• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan kelayakan usaha keripik jamur tiram putih baik ditinjau dari segi teknis, ekonomis dan finansial. Analisa ini memberikan gambaran usaha keripik jamur tiram putih layak dijalankan dan memperkirakan manfaat serta keuntungan dari usaha ini. Analisa finansial menitikberatkan pada aspek keuangan berupa lalu lintas uang (cash flow) yang terjadi selama usaha dijalankan. Skala usaha keripik jamur tiram putih yang dijalankan adalah skala kecil. Indikator yang digunakan berupa titik impas (break event point), jangka waktu pengembalian modal (pay back period), nilai bersih sekarang (net present value), dan indeks keuntungan (profitability indeks).

Asumsi mengenai produksi keripik jamur tiram putih asin dan manis adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas produksi (per hari) : 20 kg keripik rasa asin dan 22 kg keripik rasa manis

2. Harga jual (per kg) : Rp 80.000 3. Jumlah hari produksi (per bulan) : 24 hari 4. Jumlah jam kerja (per hari ) : 8 jam 5. Umur ekonomi usaha (tahun) : 5

6. Tingkat bunga : 15%

7. Penyusutan per tahun : 20%

1. Biaya investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha, memperluas usaha atau mengganti peralatan yang digunakan. Komponen investasi yang dibutuhkan dalam usaha produksi keripik jamur tiram putih baik dengan rasa asin maupun manis adalah vacuum frying, sentrifuge, sealer, pisau, wadah perendaman, timbangan, penakar air,

peniris, wadah jamur yang telah dipotong, Freezer, dan ruang pengolahan.

Besarnya biaya investasi adalah Rp 142.885.000 baik untuk keripik dengan rasa asin maupun manis. Perhitungan biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 17.

2. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan karena adanya depresiasi nilai dari suatu barang. Biaya penyusutan ini diperoleh dari barang-barang yang termasuk dalam kriteria investasi. Asumsi yang digunakan adalah penyusutan sebesar 20% per tahun dengan umur proyek selama 5 tahun. Total biaya penyusutan adalah Rp 25.577.000 baik untuk keripik dengan rasa asin maupun manis. Perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 17.

3. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya tergantung pada besarnya produksi dalam suatu periode. Komponen biaya variabel dalam produksi keripik jamur tiram putih rasa asin dan manis dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 22. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan

dalam produksi keripik jamur tiram putih asin adalah Rp 1.997.228,5 per hari atau Rp 361.601.808 per tahun. Biaya variabel untuk keripik jamur tiram putih rasa manis adalah Rp 2.251.115 per hari atau Rp 434.721.120 per tahun.

4. Biaya Total

Biaya total adalah penjumlahan biaya oportunitas faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi output dalam suatu periode. Biaya total yang harus dikeluarkan dalam memproduksi keripik jamur tiram putih diperoleh dari penjumlahan biaya variabel dan biaya penyusutan. Masing-masing biaya total dalam memproduksi keripik jamur tiram asin dan manis adalah Rp 387.178.808 dan Rp 460.298.120. Perhitungan biaya total produksi untuk masing-masing jenis keripik adalah sebagai berikut :

a. Biaya total produksi keripik jamur tiram putih asin Biaya penyusutan = Rp 25.577.000

Biaya variabel = Rp 361.601.808 - Biaya total = Rp 387.178.808

b. Biaya total produksi keripik jamur tiram putih manis Biaya penyusutan = Rp 25.577.000

Biaya variabel = Rp 434.721.120 - Biaya total = Rp 460.298.120

5. Kapasitas Produksi dan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Kapasitas produksi keripik jamur tiram putih rasa asin dan manis masing-masing adalah 20 kg dan 22 kg per hari. Rendemen keripik rata-rata 20% sehingga dibutuhkan 100 kg jamur tiram putih untuk keripik rasa asin dan 110 kg untuk keripik rasa manis. Umur ekonomis usaha diperkirakan 5 tahun (5 siklus produksi). Dalam 1 tahun berproduksi selama 12 bulan dengan setiap bulannya selama 24 hari. Dengan demikian kapasitas produksi keripik rasa asin adalah 480 kg per bulan dan 5.760 kg per tahun sedangkan kapasitas produksi keripik rasa manis adalah 528 kg per bulan dan 6.336 kg per tahun.

Harga pokok penjualan adalah suatu metode untuk menentukan harga keripik jamur tiram putih per kg. HPP diperoleh dengan membagi biaya total dengan kapasitas produksi. HPP keripik jamur tiram putih rasa asin adalah Rp 67.218,54 per kg, sedangkan HPP keripik rasa manis adalah Rp 72.648,06 per kg.

6. Break Event Point (BEP)

Merupakan titik impas pada saat produsen tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian dalam suatu usaha. BEP terjadi jika total cost (TC) sama dengan total revenue (TR). BEP produksi untuk keripik jamur tiram putih asin dan manis masing-masing adalah 4.839,7 kg/tahun dan 5.753,7 kg per tahun. Hal ini berarti titik impas produsen telah tercapai pada tingkat produksi tersebut. Perhitungan BEP untuk masing-masing jenis keripik adalah sebagai berikut :

a. BEP usaha keripik jamur tiram putih rasa asin BEP = Total cost

Total Revenue = Rp 387.178.808

Rp 80.000/ kg = 4.839,7 kg/tahun Keuntungan pada tahun ke-1

Penjualan per tahun = Rp 460.800.000 Biaya produksi per tahun = Rp 387.178.808 - Keuntungan = Rp 73.621.192

b. BEP usaha keripik jamur tiram putih rasa manis BEP = Total cost

Total Revenue = Rp 460.298.120

Rp 80.000/ kg = 5.753,7 kg/tahun Keuntungan pada tahun ke-1

Penjualan per tahun = Rp 506.880.000 Biaya produksi per tahun = Rp 460.298.120 - Keuntungan = Rp 46.581.880

7. Pay Back Periode (PBP)

Perhitungan PBP dilakukan untuk mengetahui periode pengembalian modal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha keripik jamur tiram putih. Perhitungan PBP ini dilakukan dengan cara membagi biaya total dengan keuntungan yang diperoleh pada tahun pertama. PBP yang diperoleh untuk keripik jamur tiram putih asin dan manis masing-masing adalah 1,94 tahun dan 3,07 tahun.

8. Proyeksi Rugi/Laba

Perhitungan rugi/laba dilakukan untuk mengetahui kerugian atau keuntungan bersih yang diperoleh dari usaha keripik jamur tiram putih. Hasil perhitungan didapatkan dari pengurangan total penerimaan dengan biaya total (Lampiran 20 dan Lampiran 24). Keuntungan per tahun yang diperoleh dari usaha keripik jamur tiram putih asin dan manis masing-masing adalah Rp 73.621.192 dan Rp 46.581.880.

9. Net Present Value (NPV)

Perhitungan NPV dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dari usaha produksi keripik jamur tiram putih selama umur proyek, yaitu selama 5 tahun. NPV yang diperoleh dari usaha keripik jamur tiram putih rasa asin dan manis masing-masing adalah Rp 63.321.557,12 dan Rp 39.797.355,68 (Lampiran 21 dan Lampiran 25). Oleh karena nilai NPV positif, maka usaha keripik jamur tiram putih layak dijalankan.

10. Profitability Index (PI)

Perhitungan PI dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari usaha keripik jamur tiram putih. Nilai PI diperoleh dari pembagian antara total nilai PV Cash Flow dengan nilai total investasi awal. Nilai PI dari usaha keripik jamur tiram putih asin dan manis masing-masing adalah 1,44 dan 1,28. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai PI usaha produksi keripik jamur tiram putih lebih dari 1, sehingga usaha ini layak untuk dijalankan.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Desain proses pengolahan keripik jamur tiram putih yang diperoleh yaitu menggunakan penggorengan hampa (vacuum frying) dengan suhu 88°C dan tekanan 700 mmHg. Proses penggorengan dilakukan dua kali dalam selang waktu 24 jam. Penggorengan pertama dilakukan selama 35 menit dan penggorengan kedua dilakukan selama 5 menit. Hasil karakterisasi nilai rendemen dan komposisi kimia serta uji hedonik menunjukkan bahwa perlakuan terbaik dalam pengolahan keripik jamur tiram putih dengan rasa asin adalah perendaman dalam larutan garam 1% dan mengalami pembekuan. Pada keripik jamur tiram putih dengan rasa manis, perlakuan terbaik yang diperoleh adalah perendaman dalam larutan gula 7% dan mengalami pembekuan.

Secara keseluruhan keripik jamur tiram putih dengan rasa asin yang dihasilkan memiliki kisaran rendemen 18,65-20,83%, kadar air 1,73-2,39%, kadar lemak 55,31-59,81%, kadar serat 14,89-17,00%, kadar abu 2,86-4,57%, kadar protein 2,07-2,59%, nilai FFA 0,27-0,36%, dan berdasarkan uji organoleptik yang paling disukai oleh panelis adalah keripik dengan perendaman dalam larutan garam 1% dengan pembekuan.

Keripik dengan rasa manis memiliki kisaran rendemen 19,48-25,48%, kadar air 1,52-2,32%, kadar lemak 48,26-57,30%, kadar serat 13,48-17,96%, kadar abu 1,55- 2,27%, kadar protein 1,92-2,75%, nilai FFA 0,30-0,41%, dan berdasarkan uji organoleptik yang paling disukai oleh panelis adalah keripik dengan perendaman dalam larutan gula 7% dengan pembekuan.

Perlakuan terbaik pada keripik dengan rasa asin memiliki rendemen 19,14%, kadar air 1,80%, kadar lemak 59,38%, kadar serat 15,56%, kadar abu 3,53%, kadar protein 2,23%, dan nilai FFA 0,30%. Keripik dengan rasa manis menghasilkan rendemen 21,65%, kadar air 1,52%, kadar lemak 54,75%, kadar serat 17,96%, kadar abu 1,57%, kadar protein 1,92%, dan nilai FFA 0,41%.

Dokumen terkait