• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "5. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

5.1. Analisa Sistem Informasi

Pengolahan data diawali dengan melakukan analisa terhadap sistem informasi yang ada di perusahaan saat ini, kemudian sistem informasi usulan juga dibuat sebagai bagian dari sistem PPIC yang akan dirancang. Kedua sistem ini nantinya akan dianalisa baik kelemahan maupun kelebihan masing-masing.

5.1.1. Sistem Informasi Awal Perusahaan

Diagram aliran (Data Flow Diagram) sistem informasi awal perusahaan dapat dilihat pada gambar 5.1.

(2)

CUSTOMER OFFICE

(MARKETING) PIMPINAN OFFICE

(FACTORY) PRODUCTION GUDANG SUPPLIER

STOP ACC ?

Ya

Nota Order (ACC) START

Buat Nota Order

Order Terima

Order

Sepakat?

Nota Order Nota Order

Tidak

Nota Order (ACC)

Kirim Nota Order (ACC)

Nota Order (ACC) STOP

Ya Tidak

Seleksi Nota Order

Order terpenuhi?

B 38

Ya Tidak

Cek ke Gudang B.J.

Konfirmasi Inv. B.J.

Cek Inventori

B. J.

Dapat Info dari Gudang

Buat Delivery

order

Kirim Produk

Delivery Order Delivery Order

A Terima

Produk

END A

?

?

?

1

2

Gambar 5.1. DFD Sistem Informasi Awal

Keterangan: menunjukkan kelemahan / kelebihan dari sistem (Penjelasan ada pada sub-bab 5.1.2)

(3)

CUSTOMER OFFICE

(MARKETING) PIMPINAN OFFICE

(FACTORY) PRODUCTION GUDANG SUPPLIER

Re- Scheduling

B 37

Cek Inventory B.B. ke gudang

B.B Cukup?

Order Bahan Baku Ya

Tidak

Terima Order

Kirim Bahan Baku Terima

Bahan Baku Jadwal Produksi Baru

Jadwal Produksi Baru

Konfirmasi Inv. B.B.

Cek Inventori

B. B.

Dapat Info dari Gudang

C 39

Lihat Jadwal Produksi

Buat SPK

SPK SPK

Produksi

2 3

Gambar 5.1. DFD Sistem Informasi Awal (Lanjutan) Keterangan: menunjukkan kelemahan / kelebihan dari sistem

(4)

CUSTOMER OFFICE

(MARKETING) PIMPINAN OFFICE

(FACTORY) PRODUCTION GUDANG SUPPLIER

Report Buat Report

Production Report

Terima Produk

END

Report

Buat Delivery

order

Kirim Produk

Delivery Order Delivery Order

C 38

Gambar 5.1. DFD Sistem Informasi Awal (Lanjutan)

(5)

Penjelasan mengenai prosedur dari alur informasi dalam pemenuhan permintaan pada C.V Sanyu Paint Indonesia adalah sebagai berikut:

- Order yang berasal dari customer harus melalui kesepakatan dengan marketing. Kesepakatan ini menyangkut persetujuan mengenai spesifikasi produk yang diinginkan serta waktu pengiriman produk.

- Order yang telah disepakati akan dibuatkan nota order oleh pihak marketing dimana nota order ini akan diajukan kepada pimpinan perusahaan untuk mendapatkan persetujuan (ACC).

- Nota order yang telah mendapatkan persetujuan dari pimpinan, yaitu Nota Order (ACC), akan dikirimkan ke kantor di pabrik (Factory). Perlu diketahui bahwa lokasi marketing dan lokasi pabrik C.V Sanyu Paint berada di dua tempat yang berbeda. Lokasi kantor marketing berada di Rungkut, sedangkan lokasi pabrik berada di Tropodo.

- Nota order yang telah sampai di pabrik akan diseleksi untuk mengetahui mana order dengan due date yang paling dekat atau order dengan prioritas utama (order dengan proritas utama biasanya merupakan perintah langsung dari pimpinan dan bersifat urgent). Seleksi dilakukan oleh bagian kantor (bagian perencanaan dan pemenuhan order).

- Setelah order diseleksi, langkah berikutnya adalah melakukan pengecekan barang jadi ke gudang untuk mengetahui berapa banyak produk jadi yang tersedia dan siap kirim (pengecekan dilakukan dengan menggunakan telepon). Sedangkan untuk permintaan yang belum terpenuhi karena stock barang yang tidak mencukupi, akan dimasukkan ke dalam jadwal produksi untuk kemudian dilakukan Re-Scheduling.

- Setelah melakukan kalkulasi (cukup atau tidaknya produk jadi yang tersedia), pihak kantor akan memutuskan untuk stock produk jadi yang mencukupi akan langsung dibuatkan delivery order, sebagai perintah terhadap gudang untuk segera melakukan pengiriman.

- Sebelum memberikan SPK (Surat Perintah Kerja) pada bagian produksi (Production), pengecekan terhadap bahan baku dilakukan terlebih dahulu.

Jika bahan baku untuk memenuhi jadwal produksi mencukupi, maka SPK

(6)

tidak mencukupi, maka harus dilakukan pemesanan ke supplier saat itu juga.

- SPK yang diterima oleh bagian produksi digunakan untuk mengetahui produk apa saja yang harus diproduksi pada hari itu. Produk yang telah seesai diproduksi akan langsung masuk menuju gudang. Kemudian pihak produksi akan memberikan Production Report, yang berisi mengenai produk apa yang selesai diproduksi. Report ini akan disampaikan kepada bagian kantor.

Order yang telah selesai diproduksi akan langsung dibuatkan delivery order untuk segera dilakukan pengiriman kepada customer.

5.1.2. Analisa Sistem Awal

Pada dasarnya, alur informasi di C.V Sanyu Paint adalah alur informasi yang sudah sesuai untuk keadaan perusahaan tersebut, namun ada beberapa kelemahan dari sistem ini yang menyebabkan prosedur yang ada menjadi tidak efisien, yaitu:

- Marketing melakukan transaksi tanpa adanya konfirmasi terhadap pihak pabrik, sehingga sering terjadi bentrok antara order yang sedang dikerjakan dengan order yang baru dimana pesanan-pesanan tersebut memiliki due date yang sama. Pihak marketing seharusnya melakukan konfirmasi kepada pihak pabrik pada saat menerima order agar due date dari order yang masuk tidak bertumpuk.

- Pengecekan bahan baku dan produk jadi harus dilakukan setiap kali ada order yang masuk. Hal ini tidak efisien karena sebenarnya pengecekan ini bisa dieliminasi jika pihak kantor memiliki data inventori bahan baku dan produk jadi yang ter-update setiap hari.

- Pengecekan bahan baku yang dilakukan setelah membuat jadwal produksi akan membuat pihak kantor dua kali kerja dalam melakukan perencanaan, karena jika ternyata bahan baku tidak mencukupi, maka pihak kantor harus membuat jadwal lagi. Pengecekan bahan baku seharusnya dilakukan sebelum membuat jadwal produksi, sehingga setelah jadwal telah dibuat, pihak kantor bisa langsung menurunkan SPK ke bagian produksi.

(7)

- Pembelian bahan baku tidak terjadwal untuk tiap bulannya. Pembelian dilakukan berdasarkan perkiraaan pihak gudang, sehingga perkiraan yang salah akan mengakibatkan stockout. Namun dengan perencanaan bahan baku yang tepat (Lot Sizing), hal ini akan dapat diantisipasi.

- Dalam make to stock, Perusahaan melakukan produksi untuk mengisi safety stock dari produk bukan berdasarkan pola permintaan. Hal ini akan mengurangi tingkat responsivitas perusahaan terhadap pemenuhan order, karena mayoritas order yang masuk harus dipenuhi pada saat itu juga, sedangkan stock yang ada saat ini hanya berupa safety stock untuk masing- masing spesifikasi produk.

Sistem informasi dari C.V Sanyu Paint juga memiliki kelebihan- kelebihan sebagai berikut:

- Pihak produksi selalu memberikan report setiap kali menyelesaikan pekerjaan. Report ini akan membantu pihak kantor untuk melakukan cross check terhadap jadwal produksi yang dibuat.

- Jadwal produksi yang diberikan juga untuk bagian produksi sangat membantu para pekerja di bagian tersebut dalam melakukan proses produksi, karena dengan adanya list produksi ini, bagian produksi bisa mengetahui item apa yang sudah diproduksi dan item apa yang belum.

5.1.3. Pembuatan Sistem Usulan

Sistem usulan dibuat tanpa melanggar kebijakan dari perusahaan. DFD dari sistem usulan yang dibuat dapat dilihat pada gambar 5.2.

(8)

CUSTOMER OFFICE

(MARKETING) PIMPINAN OFFICE

(FACTORY) PRODUCTION GUDANG SUPPLIER

STOP ACC ?

Ya

Nota Order (ACC) START

Buat Nota Order

Order Terima

Order

Sepakat?

Nota Order Nota Order

Tidak

Nota Order (ACC)

Kirim Nota Order (ACC)

Nota Order (ACC) STOP

Ya Tidak

Seleksi Nota Order

Order Terpenuhi?

Ya Konfirmasi

dengan factory

Konfirmasi dengan marketing

Lihat Inventory Status B.J

B 44

Buat Delivery

order

Kirim Produk

Delivery Order Delivery Order

A Tidak

Terima Produk

END A

1

2

Gambar 5.2. DFD Sistem Informasi Usulan Keterangan: menunjukkan kelemahan / kelebihan dari sistem (Penjelasan ada pada sub-bab 5.1.4)

(9)

CUSTOMER OFFICE

(MARKETING) PIMPINAN OFFICE

(FACTORY) PRODUCTION GUDANG SUPPLIER

Re- Scheduling

B 43

Jadwal Produksi Baru

Jadwal Produksi Baru Lihat

Inventoy Status B.B

B.B Cukup?

Order Bahan Baku

Terima Order

Kirim Bahan Baku Terima

Bahan Baku

Buat Report Buat

SPK

SPK SPK

Produksi

Report

Production Report and Inventory Status

Terima Produk

END

Report

Buat Delivery

order

Kirim Produk

Delivery Order Delivery Order

Inventory Status

2

2 3

Gambar 5.2. DFD Sistem Informasi Usulan (Lanjutan) Keterangan: menunjukkan kelemahan / kelebihan dari sistem

(10)

5.1.4. Analisa Sistem Usulan

Sistem usulan yang dibuat ini memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

- Konfirmasi antara marketing dan factory selalu dilakukan ketika ada order yang masuk. Dengan demikian meskipun marketing dan pabrik berada di dua lokasi yang berbeda, marketing akan mengetahui jadwal produk dari pihak pabrik.

- Pihak kantor tidak perlu melakukan pengecekan ke gudang setiap kali ada order yang masuk. Cukup dengan melihat inventory status barang jadi dan bahan baku yang ter-update setiap harinya, pihak kantor akan mengetahui kuantitas dari inventori yang ada.

- Pengecekan bahan baku dilakukan sebelum membuat jadwal produksi, sehingga pihak kantor bisa langsung menurunkan SPK sebagai perintah untuk produksi.

- Pihak gudang selalu memberikan inventory report bahan baku maupun barang jadi yang ter-update setiap harinya.

- Pembelian bahan baku yang terjadwal setiap bulannya dimana kuantitas dari pembelian berdasarkan kebutuhan yang telah diramalkan sebelumnya.

Sistem usulan yang dibuat ini juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

- Departemen marketing yang lokasinya berbeda dari pabrik harus bersedia melakukan komunikasi (via telepon) setiap kali ada order yang masuk.

Sebenarnya ada dua solusi untuk mengantisipasi hal ini. Yang pertama adalah dengan membuat suatu sistem yang terkomputerisasi untuk kedua tempat, sehingga data-data di kedua tempat dapat dilihat tanpa komunikasi via telepon. Yang kedua adalah memindahkan departemen marketing ke lokasi yang sama dengan pabrik, dengan demikian marketing dan factory akan dapat melakukan komunikasi yang jauh lebih baik.

- Inventory status bahan baku dan barang jadi yang dibuat harus selalu di- update setiap hari untuk terus bisa memberikan informasi yang sesuai dan terpercaya.

(11)

5.1.5. Analisa Perbandingan Sistem

Kedua sistem informasi yang ada akan dibandingan untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing sistem. Perbedaan kedua sistem tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Tabel Perbandingan Sistem Awal dan Usulan

No Proses Sistem Awal Sistem Usulan

1 Penerimaan Order

Tidak ada integrasi antara marketing dengan factory dimana konfirmasi antara departemen tidak pernah dilakukan

Konfirmasi antara kedua departemen selalu dilakukan pada saat ada order yang masuk

2 Perencanaan Produksi

Tidak ada perencanaan di tiap awal bulan.

Pada tiap awal bulan dilakukan perencanaan produksi sesuai dengan metode peramalan akan kebutuhan pada bulan tersebut

3

Pengecekan Bahan Baku dan Produk

Jadi

Harus dilakukan setiap kali ada order yang masuk

Pihak kantor mengetahui Inventori Bahan Baku dan Produk Jadi yang ter- update setiap harinya

4 Pembelian Bahan Baku

Berdasarkan perkiraan pihak gudang dari stock yang tersisa

Sistem pembelian bahan baku menggunakan teknik Lot Sizing

Sistem usulan yang dibuat ini akan disertai perancangan untuk menunjangan proses PPIC dari C.V Sanyu Paint. Perancangan ini dilakukan dengan langkah-langkah pengerjaan seperti yang telah dijabarkan pada bab tiga.

Pengolahan-pengolahan serta analisa untuk perancangan ini dapat dilihat pada sub-bab berikutnya.

(12)

5.2. Aggregate Planning

Data permintaan masa lalu seperti yang ditunjukkan pada lampiran 3, dikelompokkan menjadi data permintaan tiap bulan. Produk cat tembok, dikelompokkan menjadi tiap warna untuk tiap bulan (tabel 5.2).

Tabel 5.2. Data Permintaan Produk Cat Tembok Kuantitas ( Kg )

Kode Warna Tahun 2004

Januari Febuari Maret April Mei Juni

SW Putih 49326 56920 49757 40023 55686 56128

Hitam 132 240 88 28 120 324

839 Apple 104 180 280 160 0 460

842 Abu-abu 685 0 224 4 0 400

843 Gading 0 0 0 0 0 0

852 Telur Asin 3338 1295 754 870 1105 736

853 Ketimun 1752 2011 832 1263 1314 1276

854 Blewa 2592 1004 800 2596 1891 1491

855 Biru Langit 2544 796 324 624 500 352

856 Merah Jambu 2616 1167 680 2650 1548 1552

857 Kenari 1433 1232 1148 964 744 1518

858 Cream 8170 10481 8652 7544 5408 6010

861 Pakis 1724 1028 464 1400 748 1010

862 Samudra 6728 5762 3500 3168 3089 6142

865 Akik 2964 868 864 1630 696 610

Tabel 5.2. Data Permintaan Produk Cat Tembok (Sambungan) Kuantitas ( Kg )

Kode Warna Tahun 2004

Juli Agustus September Oktober November Desember

SW Putih 37030 56826 5470 17405 23871 66871

Hitam 0 40 288 0 24 108

839 Apple 122 126 25 0 400 300

842 Abu-abu 120 4 0 0 0 0

843 Gading 0 0 0 0 660 2580

852 Telur Asin 797 1832 545 340 996 3640

853 Ketimun 932 2120 48 628 740 1590

854 Blewa 780 2307 195 625 728 4560

855 Biru Langit 408 984 40 220 44 2060

856 Merah Jambu 606 2973 668 985 2009 2464

857 Kenari 365 346 73 240 375 949

858 Cream 6874 11480 575 4530 4626 13544

861 Pakis 1553 2736 40 588 260 1692

862 Samudra 6894 6814 724 2785 5228 6782

865 Akik 507 2131 0 1080 817 3100

(13)

Tabel 5.2. Data Permintaan Produk Cat Tembok (Sambungan) Kuantitas ( Kg )

Kode Warna Tahun 2005

Januari Febuari Maret April Mei Juni

SW Putih 39703 27569 45385 27494 23484 35810

Hitam 264 253 390 267 284 168

839 Apple 1060 360 600 1076 208 305

842 Abu-abu 0 40 165 592 12 520

843 Gading 0 2700 940 400 1040 1600

852 Telur Asin 2024 1020 1927 2372 1361 1083

853 Ketimun 3692 1050 2422 1476 988 2700

854 Blewa 3930 1160 4193 1256 1202 1368

855 Biru Langit 820 816 1412 612 1124 440

856 Merah Jambu 2394 1414 4879 1845 662 1155

857 Kenari 1344 1841 2135 1381 374 2282

858 Cream 10800 6170 11030 5878 3974 6469

861 Pakis 3040 1140 3924 676 1433 2476

862 Samudra 8668 1770 8520 1873 5915 3202

865 Akik 2288 1209 2960 728 1457 3124

Hasil pengelompokkan data permintaan untuk pelamir tembok, meni kayu, dan pelamir kayu dapat dilihat pada lampiran 4 ,5, dan 6

5.3. Peramalan (Forecasting) 5.3.1. Plot Data Historis

Plot data dilakukan terhadap permintaan produk tiap bulan. Pengeplotan data untuk produk cat tembok dilakukan untuk masing-masing warna tiap bulan.

Pengeplotan dilakukan dengan menggunakan bantuan software Minitab. Gambar 5.3 menunjukkan contoh plot data historis untuk produk Cat Tembok Warna Putih. Plot data historis untuk cat tembok warna lain serta produk lainnya, dapat dilihat pada lampiran 8.

(14)

J M A M F J D N O S A J J M A M F J

2005 2004

70000

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0 Month Year

Putih

Plot data Cat Tembok (Putih)

Gambar 5.3. Plot Data Historis Produk Cat Tembok Putih

5.3.2. Proses Peramalan

Dari plot data diatas dapat dilihat bahwa data bersifat random dan seasonal serta memiliki trend, kemungkinan besar bahwa metode peramalan yang cocok untuk data seperti ini adalah metode Winter (Winter Method). Meskipun demikian, metode peramalan yang diujicobakan pada tiap plot data ada empat metode seperti yang telah disebutkan pada bab tiga. Proses peramalan menggunakan bantuan software Minitab untuk masing-masing metode. Setelah melakukan peramalan dengan metode-metode yang telah disebutkan, langkah berikutnya adalah melakukan perbandingan MAD dari masing-masing metode.

MAD yang terkecil adalah metode peramalan terbaik. Tabel 5.3 menunjukkan MAD dari metode-metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan produk Cat Tembok Putih.

(15)

Tabel 5.3. MAD untuk Cat Tembok Putih MAD

Moving Average Kode Warna

3 4 5 6 7 8 ES DES Winter

SW Putih 13693 14945 15439 16092 14716 15786 12956 12776 11036

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk produk Cat Tembok Putih, MAD terkecil diperoleh dengan menggunakan metode winter, yaitu sebesar 11036. Dengan cara yang sama, metode peramalan dan hasil MAD untuk cat tembok dengan warna lain serta produk lainnya dapat dilihat pada lampiran 9.

5.3.3. Hasil Peramalan

Setiap metode peramalan yang dipilih akan menghasilkan nilai peramalan dengan variasi yang berbeda-beda. Hasil peramalan untuk produk Cat Tembok Putih ditampilkan pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Hasil Peramalan untuk Produk Cat Tembok Putih Hasil Peramalan (Kg)

Kode Warna Tahun 2005

Juli Agustus September Oktober November Desember SW Putih 18731.3 29682.8 27333.1 31772.7 30571.6 15431.6

Hasil peramalan untuk produk-produk yang lain dapat dilihat pada lampiran 10.

5.4. Disaggregate (Disagregasi)

Data awal permintaan (data masa lalu) dibuat nilai persentasenya untuk masing-masing merk dan ukuran. Nilai persentase untuk tiap merk dan ukuran yang telah diperoleh kemudian dihitung rata-ratanya. Nilai rata-rata dari setiap persentase untuk produk yang lain ini dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12.

Khusus untuk produk pelamir kayu tidak perlu dibuat persentasenya karena produk yang tersedia hanya terdiri dari satu merk dengan satu ukuran. Tabel 5.5 menunjukkan persentase rata-rata permintaan untuk produk Cat Tembok Putih.

(16)

Tabel 5.5. Persentase Rata-rata Produk Cat Tembok Putih Kode Warna Merk Ukuran Persentase Rata-rata

1 6.2879

5 27.5192

20 35.6117

Astex

25 1.7598

5 2.9829

20 2.9212

Boster

25 6.5667

5 1.0012

20 1.5764

Dayo

25 0.4911

5 5.8548

20 5.5835

SW Putih

BumiMas

25 1.8434

Hasil peramalan yang telah diperoleh akan dikalikan dengan persentase rata-rata dari masing-masing merk dan ukuran (untuk tiap produk). Dengan demikian akan didapat hasil peramalan untuk tiap merk dan ukuran untuk masing- masing produk. Tabel berikut menampilkan hasil peramalan untuk tiap-tiap merk dan ukuran pada produk Cat Tembok Putih.

Tabel 5.6. Hasil Peramalan tiap spesifikasi dari Cat Tembok Putih (Kg) Hasil Peramalan (Kg)

Bulan Kode Warna Merk Ukuran

(Kg) Juli Agustus September Oktober November Desember 1 1177.80 1866.42 1718.67 1997.83 1922.31 970.32 5 5154.70 8168.46 7521.85 8743.59 8413.06 4246.65 20 6670.53 10570.55 9733.78 11314.80 10887.07 5495.46 Astex

25 329.64 522.37 481.02 559.15 538.01 271.57 5 558.73 885.40 815.31 947.73 911.91 460.30 20 547.19 867.11 798.47 928.16 893.07 450.79 Boster

25 1230.04 1949.19 1794.89 2086.43 2007.56 1013.35 5 187.54 297.20 273.67 318.12 306.09 154.51 20 295.28 467.92 430.88 500.87 481.94 243.27 Dayo

25 91.99 145.78 134.24 156.04 150.15 75.79 5 1096.68 1737.87 1600.30 1860.23 1789.91 903.49 20 1045.87 1657.34 1526.15 1774.03 1706.97 861.63 SW Putih

BumiMas

25 345.30 547.18 503.86 585.71 563.56 284.47

(17)

Hasil peramalan yang diperoleh ini kemudian dikonversikan kedalam satuan kaleng dengan cara membagi nilai peramalan (dalam Kg) ke tiap-tiap ukuran kaleng. Tabel 5.7 menunjukkan nilai peramalan untuk produk Cat Tembok Putih dalam satuan kaleng.

Tabel 5.7. Hasil Peramalan tiap spesifikasi dari Cat Tembok Putih (Kaleng) Hasil Peramalan (Kaleng)

Bulan Kode Warna Merk Ukuran

Juli Agustus September Oktober November Desember 1 1178 1866 1719 1998 1922 970 5 1031 1634 1504 1749 1683 849 20 334 529 487 566 544 275 Astex

25 13 21 19 22 22 11

5 112 177 163 190 182 92

20 27 43 40 46 45 23

Boster

25 49 78 72 83 80 41

5 38 59 55 64 61 31

20 15 23 22 25 24 12

Dayo

25 4 6 5 6 6 3

5 219 348 320 372 358 181

20 52 83 76 89 85 43

SW Putih

BumiMas

25 14 22 20 23 23 11

Peramalan untuk produk ukuran 25 Kg tidak ikut diperhitungkan karena seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa produk ukuran 25 Kg merupakan produk pesanan khusus yang tidak akan diproduksi jika tidak ada permintaan. Hasil peramalan kebutuhan kaleng untuk tiap merk dan ukuran ini kemudian dikelompokkan berdasarkan ukuran, dengan cara menjumlahkan ukuran yang sama untuk masing-masing merk di tiap bulannya. Hasil pengelompokan ini dapat dilihat pada tabel 5.8. Hasil peramalan tiap merk dan ukuran untuk produk yang lain dapat dilihat pada lampiran 13.

(18)

Tabel 5.8. Hasil Peramalan tiap ukuran Cat Tembok Putih Hasil Peramalan (Kaleng) Kode Warna Bulan

(2005) 1 5 20 25

Juli 1178 1400 428 80

Agustus 1866 2218 678 127 September 1719 2042 624 117 Oktober 1998 2374 726 135

November 1922 2284 698 130

SW Putih

Desember 970 1153 353 66

5.5. Perhitungan Kapasitas Produksi

5.5.1. Perhitungan Waktu Baku

Pengolahan waktu baku diawali dengan perhitungan waktu standar (waktu rata-rata) dari masing-masing aktivitas dalam proses produksi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa perusahaan menetapkan bahwa proses mixing adalah satu jam, sehingga aktivitas yang perlu dihitung waktu bakunya adalah penuangan, penutupan kaleng, dan pengepakan.

Sebelum melakukan perhitungan waktu baku, harus diketahui waktu rata- rata untuk setiap aktivitas produksi yang dilakukan. Data-data yang dihitung waktu rata-ratanya adalah data yang telah dikumpulkan sebelumnya, seperti yang telah dilampirkan pada bab sebelumnya. Perlu diketahui, bahwa untuk produk Cat Tembok, semua warna memiliki waktu proses yang relatif sama, baik dari proses mixing, penuangan, penutupan, serta packing. Oleh karena itu, data waktu proses yang diambil berlaku untuk semua warna dari produk Cat Tembok. Berikut ini adalah tabel waktu rata-rata dari aktivitas-aktivitas dalam memproduksi produk Cat Tembok (Tabel 5.9).

(19)

Tabel 5.9. Waktu Rata-rata Produksi Cat Tembok

N 1 Kg 5 Kg 20 Kg

(Data ke-) Tuang Tutup Packing Tuang Tutup Packing Tuang Tutup

1 3.98 2.66 2.12 17.22 8.09 4.40 38.60 13.34

2 4.03 2.41 2.12 18.54 6.83 4.55 38.27 13.71

3 3.85 2.04 2.09 17.37 7.66 4.57 37.52 12.67

4 3.76 2.76 2.08 16.72 8.04 3.65 38.43 12.99

5 3.87 1.99 2.07 17.41 6.64 4.12 37.25 13.29

6 3.97 2.79 2.09 18.97 7.39 4.64 38.41 13.10

7 4.25 2.82 2.11 17.32 7.68 4.79 37.19 13.14

8 4.34 2.82 2.13 17.05 7.30 4.55 37.49 12.61

9 4.48 2.61 2.09 18.46 6.81 3.87 37.55 13.46

10 3.78 2.73 2.11 18.54 7.12 3.75 39.76 13.47 11 3.67 3.16 2.08 19.04 7.70 5.04 37.30 13.73 12 3.55 3.18 2.11 17.04 7.41 4.34 36.98 14.39 13 3.54 2.46 2.07 18.69 7.19 4.84 36.65 13.89 14 3.63 2.74 2.08 17.48 7.59 3.35 38.34 12.89 15 4.31 2.36 2.14 18.83 7.42 3.94 39.02 14.15 16 3.90 2.57 2.12 19.43 7.78 4.44 37.90 13.08 17 3.69 3.03 2.08 19.35 6.95 3.90 37.45 13.81 18 4.27 2.75 2.08 18.83 7.62 4.01 38.11 13.78 19 3.97 2.51 2.10 18.13 7.34 3.81 37.48 13.06 20 4.43 2.55 2.15 17.91 7.59 4.32 39.84 13.43 21 3.16 2.55 2.08 17.53 8.65 3.66 39.09 13.29 22 4.02 2.54 2.12 16.65 7.25 4.15 38.05 14.88 23 4.17 2.54 2.14 19.88 7.24 3.58 38.65 13.92 24 3.79 1.94 2.10 17.63 8.02 3.73 38.53 12.65 25 3.92 2.73 2.12 18.25 8.33 3.11 38.34 14.04 26 3.47 2.84 2.08 17.38 7.93 4.97 38.14 12.83 27 4.23 2.71 2.11 16.50 7.41 4.25 37.61 13.24 28 3.28 3.00 2.08 17.82 7.60 4.33 38.94 12.99 29 3.87 2.70 2.11 17.09 7.72 3.81 37.45 12.98 30 4.24 2.61 2.10 17.27 7.42 3.80 38.69 13.49 Jumlah 117.42 79.10 63.03 538.31 225.71 124.28 1143.00 402.30 Rata-rata 3.91 2.64 2.10 17.94 7.52 4.14 38.10 13.41 St. Deviasi 0.3312 0.2956 0.0222 0.9065 0.4467 0.4840 0.7840 0.5388

Waktu rata-rata untuk produk yang lain dapat dilihat pada lampiran 7.

Sebelum proses perhitungan waktu dimulai, data-data diatas harus diuji terlebih dahulu. Sebagai contoh, akan ditampilkan contoh dari pengujian dan pengolahan waktu dari produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg. Uji-uji yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(20)

• Uji Kenormalan

Uji kenormalan diperlukan untuk mengetahui apakah data-data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini adalah grafik dari uji kenormalan untuk produksi Cat Tembok ukuran 1 Kg:

Average: 3.91414 StDev: 0.331227 N: 30

Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0.068 D-: 0.098 D : 0.098

Approximate P-Value > 0.15

3.5 4.0 4.5

.001 .01 .05 .20 .50 .80 .95 .99 .999

Probability

1 Kg (Tuang)

Penuangan Kaleng Cat Tembok 1 Kg

Gambar 5.4. Uji Kenormalan Proses Penuangan Produk Cat Tembok 1 Kg

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa P-Value lebih besar dari 0.05.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji Kenormalan untuk waktu proses yang lain selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

(21)

• Uji Keseragaman

Uji keseragaman diperlukan untuk mengetahui apakah data-data yang diambil sudah seragam atau belum. Berikut adalah grafik dari uji keseragaman untuk produksi Cat Tembok ukuran 1 Kg:

0 10 20 30

3 4 5

Sample Number

SampleMean

Penuangan Kaleng Cat Tembok 1 Kg

Mean=3.914 UCL=4.891

LCL=2.937

Gambar 5.5. Uji Keseragaman Proses Penuangan Produk Cat Tembok 1 Kg

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa data tidak ada yang keluar dari BKA (Batas Kontrol Atas) maupun BKB (Batas Kontrol Bawah). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data waktu penuangan kaleng adalah seragam. Uji Keseragaman untuk waktu proses yang lain dapat dilihat pada lampiran 15.

• Uji Kecukupan

Uji keseragaman diperlukan untuk mengetahui apakah data-data yang diambil sudah seragam atau belum. Berdasarkan rumus yang telah disebutkan pada bab dua serta data waktu yang telah diperoleh, maka perhitungan untuk uji kecukupan data dari aktivitas penuangan kaleng produk Cat Tembok ukuran 1 Kg adalah sebagai berikut:

(22)

( )

( )

2

42 . 117

42 . 13788 7956

. 462 05 30

. 0

96 . 1 N'









 −

=

( )

2

42 . 117

448 . 95 2 .

N' 39 

 

=

(

3.2615

)

2

N'=

6378 . 10

N'= à N’<30 à Data Cukup

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan data untuk aktivitas penuangan Cata Tembok ukuran 1 Kg adalah cukup. Hasil perhitungan uji kecukupan data untuk aktivitas yang lain dapat dilihat pada lampiran 16.

Setelah semua pengujian diatas selesai, maka perhitungan waktu baku bisa dimulai. Waktu rata-rata tiap aktivitas akan digunakan sebagai inputan awal (Ws) dalam menghitung waktu baku. Berikut adalah contoh proses penghitungan waktu baku proses penuangan untuk produk Cat Tembok untuk ukuran 1 Kg:

Proses Penuangan (Ukuran 1 Kg)

• Waktu Rata-rata 91 . 30 3

42 .

Ws=117 = detik

Performance Rating

- Keterampilan (Skill): Good (C1) à 0.06 - Usaha (Effort): Average (D) à 0.00 - Kondisi (Condition): Average (D) à 0.00 - Konsistensi (Consistency): Fair (E) à -0.02 o Performance Rating untuk Penuangan kaleng 1 Kg:

P = 1 + [0.06 + 0.00 + 0.00 + (-0.02)]

P = 1 + 0.04 P = 1.04

• Waktu Normal

0664 . 4 04 . 1 91 . 3

Wn= × = detik

(23)

Allowance

a) Tenaga yang dikeluarkan: Ringan à 7.5 % b) Sikap Kerja: Duduk à 0.5 %

c) Gerakan Kerja: Agak terbatas à 2.5 %

d) Kelelahan Mata: Pandangan yang terputus-putus à 2 % e) Keadaan Temperatur Tempat Kerja: Normal à 2.5 % f) Keadaan Atmosfer: Baik à 0 %

g) Keadaan Lingkungan: Tidak terlalu bersih à 3%

h) Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi à 2 % o Allowance untuk Penuangan Kaleng 1 Kg:

Allowance = 7.5 % + 0.5 % + 2.5 % + 2 % + 2.5 % + 0 % + 3 % + 2 % Allowance = 20 %

• Waktu Baku untuk Penuangan Kaleng 1 Kg 083 .

% 5 20

% 100

% 0664 100

. 4

Wb =

× −

= detik

Perlu diingat kembali bahwa perhitungan waktu baku yang dilakukan ini berlaku untuk semua warna (untuk produk Cat Tembok). Sedangkan untuk produk yang lain disesuaikan dengan data waktu kerja yang diambil. Dengan cara yang sama, maka bisa didapatkan waktu baku untuk setiap aktivitas produksi untuk produk cat tembok dengan ukuran yang lain yang lain seperti yang terlihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Tabel Waktu Baku untuk Produksi Cat Tembok

Ws Wn Allowance Waktu baku

Ukuran Aktivitas

(detik) P. Rating

(detik) (%) (detik)

Penuangan 3.91 1.04 4.066 20 5.083

Penutupan 2.64 1.04 2.746 19 3.39

1 Kg

Packing 2.1 1.06 2.226 19 2.748

Penuangan 17.94 1.04 18.658 20 23.322

Penutupan 7.52 1.04 7.821 19 9.655

5 Kg

Packing 4.14 1.06 4.388 19 5.418

Penuangan 38.1 1.04 39.624 20 49.53

20 Kg

Penutupan 13.41 1.04 13.946 22.5 17.995

Hasil perhitungan waktu baku untuk produk yang lain dapat dilihat pada

(24)

5.5.2. Kapasitas Produksi

Perhitungan kapasitas produksi menggunakan input waktu baku sebagai input utama. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

• Cat Tembok (ukuran 1 Kg)

Mesin yang digunakan untuk memproduksi cat tembok ini mampu menghasilkan 1200 Kg cat sekali produksi (untuk semua warna), maka untuk ukuran 1 Kg, sekali produksi (satu batch) dapat menghasilkan sebanyak 1200 kaleng cat ukuran 1 Kg. Langkah berikutnya adalah menghitung waktu yang diperlukan untuk memproduksi cat tembok ukuran 1 Kg tersebut sebanyak satu batch (1200 kaleng)

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa untuk cat tembok ukuran 1 Kg, penuangan kaleng 5.083 detik, penutupan kaleng 3.39 detik, dan packing 2.748 detik, maka:

o Produksi kaleng pertama : 221 . 11 748 . 2 39 . 3 083 .

5 + + = detik

o Produksi kaleng selanjutnya :

Produksi kaleng berikutnya yaitu sebanyak 1199 kaleng (karena untuk ukuran 1 Kg, satu batch menghasilkan 1200 kaleng). sisa kaleng ini (1199 buah) akan dikalikan dengan waktu terlama dari ketiga aktivitas diatas (penuangan, penutupan, dan packing), sehingga:

(

1200 1

)

5.083 1199 6094.517

083 .

5 × − = × = detik

o Produksi satu batch

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa semua produk (termasuk pelamir dan meni) harus melalui proses mixing sebelum bisa dilakukan proses penuangan pada kaleng yang membutuhkan waktu satu jam, sehingga:

detik 517 . 6094 detik

221 . 11 jam

1 + +

=

detik 738 . 6105 jam

1 +

=

jam 696 . 1 jam

1 +

=

jam 696 .

=2

Dengan demikian untuk memproduksi cat tembok ukuran 1 Kg sebanyak satu batch membutuhkan waktu sebanyak 2.696 jam. Perhitungan waktu (produksi

(25)

satu batch) yang telah didapat ini digunakan untuk semua produk Cat Tembok (cat tembok semua warna). Data waktu ini kemudian digunakan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk Cat Tembok ukuran 1 Kg sebanyak jumlah kaleng yang telah diramalkan untuk tiap bulan. Sebagai contoh, Berikut ini adalah perhitungan waktu untuk produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg di Bulan Juli:

o Bulan Juli 2005 (Cat Tembok Putih)

§ Hasil Peramalan = 1178 kaleng = 1178 Kg

§ Batch yang dibutuhkan = 1 batch (karena 1 batch = 1200 Kg)

§ Waktu yang dibutuhkan = 2.696 jam

Dengan demikian, untuk memproduksi permintaan sebanyak 1178 kaleng, batch yang digunakan adalah sebanyak satu batch dengan waktu 2.696 jam.

Dengan cara yang sama untuk setiap bulannya, maka akan didapat hasil perhitungan seperti yang tertera pada tabel 5.11.

Tabel 5.11. Tabel Kebutuhan Waktu Produksi Cat Tembok putih Waktu (Jam)

Kode Warna Ukuran Tahun 2005

(Kg) Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2.696 4.389 4.389 4.389 4.389 2.696 5 10.3005 16.4937 14.9454 16.4937 16.4937 8.7522 SW Putih

20 8.8304 12.8304 11.8304 13.8304 12.8304 6.8304

5.5.3. Perbandingan Kebutuhan dengan Kapasitas

Langkah berikutnya adalah melakukan perbandingan antara kebutuhan waktu produksi yang telah dihitung dengan jam kerja serta jumlah mesin yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah jam kerja yang tersedia untuk tiap bulan (periode yang diramalkan) cukup untuk memproduksi jumlah item yang telah diramalkan.

Dalam melakukan perbandingan ini, terlebih dahulu kita harus menghitung total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk Cat Tembok tiap bulannya, yaitu total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi semua

(26)

bulannya. Perbandingan untuk produk Cat Tembok Putih dapat dilihat pada tabel 5.12. Seperti yang telah disebutkan pada tabel 4.2 (bab IV), bahwa untuk Cat Tembok Putih hanya tersedia satu mesin mixing.

Tabel 5.12. Perbandingan Kebutuhan dengan Kapasitas (Cat Tembok Putih) Waktu Total (Jam)

Kode Warna Tahun 2005

Juli Agustus September Oktober November Desember SW Putih 21.8269 33.7131 31.1648 34.7131 33.7131 18.2786

Total(Jam) 21.8269 33.7131 31.1648 34.7131 33.7131 18.2786 Total (Hari) 2.7284 4.2141 3.8956 4.3391 4.2141 2.2848 Kapasitas tiap bulan (Jam) 168 176 168 160 104 176

Status CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP

Kapasitas tiap bulan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Mesin Jumlah kerja

hari Jumlah Kerja

Jam maksimum

Kapasitas = × ×

Jam kerja dan jumlah hari kerja tiap bulan sesuai keadaan perusahaan seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya.

Ø Analisa:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan kaleng yang diramalkan untuk tiap bulan masih jauh dibawah kapasitas yang ada, contohnya untuk bulan Juli 2005, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk Cat Tembok Putih sebanyak yang telah diramalkan hanya membutuhkan waktu 21.8269 jam, yaitu sekitar dua atau tiga hari, padahal kapasitas yang ada untuk bulan Juli adalah 168 jam. Oleh karena itu, meskipun ada permintaan khusus, yaitu untuk produk Cat Tembok Putih ukuran 25 Kg, kapasitas masih mencukupi dan permintaan masih bisa dipenuhi. Dengan cara yang sama, perbandingan kebutuhan waktu dengan kapasitas untuk produk yang lain, dapat dilihat pada lampiran 18.

5.6. Perancangan Master Production Schedule (MPS)

MPS yang dibuat adalah merupakan jadwal produksi induk untuk enam bulan ke depan. Perlu diketahui, bahwa MPS untuk produk Cat Tembok dikelompokkan berdasarkan warna dan ukuran kaleng, setiap merk-nya dianggap sama karena perbedaan merk ini tidak memberikan perbedaan yang signifikan

(27)

dalam proses produksi. Selain itu, pada kenyataannya di perusahaan, produksi dalam satu batch bisa digunakan untuk lebih dari satu merk. Oleh karena itu, pada perancangan MPS ini, tiap bulannya merupakan gabungan dari semua merk.

Jadwal produksi induk yang dirancang ini akan dibandingkan dengan jadwal produksi bulanan milik perusahaan saat ini. Perbandingan yang dilakukan merupakan perbandingan total biaya inventori (dengan tidak memperhitungkan setup cost) produk jadi selama lima bulan, yaitu bulan Juli 2005 hingga November 2005 (Bulan Desember tidak diikutsertakan dalam analisa namun tetap dilakukan perencanaan). Pada pengolahan data ini, akan diberikan contoh MPS untuk salah satu spesifikasi produk, yaitu Cat Tembok Putih (ukuran 1 Kg, 5 Kg, dan 20 Kg) untuk dibandingkan dengan jadwal bulanan milik perusahaan saat ini. Dalam kasus perbandingan MPS ini, akan dilakukan breakdown pada produk Cat Tembok Putih, sehingga akan dapat dibandingkan total inventory cost untuk setiap spesifikasi produk Cat Tembok Putih (Warna putih dengan merk dan ukurannya masing-masing)

• Produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg, merk ASTEX

Berikut adalah perbandingan antara jadwal bulanan milik perusahaan (sistem awal) dengan MPS yang dirancang (sistem usulan):

Sistem Awal

Tabel 5.13. MPS produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg Sistem Awal Safety Stock : 1200

Satuan : Kaleng Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Actual Orders 1364 1319 1894 2140 1656 OHI 1200 1036 1355 1030 1138 1694 Real Prod. 1200 1638 1569 2248 2212

Hasil produksi diatas menunjukkan kuantitas dari produk Cat Tembok Putih di tiap bulannya selama lima bulan. Kebijakan perusahaan untuk produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg adalah penetapan safety stock sebanyak 1200 kaleng. Namun, pada kenyataannya dari tabel produksi pada sistem awal diatas dapat dilihat bahwa on-hand inventory di akhir tiap bulannya tidak

(28)

Sistem Usulan

Tabel 5.14. MPS produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg Sistem Usulan Safety Stock : Max 1200

Satuan : Kaleng

Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Sales Plan 1178 1866 1719 1998 1922 970

A. Orders 1364 1319 1894 2140 1656 OHI 1200 22 1036 370 917 398 223 625 483 961 1227 257 MPS 0 1200 1200 1200 1200 1200 2400 2400 2400 2400 0

Pada sistem usulan ini, penetapan safety stock untuk produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg adalah maksimum sebanyak 1200, artinya stock yang dibuat tidak perlu melebihi 1200 kaleng, sehingga selama stock yang ada masih bisa memenuhi sales, perusahaan tidak perlu memproduksi satu batch lagi hanya untuk memenuhi safety stock. Selain itu sistem usulan ini didukung oleh perencanaan di awal bulan. Dengan kata lain, pada tiap awal bulan, sistem usulan ini sudah memiliki stock awal yang perkiraannya didapat dari proses peramalan.

Dari kedua jadwal diatas, dapat diketahui sisa inventori tiap bulan untuk masing-masing sistem. Produk Cat Tembok ukuran 1 Kg hanya diproduksi untuk merk Astex saja, sehingga inventori barang jadi dari produk ini tidak perlu di-breakdown lagi untuk masing-masing merk. Perbandingan jumlah inventori tiap bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.15. Perbandingan inventori produk Cat Tembok Putih ukuran 1 Kg Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11

Sistem Awal 1036 1355 1030 1138 1694 Sistem Usulan 1036 917 223 483 1227

Nilai inventori diatas akan menentukan inventory cost yang timbul untuk setiap bulannya. Inventory cost didapat dengan mengkalikan inventori yang ada dengan biaya holding cost per bulan. Perhitungan holding cost per bulan adalah sebagai berikut:

(29)

Harga Produk = Rp 6000,- / Kaleng Bunga Bank per Tahun = 15 %

Bunga Bank per Bulan = 1.25 % = 0.0125 Holding Cost per Bulan = Rp 6000 X 0.0125

= Rp 75,- / Kaleng

Dengan perhitungan yang sama, untuk harga produk Cat Tembok putih dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.16. Holding Cost per Bulan Produk Cat Tembok Putih Nama

Produk Merk Ukuran (Kg)

Harga Produk

(Rp)

Bunga Bank per

Bulan

Holding Cost /Kaleng/Bulan

1 6000 0.0125 75

5 21000 0.0125 262.5 Astex

20 82000 0.0125 1025 5 19000 0.0125 237.5 Boster

20 72000 0.0125 900

5 19000 0.0125 237.5

Dayo 20 72000 0.0125 900

5 18000 0.0125 225

Cat Tembok

Putih

BumiMas

20 69000 0.0125 862.5

Dari perhitungan tersebut, maka akan didapat hasil perhitungan total inventory cost untuk produk Cat Tembok merk Astex ukuran 1 Kg untuk kedua sistem seperti yang tertera berikut ini:

Tabel 5.17. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 1 Kg Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 77700 101625 77250 85350 127050 Rp468,975.00 Sistem Usulan 77700 68775 16725 36225 92025 Rp291,450.00

Ø Analisa Perbandingan:

Dari tabel perbandingan total holding cost diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem awal yang tidak menggunakan planning di awal bulan, memiliki stock

(30)

memiliki total inventory cost yang lebih kecil, yaitu sebesar Rp 291,450,-.

Berdasarkan perbandingan inventory cost, terjadi penghematan sebesar Rp177,525,-. Selain itu, pada sistem usulan terdapat perencanaan di tiap awal bulan, sehingga di awal bulan, perusahaan sudah memproduksi item untuk memenuhi sales yang diramalkan (Sales Plan). Produksi di awal bulan ini akan sangat mendukung perusahaan dalam pemenuhan order yang cepat.

Dengan kata lain, dengan sistem usulan, perusahaan akan lebih responsif terhadap permintaan costumer, karena setiap order yang masuk bisa langsung dipenuhi.

• Produk Cat Tembok Putih ukuran 5 Kg

Berikut adalah perbandingan antara jadwal bulanan milik perusahaan (sistem awal) dengan MPS yang dirancang (sistem usulan) untuk produk ini:

Sistem Awal

Tabel 5.18. MPS produk Cat Tembok ukuran 5 Kg Sistem Awal Safety Stock : 240

Satuan : Kaleng Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Actual Orders 1651 1937 2713 2158 2539 OHI 240 269 534 169 411 32 Real Prod. 1680 2202 2348 2400 2160

Pada produk Cat Tembok Putih ukuran 5 Kg, perusahaan menetapkan safety stock sebanyak 240 kaleng. Namun, pada kenyataannya dari tabel produksi pada sistem awal dapat dilihat bahwa on-hand inventory di akhir tiap bulannya juga tidak selalu mencapai safety stock.

(31)

Sistem Usulan

Tabel 5.19. MPS produk Cat Tembok ukuran 5 Kg Sistem Usulan Safety Stock : Max 240

Satuan : Kaleng

Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Sales Plan 1400 2218 2042 2374 2284 1153

A. Orders 1651 1937 2713 2158 2539 OHI 240 40 29 211 492 130 179 205 421 57 42 89 MPS 1200 1440 2400 2400 1680 2400 2400 2400 1920 2160 1200

Pada sistem usulan ini, penetapan safety stock untuk produk Cat Tembok ukuran 5 Kg adalah maksimum sebanyak 240. Sama dengan ukuran sebelumnya, sistem usulan ini didukung oleh perencanaan di awal bulan.

Dengan kata lain, pada tiap awal bulan, sistem usulan ini sudah memiliki stock awal yang perkiraannya didapat dari proses peramalan.

Dari kedua jadwal diatas, dapat diketahui sisa inventori tiap bulan untuk masing-masing sistem. Perbandingan jumlah inventori tiap bulannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.20. Perbandingan inventori produk Cat Tembok Putih ukuran 5 Kg Total Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11

Sistem Awal 269 534 169 411 32 Sistem Usulan 29 492 179 421 42

Untuk produk cat tembok ukuran 5 Kg ini diproduksi untuk semua merk cat tembok, sehingga inventori barang jadi dari produk ini harus di-breakdown terlebih dahulu untuk masing-masing merk. Breakdown/pemecahan ini dilakukan dengan cara membagi tiap-tiap merk berdasarkan persentase yang sama dengan persentase yang diperoleh dari data awal permintaan. Breakdown dari produk ini adalah sebagai berikut:

- Merk Astex à 73.67 % - Merk Boster à 7.98 %

à 2.68 %

(32)

Tabel 5.21. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 5 Kg merk Astex Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 198 393 125 303 24 Sistem Usulan 21 362 132 310 31

Tabel 5.22. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 5 Kg merk Boster Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 21 43 13 33 3 Sistem Usulan 2 39 14 34 3

Tabel 5.23. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 5 Kg merk Dayo Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 7 14 5 11 1 Sistem Usulan 1 13 5 11 1

Tabel 5.24. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 5 Kg merk BumiMas Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 42 84 26 64 5 Sistem Usulan 5 77 28 66 7

Dari tabel holding cost diatas (tabel 5.13), maka dapat dihitung total inventory cost untuk tiap merk. Dengan cara yang sama, maka akan didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 5.25. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 5 Kg (Astex) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 52020.23 103266.92 32681.854 79480.721 6188.28 Rp273,638.01 Sistem Usulan 5608.129 95144.805 34615.691 81414.559 8122.1175 Rp224,905.30

Tabel 5.26. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 5 Kg (Boster) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 5098.223 10120.635 3202.9725 7789.4775 606.48 Rp26,817.79 Sistem Usulan 549.6225 9324.63 3392.4975 7979.0025 796.005 Rp22,041.76

(33)

Tabel 5.27. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 5 Kg (Dayo) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 1712.185 3398.91 1075.685 2616.015 203.68 Rp9,006.48 Sistem Usulan 184.585 3131.58 1139.335 2679.665 267.33 Rp7,402.50

Tabel 5.28. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 5 Kg (BumiMas) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 9484.268 18827.505 5958.5175 14490.833 1128.24 Rp49,889.36 Sistem Usulan 1022.468 17346.69 6311.0925 14843.408 1480.815 Rp41,004.47

Ø Analisa Perbandingan:

Dari kedua perbandingan sistem untuk empat merk produk Cat Tembok ukuran 5 Kg diatas, dapat dilihat bahwa sistem usulan mempunyai total inventory cost yang lebih kecil dari sistem awal dan terjadi penghematan pada tiap merk-nya. Perincian mengenai perbandingan biaya dapat dilihat pada sub- bab 5.8.

• Produk Cat Tembok Putih ukuran 20 Kg

Berikut adalah perbandingan antara jadwal bulanan milik perusahaan (sistem awal) dengan MPS yang dirancangan (sistem usulan) untuk produk ini:

Sistem Awal

Tabel 5.29. MPS produk Cat Tembok ukuran 20 Kg Sistem Awal Safety Stock : 60

Satuan : Kaleng Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Actual Orders 657 796 628 729 459 OHI 60 57 41 73 47 188 Real Prod. 654 780 660 703 600

Pada produk Cat Tembok Putih ukuran 20 Kg, perusahaan menetapkan safety stock sebanyak 60 kaleng. Namun, pada kenyataannya dari tabel produksi pada sistem awal dapat dilihat bahwa on-hand inventory tiap bulannya juga

(34)

Sistem Usulan

Tabel 5.30. MPS produk Cat Tembok ukuran 20 Kg Sistem Usulan Safety Stock : Max 60

Satuan : Kaleng

Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Sales Plan 428 678 624 726 698 353

A. Orders 657 796 628 729 459 OHI 60 52 3 45 47 23 19 13 10 32 271 38 MPS 420 600 720 840 600 600 720 720 720 720 120

Pada sistem usulan ini, penetapan safety stock untuk produk Cat Tembok ukuran 20 Kg adalah maksimum sebanyak 60. Sama dengan ukuran sebelumnya, sistem usulan ini didukung oleh perencanaan di awal bulan.

Dengan kata lain, pada tiap awal bulan, sistem usulan ini sudah memiliki stock awal yang perkiraannya didapat dari proses peramalan.

Dari kedua jadwal diatas, dapat diketahui sisa inventori tiap bulan untuk masing-masing sistem. Perbandingan jumlah inventori tiap bulannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.31. Perbandingan inventori produk Cat Tembok Putih ukuran 20 Kg Total Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11

Sistem Awal 57 41 73 47 188 Sistem Usulan 3 47 19 10 271

Untuk produk cat tembok ukuran 20 Kg ini juga diproduksi untuk semua merk cat tembok, sehingga inventori barang jadi dari produk ini harus di-breakdown terlebih dahulu untuk masing-masing merk. Dengan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, breakdown dari produk ini adalah sebagai berikut:

- Merk Astex à 77.94 % - Merk Boster à 6.39 % - Merk Dayo à 3.45 % - Merk BumiMas à 12.22 %

(35)

Tabel 5.32. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 20 Kg merk Astex Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 44 32 57 37 147 Sistem Usulan 2 37 15 8 211

Tabel 5.33. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 20 Kg merk Boster Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 4 3 5 3 12 Sistem Usulan 0 3 1 1 17

Tabel 5.34. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 20 Kg merk Dayo Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 2 1 3 2 6 Sistem Usulan 0 2 1 0 9

Tabel 5.35. Breakdown produk Cat Tembok ukuran 20 Kg merk BumiMas Inventori (Kaleng)

Periode 7 8 9 10 11 Sistem Awal 7 5 9 6 23 Sistem Usulan 1 6 2 1 33

Dari tabel holding cost diatas, maka dapat dihitung total Inventory cost untuk tiap merk. Dengan cara yang sama, maka akan didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 5.36. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 20 Kg (Astex) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 45534.69 32753.024 58316.36 37546.15 150184.6 Rp324,334.83 Sistem Usulan 2396.563 37546.15 15178.231 7988.5425 216489.5 Rp279,598.99

Tabel 5.37. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 20 Kg (Boster) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 3279.712 2359.0908 4200.3324 2704.3236 10817.294 Rp23,360.75 Sistem Usulan 172.6164 2704.3236 1093.2372 575.388 15593.015 Rp20,138.58

(36)

Tabel 5.38. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 20 Kg (Dayo) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 1769.85 1273.05 2266.65 1459.35 5837.4 Rp12,606.30 Sistem Usulan 93.15 1459.35 589.95 310.5 8414.55 Rp10,867.50

Tabel 5.39. Perbandingan inventory cost Cat Tembok Putih 20 Kg (BumiMas) Holding cost (Rp)

Periode 7 8 9 10 11

Total Inventory Cost Sistem Awal 6007.658 4321.2975 7694.0175 4953.6825 19814.73 Rp42,791.39 Sistem Usulan 862.5 4953.6825 2002.5525 1053.975 28562.723 Rp37,435.43

Ø Analisa Perbandingan:

Dari kedua perbandingan sistem untuk empat merk produk Cat Tembok ukuran 20 Kg diatas, dapat dilihat bahwa sistem usulan mempunyai total inventory cost yang lebih kecil dari sistem awal dan terjadi penghematan pada tiap merk-nya. Perincian mengenai perbandingan biaya dapat dilihat pada sub- bab 5.8.

Pada perancangan MPS untuk produk Cat Tembok dengan warna lain serta produk yang lain digunakan safety stock sesuai dengan kebijakan perusahaan. Perancangan MPS yang lain dapat dilihat pada lampiran 19.

5.7. Perancangan Material Requirement Planning (MRP)

Sebelum merancang MRP, terlebih dahulu kita harus mengetahui komposisi dari setiap spesifikasi produk yang ada. Oleh karena itu diperlukan Bill Of Material dari produk-produk yang ada.

5.7.1. Bill of Material (BOM)

BOM dari setiap merk dan ukuran produk tidak seluruhnya sama, karena beberapa spesifikasi memiliki komposisi bahan baku yang berbeda dengan produk yang lain. Pada pengolahan data ini, akan ditampilkan contoh Bill of Material dari produk Cat Tembok warna Putih 1 Kg dan 5 Kg.

(37)

• Cat Tembok Putih 1 Kg merk ASTEX

Gambar 5.6. Bill of Material Produk Cat Tembok Astex 1 Kg

Sebagai informasi, bahwa untuk ukuran 1 Kg, Cat Tembok hanya tersedia merk Astex saja.

Cat Tembok Putih 5 Kg merk ASTEX

Gambar 5.7. Bill of Material Produk Cat Tembok Astex 5 Kg

Cat Tembok Putih 5 Kg merk BOSTER

Gambar 5.8. Bill of Material Produk Cat Tembok Boster 5 Kg

Cat Tembok Putih 5 Kg merk DAYO

Gambar 5.9. Bill of Material Produk Cat Tembok Dayo 5 Kg

(38)

Cat Tembok Putih 5 Kg merk BUMIMAS

Gambar 5.10. Bill of Material Produk Cat Tembok BumiMas 5 Kg

Ø Analisa Bill Of Material:

Bill Of Material yang telah dibuat menunjukkan bahwa setiap merk memiliki komposisi yang berbeda pada beberapa bahan bakunya. Misalnya, untuk merk Astex ukuran 5 Kg memiliki komposisi litopone yang lebih banyak daripada merk yang lain. Hal ini dikarenakan merk Astex merupakan merk yang diunggulkan dan memiliki kualitas yang lebih baik. Bill Of Material untuk spesifikasi produk yang lain dapat dilihat pada lampiran 20.

5.7.2. Material Requirement Planning (MRP)

MRP dibuat berdasarkan BOM dan kebutuhan material tiap bulannya.

Input dari MPS yang menunjukkan produk end items yang dibuat yang merupakan BOM level 0 (lihat gambar 5.6) dikalikan dengan kebutuhan bahan baku untuk satu produk (berdasarkan BOM). Berikut ini adalah contoh MRP level 0 untuk produkl Cat Tembok Putih Astex 1 Kg:

Tabel 5.40. MRP Level 0 Cat Tembok Putih Astex ukuran 1 Kg Product :

C. T. Putih Astex 1 Kg Satuan: Kaleng Level: 0 Lead Time : 1

Bulan ke -

7 8 9 10 11 12

Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Plan Rev Gross R. 0 1200 1200 1200 1200 1200 2400 2400 2400 2400 0 0 Scheduled R.

OHI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net R. 0 1200 1200 1200 1200 1200 2400 2400 2400 2400 0 0 POR. 0 1200 1200 1200 1200 1200 2400 2400 2400 2400 0 0 PO Rel. 0 1200 1200 1200 1200 1200 2400 2400 2400 2400 0 0

(39)

MRP level 0 untuk produk end items yang lain dapat dilihat pada lampiran 21. MRP level 0 ini akan digunakan sebagai input untuk merancang persediaan bahan baku (level 1). Input dari MRP level 1 ini adalah hasil kali dari kebutuhan tiap bahan baku per produk dengan MRP level 0 untuk masing-masing material. Metode Lot Sizing yang digunakan adalah Wagner Within yang kemudian akan dibandingkan dengan sistem pembelian bahan baku perusahaan saat ini. Perbandingan dilakukan berdasarkan inventory cost yang timbul pada kedua sistem untuk proses pembelian selama lima bulan. Daftar harga bahan baku yang digunakan beserta hasil perhitungan holding cost per bulannya dapat dilihat pada tabel 5.14. Khusus untuk bahan baku air, holding cost menggunakan biaya abonemen tiap bulannya, yaitu sebesar Rp 8500,- per bulan.

Tabel 5.41. Nilai Holding Cost Bahan Baku

Bahan Baku Satuan Harga per Satuan (Rp) Bunga (per Bulan) Holding Cost (per Bulan)

Natrosol Kg 85000 0.0125 1062.5

SHMP Kg 14000 0.0125 175

Biocide Kg 30800 0.0125 385

U. Marine Kg 33000 0.0125 412.5

DEG Lt 29200 0.0125 365

Pine Oil Kg 11700 0.0125 146.25

Anti Foam Lt 9500 0.0125 118.75

Litopone Kg 4600 0.0125 57.5

Calcium 800 mesh Kg 330 0.0125 4.125

Lem PVAC Kg 12000 0.0125 150

Calcium 500 mesh Kg 236 0.0125 2.95

P. Hitam Kg 232000 0.0125 2900

P. Merah Kg 133100 0.0125 1663.75

P. Hijau Kg 88000 0.0125 1100

P. Biru Kg 110000 0.0125 1375

P. Coklat Kg 154000 0.0125 1925

P. Kuning Kg 110000 0.0125 1375

Pewarna Meni Kg 48000 0.0125 600

Damar Kg 2350 0.0125 29.375

Minyak Tanah Lt 6480 0.0125 81

Klg. Plastik (1 Kg) Biji 2000 0.0125 25 Klg. Plastik (5 Kg) Biji 4200 0.0125 52.5 Klg. Plastik (20 Kg) Biji 19000 0.0125 237.5

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pra siklus yaitu melakukan observasi secara mendalam dan refleksi hasil pembelajaran, menganalisis silabus dan materi pembelajaran,

Isolat toksigenik Clostridium perfringens tipe C telah didapat dari kasus clostridial necrotic enteritis di lapang, yang sering terjadi jika ayam divaksinasi dengan vaksin

Sedangkan tenaga kesehatan yang berpengetahuan baik mengenai mencuci tangan di rumah sakit sebanyak 43 orang dintaranya, tenaga kesehatan dngan lama kerja kurang dari

Dibandingkan dengan tipe simpang yang lain, simpang ini disukai karena kapasitas tertentu masih bisa dipertahankan pada keadaan lalu lintas puncak.. Perubahan dari simpang tak

Penokohan dalam suatu karya sastra berarti mendevinisikan atau mengidentifikasi setiap tokoh yang ada dalam karya sastra tersebut baik secara fisik ataupun batin.. Pendapat

Hasil penelitian ini meliputi: (1) tokoh utama dalam karangan narasi siswa berupa tokoh “aku”, sedangkan tokoh sampingan berupa keluarga dan teman; (3) latar yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) kelas VII SMPN 2 Sindangagung, selain itu

To identify the kinds of affixes used in Tempo magazine January