• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Kerja Lithos Felling Machine

Dalam dokumen Laporan Kp Pertamina Edit (Halaman 38-47)

LITHOS FILLING MACHINE

4.2. Proses Kerja Lithos Felling Machine

Lithos Felling Machine merupakan serangkaian mesin yang bekerja bersama-sama dalam menghasilkan produk lithos, pertama-tama siapkan lithos yang digunakan bisa ukuran 4 L atau 10 L. Kemudian taruh pada mesin Auto Bottle Feeder Machine, tetapi pada kenyataannya mesin tersebut tidak digunakan (dalam perbaikan) sehingga digantikan secara manual yaitu dengan meletakkan botol lithos di atas konveyor yang menuju ke arah mesin labeling sticker. Mesin labeling sticker ini merupakan mesin yang digunakan untuk memberikan sticker pada botol lithos baik dari sisi botol depan atau sisi botol belakang. Pada mesin ini terdapat 2 sensor photoelectric, yang pertama sensor photoelectric (omron L 32) yang berfungsi untuk mendeteksi botol, jika botol terdeteksi maka motor penarik gulungan sticker akan ON sehingga sticker bisa menempel. Kemudian yang kedua sensor photoelectric yang bentuknya mirip seperti optocoupler dengan merek SICK, yang berfungsi untuk mendeteksi kapan motor sticker harus berhenti. Selain itu mesin ini juga menggunakan motor, motor yang dipakai pada mesin ini adalah motor 3 phasa yang terpasang untuk menjalankan konveyor dan motor servo untuk penarik gulungan sticker. Untuk motor 3 phasanya sendiri ada 3 buah yaitu pada bagian konveyor samping, konveyor atas dan konveyor bawah yang ketiganya harus bekerja bersama-sama dengan kecepatan yang sama agar botol lithos tidak jatuh. Karena dari pihak pertamina tidak

mengijinkan untuk mengambil gambar mesin jadi kita hanya bisa menjelaskan saja. Kemudian untuk motor servonya sendiri berjumlah 2 buah juga yang berada pada bagian penarik/penggulung sticker agar sticker bisa di tempelkan di botol lithos secara teratur, perlu diketahui sticker yang ada ditata seperti gulungan tisu sehingga gulungan akan berputar sesuai dengan putaran motor servo dan sticker lepas dari gulungan tersebut karena sticker menempel pada botol lithos dan digunakan sikat/brush untuk menekan gulungan agar sticker benar-benar bisa lepas dari gulungan. Selain itu kecepatan motor 3 phasa yang digunakan bisa diatur menggunakan inverter.

Kemudian setelah sticker benar-benar menempel pada botol lithos, maka botol lithos akan dilewatkan lagi melalui konveyor menuju sensor kamera. Sensor kamera yang digunakan adalah Omron F160-S2 sebanyak 2 buah, yang mana digunakan untuk mengecek sticker pada botol lihos dari sisi depan dan sisi belakang serta dilengkapi juga dengan lampu LED super bright sebagai penerangan. Dan hasilnya bisa kita monitoring lewat monitor kecil yang ada, apakah sticker yang terpasang dalam keadaan baik atau rusak. Setelah melewati sensor kamera botol lithos akan menuju ke filling machin 10 nozzle.

Filling machine 10 nozzle merupakan mesin utama pada lithos filling machine hal ini dikarenakan pada mesin ini terjadi proses pengisian pelumas ke dalam botol lithos. Dalam pengisiannya botol lithos disusun berjajar di konveyor, dengan posisi lubang botol lithos dibawah nozzle. Jumlah nozzle yang dipakai ada 10 buah, yang mana tiap 5 buah nozzle berhubungan dengan tanki penyimpanan sementara jadi jumlah tankinya juga ada 2 buah. Tiap tanki ini terhubung langsung dengan pipa-pipa tanki finishing product yang dibatasi dengan katup jenis butterfly. Pada nozzle ini dilengkapi dengan sensor flowmeter, sensor ini digunakan untuk mengetahui berapa liter yang sudah terisi pada botol lithos. Sehingga botol dapat terpenuhi

secara otomatis sesuai setingan yang kita atur bisa 4 liter atau 10 liter. Selain itu mesin ini juga mempunyai 3 buah sensor photoelectric. Deskripsi dari cara kerja dan kegunaa dari sensor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Yang pertama sensor photoelectric (Omron E3F3R61) dengan reflector pemantul, sensor ini terpasang pada konveyor sebelum masuk ke line filling machine 10 nozzle. Apabila sensor ini terhalang botol, berarti botol yang akan masuk ke filling machine 10 nozzle cukup banyak. Output dari sensor ini memerintahkan motor konveyor samping dari labeling machine untuk berhenti sejenak, sampai kemudian sensor tidak mendeteksi botol lagi sehingga motor konveyor samping labeling machine kembali jalan.

Gambar 13. Sensor photoelectric Omron E3F3R61

2. Photoelectric yang kedua adalah photoelectric tipe omron E3Z yang terletak di dalam mesin filling. Fungsi dari photoelectric tersebut adalah untuk mendeteksi jumlah botol masuk pada mesin filling. Dalam aplikasinya, 1 botol kemasan 4 liter atau 10 liter dihitung oleh sensor tersebut dihitung 2 kali. Jika hitungan dari sensor tersebut sudah mencapai 20 (yang berarti menandakan bahwa botol ayng masuk sudah mencapai 10), maka proses filling pelumas ke dalam lithos dimulai. Nozzle dari mesin filling akan turun dan disetting tepat masuk ke dalam lubang botol. Setelah flow meter telah mendeteksi bahwa proses pengisian pelumas telah selesai, maka nozzle akan naik. Jika sudah selesai proses filling, maka penghalang yang mencegah botol bergerak saat proses filling akan masuk dan botol akan dibawa oleh konveyor menuju capper filling.

Gambar 15. Sensor photoelectric tipe omron E3Z

3. Photoelectric yang ketiga adalah photo electric dengan tipe omron E3Z yang terletak di luar mesin filling setelah proses pengisian pelumas ke lithos. Funsi dari sesor ini adalah mengaktifkan 2 penghalang yang ada di dalam mesin filling. Penghalang pertama terletak di bagian awal dari mesin filling yang fungsinya untuk menghalangi botol yang kosong berjalan ketika proses filling telah selesai. Hal tersebut digunakan untuk memberi jarak botol yang keluar dari mesin filling dengan botol kosong yang akan mengalami

proses filling. Penghalang yang kedua terletak di bagian akhir dari mesin filling yang menghalangi botol agar tidak bergerak saat proses filling. Fungsi kerja dari sensor photoelectric terebut adalah menghitung botol yang keluar dari mesin filling. Jika hitungan dari sensor terebut mencapai 6 (yang berarti mengitung 3 botol), maka penghalalang pertama akan masuk dan botol kosong akan masuk ke mesin filling. Jika hitungan dari sensor mencapai hitungan 20 (yang berate botol yang dihitug telah mencapai 10), maka penghalang kedua akan keluar dan akan menahan laju dari botol yang akan mengalami proses filling.

Setelah keluar dari mesin lithos filling, maka botol yang telah berisi pelumas tersebut akan dibawa konveyor menuju menuju automatic capper feeder yang sistemnya bergabung menjadi 1 dengan mesin rotary capper 4 head. Fungsi dari mesin ini adalah memberikan tutup kepada botol dan kemudian memutar tutup tersebut sehingga bisa dengan kuat menutup botol. Di mesin ini juga terdapat 2 sensor yang berjenis photoelectric dengan tipe omron E3F3. Jika sensor tersebut mendeteksi adanya botol (yang berarti antrian bototl yang akan masuk ke rotary capper feeder telah penuh), maka sensor ini akan mencegah agar penghalang kedua pada mesin filling agar tidak masuk sehingga botol yang telah berisi oli tetap tertahan di dalam mesin filling. Sensor kedua mempunyai jenis yang sama dengan sensor pertama, sedangkan fungsinya adalah mendeteksi ada tidaknya botol yang akan diputar tutupnya. Jika sensor ini tidak mendeteksi adanya botol maka mesin rotary capper akan berhenti, dan jika sensor ini telah mendeteksi adanya botol kembali maka rotary capper akan kembali berputar. Mekanik dari mesin ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga ketika masuk, tutup botol tepat berada di bawah akan kembali berputar. Mekanik dari mesin ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga ketika masuk, tutup botol tepat berada di bawah head dari rotary capper.

Dari mesin rotary capper, botol-botol yang telah tertutup tersebut kemudian dibawa oleh konveyor menuju mesin induction seal yang bertugas untuk merekatkan seal yang terbuat dari alumunium foil ke mulut botol dengan cara memanasi seal tersebut hingga mulut botol meleleh sehingga seal bisa melekat di mulut botol. Induction seal ini hanya bisa memanaskan logam tertentu dengan jarak sekitar 1 cm. Jika kita meletakkan tangan kita dibawah bagian yang digunakan untuk memanaskan seal, maka kita tidak akan merasakan panas. Seal yang telah melekat pada mulut botol berguna untuk mencegah kebocoran dari pelumas.

Setelah melalui mesin induction seal maka konveyor akan membawa botol ke sebuah selang yang bisa menghembuskan udara bertekanan ckup tinggi. Fungsi dari proses ini adalah meniup botol yang kosong (belum terisi oli) yang diakibatkan oleh error pada mesin filling lithos. Tekanan udara dari selang tersebut disetting agar udara tidak bisa menyingkirkan botol yang sudah berisi oli, tapi bisa menyingkirkan botol kosong denga tiupannya. Cara ini sederhana tapi sangat efektif dalam mendeteksi botol kosong.

Dari induction seal, konveyor akan membawa botol-botol tersebut ke mesin fault seal rejection yang berguna untuk mendeteksi kegagalan pemberian seal pada tutup botol. Sensor yang digunakan adalah sensor capacitive dengan merek SICK . Dalam fungsi kerjanya, sensor ini bekerja sama dengan sensor photoelectric yang digunakan untuk mendeteksi botol pada mesin fault seal rejection. Jika sensor photoelectric telah mendeteksi adanya botol, maka sensor capacitive akan mendeteksi ada atau tidaknya seal pada tutup botol dengan prinsip capasitansi. Jika sensor mendeteksi seal telah terpasang, maka botol tersebut lolos, sedangkan jika sensor tidak mendeteksi adanya seal, maka botol tersbut akan didorong oleh lengan pneumatic sehingga botol tersbut reject.

Botol yang terpasang oleh seal yang terbuat dari alumunium foil tersebut kemudian di bawa konveyor menuju mesin laser batch number. Fungsi dari alat ini adalah memberikan nomor batch pada botol dan tutupnya. Batch number ini berisi informasi tentang dimana, kapan, dan shift saat pelumas itu diproduksi. Permukaan botol akan terbakar oleh sinar laser dengan membentuk karakter angka batch number tersebut. Sedangkan asap yang diakibatkan oleh proses tersebut akan dihisap oleh sebuah selang yang dihubungkan dengan vacuum pump.

Gambar 16. Nomor batch pada kemasan botol lithos

Kemudian setelah diberi nomor batch pelumas-pelumas ini siap untuk dikemas kedalam kardus dan siap dijual ke pasaran. Pada proses pengemasannya sendiri kardus-kardus yang ada dilipat dan disiapkan menggunakan Robotic Loading Machine dan Carton Erector.

Dan setelah semua botol yang berisi pelumas masuk kedalam kardus, selanjutnya menuju ke Carton Sealer Machine untuk proses menutup dan merekatkannya kardus yang telah berisi botol dengan sealer yang kemudian dilanjutkan dengan proses pengangkutan dengan konveyor menuju bagian palletizing machine. Pada palletizing machine ini terjadi proses penyusunan produk siap pakai dan telah dikemas dalam kardus untuk memudahkan pengangkutan ketahap berikutnya, yaitu dipindahkan dengan menggunakn forklift dan disimpan sementara digudang. Tetapi sebelum dibawa ke gudang kardus-kardus yang ada ditandai dengan stempel dari pihak

QC (Quality Control) secara manual (tenaga orang) yang berarti produk pelumas tersebut sudah layak jual.

BAB V

ANALISA, MAINTENANCE DAN PENGEMBANGAN

Dalam dokumen Laporan Kp Pertamina Edit (Halaman 38-47)

Dokumen terkait