• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

C. Permasalahan dan Tantangan Penataan Lingkungan Permukiman:

6.2.3 Analisa Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kegiatan dari Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dijabarkan pada Permen PU Nomor 8 tahun 2010 meliputi:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

- RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

RTBL berdasarkan Permen PU Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

 Program Bangunan dan Lingkungan;

 Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

 Rencana Investasi;

 Ketentuan Pengendalian Rencana;

 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

- RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang dinyatakan dalam Permen PU Nomor 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung

dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya. RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta benda. - Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional adalah:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;

2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat; 3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting

untuk menjamin kelangsungan kegiatan;

4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

- Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU Nomor 14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Standar SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana terlihat pada tabel 5.19, yang dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Tabel 6.20. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Waktu

Pencapaian Keterangan Indikator Nilai 1. Penataan Bangunan dan Lingkungan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Terlayaninya masyarakat

dalam pengurusan IMB di Kabupaten/Kota 100% 2017 Dinas yang membidangi Perizinan (IMB) Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) Tersedianya pedoman

Harga Standar Bangunan

Gedung Negara di kabupaten/ kota. 100% 2017 Dinas yang membidangi Pekerjaan Umum 2. Penataan Ruang Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari

luas wilayah kota/

kawasan perkotaan. 25% 2019 Dinas/SKPD yang membidangi Penataan Ruang Sumber: RPIJM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi: 1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi

persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan);

2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung dan rumah negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga pendata HSBGN, sehingga perlu dilakukan pendataan kegiatan pembinaan teknis penataan bangunan gedung.

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.

d. Identifikasi Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan permukiman bidang Cipta Karya yang masih tertinggal dan pembangunannya yang belum merata antar kecamatan, sehingga diperlukan pembangunan untuk mempercepat mengatasi permasalahan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tapanuli Utara sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah maka

kebutuhan penataan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tapanuli Utara ditujukan untuk:

1. Penataan bangunan gedung yang tertib, funsional, andal dan efisien; 2. Penegakan hukum dan pengaturan regulasi yang terkait dengan IMB; 3. Menghempang arus migrasi ke kota dengan cara mendorong

pembangunan dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan;

4. Penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonom;.

5. Penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjati diri.

Identifikasi kebutuhan dan target pencapaian penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Tapanuli Utara diuraikan dalam tabel 6.21 berikut.

Tabel 6.21. Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Satuan Kebutuhan Ket.

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1. Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

M² Sarana Bermain dan

Pendukung di Lokasi

Wisata Salib Kasih, Kec. Siatas Barita.

Sarana Bermain dan Pendukung di Lokasi Wisata Salib Kasih, Kec. Siatas Barita.

2. Ruang Terbuka M² Penataan Lokasi

Wisata dan Olah

Raga Gantolle di Huta Ginjang.

3. Prasarana Dasar Unit Jalan dan Saluran

Drainase, Jurusan Simp.

Pacuan Kuda menuju

Lapangan Pacuan Kuda di Kec. Siborongborong.

Penataan Wisata

Rohani di Kec. Siatas

Barita, Dukungan

Prasarana dan sarana

Sistem Proteksi

Kebakaran di Kec. Siborongborong. 4. Prasarana

Lingkungan

Unit 1.Penataan Pedestrian dari

Bandara Silangit menuju Simpang Tiga Muara. 2.Penataan Kawasan Pusat

Niaga dan Perdagangan Siborongborong.

3.Penataan Prasarana

Lingkungan Permukiman

1.Prasarana Dasar Lingkungan di Desa Jambur Nauli, Kec. Tarutung. 2.Prasarana Dasar Lingkungan (Kawasan Mesjid), Kec. Tarutung. 1.Prasarana Dasar Lingkungan di Desa Hutatoruan VI, Kec. Tarutung. 2.Prasarana Dasar Lingkungan di Desa Hutauruk, Kec. Tarutung 1.Prasarana Dasar Lingkungan di Desa Hutatoruan VII, Kec. Tarutung 2.Prasarana Dasar Lingkungan di Desa Sangkaran,

No Uraian Satuan Kebutuhan Ket.

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bersejarah di Huta Dame. 3.Prasarana Dasar Lingkungan di Desa Hapoltahan, Kec. Tarutung

Kec. Siatas Barita 3.Prasarana Dasar

Lingkungan di

Desa Lobuhole, Kec. Siatas Barita

5. HSBGN Laporan

6. Pelatihan Teknis

Tenaga Pendata

HSBGN

Laporan

7. Lainnya Laporan 1.Rancangan Perda

Bangunan Gedung 2.Penyusunan. Rencana Tindak Lingkungan Permukiman Bersejarah di Huta Dame. 1.RTBL Kawasan Siborongborong-Koridor Kawasan Bandara Silangit. 2.RTBL Kawasan Tarutung.

II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Bangunan Fungsi Hunian Unit 2. Bangunan Fungsi Keagamaan Unit 3. Bangunan Fungsi Usaha Unit

No Uraian Satuan Kebutuhan Ket.

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sosial Budaya 5. Bangunan Fungsi Khusus Unit 6. Bintek Pembangunan Gedung Negara Laporan 7. Lainnya

Dokumen terkait