• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Pengelolaan Dana Zakat Bagi Anggaran Pendidikan Zakat sebagai bagian dari kewajiban umat Islam, telah diatur dengan jelas

dalam Al-Qur’an pada surat At-Taubah ayat 103 tentang perintah menghimpun dana zakat dan surat At-Taubah ayat 60 tentang sasaran penerima zakat.

 

     

 

   

⌧ ⌧ ☺

                                                             

       

      Artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai

suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (60).

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (103).”

Berdasarkan surat At-Taubah ayat 60 dan ayat 103 terungkap bahwa terdapat aktivitas pengelolaan dana zakat mulai dari menghimpun, menyimpan, kemudian mendistribusikan kepada sasaran penerima zakat (asnaf zakat).

1. Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Dana Zakat

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.33Perencanaan merupakan suatu aktifitas untuk membuat rancangan agenda kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Tahapan ini mutlak diperlukan untuk menjadi acuan dalam kegiatan ke depan. Perencanaan dapat terkait dengan beberapa hal, antara lain waktu dan strategi. Perencanaan model pertama, sering dibagi dalam tiga bentuk, yaitu perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibatasi waktunya hanya satu tahun, sedangkan perencanaan jangka menengah biasanya akan dilakukan dalam kisaran waktu antara satu sampai tiga tahun. Untuk perencanaan jangka panjang, waktu yang dibutuhkan adalah tiga sampai lima tahun. Pengorganisasian adalah cara yang ditempuh oleh sebuah lembaga untuk mengatur kinerja lembaga termasuk para anggotanya. Pelaksanaan adalah aktualisasi perencanaan yang ditetapkan oleh organisasi. Sedangkan pengawasan adalah proses penjagaan agar pelaksanaan program kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

      

33

Pengelolaan zakat merupakan aktivitas yang perlu dilakukan agar dana zakat tidak hanya sekadar charity antara muzakki (pembayar zakat) dengan mustahiq (penerima zakat).Melalui sistem manajemen yang baik, pengelolaan dana zakat memiliki hikmah yang luar biasa terhadap pemanfaatan zakat, karena dana zakat tak hanya digunakan pada kegiatan konsumtif yang bersifat sementara tapi juga dapat menjadi asset produktif yang bermanfaat mengangkat harkat dan derajat umat dalam jangka panjang.

Berdasarkan UU Pengelolaan Zakat No. 38 Tahun 1999 pasal 5, pengelolaan dana zakat bertujuan untuk:

(1) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama.

(2) Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

(3) Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

Dalam konteks ini, pengelolaan dana zakat lebih dari sekedar menghimpun serta mendistribusikan dana zakat, tetapi juga mendayagunakan dana zakat agar mampu menciptakan pemerataan pendapatan masyarakat. Untuk merealisasikan tujuan pengelolaan dana zakat diperlukan lembaga atau organisasi untuk mengelola zakat. Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat memiliki beberapa manfaat, antara lain:

a. Dapat menjamin kepastian mustahiq, baik dari segi jumlah mustahiq maupun jumlah dana zakat yang dibayarkan.

b. Menjaga perasaan rendah diri mustahiq, karena tidak berhadapan langsung dengan muzakki dalam menerima zakat.

c. Dapat mengukur efisiensi dan efektivitas pendayagunaan dana zakat berdasarkan skala prioritas.

d. Bagian dari ibadah kemanusiaan dalam upaya menyebarkan ajaran Islam secara menyeluruh dan komprehensif.

2. Dana Zakat sebagai Instrumen Pembiayaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan, pemerintah (selaku stakeholder utama pendidikan) dapat menjadikan zakat sebagai peluang dalam pembiayaan pendidikan. Mengingat, lebih dari 85% penduduk Indonesia beragama Islam dengan potensi dana zakat yang sangat besar yakni 68,786 triliun rupiah pada tahun 201034 atau 19 triliun rupiah per tahun menurut Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin.

Berdasarkan fakta yang terjadi, dalam menetapkan anggaran pendidikan (sebagai bagian dari sektor keuangan publik yang dikelola negara) pemerintah hanya mengandalkan sektor pajak sebagai sumber penerimaan utama negara. Padahal, ditinjau dari aspek anggaran pendidikan, dana zakat memiliki peran yang penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui:

1) Zakat merupakan panggilan agama. Ia merupakan cerminan dari keimanan seseorang.

2) Sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar.

3) Zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan.35

Pengalokasian dana zakat pada sektor pendidikan oleh lembaga/badan amil zakat (walaupun memiliki prosentase lebih kecil) sangat membantu peserta didik dari kalangan ekonomi kurang mampu untuk mengakses pendidikan.

Pengelolaan dana zakat termasuk salah satu upaya yang dilakukan dalam pemerataan kesejahteraan sosial serta dapat meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Zakat berperan sebagai salah satu instrumen pembiayaan termasuk pembiayaan pendidikan. Zakat merupakan mediator antara muzakki (pemberi) dengan mustahik (penerima) yang membutuhkan pengelolaan dalam penghimpunan maupun penyaluran dana zakat. Oleh karena itu, diperlukan

      

34

Potensi zakat berdasarkan asumsi perhitungan penulis yang telah diuraikan pada sub prosentase wajib zakat dan potensi zakat. 

35

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h. 189-190. 

manajemen/pengelolaan yang profesional, transparan, serta akuntabel, agar dana zakat dapat terserap dengan baik.

3. Manfaat Dana Zakat bagi Pendidikan Masyarakat Kurang Mampu

Pada pelaksanaannya, pendidikan tidak terlepas dari unsur pendukung utama kelancaran proses pendidikan yakni biaya/ anggaran pendidikan. Anggaran pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah).36 Karenanya, anggaran pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

Alokasi dana zakat bagi anggaran pendidikan adalah salah satu cara yang dilakukan untuk dapat meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Zakat merupakan salah satu nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada hubungan sosial serta pembangunan masyarakat. Tujuan pengelolaan dana zakat tidak sekedar menyantuni masyarakat kurang mampu secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan37 melalui program pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

Zakat dan pendidikan memiliki keterkaitan secara teknis dengan proses kehidupan. Dalam hal ini, zakat berperan sebagai faktor pendukung terhadap proses pendidikan terkait pendanaan pada sektor anggaran pendidikan. Potensi zakat Indonesia mencapai 19 triliun rupiah setiap tahun.38 Bahkan, telah dijelaskan sebelumnya bahwa potensi dana zakat pada tahun 2010 yakni sebesar 68,786 triliun rupiah . Namun, dana zakat belum terhimpun secara optimal baik oleh lembaga/ badan amil zakat milik pemerintah maupun independen. Padahal, zakat memiliki peran dan fungsi yang amat besar dalam upaya pemberdayaan

      

36

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet. ke-4, h. 3. 

37

Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 83-84. 

38

ekonomi masyarakat termasuk pendidikan sebagai salah satu instrumen pembiayaan pendidikan.

BAB III