BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6. Analisa Jalan yang memiliki teritori yang ramah
Donald Appleyard (1981) mengatakan jalan yang memiliki teritori yang ramah adalah ketika penduduk saling melindungi, kemudian saling peduli dan penduduk merasa aman saat sendiri dirumah. Kondisi ini sebenarnya bisa terbentuk apabila antar rumah penduduk tidak dibatasi oleh pagar yang tinggi sehingga mereka mudah berkomunikasi.
Keuntungan dari tinggal di lingkungan komersil adalah bahwa setiap harinya pada lokasi ini ramai, dan rumah toko yang berada pada lokasi penelitian ini tidak dipagar, sehingga penghuninya selalu merasakan keramaian dan tidak merasa sendiri. Pada lokasi penelitian ini rata-rata apabila bangunan tersebut
adalah toko maka bangunan tersebut tidak menggunakan pagar, tetapi apabila bangunannya adalah rumah pribadi, maka pemilik menggunakan pagar.
4.6.1. Segmen 1
Pada lokasi peneliti segmen 1 ini semua ruko tidak menggunakan pagar dan yang menggunakan pagar hanya 1 bangunan yaitu rumah tinggal (lihat gambar 4.72).
Gambar 4.72 Foto rumah pada segmen 1 yang menggunakan pagar
(Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti)
Rumah yang menggunakan pagar ini dikarenakan penghuni merasa tidak aman atas keselamatannya, dan mereka menutup diri dari lingkungan. Keadaan seperti ini terjadi karena pada Jalan Jamin Ginting khususnya segmen 1 merupakan lokasi yang ramai. Sehingga membuat penghuni menjadi tertutup dan tidak bersosialisasi dengan lingkungannya, sedangkan menurut Donald Appleyard (1981) jalan yang livable adalah jalan yang memiliki teritori yang ramah dan membuat masyarakat yang tinggal pada lingkungan tersebut merasa aman saat berada sendiri dirumahnya.
Pada segmen 1 ini rata-rata memiliki teritori yang ramah karena merupakan bangunan komersil dan tidak menggunakan pagar (lihat gambar 4.73).
Gambar 4.73 Foto aktivitas di depan toko bangunan pada segmen 1 (Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti)
Teori Donald Appleyard (1981) yang mengakatan bahwa jalan yang
livable itu yang memiliki teritori yang ramah tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Karena walaupun jalan ini memiliki teritori yang ramah, tetapi tidak menjadi alasan masyarakat untuk melakukan aktivitas di depan ruko (lihat peta perilaku segmen 1 halaman sebelumnya), masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas pada Pasar Sore, Pasar USU dan Sumber.
4.6.2. Segmen 2
Karakter dari teritori pada lokasi penelitian segmen 2 ini, sama dengan segmen 1 dan 3. Karena masih ditemukan bangunan yang menggunakan pagar, dan membuat tidak terjadinya interaksi sosial. Sedangkan menurut Donald Appleyard (1981) salah satu karakter dari jalan yang livable yaitu jalan yang memiliki teritori yang ramah.
Gambar 4.74 Foto bangunan yang menggunakan pagar
(Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti)
Pada lokasi penelitian segmen 2 ini bangunan yang menggunakan pagar hanya 2 bangunan dan tidak mendominasi.
Gambar 4.75 Foto bangunan yang tidak menggunakan pagar (Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti)
Hal yang unik terjadi pada segmen 2 ini karena walaupun jalan ini memiliki teritori yang ramah, tetapi jalan yang livable terbentuk bukan karena segmen 2 ini memiliki teritori yang ramah, akan tetapi karena pada segmen 2 ini terdapat Pasar Sore.
Gambar 4.76 Foto aktivitas pada Pasar Sore (Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti)
Pada foto di atas ini dapat dilihat bahwa Pasar Sore merupakan tempat yang menjadi pusat aktivitas bagi masyarakat. Walaupun dinamai dengan nama Pasar Sore tetapi Pasar ini selalu ramai dari pagi sampai sore (lihat tabel 4.16).
Tabel 4.16 Tabel aktivitas pada Pasar Sore
Dari 100 reponden menjawab 65% sering ke Pasar sore dengan frekuensi 1-3 kali (53,31%) dan 4-7 kali (40%). Dari data tersebut dapat dilihat intensitas masyarakat melakukan aktivitas di Pasar Sore lebih sering karena Pasar Sore merupakan tempat yang menjual kebutuhan primer.
A. Pasar Sore (65%) 52.31 40.00 7.69
No Kegiatan Tempat
Frekuensi (%) 1-3 kali 4-7 kali Lainnya
4.6.3. Segmen 3
Pada segmen 3 penelitian ini karakter teritori yang ada sama dengan segmen 1 dan 2 karena pada segmen 3 ini pada bangunan rumah saja yang memakai pagar dan untuk bangunan komersial tidak memakai pagar. Bangunan rumah memakai pagar sebagai batas teritorinya karena penghuni rumah merasa takut akan keamanan dirinya, sedangkan bangunan komersial penghuninyalebih merasa aman atas keselamatan dirinya karena bangunan disekitarnya juga tidak menggunakan pagar sehingga mereka saling menjaga satu dan yang lainnya.
Pada segmen 3 ini rata-rata bangunan yang ada termasuk dalam karakter memiliki teritori yang ramah, karena tidak terdapat sekat atau pagar pada bangunan mereka. Sehingga mereka dapat berinteraksi sosial satu sama lainnya. Tetapi sama halnya pada segmen 2, pada segmen 3 ini juga terjadi hal yang unik. Walaupun jalan ini memiliki teritori yang ramah tetapi aktivitas jalan ini terjadi bukan karena memiliki teritori yang ramah, melainkan karena terdapat Pajus, dan Sumber. Dua tempat ini merupakan tempat yang dapat menarik aktivitas yang
Gambar 4.77 Foto bangunan komersial yang tidak memakai pagar pada segmen
3
(Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti)
Gambar 4.78 Foto bangunan rumah tinggal yang menggunakan pagar
sangat banyak dan membuat jalan ini menjadi hidup (lihat tabel 4.71). Untuk aktivitas toko pada Jalan Jamin Ginting memiliki persentase yang besar, tetapi dengan frekuensi yang kecil (16,44%) 4-7 kali dalam 1 minggu dan yang menjawab kadang-kadang memiliki persentase frekuensi yang lebih besar (41,10%).
Tabel 4.17 Tabel aktivitas pada segmen 3
Tabel di atas menunjukkan tempat yang paling sering dikunjungi untuk makan adalah Pajus (80%) dan frekuensi yang paling banyak dijawab adalah kadang-kadang. Selebihnya menjawab 1-3 kali seminggu dan 4-7 kali seminggu. Kemudian untuk aktivitas fotokopi responden menjawab paling sering melakukannya di Sumber (70%), dan memiliki frekuensi yang paling besar adalah kadang-kadang (41,43%), dan selebihnya menjawab 1-3 kali seminggu dan 4-7 kali seminggu.
Untuk aktivitas berbelanja memiliki presentase paling besar diantara yang lain, dengan persentase belanja di Pajus (100%) dan Sumber (85%). Frekuensi
A. PKL (20%) 25.00 25.00 50.00 B. Pajus (80%) 50.00 27.50 C. Rumah makan (41%) 39.02 21.95 39.02 D. Caffe (33%) 36.36 45.45 18.18 A. Sumber (70%) 37.14 21.43 41.43 B. Percetakan Jalan Jamin Ginting (40%) 32.50 40.00 27.50 A. Salon (15%) 0.00 0.00 100.00 B. WARNET game (18%) 27.78 38.89 33.33 C. Rental PS (9%) 22.22 33.33 44.44 A. Sumber (85%) 50.59 36.47 12.94 B. PAJUS (100%) 48.00 35.00 17.00 D. Salah satu toko jalan
Jamin Ginting (73%) 57.53 16.44 41.10 E. Lainnya………… A. Trotoar (75%) 33.33 45.33 21.33 Lainnya………… Tempat Frekuensi (%) 1-3 kali 4-7 kali Lainnya
3 Refreshing 4 Belanja No Kegiatan 1 Makan 2 Fotokopi/print/c etak foto
untuk Pajus yang paling besar yaitu 1-3 kali seminggu (48%) dan untuk Sumber memiliki frekuensi yang paling besar adalah 1-3 minggu (50,59%).
Dari penjelasan ini dapat diketahui aktivitas yang hidup pada segmen 3 terjadi sepanjang Sumber dan Pajus. Karena dua tempat ini memiliki jarak sekitar 500 m sehingga antara Pajus dan Sumber menjadi terhubung dan jalan ini menjadi hidup oleh aktivitas.
4.6.4. Kesimpulan
Donald Appleyard (1981) mengatakan bahwa salah satu karakter dari
livable street adalah memiliki teritori yang ramah. Karakter teritori yang ramah pada lokasi penelitian ini dapat ditemukan bahkan rata-rata pada semua segmen. Tetapi hal yang unik terjadi pada lokasi penelitian ini karena walaupun jalan ini memiliki karakter teritori yang ramah tetapi karakter itu tidak menjadi indikator yang membuat jalan ini menjadi livable. Yang membuat jalan ini livable bukan karena memiliki teritori yang ramah akan tetapi karena tempat ini memiliki pusat- pusat kegiatan, seperi Simpang Jalan Dr. Mansyur, Pasar Sore, Pasar USU dan Sumber, keempat tempat ini terkoneksi secara berkelanjutan.