• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERANCANGAN

Dalam dokumen PONDOK PESANTREN MODERN DI GRESIK. (Halaman 64-78)

4.1. Analisa Site

4.1.1.Analisa Aksesibilitas

Analisa ini menguraikan tentang proses pencapaian (aksesibilitas) yang menentukan letak pintu masuk akibat analisa pencapaian tersebut. Dalam hal ini Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap :

- Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek

- Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.

- Sudut pandang

- Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

Faktor tersebut menyebabkan penentuan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE) tidak sama di setiap letak site yang berbeda.

Pada lokasi site ini keleluasaan untuk berorientasi terhadap obyek dapat diperoleh dari sisi timur (jalan jawa) dan utara (jalan Kalimantan). Selain merupakan jalan menuju ke lokasi site, jalan ini juga merupakan jalan penghubung antar kota Gresik dan Surabaya. Namun jalan Kalimantan merupakan jalan dua arah dengan lebar jalan 5 meter, apabila ME di letakkan pada sisi utara dimungkinkan akan memperparah kemacetan pada waktu-waktu tertentu. Berbeda dengan jalan jawa di sisi timur merupakan jalan utama dan jalan satu arah dengan luas jalan 8 meter, apabila ME diletakan di jalan ini tidak akan terjadi kemacetan selain itu memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek. Dari hasil analisa dapat ditentukan peletakan ME lebih baik berada pada alternatif A atau jalan Jawa, hal ini dipertimbangkan arus Jalan Kalimantan (alternatif B) merupakan jalan 2 arah, merupakan jalan sekunder sehingga memiliki arus lalu lintas yang padat, jalan Jawa (alternatif A) merupakan koridor jalan utama, dengan lebar jalan 8 meter dengan satu arus kendaraan, sehingga

tidak mengakibatkan penumpukan arus lalu lintas atau kemacetan. Pertimbangan lain yaitu dari segi transportasi di Jalan Jawa dilintasi oleh kendaraan bermotor, kendaraan pribadi, taxi, dan beberapa jurusan lyn (mikrolet) sehingga dapat dicapai oleh masyarakat dari berbagai wilayah. Lihat gambar 4.1 berikut ini :

Keterangan :

: Arus kendaraan 1 arah : Arus kendaraan 2 arah : Main Entrance

: Potensi kemacetan rendah : Potensi kemacetan tinggi Gambar 4.1 : Aksebilitas dan potensi kemacetan

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.1.2.Analisa Iklim

Analisa ini menjelaskan serta menetapkan secara grafis proses analisa iklim baik dari segi orientasi matahari, arah mata angin dan curah hujan. Analisa iklim sangat mempengaruhi suatu perancangan proyek karena cuaca tiap daerah tidaklah sama dan juga tergantung pada bagaimana letak serta orientasi bangunan sekitar.

Pada sekitar site proyek ini, merupakan bangunan perumahan, tinggi bangunan maksimal 3 lantai. Hal ini dikarenakan site ini berada di kawasan perumahan Gresik Kota Baru (GKB). Pada sisi timur site masih terdapat lahan kosong yang mengakibatkan tidak ada penghalang sinar matahari terhadap lokasi

site. Apabila dilihat dari segi orientasi matahari, site ini mengadap ke arah Timur (Jalan Jawa). Maka untuk melindungi bangunan dari terik matahari di pagi hari, dimungkinkan untuk menanam pepohonan disekitar bangunan. Penggambaran analisa iklim lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di berikut ini.

Gambar 4.2 Analisa orientasi matahari, curah hujan dan arah angin pada site

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.1.3.Analisa Lingkungan Sekitar

Analisa ini menjelaskan tentang potensi lingkungan secara visual (view) bangunan sekitar terhadap site terpilih sehingga dapat menjadikan pendasaran dalam pemilhan arah orientasi dengan disertai analisa kebisingan.

Namun pada sekitar site tidak ada bangunan yang dapat dijadikan pertimbangan view yang menarik, mengacu pada tema “Pattern of Islam” maka view bangunan Masjid menghadab Qiblat. Namun untuk penetapan ME diletakkan pada arah Timur (jalan Jawa), dengan mempertimbangkan tingkat

Bagian terkena radiasi matahari, pada bagian ini bukaan harus diminimalisir

Bagian terkena radiasi matahari, pada bagian ini bukaan harus diminimalisir

Bagian terkena radiasi matahari, pada bagian ini bukaan harus diminimalisir Bagian yang potensial

dibuat bukaan secara maksimal, karena pada bagian ini tidak terkena panas matahari.

Angin makro

kebisingan yang rendah dan berdekatan dengan perempatan. Lihat gambar 4.3 berikut ini :

Keterangan :

= Tingkat Kebisingan Sedang

= Tingkat Kebisingan Tinggi

= Tingkat Kebisingan Rendah

= Bangunan Masjid menghadap ke Qiblat

Gambar 4.3 Analisa View dan kebisingan pada site

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.1.4.Analisa Zoning

Analisa ini menjelaskan seperti apa kelompok komponen fungsi bangunan yang disesuaikan dengan eksisting site, pertimbangan lingkungan, dan pertimbangan lain sehingga dapat menghasilkan tatanan bangunan yang estetis.

Oleh pengembang perumahan Gresik Kota Baru (GKB) lokasi site ini memang disediakan untuk fasilitas umum khususnya bangunan sekolah, karena di area perumahan GKB belum dilengkapi dengan bangunan sekolah. Dengan tata guna lahan sekitar diperuntukan sebagai perumahan

Bagian yang berbatasan jalan raya dapat digunakan sebagai zona publik, dengan pertimbangan area publik tidak mengalami masalah jika berdekatan dengan area kebisingan. Disusul setelahnya penetapan area servis, kemudian semi

privat dan privat. Penetapan area ini makin ke dalam site semakin privat. Area Privat digunakan sebagai area asrama, karena asrama membutuhkan tingkat privasi yang tinggi dan ketenangan. Perletakkan zoning dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini : Keterangan : : Publik : Semi Privat : Privat : Service Area : ME (Main Entrance)

Gambar 4.4 Analisa Zoning pada site

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.2. Analisa Ruang 4.2.1.Or ganisasi Ruang

Dari pemrograman ruang berdasarkan kebutuhan yang telah dilakukan di bab 2 sebelumnya, telah ditemukan ruang-ruang dengan perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga perbedaan pengguna yang direncanakan hadir dalam perancangan proyek. Dari beragam jenis ruang-ruang yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah pengorganisasian ruang agar ruang-ruang tersebut dapat hadir dengan perancangan yang lebih terarah, teratur, terencana dan tidak abstrak penempatannya sehingga secara pasti untuk

mempermudah pengguna dalam menggunakan ruang-ruang tersebut nantinya. Ruang-ruang yang ada dalam perencanaan berdasarkan pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan (masih bersifat ruang secara umum). Ruang-ruang tersebut dikelompokkan atau diorganisasikan dengan saling berkaitan dan memiliki kedekatan, baik dari fungsi, aktivitas yang terjadi maupun pengguna nantinya. Ruang-ruang yang ada dalam perencanaan berdasarkan pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan (masih bersifat ruang secara umum) adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 : Organisasi Ruang

Klasifikasi

Ruang-ruang yang ada Fasilitas Luasan Fasilitas Utama ±12249.17 m² Fasilitas Beribadah ±1868.53 m² - Serambi - Ruang Sholat - Ruang Adzan

- Ruang simpan mukenah dan Al-Qur’an - Ruang wudhu - Kamar mandi Fasilitas Pendidikan ±6068.82 m² - Hall - R. Kelas - R. Ekstrakulikuler - R. Laboratorium - Perpustakaan - Km/ Wc Fasilitas Asrama ±4311.82 m² - R. Tidur - R. Bersama - KM/WC - R. Makan - Dapur

- R. Cuci dan Jemur Fasilitas Pengelola Fasilitas Pengelolaan

±1041.3 m² - Plaza - Lobby - R. Informasi - Area parkir - R. keamanan

Klasifikasi

Ruang-ruang yang ada Fasilitas Luasan

- R. Pimpinan - R. Sekretariatan - R. keagamaan

- R. bid. Kerumah tanggaan - R. Unit bid.

Pengembangan. - KM/Wc Fasilitas Penunjang

±6450.6 m²

Gedung Serba Guna ±1898.38 m² - Entrance Hall - R. Pameran - Auditorium - R. Duduk penonton - Panggung - R.Persiapan - R. Ganti - R. Kontrol - R. Perlengkapan dan gudang - Km/WC Ruang Kesehatan ±22.5 m² - R. Tunggu - R.Pendaftaran - R.Periksa - R.Apotik - Km/WC Fasilitas Pelayanan (Service)

± 634.32 m² - R. Genset - R. Plumbing - Gudang - Km/WC Kegiatan bertamu ±1304.42 m² - R. Tunggu - R. Konsultasi - R. Tidur - Km/WC Sumber : Analisa Penulis 2012

4.2.2.Hubungan Antar Massa dan Sirk ulasi

Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Namun sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubaungan antar massa bangunan, karena bangunan ini nantinya dibuat dengan banyak massa.

Berikut adalah gambar 4.5. yang menjelaskan diagram hubungan antar massa dan sirkulasi berdasarkan fasilitas bangunannya.

Keterangan : = Dekat = Cukup dekat = Jauh

Sedangkan sirkulasi ruangan dan massa antar bangunan disesuaikan dengan konsep sirkulasi yang ada. Sirkulasi antar ruangan dalam masing-masing massa menggunakan pola linier dimana pola ini mengarah dari yang publik, semi publik sampai menuju ke yang private. Akses sirkulasinya berada pada bagian tengah, sedangkan pada bagian kanan dan bagian kiri merupakan fasilitas-fasilitas ruang yang ada. Klasifikasi Fasilitas Utama Fasilitas penunjang Fasilitas Pengelola Fasilitas Pelengkap

Gambar 4.5. Diagram Hubungan antar Massa

Gambar 4.6 Skema Sirkulasi Antar Massa

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.2.3.Diagram Abstr ak

Hubungan masing-masing “block” massa bangunan dijelaskan dan digambarkan dalam diagram abstrak. Hubungan antar massa bangunan dalam site ini juga akan dijelaskan secara sistematis dan runtun sistem sirkulasi yang terjadi. Gambar 4.7 berikut ini menggambarkan tentang hubungan antar masing-masing massa bangunan dan fasilitas yang ada pada perancangan.

Keter angan :

Sirkulasi Tamu Sirkulasi Penghuni

Gambar 4.7. Diagram Abstrak Hubungan antar Massa Bangunan

Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2012

Dari gambar diagram abstrak hubuangan antar massa bangunan di atas dapat dijelaskan bahwa sistem sirkulasi yang terjadi dalam site perancangan yaitu sirkulasi terpusat, pusat dari site ini adalah bangunan Masjid yang merupakan tempat beribadah umat islam. untuk penguat pembeda antara Laki – laki dan perempuan digunakan sirkulasi cluster, namun pada akhirnya terpusat ke Masjid. Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan hubungan antar ruang di tiap bangunan.

Gambar 4.8. Diagram Abstrak Bangunan Masjid

Gambar 4.9. Diagram Abstrak Bangunan Asrama

Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2012

Gambar 4.10. Diagram Abstrak Bangunan Sekolah

Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2012

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan

Analisa ini menggambarkan tentang komposisi bentukan geometri dasar, baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi yang merupakan hasil penggabungan analisa ruang dengan analisa site terpilih.

Bangunan pondok pesantren modern di Gresik ini merupakan bangunan agamis yang yang berfungsi sebagai tempat pendidikan. Ide bentuk massa

bangunan menyesuaikan dengan fungsinya sebagai tempat “education” yang mana bangunan yang formal cenderung persegi. Untuk bangunan sekolah menggunakan gabungan bentuk dua persegi dengan penambahan segitiga. Lihat contoh gambar 4.11 :

Gambar 4.11 : Skema Bentuk Massa Bangunan Sekolah

Sumber : Analisa Penulis 2012

Ditinjau dari fungsi bangunan ini nantinya maka konsep perancangannya mengacu pada arsitektur islami, baik dari segi bentuk bangunan maupun pada desain interior. Adapun penerapan – penerapan desain interior pada bangunan ini nantinya, antara lain : Lima rukun Islam di terapkan pada lima pilar yang terdapat pada sisi kiri dan kanan mihrab. Kemudian Enam rukun iman juga terdapat pada treatment dinding pada sisi kiri dan kanan mihrab. kekurangan satu pilar dari yang seharausnya akan mengurangi nilai seni arsitektur, dapat mengganggu keseimbangan daya tahan atau bahkan merobohkan bangunan. Begitu pula dengan rukun Islam dan rukun iman apabilah salah satu ditiadakan maka goyanglah keimanan kita, karena rukun Islam adalah pondasi agama.

Dua buah bentuk persegi panjang

Mengalami penambahan bentuk

Penggabungan dua bentuk menjadi satu bentuk baru (Bentuk Akhir)

4.3.2.Analisa Tampilan

Pada perencanaan ini ingin menampilkan arsitektur islami. Dimana nantinya masjid yang menjadi bangunan terpenting pada pondok pesantren modern di Gresik dengan menggunakan bentukan arsitektur islami. Yang mana tampilan atap masjidnya mengacu pada atap masjid Sunan Giri Gresik yang menggunakan atap tajuk. Pengertian atap tajuk 2 tumpuk ini mengingatkan akan perintah Allah “Hablum mina Allah dan Hablum minan Nass”. Lihat gambar 4.12 :

Gambar 4.12 : Tampilan Bangunan Masjid

Sumber : Analisa Penulis 2012

Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dari karakteristik arsitektur Islam adalah sebagai berikut:

a. Tata ruang arsitektur Islam umumnya berfokus pada bagian luar yang b. Ruang penerimaan yang besar (main entrance), dengan ornament geometrik

dan lengkung atau triangular arches and beams di antara kolom c. Irama pada kolom, dengan pemakaian atap yang berbeda fungsi

d. Dinding interior dan eskterior didekorasi dengan ornament geometrik atau kaligrafi

e. Desain Bookstand Fountain sebagai bagian dan analogi sejarah.

f. Pemakaian warna polychromatic (numerous color) yang hampir sama dengan pemakaian warna lokal seperti di Sumatra, Kalimantan, and Betawi/Jakarta.

g. Pemisahan ruang shalat dan ruang wudlu serta toilet antara laki-laki dan perempuan

h. Secara simbolik sering juga dipakai angka-angka simbolik pada kolom, sudut ruang, dan elemen arsitektur lainnya, dengan interpretasi sebagai berikut: 1/satu, Allah SWT; 3/tiga, konsep iman, Islam, ichsan; 5/lima, rukun Islam dan jumlah shalat wajib; 7/tujuah, jumlah ayat dalam surat Al Fatihah; 17/tujuhbelas, jumlah rakaat shalat wajib per hari.

BAB V

Dalam dokumen PONDOK PESANTREN MODERN DI GRESIK. (Halaman 64-78)

Dokumen terkait