• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perbandingan Biaya

Dalam dokumen 5. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA (Halaman 43-49)

Penuangan Kaleng Cat Tembok 1 Kg

5.8. Analisa Perbandingan Biaya

Pada sub-bab ini akan diberikan perincian mengenai analisa biaya dari perbandingan kedua sistem pada sub-bab sebelumnya. Setelah menganalisa kedua sistem, analisa perbandingan terakhir yang perlu dilakukan adalah perbandingan biaya atau dalam kasus ini adalah perbandingan total biaya inventori (total inventory cost). Perbandingan biaya inventori ini akan dibagi menjadi dua, yaitu perbandingan biaya inventori produk jadi dan perbandingan biaya inventori bahan baku.

Perbandingan Inventory Cost Produk Jadi

Pada pengolahan data ini, sebagai contoh perbandingan sistem, produk jadi yang dibandingkan biaya inventorinya hanya produk Cat Tembok Putih. Hal ini disebabkan karena keterbatasan data produksi aktual yang bisa diperoleh dari perusahaan. Berikut ini adalah tabel perbandingan biaya dari kedua sistem beserta penghematan yang terjadi:

Tabel 5.45. Perbandingan Biaya Inventori Produk Cat Tembok Putih

Produk Sistem Awal (Rp) Sistem Usulan (Rp) Penghematan (Rp) Penghematan (%) Astex 1 Kg 468,975.00 291,450.00 177,525.00 37.8538 Astex 5 Kg 273,638.01 224,905.30 48,732.71 17.8092 Boster 5 Kg 26,817.79 22,041.76 4,776.03 17.8092 Dayo 5 Kg 9,006.48 7,402.50 1,603.98 17.8092 BumiMas 5 Kg 49,889.36 41,004.47 8,884.89 17.8092 Astex 20 Kg 324,334.83 279,598.99 44,735.84 13.7931 Boster 20 Kg 23,360.75 20,138.58 3,222.17 13.7931 Dayo 20 Kg 12,606.30 10,867.50 1,738.80 13.7931 BumiMas 20 Kg 42,791.39 37,435.43 5,355.95 12.5164

Dari tabel perbandingan biaya diatas, dapat dilihat bahwa pada sistem usulan, total biaya inventori menghasilkan penghematan untuk setiap produk Cat Tembok Putih dengan penghematan total lebih dari 24 %, yaitu sebesar Rp.296,575.37,-. Dengan perencanaan produksi di awal bulan, selain memiliki tingkat responsivitas yang tinggi terhadap order, perusahaan bisa melakukan penghematan pada biaya inventori yang muncul.

Perbandingan Inventory Cost Bahan Baku

Pada perbandingan kedua sistem diatas, telah disebutkan bahwa perhitungan biaya inventori untuk bahan baku ini, tidak memberikan perbedaan antara sistem awal dengan sistem usulan. Kebijakan dalam penetapan lot size dan minimum order menyebabkan metode lot sizing yang dipakai tidak bisa diaplikasikan dengan baik.

5.9. Penjadwalan (Scheduling)

Penjadwalan ini adalah proses penunjang dari sistem usulan yang dibuat.

Seperti yang diketahui bahwa perancangan pada sistem usulan yang telah dibuat sebelumnya adalah perencanaan untuk tiap bulan. Pada penjadwalan ini, perencanaan produksi akan digambarkan lebih detail per hari. Penjadwalan ini menjabarkan urutan-urutan dari spesifikasi produk yang akan diproduksi setiap harinya.

Pada sub-bab ini akan dilakukan analisa perbandingan antara sistem penjadwalan perusahaan saat ini (sistem awal) dengan sistem penjadwalan yang diusulkan (sistem usulan).

Sistem Awal

Sistem penjadwalan perusahaan saat ini tidak menggunakan perencanaan yang khusus. Dalam make to stock, urutan produk yang diproduksi disusun secara acak, namun tetap pada tujuan untuk mengisi stock. Urutan jobs secara acak ini dilakukan dengan beberapa prioritas. Prioritas-prioritas tersebut adalah sebagai berikut:

- Produksi didahulukan untuk produk dengan safety stock yang minim. Jika ada beberapa produk dengan safety stock yang sama habisnya, misal cat tembok samudra 1 Kg dan 5 Kg sama-sama habis, maka dalam

menentukan ukuran mana yang diproduksi terlebih dahulu ditentukan secara acak.

- Pada produk Meni Kayu, prioritas utama adalah merk sekawan

- Pada produk Cat Tembok Warna, warna yang diutamakan adalah warna Cream, Samudra, Blewa, dan Telur Asin.

o Gantt Chart

Gantt chart ini akan menggambarkan sistem produksi awal perusahaan dalam melakukan produksi untuk make to stock. Situasinya adalah melakukan produksi untuk pengisian stock produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg sebanyak 1200 kaleng, ukuran 5 Kg sebanyak 240 kaleng , dan ukuran 20 Kg sebanyak 60 kaleng.

11.00 12.00 13.00 14.00 15.00

450 510

Gambar 5.11. Gantt Chart pada Sistem Awal

Ø Analisa Sistem Awal

Pada sistem awal ini, urutan jobs yang dikerjakan disusun secara acak. Selain itu, proses mixing yang kedua dilakukan setelah proses packing pada job pertama selesai. Demikian juga dengan proses mixing yang ketiga. Seharusnya idle dari mesin mixing tersebut bisa dikurangi jika proses mixing berikutnya tidak perlu menunggu job selesai. Untuk mengerjakan tiga jobs tersebut, sistem awal memakan waktu total penyelesaian sebanyak 477.704 menit.

Sistem Usulan

Pada sistem usulan ini, digunakan dua metode penjadwalan untuk diaplikasikan pada perencanaan produksi, yaitu metode SPT (Shortest Processing Time) dan EDD (Earlier Due Date). Untuk lebih jelasnya, sistem penjadwalan yang diusulkan bisa dilihat pada gambar 5.12.

Gambar 5.12. Flowchart dari Sistem Penjadwalan

Penjelasan dari sistem penjadwalan tersebut adalah sebagai berikut:

- Dalam make to stock, perusahaan bisa menggunakan metode penjadwalan SPT (Shortest Processing Time). Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk meminimalisasikan waktu penyelesaian dalam memproduksi item yang diinginkan, sehingga efesiensi bisa tercapai.

- Jika ada order masuk ketika produksi sudah berjalan (sesuai penjadwalan SPT) dan order ini tidak bisa dpenuhi dengan stock yang ada, maka susunan jadwal produksi akn dirubah (Re-Scheduling) sesuai dengan due date dari order tersebut (EDD). Setelah order terpenuhi, perusahaan bisa make to stock lagi dengan menggunakan penjadwalan SPT.

o Gantt Chart

Dengan situasi yang sama, yaitu untuk membuat stock produk Cat Tembok Putih 1 Kg, 5 Kg, dan 20 Kg, Gantt chart yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.13. Gantt Chart Sistem Usulan

Ø Analisa Sistem Usulan

Pada sistem usulan ini, jobs diurutkan dari waktu pengerjaan yang paling cepat. Selain itu, pada sistem usulan ini, proses mixing untuk job selanjutnya tidak perlu menunggu job sebelumnya untuk selesai terlebih dahulu. Dengan demikian waktu penyelesaian untuk mengerjakan tiga job ini bisa diefesiensikan. Dengan sistem usulan ini, waktu penyeleasaian adalah 401.762 menit. Pada akhir job ketiga, masih tersisa waktu untuk bisa memproduksi produk yang lain.

Sistem usulan juga memberikan penjadwalan dengan metode EDD dalam menerima order. Pada dasarnya, pada sistem awal perusahaan juga melakukan produksi dengan menerapkan konsep yang sama seperti metode penjadwalan EDD. Oleh karena itu, untuk penjadwalan dengan metode ini akan diberikan contoh penjadwalan EDD pada sistem usulan. Misal berdasarkan Gantt Chart sistem usulan pada gambar 5.13, ada order masuk tiba-tiba pada pukul 10 pagi dan bersifat sangat urgent, sedangkan stock yang ada tidak mencukupi. Order yang masuk adalah permintaan untuk produk Cat Tembok Putih ukuran 20 Kg sebanyak 120 kaleng yang harus dikirim sore hari, dan ukuran 5 Kg sebanyak 240 kaleng yang harus dikirim besok pagi. Dengan demikian urutan job yang ada akan berubah.

Gambar 5.14. Gantt Chart Kondisi Order Masuk

Pada gambar diatas, order yang datang pada pukul 10 langsung dikerjakan, jeda waktu mixing kedua dan mixing ketiga diperpendek, sehingga job kedua dan job ketiga bisa diselesaikan sebelum istirahat pukul 12 siang. Dengan demikian, order yang harus dipenuhi pada sore hari tersebut bisa diselesaikan pada siang hari. Kemudian untuk order yang harus dikirim besok pagi, menjadi job di urutan berikutnya dan bisa diselesaikan sebelum jam kerja selesai.

5.9.1. Analisa Perbandingan Sistem Penjadwalan

Perbandingan sistem penjadwalan untuk make to stock ini dilakukan berdasarkan total waktu penyelesaian dari masing-masing sistem. Dari analisa kedua sistem, diketahui bahwa sistem usulan memiliki total waktu penyelesaian yang lebih kecil dari sistem awal. Total waktu penyelesaian dari sistem awal adalah 477.704 menit, sedangkan untuk sistem usulan adalah 401.762 menit.

Dengan demikian efesiensi yang dicapai dengan sistem usulan adalah sebesar:

00

704 100 . 477

762 . 401 704 .

477 − ×

= Efisiensi

= 15.89 %

Dapat dilihat bahwa penjadwalan dengan metode Shortest Processing Time (SPT) lebih baik dibandingkan penjadwalan perusahaan, karena memiliki nilai makespan yang lebih kecil. Sistem usulan ternyata mampu memberikan efesiensi waktu sebesar 15.89 % atau 75.942 menit per hari.

Sedangkan untuk make to order, penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan sudah menggunakan pendekatan yang benar. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah waktu idle dari setiap aktivitas sebenarnya bisa diminimalisasi, sehingga waktu kerja yang digunakan tiap harinya lebih efisien.

Seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, bahwa sebenarnya kapasitas dari perusahaan ini sangat besar, namun allowance yang besar serta penjadwalan produksi yang tidak efisien ini menyebabkan kinerja perusahaan tidak maksimal.

Dalam dokumen 5. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA (Halaman 43-49)

Dokumen terkait