• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV STUDI DAN ANALISA

4.5 Analisa Material

bagian relief yang diperkirakan berkatian dengan astronomi menjadikan borobudur memang merupakan bukti sejarah yang menarik untuk di amati.

Jumlah stupa di tingkat Arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32,

24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya : 1,9m; 1,8m; 1,7m.

Beberapa bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan

berakhir menjadi angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan : angka 1 melambangkan ke-Esaan Sang Adhi Buddha. Jumlah tingkatan Borobudur adalah 10, angka-angka dalam 10 bila dijumlahkan hasilnya : 1 + 0 = 1. Jumlah stupa di Arupadhatu yang didalamnya ada patung-patungnya ada : 32 + 24 + 16 + 1 = 73, angka 73 bila dijumlahkan hasilnya: 10 dan seperti diatas 1 + 0 = 10. Jumlah patung-patung di Borobudur seluruhnya ada 505 buah. Bila angka-angka didalamnya dijumlahkan, hasilnya 5 + 0 + 5 = 10 dan juga seperti diatas 1 + 0 = 1.

4.5 ANALISA MATERIAL

Analisa material bertujuan memilih material yang sesuai dan mudah untuk diproduksi. Dalam hal ini, yang terkait untuk menentukan material adalah dengan mempertimbangkan beberapa ketentuan, antara lain kekuatan (butuh material yang lebih kuat sebagai bahan mainan karena merupakan jenis mainan konstructions kit), tekstur (berkaitan dengan kemudahan dalam proses finishing), kemudahan untuk diaplikasikan dalam bentuk mainan (berkaitan dengan pemotongan bahan dan proses finishing) serta kemudahan proses finishing (berkaitan dengan proses pewarnaan yang akan digunakan).

Analisa tersebut diatas, didasarkan pada hasil uji coba pemotongan kayu yang dilakukan dalam proses pemilihan material yang cocok untuk mainan candi tersebut. Berikut adalah hasil kayu potongan dari material diatas

45

1. Kayu Jati

Tabel 4.5 Analisa Kayu Jati

(a) (b)

Gambar 4.6 Kayu Jati Hasil Uji Coba

(a) Setelah Dipotong (b) Pembuatan Pola pada Kayu

Kayu jati tersebut dipotong sesuai pola percobaan yang diinginkan menggunakan jig saw dan circle saw yang kemudian diamplas menggunakan mesin amplas. Berdasarkan hasil pemotongan, kayu jati memliki serat yang padat dan halus, sehingga pemotongan secara manual mudah dilakukan. Pori dari kayu tersebut juga rapat, mudah untuk dilakukan finishing.

Namun sayangnya, kepadatan dari serat kayu tersebut menjadi kelemahan tersendiri bagi kayu jati karena menyulitkan proses produksi menggunakan mesin CNC. Kepadatan dari jenis kayu jati menyebabkan waktu yang lebih lama waktu untuk memotong. Selain itu, keberadaan kayu jati sangat susah untuk ditemukan, karena itu harga kayu ini menjadi mahal karena kayu jati biasa digunakan untuk pembuatan produk furniture.

Jenis kayu Kekuatan Berat Tekstur Finishing

Jati

Kuat Berat Halus

Mudah karena teksturnya

halus dan rapat

46

2. Kayu Jati Belanda

Tabel 4.6 Analisa Kayu Jati Belanda

(a) (b)

Gambar 4.7 Kayu Jati Belanda Hasil Uji Coba (a) Setelah Dipotong (b) Pembuatan Pola pada Kayu

Kayu jati belanda tersebut dipotong sesuai pola percobaan yang diinginkan menggunakan jig saw dan circle saw yang kemudian diamplas menggunakan mesin amplas. Berdasarkan hasil pemotongan, kayu jati belanda memliki serat yang sedikit lebih renggang dibanding dengan serat kayu jati, sehingga pemotongan secara manual mudah dilakukan. Pori dari kayu tersebut juga sedikit renggang sehingga dalam proses finishing masih memerlukan dempulan untuk pewarnaan selain warna alami.

Kepadatan dari jenis kayu jati belanda yang sedikit lebih renggang dibanding dengan jenis kayu jati menjadi kelebihan tersendiri terutama jika dikaitkan dengan proses produksi menggunakan CNC. Kayu jati belanda yang sedikit lebih renggang tersebut menyebabkan waktu yang lebih singkat dalam memotong kayu. Kelemahan dari kayu jati belanda itu sendiri adalah adanya “mata” kayu yang terkadang membuat bahan tidak bisa untuk dipakai, karena “mata” kayu tersebut tergolong besar dan keras sehingga menyebabkan bagian kayu berlubang.

Jenis kayu Kekuatan Berat Tekstur Finishing

Jati belanda

Kuat dan

tahan air Ringan

Permukaannya halus dan teksturnya

bagus

47

3. Kayu Pinus

Tabel 4.7 Analisa Kayu Pinus

Pinus

Sedikit rentan Ringan Teksturnya bagus Mudah

(a) (b)

Gambar 4.8 Kayu Pinus Hasil Uji Coba (a) Setelah Dipotong (b) Pembuatan Pola pada Kayu

Kayu pinus tersebut dipotong sesuai pola percobaan yang diinginkan menggunakan jig saw dan circle saw yang kemudian diamplas menggunakan mesin amplas. Berdasarkan hasil pemotongan, kayu pinus memliki serat yang sedikit lebih renggang dibanding dengan serat kayu jati, sehingga pemotongan secara manual mudah dilakukan. Pori dari kayu tersebut juga sedikit renggang sehingga dalam proses finishing masih memerlukan dempulan untuk pewarnaan selain warna alami.

Jenis kayu pinus ini hampir sama dengan kayu jati belanda yang memiliki serat sedikit lebih renggang dibanding dengan jenis kayu jati. Sayangnya, kayu pinus lebih rentan terhadap perubahan suhu dan keadaan, sehingga jika tidak tepat dalam proses finishing dan penyimpanan, kayu akan berubah warna menjadi kekuning – kuningan dalam jangka waktu tertentu.

48

4. Kayu meranti

Tabel 4.8 Analisa Kayu Meranti

Meranti

Kuat Sedikit lebih ringan Halus

Sedikit susah karena porinya lebih

longgar

(a) (b)

Gambar 4.9 Kayu Meranti Hasil Uji Coba (a) Setelah Dipotong (b) Pembuatan Pola pada Kayu

Kayu meranti tersebut dipotong sesuai pola percobaan yang diinginkan menggunakan jig saw dan circle saw yang kemudian diamplas menggunakan mesin amplas. Berdasarkan hasil pemotongan, kayu meranti memliki serat yang padat hamper sama dengan serat kayu jati, sehingga pemotongan secara manual mudah dilakukan. Pori dari kayu tersebut juga sedikit besar sehingga dalam proses finishing masih memerlukan dempulan untuk pewarnaan selain warna alami.

Jenis kayu meranti ini hampir sama dengan kayu jati yang memiliki seratlenih padat disbanding kayu pinus dan jati belanda. Sayangnya, kayu meranti sangat sulit dan keras sehingga berpengaruh dalam proses menggunakan CNC. Tekstur kayu juga kurang indah karena tidak terlalu terlihat seperti kayu pinus, kayu jati dan jayu jati belanda.Oleh sebab itu, meranti tidak dipilih.

49

Tabel 4.9 Tabel Berat Jenis Kayu Sumber : wood density.com

Kayu pinus memiliki density yang cukup rendah disbanding kayu lainnya, sehingga akan lebih ringan saat digunakan sebagai material mainan.

Berdasarkan tabel hasil analisa diatas maka material yang paling cocok digunakan untuk mainan balok susun adalah kayu pinus dengan mempertimbangkan proses produksi dan ketersediaan bahan serta berat jenis kayu sebagai material mainan anak.

4.6 STUDY DAN ANALISA PRODUK

Dokumen terkait