• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.7 Metode Analisis Data

3.7.3 Analisa Multivariat

Peneliti menganada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik berganda yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus dari model analisis regresi logistik berganda adalah sebagai berikut:

𝑌 = 1

1 + 𝑒−(𝑎+𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑏5𝑋5) Dimana:

Y = Pengaruh keputusan kunjungan ulang pasien rawat inap a = Konstanta

b1..b5 = Koefisien regresi

X1 = Skor pengaruh keandalan X2 = Skor pengaruh daya tanggap X3 = Skor pengaruh jaminan X4 = Skor pengaruh empati X5 = Skor pengaruh bukti fisik e = Error of term

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah beralamat di Jalan Mandala By Pass Nomor 27 Medan ini pada awalnya adalah Rumah Bersalin (RB) Siti Khadijah milik Aisyiyah Cabang Tegal Sari Mandala yang berdiri karena kesadaran Aisyiyah akan pentingnya kesehatan. Sehingga, mendorong Aisyiyah tersebut memberikan kontribusinya pada upaya pembangunan kualitas generasi yang sehat. Untuk itulah Aisyiyah berniat mengelola suatu amal usaha di bidang kesehatan.

Sebagai wujud nyata dari niat yang baik tersebut, maka pada Juni 1974 didirikanlah Rumah Bersalin (RB) Siti Khadijah yang bertempat di salah satu rumah sewa di Jl. Denai No. 73 Medan hingga tahun 1980. Barulah pada tahun 1981, Aisyiyah memiliki aset sendiri dengan membeli sebuah rumah di Jl. Tangguk Bongkar X No. 1 dengan luas bangunan + 150 m2. Dalam perkembangannya, secara bertahap Aisyiyah kembali membeli sebidang tanah di Jl. Mandala By Pass No. 27 (Jl. Ahmad Taher No. 27), dengan luas bangunan 30 x 14,5 meter (435 m2) dan luas tanah 67,10 x 26,30 (1764,73 m2).

Sejalan dengan kebutuhan kesehatan dan meningkatnya kepercayaan masyarakat, maka pada Oktober 2007 diubah status Rumah Bersalin (RB) Siti Khadijah menjadi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara di bawah kepemilikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara.

Jumlah tenaga medis dan non medis yang bekerja pada Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara ini adalah:

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara

No. Nama Tenaga Medis dan Non Medis Jumlah 1. Dokter

Spesialis Paru 1 orang

Spesialis Penyakit Dalam 3 orang

Spesialis Bedah 2 orang

Spesialis Anak 2 orang

Spesialis THT 1 orang

Spesialis Mata 1 orang

Spesialis Syaraf 1 orang

Spesialis Anestesi 2 orang

Dokter Umum 7 orang

2. Perawat 36 orang

3. Bidan 35 orang

4. Apoteker 5 orang

5. Analis 2 orang

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik individu responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, bagian yang merawat, jumlah kunjungan dan penyakit yang diderita sebelumnya

Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa umur responden dibagi kedalam lima kelompok. Kelompok umur yang terbanyak adalah pada kelompok umur 16-30 tahun terdapat sebanyak 38 orang (32,7%), kelompok umur < 15 tahun terdapat sebanyak 28 orang (24,1%) dan kelompok umur 31-45 tahun terdapat sebanyak 23 orang (19,8%).

Tabel 4.2 Distribusi Umur Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

1 < 15 Tahun 28 24,1

2 16-30 Tahun 38 32,7

3 31-45 Tahun 23 19,8

4 46-60 Tahun 17 14,7

5 > 61 Tahun 10 8,7

Total 116 100,0

Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa jenis kelamin responden dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok jenis kelamin terbanyak adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 60 orang (51,7%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 56 orang (48,3%).

Tabel 4.3 Distribusi Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 56 48,3

2 Perempuan 60 51,7

Total 116 100,0

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa pekerjaan responden dibagi kedalam tujuh kelompok. Kelompok pekerjaan terbanyak adalah kelompok ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 31 orang (26,7%), kelompok karyawan swasta sebanyak 27 orang (23,3%), dan kelompok tidak bekerja sebanyak 22 orang (19,0%), serta kelompok pelajar/mahasiswa sebanyak 22 orang (19,0%).

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tidak bekerja 22 19,0

Pada Tabel 4.5 diketahui bahwa pendidikan terakhir responden dibagi kedalam lima kelompok. Kelompok pendidikan terbanyak adalah kelompok SMA sebanyak 46 orang (39,7%), kelompok SD sebanyak 23 orang (19,8%) dan kelompok diploma/sarjana sebanyak 19 orang (16,4%).

Tabel 4.5 Distribusi Pendidikan Terakhir Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Belum sekolah 15 12,9

Pada Tabel 4.6 diketahui bahwa bagian yang merawat responden dibagi kedalam enam kelompok. Kelompok bagian yang merawat terbanyak adalah kelompok bagian penyakit dalam sebanyak 75 orang (64,7%), kelompok bagian anak sebanyak 15 orang (12,9%) dan kelompok bagian bedah sebanyak 12 orang (10,3%).

Tabel 4.6 Distribusi Bagian yang Merawat Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Bagian yang Merawat Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Paru 11 9,5

2 Penyakit dalam 75 64,7

3 Bedah 12 10,3

4 Anak 15 12,9

5 THT 2 1,7

6 Syaraf 1 0,9

Total 116 100,0

Pada Tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah kunjungan ke rumah sakit ini sampai saat ini responden dibagi kedalam empat kelompok. Kelompok jumlah kunjungan ke rumah sakit sampai saat ini yang terbanyak adalah kelompok 1 kali kunjungan sebanyak 100 orang (86,2%), kelompok 3 kali kunjungan sebanyak 8 orang (6,9%) dan kelompok 2 kali kunjungan sebanyak 7 orang (6,0%).

Tabel 4.7 Distribusi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Jumlah Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1 kali kunjungan 100 86,2

2 2 kali kunjungan 7 6,0

3 3 kali kunjungan 8 6,9

4 > 3 kali kunjungan 1 0,9

Total 116 100,0

Pada Tabel 4.8 diketahui bahwa penyakit yang diderita pada rawatan sebelumnya pada responden dibagi kedalam enam kelompok. Kelompok penyakit yang diderita pada rawatan sebelumnya yang terbanyak adalah kelompok tidak mempunyai dirawat penyakit sebelumnya sebanyak 99 orang (85,3%), kelompok

penyakit demam sebanyak 9 orang (6,9%) dan kelompok penyakit diare sebanyak 3 orang (2,7%), serta kelompok penyakit kanker sebanyak 3 orang (2,7%).

Tabel 4.8 Distribusi Penyakit yang Diderita pada Rawatan Sebelumnya Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Kelompok Penyakit yang Diderita

Sebelumnya Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tidak mempunyai riwayat 99 85,3

2 Diare 3 2,7

3 Demam 8 6,9

4 Ambeyen 2 1,7

5 Dispepsia 2 1,7

6 Kanker 3 2,7

Total 116 100,0

4.3 Analisis Univariat 4.3.1 Mutu Pelayanan

Peneliti penganalisis mutu pelayanan melalui 5 variabel yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik.

4.3.1.1 Keandalan

Keandalan mutu pelayanan rawat inap dianalisis berdasarkan 19 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju sekali, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa jawaban pasien bervariasi. Pasien menjawab sangat setuju dan setuju pada keandalan mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; petugas pendaftaran mendampingi pasien dan keluarga pasien dalam proses pendaftaran, petugas dapur melakukan tugasnya dengan baik dan pernyataan dokter memiliki pengetahuan tentang penyakit dan keadaan pasien yang luas.

Pasien menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada keandalan mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; dokter melakukan pemeriksaan penunjang (foto rontgen atau pemeriksaan laboratorium) untuk pasien sesuai dengan kebutuhan diagnosis penyakit pasien, petugas kebersihan melakukan tugasnya dengan baik, petugas keamanan melakukan pengamanan ruang rawat inap dengan baik dan pernyataan dokter melakukan jadwal kunjungan secara terjadwal.

Tabel 4.9 Distribusi Berdasarkan Keandalan Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Pertanyaan SS S R TS STS

n % n % n % n % n %

1. Petugas pendaftaran mendampingi pasien dan keluarga pasien dalam proses pendaftaran

1 0,9 111 95,7 3 2,6 1 0,9 0 0

2. Dokter memiliki pengetahuan tentang penyakit dan keadaan pasien yang luas

1 0,9 107 92,2 6 5,2 2 1,7 0 0

3. Dokter memiliki pengetahuan tentang alternatif pengobatan pasien yang luas

1 0,9 100 86,2 10 8,6 3 4,3 0 0

4. Dokter memiliki keterampilan dalam melakukan pemeriksaan

2 1,7 103 88,8 6 5,2 5 4,3 0 0

5. Dokter memeriksa dengan seksama

2 1,7 101 87,1 7 6,0 6 5,2 0 0

6. Dokter memahami masalah kesehatan yang

Tabel 4.9 (Lanjutan)

No Pertanyaan SS S R TS STS

n % n % n % n % n %

9. Dokter memberikan obat-obatan yang sesuai dengan diagnosa pasien

1 0,9 101 87,1 10 8,6 4 3,4 0 0

10. Dokter melakukan jadwal kunjungan secara terjadwal

1 0,9 87 83,6 7 6,0 11 9,5 0 0

11. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang

12. Perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit pasien

1 0,9 104 89,7 6 5,2 5 4,3 0 0

13. Perawat memiliki pengetahuan yang baik

14. Perawat memiliki pengetahuan tentang makanan apa saja yang dianjurkan dan dilarang bagi pasien

1 0,9 103 88,8 7 6,0 5 4,3 0 0

15. Perawat selalu siap 24 jam untuk memantau keadaan pasien

3 2,6 104 89,7 0 0 9 7,8 0 0

16. Perawat memberikan obat-obatan yang

18. Petugas kebersihan melakukan tugasnya dengan baik

2 1,7 92 79,3 5 4,3 17 14,7 0 0

19. Petugas keamanan melakukan pengamanan ruang rawat inap dengan baik

2 1,7 88 75,9 15 12,9 10 8,6 1 0,9

Keandalan mutu pelayanan rawat inap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik jika total skor 70-95, kurang jika total skor 44-69 dan buruk jika total skor 19-43. Pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 91 orang pasien (78,4%) menyatakan bahwa keandalan mutu pelayanan rawat inap baik dan 25 orang pasien (21,6%) menyatakan bahwa keandalan mutu pelayanan rawat inap kurang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pasien yang menyatakan bahwa keandalan mutu pelayanan rawat inap buruk, sehingga selanjutnya kategori buruk digabungkan dengan kategori kurang agar dapat memenuhi persyaratan untuk uji Chi-Square (Dahlan, 2012).

Tabel 4.10 Distribusi Kategori Keandalan Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Keandalan Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 91 78,4

2. Kurang + Buruk 25 21,6

Total 116 100,0

4.3.1.2 Daya Tanggap

Daya tanggap mutu pelayanan rawat inap dianalisis berdasarkan 11 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju sekali, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa jawaban pasien bervariasi. Pasien menjawab sangat setuju dan setuju pada daya tanggap mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; pasien mudah mengakses pemeriksaan penunjang yang dianggap perlu, perawat langsung bertindak saat pasien membutuhkan pertolongan dan pernyataan informasi pendaftaran yang diberikan petugas jelas dan lengkap.

Pasien menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada daya tanggap mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut;

dokter tidak sulit untuk ditemui, dokter memberikan pertolongan segera saat pasien membutuhkan, perawat bersedia mendengarkan keluh kesah, pasien mudah mengakses tipe ruangan rawat inap yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan pernyataan pasien tidak menunggu lama untuk masuk ke ruang rawat inap yang telah dipilih.

Tabel 4.11 Distribusi Berdasarkan Daya Tanggap Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Pertanyaan SS S R TS STS

n % n % n % n % n %

1. Informasi pendaftaran yang diberikan petugas jelas dan lengkap

1 0.9 110 94,8 4 3,4 1 0,9 0 0

2. Petugas informasi bersedia membantu pasien dalam proses pendaftaran

1 0,9 107 92,2 7 6,0 1 0,9 0 0

3. Proses pendaftaran berlangsung cepat untuk masuk ke ruang rawat inap yang telah dipilih

1 0,9 103 88,8 8 6,9 4 3,4 0 0

6. Dokter menanggapi setiap keluhan penyakit pasien saat di rawat dengan serius

1 0,9 102 87,9 7 6,0 6 5,2 0 0

Tabel 4.11 (Lanjutan)

No Pertanyaan SS S R TS STS

n % n % n % n % n %

7. Dokter memberikan pertolongan segera 9. Perawat bersedia

mendengarkan keluh kesah pasien

1 0,9 104 89,7 3 2,6 8 6,9 0 0

10. Perawat langsung bertindak saat pasien

Daya tanggap mutu pelayanan rawat inap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik jika total skor 41-55, kurang jika total skor 26-40 dan buruk jika total skor 11-25. Pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa 91 orang pasien (78,4%) menyatakan bahwa daya tanggap mutu pelayanan rawat inap baik dan 25 orang pasien (21,6%) menyatakan bahwa daya tanggap mutu pelayanan rawat inap kurang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pasien yang menyatakan bahwa daya tanggap mutu pelayanan rawat inap buruk, sehingga selanjutnya kategori buruk digabungkan dengan kategori kurang agar dapat memenuhi persyaratan untuk uji Chi-Square (Dahlan, 2012).

Tabel 4.12 Distribusi Kategori Daya Tanggap Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Daya Tanggap Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 91 78,4

2. Kurang + Buruk 25 21,6

Total 116 100,0

4.3.1.3 Jaminan

Jaminan mutu pelayanan rawat inap dianalisis berdasarkan 6 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju sekali, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa jawaban pasien bervariasi. Pasien menjawab sangat setuju dan setuju pada jaminan mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar kepada semua pasien, dokter mahir dalam melakukan pemeriksaan sehingga pasien yakin dirinya dapat sembuh dan pernyataan pasien yakin akan pengetahuan perawat mengenai keadaan pasien sehingga merasa aman saat dalam perawatan.

Pasien menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada jaminan mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; pasien merasa nyaman dan aman dengan perawatan yang diberikan rumah sakit, dokter mahir dalam melakukan pemeriksaan sehingga pasien yakin dirinya dapat sembuh, pasien yakin dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan medis (seperti memasukkan obat injeksi, memasang infus, dll) dan pernyataan pasien tidak pernah mendengar reputasi yang buruk tentang dokter dan perawat yang merawatnya.

Tabel 4.13 Distribusi Berdasarkan Jaminan Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Pertanyaan SS S R TS STS

3. Pasien yakin dengan keterampilan perawat

4. Pasien tidak pernah mendengar reputasi

Jaminan mutu pelayanan rawat inap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik jika total skor 23-30, kurang jika total skor 14-22 dan buruk jika total skor 6-13.

Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa 90 orang pasien (77,6%) menyatakan bahwa jaminan mutu pelayanan rawat inap baik dan 26 orang pasien (22,4%) menyatakan

bahwa jaminan mutu pelayanan rawat inap kurang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pasien yang menyatakan bahwa jaminan mutu pelayanan rawat inap buruk, sehingga selanjutnya kategori buruk digabungkan dengan kategori kurang agar dapat memenuhi persyaratan untuk uji Chi-Square (Dahlan, 2012).

Tabel 4.14 Distribusi Kategori Jaminan Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Jaminan Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 90 77,6

2. Kurang + Buruk 26 22,4

Total 116 100,0

4.3.1.4 Empati

Empati mutu pelayanan rawat inap dianalisis berdasarkan 9 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju sekali, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel 4.15 menunjukkan bahwa jawaban pasien bervariasi. Pasien menjawab sangat setuju dan setuju pada empati mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; dokter memberikan pelayanan dengan sopan kepada pasien, perawat melayani tanpa membedakan status sosial pasien dan pernyataan perawat menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara dengan pasien.

Pasien menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada empati mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; perawat menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara dengan pasien, dokter dan perawat mengingat identitas dan keadaan penyakit pasien saat melakukan visite (kontrol) dan pernyataan perawat mendengar dengan seksama setiap keluhan pasien.

Tabel 4.15 Distribusi Berdasarkan Empati Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Pertanyaan SS S R TS STS

n % N % n % n % n %

1. Dokter memberikan pelayanan dengan sopan kepada pasien

2 1,7 113 97,4 1 0,9 0 0 0 0

2. Dokter menunjukkan perhatiannya dalam perawatan pasien

2 1,7 109 94,0 1 0,9 4 3,4 0 0

3. Dokter mengingat identitas dan keadaan penyakit pasien saat melakukan visite (kontrol)

0 0 109 94,0 7 6,0 0 0 0 0

4. Dokter meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan pasien

0 0 109 94,0 6 5,2 1 0,9 0 0

5. Dokter melayani tanpa membedakan

7. Perawat mendengar dengan seksama setiap keluhan pasien

1 0,9 102 87,9 7 6,0 6 5,2 0 0

8. Perawat mengenal identitas pasien dan keadaan penyakit pasien yang sedang dirawat

1 0,9 107 92,2 7 6,0 1 0,9 0 0

9. Perawat melayani tanpa membedakan status sosial pasien

1 0,9 111 95,7 2 1,7 2 1,7 0 0

Empati mutu pelayanan rawat inap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik jika total skor 33-45, kurang jika total skor 21-32 dan buruk jika total skor 9-20.

Pada Tabel 4.16 menunjukkan bahwa 98 orang pasien (84,5%) menyatakan bahwa empati mutu pelayanan rawat inap baik dan 18 orang pasien (15,5%) menyatakan

bahwa empati mutu pelayanan rawat inap kurang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pasien yang menyatakan bahwa empati mutu pelayanan rawat inap buruk, sehingga selanjutnya kategori buruk digabungkan dengan kategori kurang agar dapat memenuhi persyaratan untuk uji Chi-Square (Dahlan, 2012).

Tabel 4.16 Distribusi Kategori Empati Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Empati Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 98 84,5

2. Kurang + Buruk 18 15,5

Total 116 100,0

4.3.1.5 Bukti Fisik

Bukti fisik mutu pelayanan rawat inap dianalisis berdasarkan 17 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju sekali, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa jawaban pasien bervariasi. Pasien menjawab sangat setuju dan setuju pada bukti fisik mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut; perawat tampak berpakaian rapi dan bersih, dokter tampak berpakaian bersih, lingkungan rumah sakit bersih dan pernyataan ruang tunggu pasien dan keluarga pasien bersih.

Pasien menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada bukti fisik mutu pelayanan rawat inap dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut;

fasilitas pelengkap di ruang rawat inap memadai dan dalam keadaan terawat, kamar mandi dalam ruang rawat inap bersih, alat-alat pemeriksaan penunjang lengkap sehingga tidak perlu ke tempat lain dan pernyataan persediaan air memadai untuk kebutuhan pasien.

Tabel 4.17 Distribusi Berdasarkan Bukti Fisik Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Pertanyaan SS S R TS STS

n % n % n % n % n %

1. Gedung rawat inap dalam keadaan baik

1 0,9 94 81,0 10 8,6 11 9,5 0 0

2. Ruang tunggu pasien dan keluarga pasien bersih

2 1,7 100 86,2 5 4,3 9 7,8 0 0

3. Ruang tunggu pasien dan keluarga pasien

5. Fasilitas pelengkap di ruang rawat inap

8. Alat-alat pemeriksaan yang digunakan

9. Alat-alat pemeriksaan penunjang lengkap sehingga tidak perlu ke tempat lain untuk pemeriksaan

3 2,6 88 75,9 6 5,2 19 16,4 0 0

10. Tempat makanan dan makanan yang dihidangkan bersih

2 1,7 97 83,6 5 4,3 12 10,3 0 0

11. Dokter dan perawat selalu menggunakan pakaian resmi

3 2,6 94 81,0 11 9,5 8 6,9 0 0

12. Perawat selalu menggunakan pakaian resmi

2 1,7 96 82,8 11 9,5 7 6,0 0 0

Tabel 4.17 (Lanjutan) 14. Perawat tampak

berpakaian bersih

2 1,7 100 86,2 9 7,8 5 4,3 0 0

15. Dokter tampak berpakaian rapi

2 1,7 99 85,3 15 12,9 0 0 0 0

16. Perawat tampak berpakaian rapi

2 1,7 105 90,5 9 7,8 0 0 0 0 17. Lingkungan rumah

sakit bersih

2 1,7 104 89,7 9 7,8 1 0,9 0 0

Bukti fisik mutu pelayanan rawat inap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik jika total skor 63-85, kurang jika total skor 40-62 dan buruk jika total skor 17-39. Pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa 76 orang pasien (65,5%) menyatakan bahwa bukti fisik mutu pelayanan rawat inap baik dan 40 orang pasien (34,5%) menyatakan bahwa bukti fisik mutu pelayanan rawat inap kurang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pasien yang menyatakan bahwa bukti fisik mutu pelayanan rawat inap buruk, sehingga selanjutnya kategori buruk digabungkan dengan kategori kurang agar dapat memenuhi persyaratan untuk uji Chi-Square (Dahlan, 2012).

Tabel 4.18 Distribusi Kategori Bukti Fisik Mutu Pelayanan Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Bukti Fisik Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 76 65,5

2. Kurang + Buruk 40 34,5

Total 116 100,0

4.3.2 Minat Kunjungan Ulang

Berdasarkan distribusi minat kunjungan pasien untuk dirawat inap kembali dengan pilihan jawaban berminat dan tidak berminat. Pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa sebanyak 84 orang pasien (72,4%) berminat untuk melakukan kunjungan ulang dan sebanyak 32 orang pasien (27,6%) tidak berminat untuk melakukan kunjungan ulang ke rawat inap non obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara.

Tabel 4.19 Distribusi Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Minat Kunjungan Ulang Jumlah (n) Persentase (%)

1. Berminat 84 72,4

2. Tidak berminat 32 27,6

Total 116 100,0

4.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksud untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas (mutu pelayanan) terhadap variabel terikat (minat kunjungan ulang), maka dilakukan uji statistik dengan Uji Pearson Chi-Square. Suatu variabel bebas dinyatakan mempunyai pengaruh yang bermakna jika hasil uji statistiknya memperoleh p < 0,05.

4.4.1 Hubungan Keandalan dengan Minat Kunjungan Ulang

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.20, menunjukkan bahwa variabel keandalan dengan kategori baik dengan yang berminat melakukan kunjungan

ulang sebanyak 65,9% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 25,1%. Sedangkan variabel keandalan dengan kategori kurang dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 48,0% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 52,0%. Berdasarkan hasil uji Pearson

Chi-Square antara variabel keandalan dengan minat kunjungan ulang diperoleh nilai p = 0,002 (< α 0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keandalan terhadap minat kunjungan ulang.

Tabel 4.20 Hubungan Keandalan dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Keandalan

Minat Kunjungan Ulang

Total

P Berminat Tidak Berminat

n % n % N %

1. Baik 72 65,9 19 25,1 91 100,0

0,002 2. Kurang + Buruk 12 48,0 13 52,0 25 100,0

Total 84 32 116

4.4.2 Hubungan Daya Tanggap dengan Minat Kunjungan Ulang

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.21, menunjukkan bahwa variabel daya tanggap dengan kategori baik dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 75,8% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 24,2%. Sedangkan variabel daya tanggap dengan kategori kurang dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 60,0% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 40,0%. Berdasarkan hasil uji Pearson Chi-Square antara variabel daya tanggap dengan minat kunjungan ulang

diperoleh nilai p = 0,117 (> α 0,05), artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel daya tanggap terhadap minat kunjungan ulang.

Tabel 4.21 Hubungan Daya Tanggap dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Daya Tanggap

Minat Kunjungan Ulang

Total

P Berminat Tidak Berminat

n % n % n %

1. Baik 69 65,9 22 25,1 91 100,0

0,117 2. Kurang + Buruk 15 60,0 10 40,0 25 100,0

Total 84 32 116

4.4.3 Hubungan Jaminan dengan Minat Kunjungan Ulang

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.22, menunjukkan bahwa variabel jaminan dengan kategori baik dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 77,8% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 22,2%. Sedangkan variabel jaminan dengan kategori kurang dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 53,8% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 46,2%. Berdasarkan hasil uji Pearson

Chi-Square antara variabel jaminan dengan minat kunjungan ulang diperoleh nilai p = 0,016 (< α 0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

jaminan terhadap minat kunjungan ulang.

Tabel 4.22 Hubungan Jaminan dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Non Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2012

No Jaminan

Minat Kunjungan Ulang

Total

P Berminat Tidak Berminat

n % n % n %

1. Baik 70 77,8 20 22,2 90 100,0

0,016 2. Kurang + Buruk 14 53,8 12 46,2 26 100,0

Total 84 32 116

4.4.4 Hubungan Empati dengan Minat Kunjungan Ulang

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.23, menunjukkan bahwa variabel empati dengan kategori baik dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 78,6% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 21,4%. Sedangkan variabel empati dengan kategori kurang dengan yang

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.23, menunjukkan bahwa variabel empati dengan kategori baik dengan yang berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 78,6% dan yang tidak berminat melakukan kunjungan ulang sebanyak 21,4%. Sedangkan variabel empati dengan kategori kurang dengan yang