   meninggikan   ekspor   harus   diusahakan   setjepat   mungkin agar mentjapai sebagai minimum tingkatan2 lama.

n.   Koperasi   dalam   sektor   produksi,   rekonstruksi   dan   distribusi akan  pasti mendjamin berhasilnja pembangunan. Bank Pemba­ ngunan dengan tjabang2nja dipusat swatantra I mendjamin lan­ tjarnja membajar biaja Pembangunan.

Setiap pembangunan harus ditbndjanz,  diawasi dan dinilai se­ waktu2  oleh   Depernas   untuk   mendjamin   hasilnja   bagi   masja­ rakat   dan   mendorong   Pembangunan   dengan   langkah­sedjarah jang pasti menudju masjarakat Adil­Makmur berdasarkan Pan­ tja­Sila.

o.   Untuk   memperbesar   kepastian   berhasilnja   pelaksanaan   pem­ bangunan,   maka   masjarakat   perlu   dibawa   dalam   iklim   mem­ bangun  setjara   hemat,   tjepat   dan   tepat.   Revolusi   Pembangunan harus   bergelora   dengan   mewudjudkan   sembojan   :   Kita   Mem ­ bangun; We reconstruct.

Dalam dokumen Jilid-01 Depernas 24 (Halaman 95-101)