• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Bivariat

Dalam dokumen HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM ASUPAN KA (Halaman 63-76)

Tekanan Darah

5.5 Analisa Bivariat

5.5.1 Keeratan Hubungan antara Asupan Natrium dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Spearman. Berikut ini adalah tabel hasil uji korelasi Spearman keeratan hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik.

TABEL 5.12

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK DI PUSKESMAS PASIRKALIKI

KECAMATAN CICENDO KOTA BANDUNG

Tekanan darah p-value r

Tekanan darah sistolik 0.114 -0.203

Tekanan darah diastolik 0.055 -0.267

Hasil uji statistik keeratan hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing adalah -0.203 yang artinya keeratan hubungannya kecil dan -0.267 yang artinya keeratan hubungannya sedang. Sementara itu untuk uji kemaknaan koefisian korelasi hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing nilai p-value adalah 0.114 (p > α) dan 0.055 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan natrium baik dengan tekanan darah sistolik sampel maupun dengan tekanan darah diastolik sampel.

Berdasarkan hasil uji kemaknaan korelasi yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p > α) antara asupan natrium dengan tekanan darah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andarini dkk (2012). Selain itu, hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mustamin (2010) dan Untari (2012) juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi. Arah korelasi pada peneltian ini tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan Krummel (2004), Nelms dkk (2010), serta Raymond dan Couch (2012) yang menyebutkan bahwa asupan natrium tinggi meningkatkan tekanan darah.

Menurut Gropper dan Smith, (2012) di antara beberapa design studi untuk menilai asupan natrium yang berdasarkan dari diet makanan sering kali menghasilkan konflik - tidak berhubungan atau memiliki hubungan yang positif antara natrium dan tekanan darah. International Study of Salt and Blood Pressure (INTERSALT), 10.000 orang dewasa dari 32 negara, menemukan bahwa peningkatan asupan natrium 100 mmol (2300 mg) dihubungkan dengan perubahan kecil tekanan darah, yaitu hanya sekitar 1 sampai 3 mmHg peningkatan sistolik dan 0 sampai 2 mmHg peningkatan tekanan darah diastolik. Biarpun begitu analisis ulang dilakukan terhadap studi ini dan hasilnya pun menunjukkan tidak ada hubungan.

Gropper dan Smith (2012) juga menyebutkan bahwa diet sesorang memiliki respon yang berbeda-beda dengan tekanan darah. Beberapa orang dengan hipertensi, terutama memiliki predisposisi genetik, tampak lebih sensitif pada kelebihan natrium daripada yang lain. Pada beberapa (30% sampai 50%) orang yang memiliki hipertensi, tingginya asupan natrium meningkatkan tekanan darah, dan pembatasan asupan natrium menghasilkan penurunan tekanan darah. Penurunan asupan natrium pada orang hipertensi akan bermakna menurunkan tekanan darah pada orang Afrika-Amerika, orang-orang obes, orang-orang-orang-orang dengan usia lebih dari 65 tahun, beberapa yang memiliki aktifitas plasma renin yang rendah, dan beberapa dengan polimorfisme gen angiotensin. Hanya pada beberapa orang yang memiliki sensifitas terhadap natrium yang dapat menyebabkan natrium meretensi cairan dan perluasan volume extrasellular. Hal

tersebut kemudian berlanjut pada pelepasan substansi-substansi yang dapat meningkatkan aktifitas kontraktif jantung dan pembuluh darah serta mempengaruhi sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Tidak adanya hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik diduga peran dari faktor risiko lain yang menyebabkan hipertensi. Menurut FDA (2013), hipertensi atau peningkatan tekanan darah bergantung pada banyak faktor yaitu usia lanjut, asupan alkohol, obesitas, dan riwayat hipertensi dari keluarga. Oleh karena itu, natrium bukan satu-satunya yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah (Insel et al, 2013). Penyebab ketidak bermaknaan hasil uji statistik untuk penelitian ini mungkin diduga dari peran faktor risiko obesitas, usia lanjut, jenis kelamin, dan kurang latihan fisik. Hal ini dikarenakan dari 20 sampel yang mengalami hipertensi di antaranya 95% berumur ≥ 40 tahun, 90% berjenis kelamin perempuan, 80% obesitas, dan 100% kurang latihan fisik.

5.5.2 Keeratan Hubungan antara Asupan Kalium dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Pearson sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah iastolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Spearman. Berikut ini adalah tabel hasil uji korelasi Spearman dan Pearson keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik.

TABEL 5.13

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK DI PUSKESMAS PASIRKALIKI

KECAMATAN CICENDO KOTA BANDUNG

Tekanan darah p-value r

Tekanan darah sistolik 0.451 0.021

Tekanan darah diastolik 0.447 -0.023

Hasil uji statistik keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing adalah 0.021 dan -0.023 yang artinya keeratan hubungannya sama-sama kecil. Sementara itu untuk uji kemaknaan koefisian korelasi hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing nilai p-value adalah 0.451 (p >

α) dan 0.447 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan kalium baik dengan tekanan darah sistolik sampel maupun dengan tekanan darah diastolik sampel.

Berdasarkan hasil uji kemaknaan korelasi yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p > α) antara asupan kalium dengan tekanan darah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andarini dkk (2010) dan Ariwidyaningsih (2013). Korelasi antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik bernilai positif. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Krummel (2004), Escott-Stump (2008), serta Raymond dan Couch (2012) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi asupan kalium maka semakin rendah tekanan darah. Namun korelasi antara asupan kalium dengan tekanan darah diastolik bernilai negatif dan hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Krummel (2004), Escott-Stump (2008), serta Raymond dan Couch (2012) yang menyebutkan bahwa asupan kalium tinggi menurunkan tekanan darah.

Menurut Shils et al (2006), beberapa survey besar telah menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara asupan

kalium dan tekanan darah. Akan tetapi, pada beberapa studi, setelah menyesuaikan dengan variable lain (seperti usia, berat badan, konsumsi alkohol, serat, magnesium), diet kalium ditemukan tidak ada hubungan dengan tekanan darah.

Menurut Watson dkk (2011), dalam penelitian baru-baru ini, diambil dari Cochrane Database of Systematic Reviews, efek dari suplementasi oral kalium dinilai tidak memiliki penurunan tekanan darah yang signifikan pada pasien dengan tekanan darah tinggi. Penelitian tersebut menganalisis 5 randomized controlled trials (n=425) dan tidak menghasilkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan secara statistic pada partisipan yang menerima suplemen dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Penyebab ketidak bermaknaan hasil uji statistik untuk penelitian ini mungkin diduga dari peran faktor risiko obesitas, usia lanjut, jenis kelamin, dan kurang latihan fisik. Hal ini dikarenakan dari 20 sampel yang mengalami hipertensi di antaranya 95% berumur ≥ 40 tahun, 90% berjenis kelamin perempuan, 80% obesitas, dan 100% kurang latihan fisik.

5.5.3 Keeratan Hubungan antara Rasio Asupan Natrium : Kalium dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Pearson sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah iastolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Spearman. Berikut ini adalah tabel hasil uji korelasi Spearman dan Pearson keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik.

TABEL 5.14

HUBUNGAN ANTARA RASIO ASUPAN NATRIUM : KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK DI PUSKESMAS

PASIRKALIKI KECAMATAN CICENDO KOTA BANDUNG

Tekanan darah p-value r

Tekanan darah sistolik 0.435 -0.028

Tekanan darah diastolic 0.308 -0.085

Hasil uji statistik keeratan hubungan antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing adalah -0.028 dan -0.085 yang artinya keeratan hubungannya sama-sama kecil. Sementara itu untuk uji kemaknaan koefisian korelasi hubungan antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing nilai p-value adalah 0.435 (p > α) dan 0.308 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara rasio asupan natrium : kalium baik dengan tekanan darah sistolik sampel maupun dengan tekanan darah diastolik sampel.

Berdasarkan hasil uji kemaknaan korelasi yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p>α) antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andarini dkk (2010). Arah korelasi antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik bernilai negatif. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan Krummel (2004) serta Raymond dan Couch (2012) bahwa rasio asupan natrium : kalium tinggi meningkatkan tekanan darah.

Penyebab ketidak bermaknaan hasil uji statistik untuk penelitian ini mungkin diduga dari peran faktor risiko obesitas, usia lanjut, jenis kelamin, dan kurang latihan fisik. Hal ini dikarenakan dari 20 sampel yang mengalami hipertensi di antaranya 95% berumur ≥ 40 tahun, 90% berjenis kelamin perempuan, 80% obesitas, dan 100% kurang latihan fisik.

55 6.1 Simpulan

1. Pada penelitian ini sebagian besar sampel berusia ≥ 40 tahun yaitu 28 orang (75.7%), berjenis kelamin wanita yaitu 35 orang (94.6%), berpendidikan rendah yaitu 26 orang (70.3%), dan bekerja yaitu 25 orang (67.6%).

2. Pada penelitian ini sebagian besar sampel obesitas yaitu 24 orang (64.9%) dan kurang melakukan latihan fisik yaitu 37 orang (100%). 3. Pada penelitian ini sebagian besar sampel hipertensi yaitu 20 orang

(54.1%), memiliki asupan natrium tinggi sebanyak 24 orang (64.9%), asupan kalium rendah yaitu 35 orang (94.6%), memiliki rasio asupan natrium : kalium buruk yaitu 31 orang (83.8%).

4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan natrium dan tekanan darah pada tekanan darah sistolik (p > α) dengan tingkat keeratan (r = -0.203 ) dan tekanan darah diastolik (p > α) dengan tingkat keeratan (r = -0.267).

5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan kalium dan tekanan darah pada tekanan darah sistolik (p > α) dengan tingkat keeratan (r = 0.021) dan tekanan darah diastolik (p > α) dengan tingkat keeratan (r = -0.023).

6. Tidak ada hubungan yang bermakna antara rasio asupan natrium : kalium dan tekanan darah pada tekanan darah sistolik (p > α) dengan tingkat keeratan (r = -0.028) dan tekanan darah diastolik (p > α) dengan tingkat keeratan (r = -0.085).

6.2 Saran

1. Diperlukan adanya penyuluhan atau konsultasi untuk memberikan informasi tentang pembatasan asupan natrium dari bumbu penyedap, kecap, saos, mie instan, dan ikan asin serta anjuran konsumsi tinggi asupan kalium dari sumber makanan sayuran dan buah-buahan.

2. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan asupan natrium, asupan kalium, dan rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti konsumsi alkohol, stress, dan aktifitas fisik.

57

Andarini, Sri dkk. 2012. Hubungan Asupan Makromineral (Natrium dan Kalium) dengan Tekanan Darah pada Usia 18-44 tahun di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Dalam Jurnal Universitas Brawijaya.

Andria, Kiki Mellisa. 2013. Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stress, dan Pola Makan dengan Tingkat Hipertensi Pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Dalam Jurnal Promkes Vol. 1 No. 2 halaman 111-117.

Anggara, Febby Haendra D. dan Nanang Prayitno. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan degan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012. Dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 5 No. 1.

Appel, Lawrence J. et al. 2006. Dietary Approaches to Prevent and Treat Hypertension: A Scientific Statement From The American Heart Association. In Journal of American Heart Association.

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Ariwidyaningsih, Eka Puji. 2013. Hubungan antara Asupan : Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan Tekanan Darah pada Staf PUSSENIF KODIKLAT TNI-AD BANDUNG. Karya Tulis Ilmiah Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Berman, Audrey dkk. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb (diterjemahkan oleh Eny Meiliya dkk). Jakarta: EGC.

Brashers, Valentina L.. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen (diterjemahkan oleh H. Y. Kuncara). Jakarta: EGC. Burnside, John W. dan Thomas McGlynn. 1995. Diagnosis Fisik Ed 17

(diterjemahkan oleh Henny Lukmanto). Jakarta: EGC.

Bustan, M. N.. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Casey, Aggie dan Benson, Hebert. 2012. Panduan Harvard Medical School: Menurunkan Tekanan Darah (diterjemahkan oleh: Nirmala Devi). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Corwin, Elizabeth J.. 2009. Buku Saku Patofisiologi (diterjemahkan oleh Nikhe Budhi Subekti). Jakarta: EGC.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Grafindo Persada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Kementrian Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Dalam Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 59 No. 12.

Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care Sixth Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Farid, Dyni Acmalya. 2010. Hubungan antara Asupan Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan Serat dengan Tekanan Darah pada Remaja. Dalam Artikel Penelitian Universitas Diponegoro.

Feryadi, Rahmat dkk.. 2014.Hubungan Kadar Profil Lipid dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang Tahun 2012. Dalam Jurnal Kesehatan Andalas 2014; 3(2).

Food and Drug Administration. 2013. Code of Federal RegulationsTitle 21 Food and Drugs Parts 100 to 169. Washington DC: US Government.

Gibney, Michael J. dkk 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat (diterjemahkan oleh Andry Hartono). Jakarta: EGC.

Gobel, Wahyuni. 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. Skripsi pada Universitas Gorontalo Jurusan Kesehatan Masyarakat.

Gropper, Sareen S. and Smith, Jack L.. 2012. Advanced Nutrition and Human Metabolism Sixth Edition. USA: Wadsworth Cencage Learning.

Gulledge, Jo and Shawn Beard. 1999. Hypertension Management Clinical Pathways, Guidelines, and Patient Education. USA: Aspen.

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit edisi 2. Jakarta : EGC.

Hendrayani, Citra. 2009. Hubungan Rasio Asupan Natrium:Kalium dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia 25-45 Tahun di Komplek Perhubungan Surabaya. Thesis pada Universitas Diponegoro. Insel, Paul et al.. 2013. Discovering Nutrition Fourth Edition. USA: Jones &

Barlett Learning.

Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. 2004. The Seventh Report of The Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. US: National Institutes of Health.

Kartikasari, Agnesia Nuarima. 2012. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Dalam Jurnal Media Medika Muda.

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Keputusan Menkes RI Tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Kiptiyah, Rina. 2007. Hubungan Asupan Natrium, Kalium, Kalsium, dan

Magnesium dengan Tekanan Darah Sistolik Lansia Wanita (Studi di Panti Wredha Pucang Gading, Semarang). Skripsi pada Universitas Diponegoro.

Krummel, Debra A.. 2004. Medical Nutrition Theraphy in Hypertension. Dalam L. Kathleen Mahan dan Sylvia Escott-Stump. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy. USA: Elsevier. Hal 900.

Lerma, Edgar V. and Mitchell Rosner. 2013. Clinical Decisions in Nephrology, Hypertension and KidneyTransplantation. New York: Springer.

Lewa, Abdul Farid dkk. 2010. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Sistolik Terisolasi pada Lanjut Usia. Dalam Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 26 No. 24.

Lumoindong, Angelya dkk.. 2013. Hubungan Obesitas dengan Profil Tekanan Darah Pada Anak Usia 10-12 Tahun di Kota Manado. Dalam Jurnal e-Biomedik (eBM) Vol. 1 No. 1 halaman 147-153. Medina, Zaira Siti Mecca. 2013. Hubungan antara Asupan Lemak Jenuh

dan Obesitas Sentral dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Bojong Soang Kabupaten Bandung. Karya Tulis Ilmiah pada Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Gizi.

Mitchell, dkk. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran (diterjemahkan oleh Andry Hartono). Jakarta: EGC.

Muliyati, Hepti dkk. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam Media Gizi Masyarakat Indonesia. Vol.1 No. 1 : 46-51.

Mustamin. 2010. Asupan Natrium, Status Gizi, dan Tekanan Darah Usia Lanjut di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru. Dalam Media Pangan Gizi Pangan. Vol IX Ed 1.

Nadar, Sunil and Gregory Lip. 2009. Hypertension. Oxford: Oxford Uviversity Press.

National Intitutes of Health. 2009. Sodium / Potassium Linked to Cardiovaskular Disease Risk. Dikutip dari

http://www.nih.gov/researchmatters/january2009/01262009hyperten

sion.htm (15/12/2009)

Nelms, Marcia et al. 2007. Nutrition Theraphy and Pathophysiology. USA: Thomson Brooks/Cole.

Otten, Jennifer et al. 2006. Dietary References Intakes: The Essential Guide to Nutrient Requirements. Washington DC: Institute of Medicine.

Prawesti, Lupita Ayu. 2013. Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau terhadap Tekanan Darah di Puskesmas Cisarua. Karya Tulis Ilmiah pada Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Gizi.

Puskesmas Pasirkaliki. 2014. Laporan Bulanan Puskesmas Pasirkaliki Kecamatan Cicendo Kota Bandung. Bandung : Puskesmas Pasirkaliki.

Raymond, JL and Couch SC. 2012. Medical nutrition therapy for cardiovascular disease. In: Mahan L, Escott-Stump S and Raymond J (Eds.), Krause’s Food and Nutrition Care Process. 13th ed. USA: Elsevier USA.

Ronny, dkk. 2009. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 1995. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Shils, Maurice E. et al.. 2006. Modern Nutrition in Health and Disease. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula (diterjemahkan oleh Palupi Widyastuti). Jakarta: 2004.

Soekatri, Moesijanti. 2011. Penilaian Status Gizi. Dalam Sunita Almatsier, dkk. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Tamher dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan

Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Untari, Puspita. 2012. Hubungan antara Asupan Natrium, Asupan Serat, dan Kejadian Hipertensi Pada Usia 45-55 tahun di Desa Bongas Wetan Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Karya Tulis Ilmiah Pada Poltekkes Kemenkes Bandung.

Watson, Ronald Ross dkk.. 2011. Nutrients, Dietary, Supplements, and Nutriceuticals: Cost Analysis Versus Clinical Benefits. USA : Human Press.

WHO. 2000. The Asia-Pasific Perspective Redifining Obesity and Its Treatment. Australia: Health Communications Australia.

WHO. 2013. WHO Issues New Guidance on Dietary Salt and Potassium. Dikutip dari

http://www.who.int/mediacentre/news/notes/2013/salt_potassium_2

0130131/en/ (31/01/2013)

Zuraidah dkk. 2012. Analisis Faktor Risiko Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kota Palembang Tahu 2012. Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan Kementerian kesehatan Republik Indonesia Poltekkes Palembang.

LAMPIRAN 1

Dalam dokumen HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM ASUPAN KA (Halaman 63-76)

Dokumen terkait