• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini terdiri dari analisis tentang manajemen pembelajaran ganda PAI yang memuat

ANALISA DATA

A.Kondisi Nyata Manajemen Pembelajaran Ganda Pendidikan Agama Islan Dalam Rangka Mencapai Prestasi Keagamaan

1. MI Ma’arif Grabag I

Penulis mendapatkan data dari kepala madrasah bahwa

“Adanya manajemen pembelajaran ganda dikarenakan prestasi

keagamaan rendah sehingga dibutuhkan tambahan materi keagamaan melalui madrasah diniyah dan mengacu pada aspek perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi” (Subandi).1

Komite Madrasah menjelaskan bahwa

“Mohon ada saling koordinasi dan bekerja sama antara komite

dengan madrasah sehingga tujuan pembelajaran ganda dapat

tercapai” (Agus Marzuki dan Mudjiburrahaman).2

Dari guru-guru MI Ma’arif Grabag I bahwa

“Diperlukan adanya manajemen yang tertib dalam melaksanakan

pembelajaran ganda pendidikan agama Islam supaya prestasi

meningkat” (Uswatun Hasanah, Darul Hikmah Pratiwi Bakti

Nuraini, Aditia Pramudika Yuda, Farida Himawati, Arifah, Rif’an

Anwar, Fatkhul mujib, Anni Baroroh, Nurul Hikmah, Puji Hartono, Intan Purnama Sari, Muhammad Wildan).3

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala madrasah MI Ma’arif

Grabag I Subandi bahwa manajemen pembelajaran ganda sangat

dibutuhkan karena prestasi keagamaan rendah, melalui program diniyah. Dan mengacu pada aspek perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi. Juga

1

Subandi, wawancara kondisi nyata tanggal 3 Maret 2016

2

AMarzuki, Mujiburrahman, wawancara dengan komite tanggal 6 maret 2016 3

Uswatun, dkk, tanggal 3 Maret 2016

kepada komite madrasah Agus Akhmad Mardjuki dan Mujiburrohman bahwa memohon agar selalu saling berkoordinasi dan bekerja sama dengan komite, dan wali murid dalam pelaksanaan pembelajaran. Selalu bermusyawarah dalam pemecahan masalah demi kelancaran program madrasah. Dari semua guru bahwa perlu manajemen yang tertib dalam melaksanakan pembelajaran ganda pendidikan agama Islam supaya prestasinya meningkat.

Bahwa tahap perencanaan dilakukan rapat bersama antara kepala madrasah, dewan guru, komite dan pemuka masyarakat. Berpatokan kalender pendidikan membahas semua kegiatan madrasah anggaran selama satu tahun yaitu RKM, RKAM. Semua dewan guru diharapkan melengkapi administrasi pembelajaran seperti: Silabus, PROTA, PROMES, RPP, Jurnal, absen, dan jadwal. Pada pembelajaran Madin hanya absen siswa dan jadwal karena sebagai pelengkap saja.

Tahap pelaksanaan MI pagi pukul 07.00- 12.30 diniyah siang pukul 13.00-14.00, metode MI bervariasi sedangkan diniyah metode driil,

terutama materi Alqur’an Hadits. Apel pagi doa bersama, hafalan surat -surat pendek, asmaul husna, tasrifan, mufrodat bahasa Arab secara terjadwal. Materi diniyah tetapi dilaksanakan di awal pembelajaran di halaman sekolah bersama-sama. Siang hari materi lebih tinggi atau lengkap dibanding pelajaran MI, disamping alokasi waktu pagi satu jam pelajaran hanya tiga puluh menit, sedang diniyah waktunya enam puluh

sebab waktu sangat kurang mulai kelas IV, V, dan VI.

Tahap evaluasi mengacu pada KEMENAG, dilakukan ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) Ulangan Semester (US), Ulangan Kenaikan Kelas (UKK).Untuk MADIN hanya Ulangan Semester (US) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) dan pelaksanaan praktek.

Jadi manajemen pembelajaran ganda pendidikan agama Islam sangat cocok untuk MI Ma’arif Grabag I dalam rangka meningkatkan prestasi belajar keagamaan dan besar manfaatnya.

2. MI Al-Ittihaad Citrosono

Penulis mendapatkan data dari kepala madrasah bahwa

“Pelaksanaan manajemen pembelajaran ganda dalam rangka

mensukseskan Permenag No. 2 tahun 2008 tentang SKL dan Standar Isi Mapel PAI dan Bahasa Arab di Madrasah jo Permenag No

0002312 tahun 2013” (M. Heri Subhan)4, Komite Madrasah:

“Perlu memantau pelaksanaan pembelajaran ganda yang dilaksanakan Madrasah” (Erwin Sumanto dan Jaenudin)5 .

Guru-guru MI Al-Ittihat Citrosono:

“pelaksanaan manajemen pembelajaran ganda perlu adanya

dukungan dari semua pihak (yayasan, orang tua, komite dan

masyarakat” (Khamim Asy’ari, Ana Latifah, Ani Mufidah, Sarifah

Mahsun, Titin Faridha, Umi Farida, Ika Lestari, Jarkowi, Ani Supadmi, Soim, Tri Wahyudi)6.

4

M. Heri Subhan, wawancara dengan Kepala MI Al-Ittihat Citrosono, tanggal 7 Maret 2016.

5

Erwin Sumanto, Jaenudin,wawancara dengan komite MI Al-Ittihat Citrosono tanggal 8 Maret 2016

6

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala madrasah MI Al-Ittihaad Citrosono Heri Subhan bahwa pelaksanaan manajemen pembelajaran ganda dalam rangka mensukseskan Permenag No. 2 tahun 2008 tentang SKL dan Standar Isi Mapel PAI dan Bahasa Arab di Madrasah jo Permenag No 0002312 tahun 2013 harus dilaksanakan. Dari komite madrasah Erwin Sumanto dan Jaenudin perlu memantau pelaksanaan pembelajaran ganda yang dilaksanakan Madrasah agar pembelajaran bisa tertib. Juga dewan guru bahwa pelaksanaan manajemen pembelajaran ganda pendidikan agama Islam harus mendapat dukungan dari semua pihak (yayasan, komite, orang tua, masyarakat).

Kondisi manajemen pembelajaran ganda yang ada di Al-Ittihaad Citrosono telah berjalan dengan tertib, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Kondisi nyata prestasi belajar keagamaan pada MI Ma’arif Grabag I dan MI Al-Ittihaad Citrosono

1. MI Ma’arif Grabag I

Dari tahun ke tahun prestasi belajar keagamaan mulai meningkat, dilihat dari hasil ujian Madrasah baik Ujian umum maupun keagamaan. Prestasi keagamaan ujian madrasah pada akhir tahun pelajaran 2014/2015

MI Ma’arif Grabag I rata-rata madrasah lima mata pelajaran peringkat I tingkat kecamatan. Ada juga siswa yang nilainya 100 (sempurna). Pada setiap perlombaan PORSEMA dan PORSADIN di tingkat kecamatan banyak yang diraih, untuk mewakili di tingkat kabupaten.

a. Al Quran Hadits

Prestasi belajar al-Quran hadits rata-rata hasilnya bagus karena anak sudah bisa membaca al-Quran, ada 1 anak kelas 5A di bawah KKM. Secara keseluruhan cukup bagus, meski ada beberapa anak yang dasar baca al-Quran yang kurang bagus, maka prestasinya juga kurang bagus, anak-anak belum menguasai tajwid dan makhrojul huruf untuk hafalan surat –

surat pendek tidak ada kesulitan, kekurangannya terutama pada kefasihan.

b. Aqidah Akhlak

Prestasi belajar aqidah akhlak hasilnya rata-rata bagus karena anak dapat memahami materi dengan baik dan dipraktekkan dalam sehari-hari, diantara lima mapel agama yang lain, aqidah merupakan mapel yang paling mudah bagi anak, sehingga hasilnya bagus tuntas KKM.

c. Fiqih

Prestasi belajar fiqih rata-rata hasilnya cukup karena anak dapat memahami materi dengan baik dan dipraktekkan dalam sehari-hari.Tingkat prestasi mata pelajaran fiqih secara umum di bawah aqidah dan al-Quran hadits tuntas KKM.

d. Sejarah Kebudayaan Islam

Prestasi belajar SKI rata-rata hasilnya sedang karena materinya sulit dipahami dan dicerna anak, terutama siswa yang kurang menyukai membaca dan pelajaran sejarah. Secara garis besar rata-rata mapel SKI belum berhasil memperoleh prestasi yang bagus hanya anak-anak yang hobby membaca, memerlukan remedial, materi banyak dan harus menghafal para tokoh dalam penyebaran Islam.

e. Bahasa Arab

Prestasi belajar bahasa Arab rata-rata hasilnya kurang bagus karena materinya sulit dipahami. Karena siswa kadang belum menguasai mufrodat dan sering tidak dihafalkan maka sulit juga menerjemahkan, meskipun praktek sudah sering dilaksanakan di depan kelas.

Menurut penulis bahwa kondisi nyata prestasi belajar keagamaan

Alqur’an Hadits KKM 70, Akidah Akhlak KKM 71, Fiqih KKM 64, SKI KKM 58, Bahasa Arab KKM 56 (KKM gabungan dari kelas I- VI) di MI

Ma’arif Grabag I sudah standar KKM yang ditentukan, namun perlu

menaikkan KKM, karena yang ditentukan masih ada yang rendah, terlihat pada mata pelajaran bahasa Arab KKM hanya 52 pada kelas IV. Hanya bagi siswa-siswa yang rajin prestasinya bagus.

MI Al-Ittihaad Citrosono hasil prestasi belajar keagamaan mulai baik, dilihat dari hasil ujian Madrasah baik Ujian umum maupun keagamaan. Prestasi keagamaan ujian madrasah pada akhir tahun pelajaran 2014/2015 MI Al-Ittihaad Citrosono rata-rata siswanya lulus 100%. Ada juga siswa yang nilainya 100 (sempurna). Pada setiap perlombaan PORSEMA di tingkat kecamatan banyak yang diraih, di tingkat kabupaten belum mendapatkan hasil.

Adapun prestasi lima mata pelajaran itu sebagai berikut: a. Al Quran Hadits

Prestasi al-Quran hadis cukup bagus mengingat latar belakang daerah asal berbeda-beda sehingga ada yang sudah lancar membaca ada yang belum, dalam materi Quran hadits anak-anak ditargetkan lancar dalam membaca al-Quran. b. Aqidah Akhlak

Mata pelajaran aqidah baik, bisa memahami karena merupakan kegiatan pendukung sehari-hari, anak-anak mampu menjalin kerukunan sesuai aqidah Islam

c. Fiqih

Prestasi fiqih cukup baik, dapat menerapkan kegiatan ibadah di sekolah, sholat jamaah, praktek wudhu, kegiatan sosial,

104

anak-anak dari kelas bawah sampai kelas atas mampu berpuasa dll.

d. Sejarah Kebudayaan Islam

Prestasi mata pelajaran SKI cukup, dikarenakan siswa kurang tertarik dengan pelajaran SKI mungkin karena belum bisa memahami makna sejarah

e. Bahasa Arab

Prestasi bahasa Arab agak kurang, anak kurang termotivasi , dan tidak ada dalam program diniyah, jadi kurang waktu untuk pemahaman.

Menurut penulis bahwa kondisi nyata prestasi belajar keagamaan

Alqur’an Hadits KKM 70, Akidah Akhlak KKM 70, Fiqih KKM 65, SKI

KKM 63, Bahasa Arab KKM 60 di MI Al-Ittihaad Citrosono sudah standar KKM yang ditentukan madrasah. Tetapi alangkah baiknya penambahan waktu untuk materi Bahasa Arab dan SKI.

C. Faktor pendukung dan penghambat prestasi keagamaan di MI Ma’arif Grabag

I dan MI Al-Ittihaad Citrosono 1. MI Ma’arif Grabag I

Pembelajaran ganda pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di

MI Ma’arif Grabag I, yang bertujuan untuk meningkatka prestasi mata

pelajaran keagamaan, ternyata memerlukan faktor pendukung agar tujuan tersebut dapat tercapai.

1) Madrasah yang berada di kota kecamatan

2) Kepala Madrasah dan warga madrasah yang memiliki loyalitas tinggi terhadap madrasah supaya menjadi maju 3) Memiliki guru-guru yang cukup dengan kelas yang ada 4) Adanya kerjasama antara warga madrasah, komite, orang

tuadan instansi terkait

5) Siswa yang siap dalam proses pembelajaran ganda tersebut 6) Keteladanan dan pembiasaan akhlak yang mulia dari warga

madrasah

7) Waktu belajar yang cukup

b. Faktor penghambat prestasi keagamaan di MI Ma’arif Grabag I

Pembelajaran ganda pendidikan agama Islam di MI Ma’arif

Grabag I tidak lepas dari rintangan dan hambatan dalam perjalanannya. Hambatan- Faktor penghambat antara lain:

1) Kurangnya sarana dan prasarana di madrasah

2) Kurang loyalitas beberapa warga Madrasah, kadang waktu pulang masih ada pintu kelas belum tertutup didiamkan saja 3) Guru-guru kurang persiapan kadang hanya apaadanya saja

dalam mengajar

4) Kurang adanya kerjasama antara wali murid dan guru 5) Siswa merasa lelah kurang semangat semaunya sendiri

6) Jika ada ujian pembelajaran banyak liburnya

7) Pemangkasan jam pelajaran ketika ada rapat madrasah,dan acara madrasah yang melibatkan instansi lain.

2 . MI Al-Ittihaad Citrosono

Pembelajaran ganda pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di MI Al- Ittihaad Citrosono, yang bertujuan untuk meningkatka prestasi mata pelajaran keagamaan ternyata memerlukan faktor pendukung agar tujuan tersebut dapat tercapai.

a.Faktor pendukung itu antara lain:

1) Madrasah cukup sarana dan prasarana lengkap

2) Kepala Madrasah dan warga madrasah yang memiliki loyalitas tinggi

3) Kesiapan guru-guru dalam mengajar

4) Adanya kerjasama antara warga madrasah, komite, yayasan, orang tua dan instansi terkait

5) Siswa siap dalam proses pembelajaran ganda tersebut 6) Waktu belajar yang lama

b.Faktor penghambat

Pembelajaran ganda pendidikan agama Islam di MI Al-Ittihaad Citrosono yang telah berjalan lama ini tidak lepas dari rintangan dan hambatan dalam perjalanannya. Faktor penghambat prestasi keagamaan di MI Al-Ittihaad Citrosono antara lain:

2) Kurang perhatian dari wali murid 3) Guru-guru kurang jeli terhadap siswa

4) Kurang adanya kerjasama antara wali murid dan guru 5) Siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran disebabkan

terlalu lama waktunya

6) Waktu kurang tepat ingin cepat pulang karena terpengaruh anak-anak yang belajar di SD

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen pembelajaran ganda pendidikan agama Islam dalam rangka mencapai prestasi keagamaan pada MI Ma’arif Grabag I dan

MI Al-Ittihaad Citrosono mengacu pada aspek manajemen: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Aspek perencanaan dilakukan pada awal tahun pelajaran dengan cara diadakan rapat tahunan, bersama kepala madrasah, dewan guru, komite, dan yayasan. Membahas semua kegiatan madrasah beserta anggaran (RKM, RKAM) dan perencanaan perangkat pembelajaran.

Aspek pelaksanaan dilakukan implementasi kurikulum KEMENAG dan MADIN, pukul 07.00 – 12.30 pembelajaran MI, 13.00 – 14.00

pembelajaran Diniyah. Mata pelajaransama Al qur’an Hadits, Akidah

Akhlak, Fiqih, SKI, Bahasa Arab dan materi praktek keagamaan. Aspek evaluasi mengacu pada KEMENAG, dilakukan ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) Ulangan Semester (US), Ulangan Kenaikan Kelas (UKK). Untuk MADIN hanya Ulangan Semester (US) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) dan pelaksanaan praktek. 2. Kondisi nyata prestasi belajar keagamaan di MI Ma’arif Grabag I dan

MI Al-Ittihaad Citrosono tergolong baik, di atas rata- rata KKM terlihat hasil ujian madrasah pada Tahun Pelajaran 2014/2015, sebagai berikut:

MI Grabag I Al-Qur’an Hadits KKM 70 prestsi 82,6, Akidah

Akhlak KKM 70 prestasi 80,5, Fiqih KKM 65 prestasi 76,5, SKI KKM 60 prestsi 70,5, Bahasa Arab KKM 60 prestasi 63,4.

MI Al-Ittihaad Citrosono Al qur’an Hadits KKM 70 prestasi 80,0 ,

Akidah Akhlak KKM 70 prestasi 81,4, Fiqih KKM 70 prestasi 70,4, SKI KKM 60 prestasi 62,5, Bahasa Arab KKM 60 prestasi 45,7.

3. Faktor pendukung dan penghambat prestasi belajar keagamaan di MI

Ma’arif Grabag I dan MI Al –Ittihaad Citrosono adalah sebagai berikut:

a. Faktor pendukung: sarana prasarana lengkap, warga maradasah mempunyai loyalitas tinggi, guru yang professional tinggi, kerjasama antara warga madrasah, komite, orang tua dan yayasan, waktu yang cukup, keteladanan dan pembiasaan akhlaq yang mulia.

b. Faktor penghambat: sarana prasarana kurang lengkap, warga madrasah kurang loyal, kurang adanya kerjasama, siswa merasa lelah dan bosan, guru tidak siap, orang tua tidak perhatian, banyak libur diniyah karena ada ujian dan kegiatan lain.

Implementasi pembelajaran ganda yang dilaksanakan pada dua MI ini menarik simpati terutama masyarakat sekitar Grabag terbukti siswa tiap tahun semakin banyak dan menolak karena kurang tempat. Peminat juga banyak dari lain desa, dan kecamatan.

B. Saran

1. Kepala Madrasah

a. Selalu berkoordinasi dengan baik antara komite, wali murid dan guru-guru.

b. Bersifat terbuka dengan mau menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari para guru.

c. Supervisi dilakukan secara berkala (satu bulan sekali) 2. Guru

a. Patuh dan Loyal kepada Kepala Madrasah selaku pimpinan

b. Melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik dengan penuh tanggung jawab

sebagai bahan penulisan Tesis pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Judul Tesis yang ditulis adalah Manajemen Pembelajaran Ganda Pendidikan Agama Islam Dalam Rangka Mencapai Prestasi Belajar Keagamaan (studi

kasus di MI Ma’arif Grabag I dan MI Al- Ittihaad Citrosono Tahun Pelajaran 2014/2015).

3. Bapak/Ibu/Sdr/sdri, dimohon untuk dapat memberikan tanggapan terhadap pertanyaan ini, dengan cara menjawab pertanyaan penulis sampaikan dibawah ini sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

4. Jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi kredibilitas Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam tugas dan kewajiban sebagai guru.

5. Atas partisipasi dan bantuannya, Penulis ucapkan banyak terima kasih. B. Identitas Responden 1. Nama : ………. 2. NIP : ……… 3. Jabatan : ……… 4. Tempat Tugas : ……….. 5. Alamat : ………..

Dokumen terkait