• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.3. Analisa Bangunan

IV.3.4. Analisa Pola Gubahan Masa

Bangunan rumah susun dan pasar terdiri dari satu masa bangunan karena merupakan bangunan mix used building.

Berikut beberapa alternatif pola organisasi massa bangunan, yaitu: a. sistem linear b. sistem terpusat

79 e. sistem grid

Pola gubahan masa pada bangunan rumah susun adalah sistem terpusat di antara 2 masa bangunan rumah susun akan dihubungkan suatu ruang terbuka untuk hijau lebih luas dan mudah dijangkau. Bentuk massa ini disesuaikan dengan bentuk tapak dimana tapak tidak terlalu besar. Pola gubahan masa pada bangunan pasar adalah sistem grid, di mana hanya terdapat 1 masa bangunan pasar mengingat akan dibuat bangunan pasar yang terbuka / open.

Gambar 26. Pola gubahan masa rumah susun

80 IV.3.5. Analisa Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan terbagi masing-masing menurut fungsi bangunan tersebut. untuk itu orientasi bangunan terdiri dari 2 macam, yaitu :

1. Orientasi ke dalam bangunan dengan arah perencanaan dengan diarahkan orientasi bangunan ke dalam, maka akan tercipta sebuah ruang pengikat di mana berfungsi sebagai tempat berinteraksi atau ruang untuk bersosialisasi. Contohnya adalah plaza, taman dan lainnya.

2. Orientasi ke luar bangunan dengan arah perencanaan dengan membentuk ruang-ruang lingkungan dengan cara memanfaatkan elemen bangunan sebagai ruang antar bangunan di sekitar luar tapak. Orientasi bangunan rumah susun mengarah ke dalam bangunan yang tercipta suatu ruang pengikat sebagai tempat penghuni bersosialisasi. Bangunan pasar berorientasi ke luar bangunan karena bangunan pasar harus mudah dijangkau oleh pengunjung maka harus dapat memanfaatkan elemen bangunan sebagai ruang antar bangunan di sekitar luar tapak.

Gambar 28. Orientasi ke dalam (rusun) Gambar29.Orientasi ke luar (pasar) Bangunan

81 IV.3.6. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan

Orientasi sirkulasi pada bangunan dibagi menjadi 2, yaitu sirkulasi di dalam rumah susun dan pasar. Sirkulasi horizontal pada rumah susun dan pasar melalui koridor-koridor, sedangkan sirkulasi vertikal hanya pada rumah susun dengan menggunakan tangga dan lift.

1. Sistem sirkulasi horizontal a. Rumah susun

Untuk sistem sirkulasi horizontal di rumah susun dapat menggunakan 2 jenis, yaitu sistem single corridor dan double corridor. Di mana kedua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sistem Sirkulasi Kelebihan Kekurangan

Gambar 30. Single loaded

- Dapat memaksimakan pencahayaan alami. - Dapat memanfaatkan penghawaan alami.

- Bentuk massa memanjang jika unit semakin banyak. - Tidak efisien dalam penggunan lahan.

Gambar 31. Doable loaded

- Dapat memuat banyak unit, sehingga efisien dalam penggunaan lahan. - M enggunakan space yang sedikit sehingga lahan dimanfaatkan secara optimal. - Pencahayaan alami tidak secara maksimal. - Penghawaan alami tidak maksimal.

Tabel 24. Analisa koridor dalam rumah susun

Dalam proyek rumah susun ini sistem sirkulasi horizontal menggunakan sistem doable loaded mengingat di mana harga tanah sangat mahal di Jakarta, sehingga penggunaan lahan harus lebih efisien.

82 b. Pasar

Sistem sirkulasi horizontal pada pasar menggunakan sistem terbuka / open dengan cara memperbanyak jumlah bukaan – bukaan / pintu – pintu masuk agar mudah dijangkau oleh pengunjung dan juga agar terjadi cross ventilation di dalam pasar. Berdasarkan studi banding pengaturan tempat berjualan dengan menggunakan koridor di setiap lapak, kios, counter dan lain-lain harus luas agar setiap penjual maupun pembeli merasa nyaman untuk sirkulasi dan dalam hal tawar - menawar. Untuk sistem sirkulasi pasar adalah sebagai berikut :

           

Gambar 32. Sirkulasi dan koridor dalam pasar

Dalam proyek pasar ini, menggunakan sistem sirkulasi dan koridor seperti gambar di atas, berdasarkan studi banding di pasar-pasar. Sistem seperti di

Keterangan : Kios - kios

Counter Lapak

83 atas memberikan kenyamanan di dalam pasar tersebut bagi penjual dan pembeli, selain itu dengan koridor yang sama maka penjual juga merasa area penjualan mereka terasa di depan.

2. Sistem sirkulasi vertikal

Dalam sirkulasi vertikal dibagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Tangga

Tangga merupakan salah satu sarana sirkulasi vertikal di dalam bangunan bagi manusia. Penyediaan tangga difungsikan sebagai penyedia ruang gerak bagi manusia dari sisi positif dan negatif. Penggunaan tangga sangat diperlukan pada saat jika terjadi kebakaran bangunan. Di sisi lain tangga mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Kelebihannya adalah sebagai alat untuk membantu pergerakan manusia didalam bangunan dan tidak memerlukan listrik sebagai penggerak, sehingga hemat energi.

Sedangkan kekuarangannya adalah jika digunakan untuk gedung yang memiliki tingkat yang tinggi akan menimbulkan tidak nyaman, di mana menimbulkan keletihan bagi pengguna.

b. Lift

Di dalam pembangunan bangunan tinggi diperlukan lift sebagai alat bantu ruang gerak bagi manusia didalam bangunan. Dalam proyek ini akan menggunakan lift standar untuk bangunan 2-12 tingkat. Standard kecepatan lift 1 m / detik dan kapasitas lift 1000 kg, kapsitas penumpang 12 orang. Perhitungan :

84 Jumlah waktu yang dibutuhkan :

s m s n s h T (2 +4 )(1)+ (3 +4) = detik T = (2 x 3.2 + 4 x 1) (11 -1) + 1 (3 x 12 + 4) 1 T = 144 detik

Jumlah lift yang dibutuhkan : m PB T P n L N netto . . 300 . . . =   N = 771.12 x 11 x 0.03 x 144 300 x 3 x 12 N = 3.39 = 3 lift Waktu tunggu (WT) N T WT =   WT = 144 / 3 = 48detik

Untuk proyek perancangan rumah susun akan menggunakan tangga sebagai tangga kebakaran dan lift digunakan sebagai alat transportasi vertikal bagi manusia di dalam bangunan. Demi kesesuaian dengan topik dan tema tentang hemat energi, maka lift dalam bangunan akan digunakan dengan cara :

a. Terdapat 2 lift yang berhenti di setiap lantai genap yaitu 2, 4, 6, dan seterusnya. Dan berhenti di setiap lantai ganjil yaitu 3, 5,7 dan seterusnya. b. Lift akan di hidupkan semua pada jam-jam sibuk, sehingga tidak

85 Lift berada di dalam core dengan bentuk memanjang. Posisi core di luar bangunan yang dapat menghubungkan semua unit rumah susun dalam satu tower. Jumlah lift yang digunakan 3 termasuk lift barang dengan waktu tunggu 48 detik. Tangga yang difungsikan sebagai tangga kebakaran berjarak maksimum 30 meter.

Dokumen terkait