• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Permasalahan pada Lithos Filling Machine

Dalam dokumen Laporan Kp Pertamina Edit (Halaman 47-50)

ANALISA, MAINTENANCE DAN PENGEMBANGAN LITHOS FILLING MACHINE

5.1 Analisa Permasalahan pada Lithos Filling Machine

Pada bab kali ini kami akan membahas mengenai permasalahan yang sering terjadi pada lithos filling machine dan mencoba untuk menganalisa apa penyebabnya dan solusinya bagaimana. Setelah kita mengamati lithos filling machine selama seminggu, kami mendapatkan beberapa data mengenai kerja dari mesin ini. Kami menemukan beberapa masalah yang menghambat kerja dari mesin yang menjadikan kendala dalam kerjanya. Masalah yang kami temukan antara lain adalah:

1. Pada konveyor dari filling machine 10 nozzle menuju capper feeder, terjadi aliran perpindahan konveyor yang mempunyai kecepatan yang berbeda. Dan karena hal tersebut, botol yang sudah masuk ke konveyor capper feeder (konveyor capper feeder mempunyai kecepatan yang lebih rendah dari konveyor filling 10 nozle) kadang kadang ditabrak botol yang berasal dari konveyor filling 10 nozle sehingga menimbulakn guncangan yang cukup keras pada botol. Akibat guncangan tersebut, seringkali pelumas yang sudah ada di dalam botol tumpah.

2. Pada mesin capper feeder, seringkali juga tidak digunakan dalam proses pengemasan lithos. Hal tersebut karena jika terjadi pergantian merek pelumas, maka tipe botol juga harus diganti. Hal tersebut membuat mesin capper feeder memerlukan penyetingan lagi, dan

setting mesin tersbut cukup lama gar bisa bekerja dengan sebagai mana mestinya.

3. Pada mesin robot loading arm untuk line 3 dan 4, efisiensi dari mesin tersebut dirasa masih kurang. Jika dilakukan pengepakan botol ke dalam kardus secara manual, hasilnya akan lebih cepat dari pada menggunakan robot loading arm. Perbandingan kecepatan pengepakan secara manual dan menggunakan robotic loading arm berdasar informasi yang kami dapat dari operator mesin adalah sekitar 3:1. 4. Ketahanan dari mesin yang kurang bagus. Menurut kami, hal yang

paling mempengaruhi dari ketahanan mesin adalah suhu ruangan yang bisa dibilang cukup panas. Dan sayang sekali, kipas yang digunakan untuk sirkulasi udara (kipas yang berada di samping gedung , dekat dengan tangki finish product ) dimatikan. Mungkin pertimbangan dari mematikan kipas tersebut adalah adanya kardus kardus yang sudah siap dipasarkan diletakkan menutupi kipas.

5. Inverter yang digunakan untuk pengaturan kecepatan motor sering sekali rusak. Dan kadang kadang ketika rusak, tidak ada inverter cadangan yang bisa digunakan untuk menggantikan inverter yang rusak tersebut. Menurut kami, penyebab sering rusaknya inverter tersebut adalah suhu dari panl box yang cukup panas. Jadi heatsink yang ada pada inverter tidak bisa membuang panas secara sempurna karena karena kondisi dalam panel sendiri yang cukup panas.

Dari masalah yang kami temukan tersebut, kami mencoba untuk memberikan solusi dari beberapa masalah diatas. Solusi dari setiap permasalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk pelumas yang sering tumpah pada saat perpindahan aliran konveyor, maka kecepatan motor dari filling machine 10 nozzle perlu

dilakukan perubahan kecepatan dari konveyor filling machine 10 nozzle. Kecepatan dari konveyor tersebut perlu diturunkan. Atau cara lain yang bisa dilakukan adalah merubah posisi dari sensor antrian capper feeder menjadi lebih dekat ke mesin capper feeder dengan jarak sekitar 12 botol dari titit perpindahan konveyor. Sehingga botol yang masuk ke konveyor sudah mempunyai kecepatan yang sama dengan konveyor capper feeder.

2. Untuk masalah nomor 2, yaitu settingan capper feeder yang cukup sulit, alternative pemecahan yang paling sederhana adalah dengan cara menyamakan/ menstandartkan ukuran dari tutup botol untuk semua merk pelumas. Sebenarnya, ujung rotary capper tersebut bisa menyesuaikan ukuran dari tutup botol secara otomatis dengan menggunakan semacam sistem penjepit. Yang menjadikan setingan mesin menjadi sulit adalah adanya kotoran yang berada di dalam ujung rotary capper yang berasal dari potongan plastic tutup botol tersebut sehingga menghalangi kebebasan dari pegas penjepit, sehingga seringkali pegas macet dan tutup botol tidak bisa masuk ke ujung rotary capper. Sehingga dari kasus tersebut, solusi yang paling mudah adalah membersihkan secara teratur mesin ujung dari mesin rotary capper.

3. Untuk permasalahan nomor 3, yaitu untuk mesin robotic loading arm di line 3 dan 4, cara yang menurut kami pailing efisien adalah dengan cara menggunakan tenaga manual. Bahkan akan lebih baik jika tenaga operator pengisi botol ke kardus berjumlah 2 orang. Sehingga diharapkan proses packaging botol ke kardus akan lebih cepat.

4. Untuk persoalan nomor 4, yaitu tentang suhu ruangan yang cukup panas, dapat diselesaikan dengan solusi sebagai berikut:

a. Menambah jumlah dari ventilasi yang berada di atas atap sehingga diharapkan sirkulasi udara akan semakin lancar.

b. Memindahkan kardus-kardus dan botol-botol yang menghalangi kipas untuk sirkulasi udara ke gudang yang baru. Atau misalkan tidak dimungkinkan lagi mambangun gudang baru, kardus dan botol tersebut bisa dipindahkan ke ruangan kosong di dekat lokasi filling drum. Ruangan tersebut memiliki ukuran yang cukup luas dan kurang begitu difungsikan.

5. Untuk persoalan nomor 5, yaitu inverter yang sering rusak, solusi yang sederhana adalah menambah jumlah kipas pada masing masing panel box. Sehingga diharapkan sirkulasi udara menjadi semakin cepat sehingga panas dari heatsink inverter akan semakin cepat dibuang dari panelbox. Selain itu juga bisa diambilkan udara bertekanan dari sistem pneumatic, dengan syarat udara tersebut harus diberi filter yang bisa menyaring minyak yang tercampur bersama udara untuk peralatan pneumatic. Selain itu juga terdapat solusi yang kami pikir paling tepat, yaitu dengan menambahkan semacam AC central yang terhubung dengan tiap tiap panel box pada semua mesin. Udara dingin dari AC tersebut bisa disalurkan dengan menggunkan pipa kecil yang dilapisi dengan isolator panas.

Dalam dokumen Laporan Kp Pertamina Edit (Halaman 47-50)

Dokumen terkait