• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERANCANGAN

Dalam dokumen PONDOK PESANTREN MODERN DI GRESIK. (Halaman 78-89)

5.1 Tema Rancangan

5.1.1 Pendekatan Rancangan

Landasan teori yang digunakan dalam merancang Pondok Pesantren Modern Di Gresik adalah teori metaphor.

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture” , ada tiga kategori metafora, yaitu :

Intangible Metaphor, yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)

Tangible Metaphors, dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Combined Metaphors, dimana secara konsep dan visual saling mengisi

sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Berdasarkan konsep dasar dalam proses desain maka pemakaian dalam bangunan yang sesuai ialah Intangible Metaphor dengan pengambilan kebudayaan Islami (penggolongan fungsi bangunan sesuai gender) yang diterapkan pada penataan massa bangunan. Fungsi bangunan sebagai tempat edukasi (baik sekolah umum atau pendidikan agama secara luas) yang mana edukasi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi yang tinggi juga mengiringi perkembangan ilmu pendidikan. Penggunaan material – material baru dipandang sebagai adaptasi dengan perkembangan teknologi, namun mengingat perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih), karena itulah tidak pernah muncul kesimpulan yang pasti dan tepat mengenai pengertian Hi-Tech. Kedua hal ini yang cenderung akan tertuang dalam

desain bangunan.

Dari issue yang telah didapat secara garis besar muncul sebuah hubungan antara kebudayaan Islam dan elemen arsitektural. Dalam konsep-konsep yang akan dikemukakan pada perencanaan dan perancangan Pondok Pesantren Modern Di Gresik, merupakan pengembangan terhadap hal yang menarik tersebut, dimana “elemen arsitektur dirancang mampu diperpadukan dengan kebudayaan Islam” dalam hal pola tatanan massa, pola struktur, pola ruang, pola geometri.

5.1.2. Penentua n Tema Rancangan

Pondok Pesantren Modern Di Gresik ini menggunakan tema “Pattern of Religion Islam”. Maksud tema ini adalah penerapan tipologi arsitektur islam pada pola tatanan massa Pondok Pesantren Modern di Gresik. Adapun maksud dari Religion Islam ialah :

• Religion adalah Agama Islam adalah agama semesta, karena Islam maknanya ialah berserah diri dan patuh kepada perintah dan larangan-NYA. Namun pengertian religion di sini lebih diterapkan pada sifat-sifat keislaman yang menjurus ketingkah laku dan prilaku santri.

• Adapun aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dari karakteristik

arsitektur Islam adalah sebagai berikut

(http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Islam) :

a. Tata ruang arsitektur Islam umumnya berfokus pada ruang luar

b. Dinding interior dan eskterior didekorasi dengan ornament geometrik atau kaligrafi

c. Pemakaian warna polychromatic (numerous color).

d. Pemisahan ruang shalat dan ruang wudlu serta toilet antara laki-laki dan perempuan

e. Secara simbolik sering juga dipakai angka-angka simbolik pada kolom, sudut ruang, dan elemen arsitektur lainnya, dengan interpretasi sebagai berikut: 1/satu, Allah SWT; 3/tiga, konsep iman, Islam, ihsan; 5/lima,

rukun Islam dan jumlah shalat wajib; 7/tujuah, jumlah ayat dalam surat Al Fatihah; 17/tujuhbelas, jumlah rakaat shalat wajib per hari.

Dengan tema yang telah ditetapkan, dimaksudkan bahwa obyek bangunan dapat menjadi sebuah bangunan yang dapat memperkenalkan secara detail mengenai citra religi. Dapat menampilkan secara menarik baik dari segi arsitekturnya maupun tatanan massanya. Sehingga bangunan dapat menyampaikan citra religi ke masyarakat luas.

Secara tampilan bangunan, akan menyampaikan bahwa bangunan ini berisikan teknologi, dari segi material dan juga bentuk bangunannya. Untuk pengaplikasian Technology masa kini, dapat dimunculkan melalui unsur sensor yang digunakan pada bangunan ini. Selain unsur material yang modern, bangunan ini akan mengekspresikan sebuah nuansa religi melalui interior bangunan yang menghadirkan ornamen-ornamen kaligrafi pada interior masjidnya.

5.2 Konsep Rancangan

5.2.1. Konsep Tatanan Massa Dan Sir kulasi

Perancangan Pondok Pesantren Modern Di Gresik ini menghadirkan beberapa fasilitas, yaitu : fasilitas pendidikan, fasilitas penunjang dan fasilitas servis. Ditinjau dari pembagian fasilitas tersebut dihasilkan pola tatanan massa pada perancangan Pondok Pesantren Modern Di Gresik dengan membedakan antara pola tatanan massa utama dan pola tatanan massa pendukukng.

Adapun penerapan dua macam pola tatanan massa tersebut yaitu :

1. Pola tatanan massa utama menggunakan tatanan Cluster, bertujuan untuk mengelompokan bangunan-bangunan utama (misal : pondokan santri dan sekolahan) sesuai dengan penggunanya (Yang dimaksud pengguna di sini adalah santri laki-laki dan perempuan).

Jadi pola tatanan cluster ini menjadi pembeda antara letak bangunan untuk laki-laki dan untuk perempuan dan lebih memudahkan para tamu yang berkunjung.

2. Pola tatanan massa pendukung menggunakan tatanan terpusat, bertujuan memberikan titik temu antara banguanan untuk laki-laki dan untuk perempuan dengan memusatkan pada masjid.

Yang menggunakan pola tatanan terpusat adalah bangunan-bangunan yang digunakan bersama-sama (antara santri laki-laki dan santri perempuan) dan merupakan bangunan pendukung (misal : Gedung Serba Guna, masjid, ruang tamu dan lain-lain).

Penerapan kata-kata religi dalam tema diaplikasikan dalam menentukan arah hadap bangunan masjid, dalam arsitektur Islam arah barat menjadi acuan yang menerapkan tipologi arsitektur Islam. Sebagian massa pada bangunan ini menghadap ke arah Kiblat.

Konsep bentuk massa bangunan adalah bentuk persegi., karena bentuk persehi merupakan gambaran dari beberapa sifat-sifat teknologi, yaitu : Rasional (Landasan penemuannya adalah berpikir logis), tegas dan jelas (Sesuai dengan syarat pembuktian secara empiris), terbuka dan jujur (mekanisme mengutaamakan unsur-unusur kebenaran yang diungkap secara jelas).

Pola sirkulasi pada Perancangan Pondok Pesantren Modern Di Gresik Menerapkan dua macam pola sirkulas, yaitu :

1. Sirkulasi utama menggunakan sirkulasi Cluster, bertujuan untuk memudahkan jalur pergerakan bagi pengguna utama (misal : santri dan guru), sirkulasi ini juga mendukung terlaksananya semua kegiatan yang ada. 2. Sirkulasi pendukung menggunakan sirkulasi radial, bertujuan memberikan

kemudahan pencapaian bagi para tamu dan santri sesuai bangunan yang ingin dituju. Perbedaan kedua sirkulasi ini juga sebagai penanda antara bangunan utama dan bangunan pendukung.

Adapun yang menggunakan sirkulasi terpusat adalah bangunan-bangunan yang digunakan bersama-sama (antara laki-laki dan perempuan) dan merupakan bangunan pendukung (misal : GSB, masjid, ruang tamu dll).

5.2.2. Konsep Tampilan

Perancangan bangunan Pondok Pesantren Modern ini diharapkan memiliki tampilan yang berbeda dengan bangunan sekitarnya, dan dapat menjadi obyek yang dapat menarik perhatian pada wilayah lokasi site. Merajuk pada konsep material terkini, maka desain bangunan ini mencirikan sebuah arsitektur yang menggunakan teknologi konstruksi terkini dan memadukan dengan bentuk desain bangunan masa kini..

Karakter tampilan bangunan yang memperoleh cahaya matahari yang cukup untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalamnya.

Gambar 5.1 : Tampilan Bangunan Asrama dan Sekolah Sumber : Analisa Penulis 2012

5.2.3. Konsep Ruang Luar

Sebuah perancangan tidak mengarah pada bangunannya saja namun juga mempertimbanghkan unsur ruang luar. Pada perancangan Pondok Pesantren Modern Di Gresik beberapa konsep ruang luar yang dihadirkan, yaitu :

1. Memberi unsur bebatuan pada fasade, penerapan unsur bebatuan yang berbentuk bulat bertekstur halus yang menandakan bangunan tersebut bernuansa feminim untuk bangunan hunian santri perempuan .

2. Penataan point of view pada ruang luar dengan menghadirkan plaza pada taman, air mancur serta sculpture.

3. Pada ruang luar terdapat pengarah ke bangunan dengan menghadirkan permainan pedestrian dan jalan setapak, pohon mengarah pada sirkulasi ruang luar.

Gambar 5.2 : Konsep Ruang Luar Sumber : Analisa Penulis 2012

5.2.4. Konsep Ruang Dalam

Merancang ruang dalam sangatlah diperlukan, karena sebagian besar aktifitas pengguna dilakukan di dalam ruang. Konsep ruang dalam (Interior) yang dihadirkan pada perancangan Pondok Pesantren Modern Di Gresik, yaitu : 1. Beberapa ruang dalam menggunakan tipologi arsitektur Islam, misal :

menggunaan ornamen geomatrik pada dinding, kisi-kisi dan kolom.

Gambar 5.3 : Gambar Pola Geometrik Elemen Arsitektur Islam yang Terdapat di Masjid Sumber : Analisa Penulis 2012

2. Untuk interior ruang dalam disesuaikan dengan penghuninya, untuk kamar laki-laki didesain dengan menggunakan warna biru, sedangkan untuk perempuan interior kamar berwarna merah.

Gambar 5.4 : Gambar Interior Kamar Santri Putra Sumber : Analisa Penulis 2012

5.2.5. Konsep Mater ial

Menerapkan material-material Hi-Tech :

1. Menggunakan material kaca pada jendela, menampilkan kesan transparan agar pondok pesantren ini berkesan terbuka untuk semua masyarakat. 2. Menggunakan material baja ringan

3. Penyekat ruang menggunakan material ekoresin, material ini bersifat lunak, berfungsi untuk buka tutup penyekat sesuai kebutuhan luas ruang.

Gambar 5.5 : Contoh Materia Ecoresin

5.2.6 Konsep Utilitas

5.2.6.1 Konsep Penyediaan Air Ber sih

Pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan mutlak diperlukan. Kawasan rencana pada wilayah studi telah masuk dalam daerah pelayanan PDAM yang dipasok dari instalasi pengolahan Sawojajar. Perolehan air bersih dengan jasa PDAM dialirkan melalui jaringan perpipaan. Perpipaan di wilayah perencanaan ter dari sitem perpipaan primer, sekunder, tersier.

5.2.6.2 Konsep Pembuangan Air Kotor Dan Kotor an (pengolahan air buangan)

Pada lokasi site, saluran drainasenya sudah cukup baik, hal ini karena terstrukturnya jaringan drainase serta tingginya kualitas dan kuantitas yang ada untuk mengalirkan debit air yang tercurah. Saluran yang adapun sudah terpelihara dengan baik, yang mempengaruhi akan kondisi inlet dan outlet pada saluran kawasan.

Sistem pembuangan air kotor, bekas yang berasal dari air buangan mencuci piring, air bekas mandi tidak langsung di buang ke saluran pembuangan air kota tetapi akan diolah dan dimanfaatkan kembali menggunakan Water Recycling System. Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat.

Gambar 5.6. Penggunaan Water Recycling System (Sumber: www.google.com )

5.2.6.3 Konsep Pembuangan Air Hujan

Konsep pembuangan air hujan pada rancangan ini banyak menggunakan penyerapan tanah yang terdapat pada ruang luar serta menggunakan pembuangan pada sisi samping site yang kemudian dialirkan menuju selokan yang tersedia.

Namun terdapat salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah mengalirnya air hujan ke selokan yang kemudian terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan pembuatan lubang biopori resapan atau LBR.

Gambar 5.7. Penggunaan Biopori (Sumber: www.google.com )

Jadi konsep pembuangan air hujan dilakukan yaitu dengan cara penggunaan biopori pada site. Banyak Manfaat yang di dapat dari penggunaan Lubang Resapan Biopori / LRB yaitu :

1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.

2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar. 3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit

4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut. 5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.

6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. 7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

5.2.6.4 Konsep Pembuangan Sampah atau Limbah

Penanganan limbah baik limbah rumah tangga dan limbah industri yang terpisah menggunakan system onsite dan offsite dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Pada kawasan permukiman formal yang cukup padat, dimana tidak tersedia lahan yang cukup untuk pngadaan fasilitas sanitasi. Limbah domestic (rumah tangga) ditangani secara komunal, dimana septictank dan sumur resapan digunakan oleh 4-5 KK. 2. Pada kawasan permukiman formal, dimana lahan yang tersedia

cukup luas untuk menggunakan system onsite. Limbah dibuang ke fasilitas sanitasi (sumur resapan dan septictank.

5.2.7 Konsep Mekanikal Elek tr ikal 5.2.7.1 Konsep Penghawaan

Penghawaan yang digunakan pada rancangan ini menggunakan sistem penghawaan alami dengan sirkulasi angin lokal yang maksimal.

5.2.7.2 Konsep Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan pada rancangan bangunan ini yaitu pada pagi hari menggunakan pencahayaan alami sedangkan pada sore dan malam hari meenggunakan pencahayaan buatan.

5.2.7.3 Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran

Untuk melakukan pencegahan bahaya kebakaran maka disediakan beberapa unit hydrant di beberapa massa bangunan.

5.2.7.4 Konsep J ar ingan Listr ik Dan Genset

Jaringan listrik wilayah perencanaan dilayani oleh PT. PLN. Kapasitas atau daya yang melayani perencanaan berkisar dari 300-6000 watt.

5.2.7.5 Konsep J ar ingan Telekominikasi Dan PABX

Pelayanan telepon di wilayah perencanaan cukup memadai, jaringan telepon sudah merrambah di seluruh wilayah perencanaan. Adapun menurut survey jumlah rata-rata dari utilitas jaringan telepon adalah 1-3 unit per – Kelurahan dalam wilayah UD perencanaan.

5.2.7.6 Konsep Instalasi Penangkal Petir

Bangunan dengan tingkat lantai yang cukup tinggi memerlukan system penangkal petir yang cukup dan aman bagi bangunan. Konsep dari penangkal petir pada bangunan ini menggunakan sistim penangkal petir elektrostatis merupakan penangkal petir modern dengan menggunakan sistem E.S.E ( Early Streamer Emision ). Sistem E.S.E bekerja secara aktif dengan cara melepaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadi sambaran petir. Pelepasan ion ke lapisan udara secara otomatis akan membuat sebuah jalan untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung terminal penangkal petir elektrostatis ini dari pada area sekitarnya.

Gambar 5.8. System Penangkal Petir S.E.S (Early Streamer Emision) (Sumber: www.google.com )

Dengan sistem E.S.E ini akan meningkatkan area perlindungan yang lebih luas dari pada sistem penangkal petir konvensional.

BAB VI

Dalam dokumen PONDOK PESANTREN MODERN DI GRESIK. (Halaman 78-89)

Dokumen terkait