• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM i Aspek Teknis

LINGKUNGAN PERMUKIMAN 6.a Penyusunan RTBL

B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM i Aspek Teknis

Jaringan Air Baku dan Air Bersih

Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) saat ini belum melayani keseluruhan Kabupaten Tapanuli Utara, hanya kawasan perkotaan Tarutung yang baru terlayani. Potensi air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk air minum di Kabupaten Tapanuli sangat besar karena memiliki banyak sungai serta posisi yang berada di daerah hulu sungai. Sistem distribusi dalam pengadaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara memanfaatkan sistem instalasi gravitasi, karena disebabkan oleh kondisi geografis yang berada di daerah dataran tinggi.

Salah satu potensi sumber air baku yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara bersumber dari sungai dan Danau Toba. Rata-rata setiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara dialiri oleh sungai/anak sungai, dan Kecamatan Muara merupakan salah satu

wilayah yang termasuk kedalam wilayah Daerah Tangkapan Air Danau Toba.

Selain sumber air baku permukaan air sungai, di Kabupaten Tapanuli Utara juga memiliki potensi sumber air baku mata air yang tersebar di hampir seluruh ibu kota kecamatan. Mata air pada umumnya terlihat jernih, tidak berbau dan berasa. Hal ini dikarenakan kondisi alam terbuka hijau di beberapa kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara masih terjaga fungsi lindungnya. Pada umumnya sumber air baku sungai dan mata air tersebut digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk minum, mandi dan mencuci.

Adapun sebaran potensi sumber air baku di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat di tabel 6.23 dan tabel 6.24 berikut.

Tabel 6.23. Potensi Sungai/Air Permukaan di Kabupaten Tapanuli Utara

Nama Sungai Nama Sungai

Aek Sigeon Aek Sarulla

Aek Situmandi Aek Sihadampuan

Aek Siborgung Aek Puli

Aek Haidupan Aek Marambong

Aek Silalaen Aek Badingin

Aek Sisulum Aek Smajambu

Aek Harangan Aek Sibaragas

Aek Sidoras Aek Siandurian

Aek Sidilanitano Aek Goti

Aek Butar Aek Simok-mok

Aek Godang Aek tamburan Sibirik

Aek Isa Aek Sipurik-purik

Aek Hoda Aek Simariai-iai

Aek Sitapean Aek Sampuran

Aek Hopong Aek Hallon

Aek Nambilung Aek Sidempula

Aek Botik Aek Batang Toru

Aek Nalas Aek Somalla

Aek Bilah Aek Salak

Aek Dabuan Piso Aek Tangga

Aek Hadataran

Sumber : RISPAM Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Tabel 6.24. Potensi Mata Air di Kabupaten Tapanuli Utara

Nama Mata Air Nama Mata Air

Sitakka Tarutung Silima Bahai Dolok

Hutapea Aek Mas

Ugan Saba Butar

Bintang Pinur Silaban Dolok

Aek Nasia Mahanaen

Aek Tampang Aek Bondar Sipetang

Aek Haidupan Aek Botik

Simabulan Sidempula Muara

Aek Rara Hutaginjang

Air Soda Sihine-hine

Horsik Sihadampuan

Naga Timbul Bondar Labu

Goti Aek Napultak

Lobu Singkam Aek Panogan

Silangkitang I Saba Tobing

Silangkitang II Simasom

Sigurundang Aek Hutagalung

Parendean Aek Ran

Sigoring-goring Aek Sulam

Sole-sole Aek Sihura-hura

Parhombanan Aek Saroha

Sipoholon (air Panas) Aek Sitonggi-tonggi

Sibadak II Aek Sibual

Sia-sia Aek Tano Ponggol

Aek Sisulum Aek Saba Pancur

Ambor Lalo Aek Saba Julu

Simorangkir Aek Sitangko Raut

Jeltun Aek Sigale-gale Sigohi Butuha

Sumber : RISPAM Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Saat ini kebutuhan akan air minum di Kabupaten Tapanuli Utara meningkat secara signifikan. Hal ini diakibatkan oleh semakin bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Meningkatnya pertumbuhan penduduk tersebut secara alamiah juga mempengaruhi tingkat perkembangan permukiman penduduk, dan kemudian akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan ibukota kecamatan dan desa-desa yang berada di dalamnya.

Kebutuhan akan sarana penunjang perekonomian daerah juga memaksa meningkatnya kebutuhan akan konsumsi air minum, di samping meningkatnya tuntutan akan kebutuhan sarana lainnya, terutama pada sarana kesehatan, pendidikan, pemerintahan dan peribadatan.

Kebutuhan akan penyediaan air minum tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua jenis penggunaan, yaitu kebutuhan domestik dan non domestik. Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan yang harus terlayani pada lingkup rumah tangga, sedangkan non domestik merupakan kebutuhan pada lingkup sarana kesehatan, perdagangan/jasa, pemerintahan, pendidikan, peribadatan dan termasuk juga kegiatan pariwisata.

Kondisi Eksisting PDAM Mual Natio

- Jumlah Pelanggan

Pengelolaan air minum di Kabupaten Tapanuli Utara dilakukan oleh PDAM Mual Natio yang berdiri sejak tahun 1976. Pelayanan PDAM Mual Natio di Kabupaten Tapanuli Utara sampai tahun 2011 ada sebanyak 6.627 pelanggan, jumlah pelanggan atau sambungan menurut golongannya adalah golongan non niaga yang terdiri dari pelanggan rumah tangga sebanyak 5.815 pelanggan atau sambungan rumah,

pelanggan pemerintah 77 pelanggan atau sambungan, golongan niaga sebanyak 563 pelanggan atau sambungan, dan golongan sosial 172 pelanggan atau sambungan. Jumlah pelanggan terbanyak terdapat di Unit Tarutung yaitu dengan jumlah pelanggan sebanyak 5.187 Pelanggan (78,10%), dan pelanggan terkecil terdapat di Unit Siborong- borong dengan jumlah 70 pelanggan (1,05%).

Distribusi air yang terlayani oleh PDAM Mual Natio adalah sebanyak 1.763.415M3, dengan nilai yang

terjual adalah sebesar

Rp.2.761.466.000,- sedangkan tingkat kebocoran atau kehilangan air mencapai 35,57%. Sumber air di dominasi dengan sistem instalasi yaitu sistem gravitasi dengan kapasitas produksi terbesar terdapat di sumber mata air Bintang Pinur sebesar 20 liter/detik dan panjang pipa sepanjang 95.300 meter dengan ukuran pipa bervariasi antara 3” sampai 6”.

- Unit Layanan

PDAM Mual Natio yang hingga saat ini telah melayani selama 37 tahun di Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Utara yang terdiri dari unit utama di Kecamatan Tarutung, dan beberapa unit layanan yang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Sipoholon (1998 s/d saat ini), Kecamatan Pangaribuan (1976 s/d saat ini), Kecamatan Sarulla (1993 s/d saat ini), Kecamatan Muara (1993 s/d saat ini), Kecamatan Siborong-borong (2003 s/d saat ini).

Semua unit layanan tersebut diperuntukkan untuk masing-masing melayani ibu kota kecamatan dan sekitarnya, dan tidak terpusat di unit

layanan utama di ibu kota kabupaten. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup berjauhan antar ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,

sehingga layanan

tersebut hanya

dipusatkan di masing-

masing ibukota

kecamatan. Unit layanan di setiap ibu kota

kecamatan tersebut

sudah merupakan unit

layanan sambungan

rumah tangga.

Jika dicermati di Ibu Kota Kabupaten yaitu Kecamatan Tarutung sekitar 78% yang terlayani dari total 39.859 penduduk. Sementara dari kecamatan yang lain rata-rata hanya mampu melayani 20% penduduknya.

ii. Aspek Pendanaan

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator dalam melihat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, dimana pertumbuhan PDRB suatu daerah merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2012 sebesar 4.564,75 milyar rupiah dan pada Tahun 2013 sebesar 5.121,10 milyar rupiah, sedang PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 pada Tahun 2012 sebesar 1.805,19 milyar rupiah dan pada Tahun 2013 sebesar 1.914,41 milyar rupiah.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketaui bahwa kesiapan pembiayaan operasional pelayanan air minum yang berkelanjutan di Kabupaten Tapanuli Utara sangat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masyarakat yang rendah dan kemampuan dana Pemerintah Kabupaten yang minim.

iii. Kelembagaan

Dalam upaya untuk menjamin pemanfaatan prasarana air minum yang berkelanjutan, pengelolaan prasarana terbangun sebaiknya dilakukan pemerintah bekerjasama dengan swasta serta masyarakat. Kerjasama dengan pihak swasta dapat dilakukan melalui investasi dalam rangka pengembagan air bersih. Sementara itu untuk menciptakan mekanisme pengelolaan yang bertumpu pada masyarakat khususnya sektor air minum, pengelolaan prasarana air minum terbangun dilaksanakan oleh organisasi kemasyarakatan dan koperasi.

Organisasi masyarakat dibentuk serta merupakan forum demokrasi dan wadah proses pengambilan keputusan tertinggi yang mencerminkan masyarakat pengguna air minum. Organisasi ini dapat bekerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam pengelolaan prasarana air minum di tingkat kecamatan dan desa, mulai dari tahap pengecekan ketepatan pemilihan lokasi dan solusi teknis, perencanaan teknis, tahap pembangunan, sampai dengan tahap serah terima pengelolaan sementara berupa asset dari Pemerintah untuk tahap pengelolaan selanjutnya.

Selain organisasi masyarakat di atas dapat juga dibentuk organisasi pengelolaan air minum berbentuk koperasi. Sebagaimana diatur oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1995 tentang Perkoperasian, koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas kekeluargaan. Koperasi terdiri dari 2 jenis yaitu Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.

iv. Peraturan Perundangan

Aspek kelembagaan dipengaruhi oleh: 1. Badan Pengelola Air Minum;

v. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat saat ini masih minim, sehingga perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan sistem pengembangan air minum sederhana kepada masyarakat sehingga diharapkan masyarakat penerima manfaat akan mengelola operasional dan pemeliharaan SPAM dengan mudah dan ekonomis.

Kondisi eksisting Pengembangan SPAM seperti diuraikan di atas dapat dilihat pada tabel 6.25 berikut.

Tabel 6.25. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten Tapanuli Utara

No. Kawasan

Daerah Pelayanan Tingkat Pelayanan Sumber Air

WP Luas WP (km2) Jumlah Pddk WP Jumlah Pddk Terlayani %

Pddk % Wil. Lokasi Debit (l/dt)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Perkotaan SPAM di Ibu Kota Kecamatan

(IKK)

Tarutung 107,68 39.859 31.122 78,10 - MA. Ugan

MA.Sitakka MA. Horsik MA. Nagatimbul MA. Bintang Pinur MA. Aek Na Sia MA. Goti Sungai Tampang MA. Golat 17 l/dt 5 l/dt 5 l/dt 6 l/dt 20 l/dt 5 l/dt 1,5 l/dt 1,5 l/dt 3 l/dt

Pangaribuan 459,25 25.004 1.708 6,83 - Sungai Tilpang

S. Batu Martindi

2 l/dt 2 l/dt

Sipoholon 189,2 21.182 3.690 17,43 - S. Aek Sisiasia

MA. Ambarlola MA. Sibadak

5 l/dt 2,2 l/dt

6 l/dt

Siborongborong 279,91 40.119 420 1,05 - MA. Jetun 2 l/dt

Muara 79,75 13.468 918 6,82 - Sungai Sidumpula 3 l/dt

Sarulla 203,20 10.943 1.872 17,11 - MA. Aek Botik 5 l/dt

Dokumen terkait