• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengelolaan Dana Zakat bagi Pendidikan Masyarakat Kurang Mampu

HASIL PENELITIAN

D. Analisa Pengelolaan Dana Zakat bagi Pendidikan Masyarakat Kurang Mampu

Salah satu pokok ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan atas kaum dhuafa dengan cara mengoptimalkan pengelolaan dana zakat. Potensi zakat yang sangat besar, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membantu umat Islam yang kurang mampu secara optimal.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat delapan asnaf zakat salah satunya adalah fisabilillah. Makna fisabilillah ditafsirkan secara beragam oleh berbagai ahli dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Penafsiran-penafsiran akan makna fisabilillah pun dipahami secara beragam dengan pengertian yang luas dan sempit.

Dalam skripsi ini, penulis mengacu pada beberapa pendapat para ulama yang menafsirkan makna fisabilillah dalam kerangka skala prioritas Islamiyah. Pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan dapat diambil dari zakat atas fisabilillah, karena penggunaannya telah memenuhi syarat dalam konsep fisabilillah yakni untuk kemaslahatan bersama.

Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian di DD Republika, penyediaan dana zakat bagi anggaran pendidikan termasuk dalam kelompok asnaf zakat fakir miskin. Dengan alasan, kesulitan terhadap akses pendidikan disebabkan oleh ketidakmampuan membayar dana pendidikan yang memang tinggi. Pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan di DD Republika bukan sekedar charity dari muzakki kepada mustahik, tapi telah menjadi asset produktif yang berperan dalam pemberdayaan kualitas umat melalui program-program pendidikan berikut ini:

1. SMART Ekselensia Indonesia

SMART Ekselensia Indonesia adalah sekolah tingkat menengah berasramadan bebasbiaya yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan dhuafa yang berprestasi dari seluruh Indonesia. SMART Ekselensia digagas untuk meningkatkan harkat dan derajat kaum dhuafa melalui program pendidikan dan pembinaan yang komprehensif dan berkesinambungan.

Diharapkan, setelah melalui proses pendidikan dan pembinaan di SMART Ekselensia Indonesia, setiap siswa dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi) serta memiliki bekal berkarya untuk bangsa, negara dan agamanya.

2. Makmal Pendidikan

Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang berusaha menjawab kebutuhan peningkatan kualitas guru dan sekolah melalui program-programnya yakni pelatihan guru, pendampingan, dan sahabat guru indonesia. Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru akan berdampak pada pengelolaan pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa.

Peningkatan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah daya kreatifitas, penalaran, kearifan sosial dan peningkatan nilai akademik. Untuk mempertahankan kualitas sebagaimana dipaparkan di atas, maka diperlukan sebuah mekanisme yang mampu membuat guru senantiasa mengaplikasikan segenap kemampuannya secara optimal.

Makmal Pendidikan juga memberikan pendampingan bagi para guru.Program pendampingan ini dilakukan melalui kegiatan workshop untuk mengasah terus berbagai jenis keterampilan guru, lessonstudy untuk menciptakan learningcommunity di kalangan guru sehingga memunculkan keterampilan leaninghowtolearn.

Makmal pendidikan dibentuk atas dasar keinginan agar setiap lapisan masyarakat dapat mengenyam pendidikan di sekolah yang bermutu, serta dibimbing oleh guru-guru yang produktif dan maju. Makmal pendidikan dibangun dengan cara membentuk sekolah-sekolah model, memberdayakan tenaga pendidikan melalui training-training, meningkatkan manajemen sekolah melalui workshop dan pelatihan, melakukan pendampingan bagi sekolah-sekolah potensi berkembang, serta meningkatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat untuk mendukung program peningkatan kualitas pendidikan.

Makmal pendidikan memiliki visi “memperbesar alternatif sekolah yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat”, dengan misi sebagai berikut:

• Melakukan penelitian berkelanjutan bagi peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran

• Meningkatkan kualitas dan Memberdayakan tenaga kependidikan melalui training

• Meningkatkan manajemen sekolah melalui workshop dan pelatihan

• Melakukan pendampingan bagi sekolah-sekolah yang memiliki potensi berkembang dan dijadikan model

• Meningkatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat untuk mendukung program peningkatan kualitas pendidikan.

3. Beastudi Etos

Beastudi Etos adalah beastudi yang diperuntukkan bagi mahasiswa berprestasi namun memiliki keterbatasan ekonomi di sebelas perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.Bentuk beastudi yang diberikan adalah biaya masuk perguruan tinggi, SPP semester I dan II, akomodasi asrama selama tiga tahun, uang saku sebesar Rp400.000,00-Rp450.000,00 per bulan selama tiga tahun, dan pelatihan pengembangan diri (self development training).

Beastudi etos dilatarbelakangi oleh potensi masyarakat kurang mampu yang kurang tersalurkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena ketidakmampuan dalam membayar biaya pendidikan.Oleh karena itu, perlu upaya sistematis untuk membangun mental dan karakter mahasiswa dari kalangan kurang mampu agar dapat menjangkau pendidikan tinggi.

Pada program beastudi etos terdapat 4 (empat) domain pembinaan yakni: akademik, agama, pengembangan diri, dan sosial. Beastudi etos memiliki visi program memutuskan rantai kemiskinan dan membentuk generasi mandiri secara ekonomi dan sikap.

Hasil analisa dalam penelitian ini menunjukan adanya keterkaitan yang erat antara pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan dengan peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Pernyataan ini dapat terlihat dari kualitas output binaan yang mampu berdaya dan berkembang setelah mengikuti program pendidikan yang diberikan.

No. Program Pendidikan Sebelum Sesudah Skenario 1. SMART Ekselensia Indonesia Sulit melanjutkan pendidikan Mudah melanjutkan pendidikan produktif

2. Makmal Pendidikan Proses pendidikan monoton Proses pendidikan terampil & kreatif produktif

3. Beastudi Etos Belum mampu mandiri Mampu mandiri & berwirausaha produktif

Temuan empirik berdasarkan penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa dana zakat memiliki dampak nyata terhadap upaya peningkatan akses pendidikan masyarakat kurang mampu, meskipun dengan jumlah alokasi yang minim yakni rata-rata sebesar sebesar Rp9.064.142.843,00 atau 1/3 dari total pengelolaan dana zakat di Dompet Dhuafa Republika.

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa melalui program pendidikan yang intensif, masyarakat kurang mampu memiliki kepekaan yang tinggi untuk mampu meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Karena setelah mengikuti program pendidikan yang berasal dari alokasi dana zakat, terbukti tidak ada yang menganggur.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa seluruh program pendidikan yang dikelola oleh DD Republika bersifat produktif. Para alumni SMART Ekselensia Indonesia 99% diterima di berbagai perguruan tinggi negeri favorit melalui jalur PMDK dan beasiswa. Guru binaan Makmal Pendidikan hampir seluruhnya mampu membawa kontribusi yang nyata bagi proses pendidikan didaerahnya masing-masing. Penerima beastudi etos, mampu menjadi mahasiswa berprestasi di kampusnya masing-masing.

Alokasi dana zakat bagi anggaran pendidikan memiliki peran yang amat penting dalam meningkatkan akses pendidikan masyarakat kurang mampu dengan

pengelolaan yang konsisten mulai dari pendidik, anak didik jenjang pendidikan menengah, hingga perguruan tinggi. Bagaimanapun, pendidikan dapat menjadi sarana untuk meciptakan serta mengembangkan bangsa yang produktif dan mandiri. Oleh karena itu, lembaga zakat harus mampu menstimulasi pengelolaan anggaran yang efektif melalui berbagai program yang produktif, agar dana zakat memiliki daya tahan ekonomi dan sosial yang tinggi.

Sebagai lembaga zakat independen, DD Republika memerlukan sinergi yang solid terkait pengelolaan dana zakat dengan lembaga amil zakat pemerintah maupun lembaga amil zakat independen lainnya. Hal ini untuk menghindari penyaluran dana zakat ganda kepada mustahiq, mengingat belum adanya pembagian wilayah penyaluran zakat antar lembaga amil zakat yang ada. Maka, diperlukan sejumlah implikasi kebijakan yang mendukung pengelolaan dana zakat oleh Lembaga Amil Zakat.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, secara umum penulis memberikan kesimpulan bahwa dengan pengelolaan yang baik, dana zakat dapat menjadi alternatif sumber pendanaan salah satunya pendanaan pendidikan dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Ini dibuktikan dengan produktivitas program pendidikan yang mampu membuat output binaan menjadi berdaya dan berkembang.

Secara lebih rinci, berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa: 1) Dengan manajemen yang transparan, akuntabel dan professional pengelolaan dana

zakat lebih berdaya guna.

2) Pengelolaan dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan oleh Lembaga Amil Zakat karena LAZ sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. Pada umumnya, LAZ tidak memberikan zakat begitu saja tetapi menyalurkan dalam bentuk program pemberdayaan disertai pendampingan yang intensif serta

pengawasan yang ketat agar dana zakat benar-benar memberikan efek jangka panjang bagi pengembangan masyarakat terutama masyarakat kurang mampu. 3) Lembaga amil zakat senantiasa inovatif dengan program pengembangan

pendidikan yang dijalankan.

4) Konsisten terhadap program pendidikan yang dijalankan.

5) Melaksanakan program pendidikan yang intensif dan berkelanjutan, agar manfaat dana zakat benar-benar dapat meningkatkan akses pendidikan masyarakat kurang mampu.

6) Melakukan pengawasan baik internal maupun eksternal.

Pendidikan merupakan (bentuk) investasi jangka panjang yang tidak cepat menghasilkan “sesuatu” dibanding sektor kehidupan lainnya. Namun, DD Republika meyakini bahwa mengabaikan pendidikan termasuk inkonsistensi dalam pendanaan pendidikan, ibarat menanam bom waktu kehancuran yang akan berdampak negatif secara makro terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya. Belum adanya pemerataan dalam pendidikan membuat peserta didik dari kalangan ekonomi tidak mampu sulit mengakses pendidikan (yang berkualitas).

Salah satu cara untuk mempermudah akses pendidikan bagi peserta didik dari kalangan ekonomi tidak mampu adalah dengan memberdayakan zakat. Sebagai salah satu kewajiban umat Islam, zakat sangat potensial bila dijadikan sumber pemberdayaan masyarakat. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi DD Republika untuk mengelola zakat dengan menjadikan dana zakat sebagai asset produktif melalui berbagai program pengembangan termasuk program pengembangan pendidikan.

Konsistensi DD Republika dalam pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan dibuktikan dengan alokasi dana zakat untuk pendidikan yang memperoleh porsi sebesar 1/3 dari dana distribusi, yakni sebesar Rp9.064.142.843,00 dari total pengelolaan dana zakat sebesar Rp28.179.620.203,00 untuk periode yang berakhir 29 Sya’ban 1430 H.

Tak sekedar charity antara muzakki dengan mustahik, pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan di DD Republika mampu menjadi asset produktif melalui berbagai program pendidikan yang hasilnya mempengaruhi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan keberhasilan sumber daya manusia binaan program pendidikan DD Republika dalam melanjutkan studi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan di masyarakat.

Oleh karena itu, jika dikelola dengan baik, dana zakat dapat digunakan sebagai sumber dana potensial termasuk pendanaan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Pengelolaan dana zakat bagi pendidikan masyarakat kurang mampu akan optimal apabila dapat dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pengelola zakat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran dari penulis dalam upaya meningkatkan pengelolaan dana zakat bagi anggaran pendidikan untuk:

1. DD Republika

Tetap konsisten dalam melaksanakan pengelolaan zakat sebagai upaya untuk memberdayakan umat sesuai dengan landasan, visi & misi, serta tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pemerintah

Zakat merupakan potensi pendanaan yang dapat dijadikan sumber pendapatan negara dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap LAZ dalam mengelola donasi yang telah dititipkan sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu diupayakan kebijakan-kebijakan yang mendukung operasionalisasi LAZ dalam mengelola dana zakat.

Pertama, pemerintah harus lebih serius mengintegrasikan zakat sebagai bagian penting dari kebijakan ekonomi (sumber penerimaan negara). Jika melihat potensi yang ada, negara dipastikan akan memiliki tambahan sumber dana domestik

untuk pemberdayaan kelompok miskin/ masyarakat kurang mampu tanpa harus berhutang pada pihak asing.

Kedua, proses amandemen UU No. 38 Tahun1999 tentang Pengelolaan Zakat harus segera dituntaskan. Setidaknya, ada tiga isu utama dalam proses amandemen yaitu penataan kelembagaan BAZ dan LAZ, sanksi muzakki, serta zakat sebagai kredit pajak. Terkait kebijakan zakat sebagai kredit pajak, penulis menganggap bahwa hal ini tidak akan menyebabkan tradeoff antara zakat dengan pajak, seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Apabila kebijakan ini terlaksana, maka diperlukan dukungan dan perubahan kebijakan pada aspek pendukung yang lain, seperti UU APBN, UU Pajak, dan UU Keuangan Negara.Sehingga, penerimaan Negara dapat bertambah dari 3 menjadi 4, antara lain pajak, penerimaan negara bukan pajak, hibah dan penerimaan lain-lain, serta zakat.

3. Donatur/ Muzakki

Lebih meningkatkan kepercayaan dalam menitipkan donasi melalui LAZ terpercaya seperti DD Republika. Serta senantiasa dapat melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan yang disampaikan sebagai bukti transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana zakat.

4. Masyarakat Umum

Zakat merupakan salah satu instrumen pembiayaan yang sangat potensial dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Dengan pengelolaan yang baik, dana zakat mampu mengatasi berbagai problematika sosial-kemasyarakatan termasuk pendidikan. Mempercayakan dana zakat untuk dikelola oleh LAZ terpercaya seperti DD Republika dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendistribusian dana zakat bagi yang membutuhkan berdasarkan skala prioritas.

5. Siswa dan Guru binaan

Kepercayaan muzakki dalam memberikan dana zakat melalui program pemberdayaan pendidikan yang dikelola oleh DD Republika dibuktikan dengan keberhasilan output dan outcome program pemberdayaan pendidikan. Oleh karena

itu, manfaatkan dengan baik kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan agar semakin banyak dhuafa yang memperoleh manfaat dana zakat.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Bariadi, Lili, dkk., Zakat & Wirausaha, Jakarta: CED, 2005.

Bastian, Indra, Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2007.

BPS dan Depsos, Penduduk Fakir Miskin Indonesia, Jakarta: BPS, 2002.

Doa, M. Djamal, Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan, Jakarta: KORPUS, 2004.

Enoch, Jusuf, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Faturrahman, Lalu Agus, Pelapisan Sosial dan Kesatuan Derajat, Ilmu Sosial Dasar ed. Josef Riwu Koho, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.

Hafidhuddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2007.

Hafidhuddin, Didin dan Hasan Rifai Alfaridy, Panduan Zakat Praktis, Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2009.

Materi kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan pada pertemuan ke-2 dengan Dosen Pengampu Yefnelty Z., Februari 2007.

Muhammad, Zakat Profesi; Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002.

Prihatna, Andi Agung, dkk., Kedermawanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat di Indonesia Hasil Survei di Sepuluh Kota, Jakarta: Piramedia, 2004.

Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, Pedoman Zakat, Jakarta: Departemen Agama, 1982.

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, cet. ke-8.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pusat Statistik Pendidikan Depdiknas, Ikhtisar Data Pendidikan Nasional Tahun 2007/2008, Jakarta: Depdiknas, 2008.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta atas Kerja Sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Qadir, Abdurrachman, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat; Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis, Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 1996.

R., Eka, Kondisi Pemerataan Pendidikan di Indonesia, http://edu-articles.com, 2007.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2005.

Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni, Education Management; Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Sabri, M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Shadily, Hasan, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: Bina Aksara,

1983.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Soelaeman, M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar; Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung: Refika Aditama, 1998.

Suharto, Edi, dkk., Kemiskinan dan Keberfungsian Sosial; Studi Kasus Rumah Tangga Miskin di Indonesia, Bandung: STKSPress, 2004.

Sujanto, Bedjo, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah; Model Pengelolaan Sekolah di Era Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007.

Supriadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Tilaar, H.A.R., Manifesto Pendidikan Nasional; Tinjauan Dari Perspektif Postmodernisme dan Studi Kultural, Jakarta: Buku Kompas, 2005.

Tim Penyusun, Revitaslisasi Filantropi Islam; Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia, (Jakarta: PPB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Setia, 1998.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

UU Pengelolaan Zakat No. 38 Tahun 1999.

UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2003.

Warnadi., Sunarto dan Muchlidawati, Pedoman Pelaksanan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta: Depdikbud,1997.

Z, Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan; Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: Lemlit dengan UIN Jakarta Press, 2006.

www.antara.co.id akses via PC tanggal 23 Mei 2010, pukul 14.29 WIB.

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi berjudul “PENGELOLAAN DANA ZAKAT BAGI