• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sehubungan dengan kemampuan pelaksanaan untuk menganalisa perlu membuat beberapa perkiraan menyangkut karakteristik kebocoran dan nilai air yang hilang.Dalam kebanyakan kasus, perkiraan-perkiraan ini akan mengakibatkan penurunan biaya yang besarnya di luar perkiraan dan manfaatnya banyak. Keuntungan bersih dihitung dengan mudah sebagai keuntungan pengurangan biaya-biaya.Keuntungan bersih dari program pencarian dan perbaikan kebocoran, didefinisikan-disini sebagai penghematan biaya secara langsung, yang dihasilkan dari peniadaan pengeluaran-pengeluaran atau dapatnya dilakukan pengurangan-pengurangan pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan yang tidak ekonomis.

Metoda-metoda statistik sederhana digunakan untuk menentukan keuntungan-keuntungan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan program pencarian dan perbaikan kebocoran. Keuntungan-keuntungan yang didapat dengan usaha pengendalian kebocoran didefinisikan berdasar pada jumlah total pengeluaran dibanding pengeluaran-pengeluaran sebelumnya.Biaya-biaya tenaga listrik dan bahan kimia diperoleh untuk tiap bulan dengan membagi jumlah total biaya tenaga dan bahan kimia dengan jumlah total air yang diproduksi. Biaya-biaya produksi air dan operasi diperoleh dengan cara yang sama. Biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan dari berbagai jenis kebocoran sangat perlu diketahui.

Kebocoran tersebut dibagi kedalam 6 kategori:

o Hidran Umum dan Pemadam Kebakaran.

o Pelayanan pelanggan, kebocoran-kebocoran pelayanan melalui kran-kran air di rumah pelanggan.

o Pelayanan utilitas, kebocoran-kebocoran pelayanan melalui kran-kran fasilitas kota (terminal, pasar, gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, tempat-tempat hiburan dan lain sebagainya).

o Kebocoran-kebocoran di pipa induk.

o Kebocoran sudah berhenti, sebuah lubang kering dimana kebocoran pemah terjadi tapi saat digali airnya sudah habis.

Untuk kebutuhan penganalisaan, lubang-lubang kering dan kebocoran-kebocoran lainnya, tetap ditetapkan kecepatan kebocarannya sama dengan 0 (nol) karena tidak ada aliran pada fasilitas tersebut, atau pelayanan terhenti pada tempat tersebut. Tetapi, penggunaan biaya-biaya tersebut dalam pelaksanaan "Program" telah mengakibatkan penemuan-penemuan lokasi kebocoran baru.Biaya-biaya perbaikan kebocoran pada pelayanan pelanggan dibayar oleh pelanggan yang bersangkutan, dan hal ini tidak termasuk ke dalam biaya-biaya pelaksanaan program pencarian dan perbaikan kebocoran.

3.2. 3 Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Sambas Tahun 2013

Mengacu pada Visi Kabupaten Sambas “TERWUJUDNYA SAMBAS YANG MANDIRI, BERPRESTASI, MADANI SERTA SEJAHTERA MELALUI BELA TERPIKAT TERIGAS”, maka Visi Sanitasi Kabupaten Sambas adalah “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sambas yang bersih dan sehat dengan pengelolaan sanitasi yang berkualitas dan ramah lingkunganpada tahun 2018”.

Dalam rangka mencapai visi tersebutdiatas, maka kebijakan yang akan diambiloleh pemerintah daerah diwujudkan dalam 4 misi yaitu: Misi Air Limbah Domestik, Persampahan, Drainase dan PHBS.

1. Misi Air Limbah Domestik:

a) Menyediakan pelayanan air limbah yang optimal berwawasan lingkungan kepada masyarakat Kabupaten Sambas;

b) Mendorong partisipasi dunia usaha / swasta dalam penyelenggaraaan, pengembangan dan pengelolaan Air Limbah Domestik;

c) Mendorong peningkatan anggaran dan alternative sumber pembiayaan untuk sektor Air Limbah; d) Mendorong peningkatan kapasitas Pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan Air

Limbah;

e) Menyiapkan kerangka regulasi dalam rangka pengelolaan air limbah . 2. Misi Persampahan:

a) Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan b) Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan.

c) Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha dalam pengelolaan persampahan

d) Mendorong penguatan kapasitas Pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan persampahan;

e) Mendorong peningkatan anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor persampahan f) Menyiapkan kerangka regulasi dalam rangka pengelolaan persampahan.

3. Misi Drainase:

a) Menyediakan sistem jaringan drainase yang berwawasan lingkungan dan berfungsi untuk meminimalkan genangan dan banjir akibat pasang surut dan hujan yang berada dalam suatu kawasan atau dalam suatu wilayah administrasi;

b) Meningkatkan peran serta semua stakeholder (lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha/swasta) dalam pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan drainase yang berwawasan lingkungan;

c) Mendorong peningkatan anggaran dan alternative sumber pembiayaan untuk pembangunan drainase; dan

d) Mendorong penguatan kapasitas Pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan drainase; e) Menyiapkan kerangka regulasi dalam rangka pengelolaan drainase yang berwawasan lingkungan. 4. Misi PHBS:

a) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

b) Mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam peningkatan PHBS c) Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan dalam kegiatan PHBS d) Menyiapkan kerangka regulasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat

Berdasarkan visi dan misi sanitasi Kabupaten Sambas, arahan pengembangan sanitasi di Kabupaten Sambas baik untuk jangka pendek (2014), menengah (2014-2018) maupun jangka panjang (2014-2028) adalah:

1. Optimalisasi dan penyiapan peraturan perundang-undangan di sektor sanitasi.

2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pengelolaan sanitasi. 3. Peningkatan alternatif sumber pendanaan sektor sanitasi.

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sanitasi;

5. Peningkatan peran serta masyarakat, swasta dan dunia usaha dalam pengelolaan sanitasi; Tahapan pengembangan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Sambas meliputi:

1. Tahapan pengembangan pengelolaan air limbah domestik; 2. Tahapan pengembangan pengelolaan persampahan; dan 3. Tahapan pengembangan pengelolaan drainase lingkungan. A. Subsektor Air Limbah Domestik

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada subsektor air limbah domestik menunjukkan bahwa pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sambas terdapat beberapa kelemahan, namun disisi lain terdapat peluang

yang cukup signifikan untuk dicapai dengan merubah beberapa strategi yang ada saat ini. Posisi pengelolan sanitasi subsektor air limbah domestik di Kabupaten Sambas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6Analisa SWOT Subsektor Air Limbah Domestik Di Kabupaten Sambas

No Faktor Internal Skor Angka

1,00 2,00 3,00 4,00 KEKUATAN (STRENGTHS)

1 Adanya komitmen pemerintah daerah dalam penanganan sub

sektor air limbah domestik v - - - 1

2 Tersedianya dana yang bersumber dari APBD untuk kegiatan

pengelolaan air limbah domestik - - - v 4

3 Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan air limbah

dengan sistem on site (0,5 %) - v - - 2

4 Adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani air

limbah doemstik - v - - 2

5

Tersedianya media komunikasi (elektronik dan cetak) yang dimiliki Pemerintah maupun swasta dalam mengkampanyekan pengelolaan air limbah domestik

v - - - 1

JUMLAH NILAI KEKUATAN 10

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1 Belum ada regulasi yang terkait dengan pengelolaan air limbah

domestik - v - - 2

2 Pendanaan untuk pengelolaan air limbah domestik belum

memadai - - v - 3

3 Tingkat pelayanan air limbah sistem on site masih rendah dan

belum tersedianya siste off site v - - - 1

4 Terbatasnyas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani

pengelolaan air limbah domestik - v - - 2

5 Belum optimalnya kampanye pengelolaan air limbah domestik

melalui media massa v - - - 1

JUMLAH NILAI KELEMAHAN 9

SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN 1

No Faktor Eksternal Skor Angka

1,00 2,00 3,00 4,00 PELUANG (OPPORTUNITIES)

1 Adanya regulasi terkait pengelolaan air limbah domestik - v - - 2 2 Adanya potensi pembiayaan sumber dana lain - - v - 2 3 Adanya lelompok masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan

air limbah domestik (lebih kurang 15 kelompok) - - - v 4 4 Program peningkatan kapasitas SDM pengelolaan air limbah

domestik melalui pelatihan - v - - 2

5 Partisipasi dunia usaha (Swasta) dalam pengelolaan air limbah

domestik melalui program CSR v - - - 1

JUMLAH NILAI PELUANG 11

ANCAMAN (THREATS)

1 Persentase pencemaran karena pembuangan isi tangki septic

sebesar 83,3 % tidak aman - - v - 3

2 Persentase pencemaran karena SPAL sebesasr 53,3 % tidak

3 Sebagian besar tempat penyaluran air tinja menggunakan

cubluk (lubang tanah) - v - - 2

4 Belum adanya partisipasi dunia usaha (Swasta) dalam

pengelolaan air limbah domestik v - - - 1

5 Potensi Buang Air Besar sembarangan (BABs) lebih besar dari

10 % - - - V 4

JUMLAH NILAI ANCAMAN 13

SELISIH NILAI PELUANG – ANCAMAN -2

Berdasarkan penilaian analisis SWOT menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. Analisis nilai pada kondisi internal organisasi menunjukkan bahwa nilai kekuatan adalah 10 dan nilai kelemahan adalah 9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kekuatan internal organisasi lebih besar 1 point dibandingkan dengan kelemahannya.

2. Analisis nilai pada kondisi ekternal organisasi menunjukkan bahwa nilai peluang adalah 11 dan nilai ancaman adalah 13. Dengan demikian dapat disimpulkan bawah ancaman lebih besar 2 point dibandingkan dengan peluang yang ada.

Beberapa isu strategis terkait dengan pengelolaan air limbah domestik berdasarkan analisa SWOT antara lain :

1. Penyusunan Peraturan Daerah, NSPK dan SPM terkait dengan pelayanan air limbah domestik dengan dilengkapi dengan kewajiban dan sanksi serta biaya retribusi pengelolaan air limbah

2. Peningkatan fungsi kelembagaan di daerah dalam pelayanan air limbah domestik dan Peningkatan kemampuan SDM bidang pengelolaan air limbah domestik baik kuantitas maupun kualitas.

3. Penambahan anggaran biaya yang bersumber dari APBD dalam pengelolaan air limbah domestik 4. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha (swasta) untuk terlibat aktif dalam pengelolaan ai

limbah domestik;

5. Penyebarluasan informasi terkait dengan pengelolaan air limbah domestik melalui media komunikasi 6. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik

Sedangkan permasalahan yang adadalam pengelolaan air limbah domestikdi Kabupaten Sambas meliputi beberapa aspek, antara lain :

1) Aspek Kelembagaan;

• Belum ada perangkat peraturan daerah (Perda), NSPK dan SPM terkait dengan pengelolaan air limbah domestik;

• Belum optimalnya fungsi kelembagaan yang ada di daerah terkait dengan pengelolaan air limbah 2) Aspek Pendanaan / pembiayaan :

3) Aspek Teknis (operasional);

• Tidak ada standarisasi tempat penampungan limbah yang berwawasan lingkungan • Belum adanya IPAL dan IPLT

• Fungsi drainase masih berbagi fungsi dengan saliran air limbah 4) Aspek Sosial ;

• Masih rendahnya peran serta masyrakat dan dunia usaha (swasta) dalam pengelolaan air limbah domestik;

5) Aspek Komunikasi;

• Masih kurangnya koordinasi antar instansi terkait penetapan kebijakan di bidang air limbah domestik.

• Belum optimalnya kampanye dan promosi pengelolaan air limbah domestik melalui media komunikasi baik elektronik maupun cetak.

Berbagai upaya tindak lanjut yang dapat dilakukan dengan memperkcil kelemahan/kendala untuk mengatasi tantangan/ancaman dalam pembangunan sub sektor airlimbah domestik di Kabupaten Sambas, antara lain : 1. Membangun kesadaran seluruh pemangku kepentingan (Stakeholder) terhadap pentingnya peningkatan

pengelolaan dan pelayanan air limbah dalam pengembangaun sumber daya manusia dan produktivitas kerja;

2. Pembuatan peraturan daerah (Perda) tentang retribusi dan operasional serta pengelolaan air limbah, NSPK dan SPM pengelolaan air limbah;

3. Peningkatan peranserta seluruh stakeholder di daerah (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha/swasta) dalam upaya mencapai sasaran pembangunan, pengelolaan dan pelayanan air limbah; 4. Peningkatan partisipasi media untuk kampanye edukasi dan advokasi sanitasi terkait dengan

pengelolaan air imbah domestik.

5. Penambahan anggaran dari pemerintah daerah dan mendorong berbagai alternative sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah domestik (retribusi maupun donator luar)