• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.3. Analisa Bangunan

IV.3.9. Analisa Topik Hemat Energi

IV.3.9.1. Analisa Sistem Pencahayaan

Cahaya adalah syarat mutlak bagi manusia, karena tanpa cahaya, maka akan terasa gelap, hitam dan mengerikan. M anusia membutuhkan cahaya untuk beraktivitas.

Dalam perancangan bangunan hemat energi ada 2 pilihan yang menjadi pertimbangan sistem pencahayaan :

1. Pencahayaan alami

Sinar matahari merupakan sumber utama dari pencahayaan alami, terutama di siang hari. Cahaya alami ini dapat kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan perancangan hemat energi di dalam bangunan. Hal ini dapat mengurangi beban dari penggunaan cahaya buatan seperti lampu yang memerlukan banyak energi listrik.

Kelebihan Kekurangan • Bersifat alami

• Tersedia berlimpah • Tersedia secara gratis

• Memiliki septrum cahaya lengkap

• Memiliki daya panas dan kimiawi yang diperuntukkan bagi makhluk hidup di bumi • Dinamis, arahnya selalu

• Jarak pencahayaan di dalam bangunan terbatas

• Intensitas tidak mudah diatur

• Pada malam hari tidak tersedia

• Sering membawa serta panas masuk ke dalam

90 berubah oleh rotasi bumi dan

intensitas cahaya yang berubah - ubah

ruangan

• Dapat memudarkan warna

Tabel 25. Kelebihan dan kekuranga pencahayaan alami Untuk memanfaatkan pencahayaan alami ini dapat digunakan pemecahan permasalahan secara arsitektural dengan membuat bukaan – bukaan. Ada 2 jenis lubang cahaya yaitu yang terbuka dan tertutup. Terbuka, jika cahaya menerobos langsung ke dalam bangunan contohnya dengan membuat jendela atau kisi – kisi, sedangkan yang tertutup adalah bukaan dengan mempergunakan material tertentu sebagai penyaring cahaya yang masuk, yaitu kaca, glass block, polikarbonat. Solusi mendesain bukaan untuk cahaya alami : a. Tempatkan bukaan sesuai fungsi ruang

Jenis Ruang Jenis pencahayaan yang sesuai

Letak bukaan yang disarankan R. Tidur Pencahayaan pagi (matahari

pagi)

Tenggara sampai Barat laut

Gudang, K.mandi

M atahari sore (paling tinggi tingkat radiasinya), agar tak lembab & jamur terbunuh

Barat atau Timur

R. keluarga, R. makan.

Tingkat aktivitas tinggi, perlu cahaya hangat

Barat Laut atau Barat Daya, atau Utara dan Selatan Dapur Butuh cahaya yang adem

agar panas yang masuk tidak menaikkan suhu ruang

Utara dan Selatan

Tabel 26. Bukaan pada jenis ruang

b. Bukaan jangan berlebihan dimensinya. Luasnya 20 % dari luas ruangan.

91 c. M anfaatkan refleksi atau pantulan dari permukaan bidang. 2. Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan menggunakan energi buatan yaitu lampu. Lampu tetap diperlukan pada suatu bangunan namun intensitas penggunaan energi listrik pada bangunan. Penggunaan lampu memiliki banyak variasi namun untuk melakukan penghematan energi, maka digunakan lampu hemat energi.

Sistem pencahayaan dengan manfaatkan energi buatan dari listrik seperti lampu digunakan pada malam hari ataupun pada ruangan yang memerlukan pencahayaan tambahan supaya manusia merasa nyaman pada penglihatannya. Pencahayaan buatan sumber aliran listrik : PLN, genset.

Jenis lampu untuk pencahayaan buatan adalah lampu TL (memberi penerangan yang membaur, warna-nya putih sehingga baik untu penerangan dan tak membuat mata cepat lelah), lampu pijar warna yang dipancarkan ke kuning – kuningan, memberi kesan mewah pada ruang.

Jenis Pencahayaan Penyelesaian Karakteristik Pencahayaan alami Bukaan dinding

(jendela)

• Daya jangkau sinar kurang merata, terbatas

• Tidak memerlukan energi

Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan agak sulit

92 • Daya jangkau sinar

merata • Tidak membutuhkan energi Pencahayaan buatan Lampu pijar Lampu TL (Fluorscent)

• Lebih murah dan mudah perawatannya • Lebih boros energi • Lebih mahal • Lebih hemat energi Lampu halogen • Daya tahan tinggi

• Cukup hemat energi • Panas

• Cocok untuk ruang luar

Tabel 27. Perbandingan pencahayaan

Salah satu cara efisiensi energi adalah pengurangan pemakaian energi listrik melalui penerangan alami. Untuk pemanfaatan cahaya alami dibuat bukaan – bukaan, void pada bagian koridor jika bukaan tidak terkena cahaya matahari, maka memakai sistem reflektor, dengan media air untuk merefleksikannya ke dalam bangunan, untul pemakaian pencahayaan buatan pada ruang – ruang sirkulasi hanya pada malam hari. Bukaan yang terkena cahaya matahari langsung diberi teritisan untuk mengurangi masuknya panas matahari yang berlebihan dan juga dapat meminimalkan penggunaan AC.

93 IV.3.9.2. Analisa Sistem Pengudaraan

Sistem pengudaraan adalah sistem terbesar dalam sebuah bangunan residansial vertikal seperti hotel yang mengkomsumsi energi. Besarnya hampir 49 % dari penggunaan energi di seluruh bangunan. Oleh karena itu, apabila sebuah bangunan hunian mampu menghemat pengudaraan ini, maka hampir setengah energi bangunan dapat dihemat dan tujuan dari perancangan hemat energi dapat tercapai. Sistem pengudaraan dibagi menjadi 2:

1. Pengudaraan alami

Pengudaraan alami ini adalah udara dari luar yang bersih masuk ke dalam bangunan sehingga dapat terjadi pertukaran udara dalam ruangan dengan menerapkan sistem cross ventilation (ventilasi silang). Dengan membuat adanya bukaan pada sisi-sisi ruangan yang berlawanan, supaya udara dapat mengalir.

Kelebihan Kekurangan 1. M enyediakan udara yang sehat 2. M embantu kenyamanan suhu dalam ruangan 3. Tidak memerlukan energi

1. Suhu tidak mudah diatur 2. Kecepatan angin tidak mudah

diatur

3. Kelembaban tidak mudah diatur

4. Kualitas udara tidak mudah diatur

5. Gangguan serangga

6. Gangguan lingkungan: bising Tabel 28. Kelebihan dan kekurangan pengudaraan alami

94 Solusi Pengudaraan alami :

a. Ventilasi silang adalah udara dapat masuk dan keluar melalui bukaan – bukaan yang ada. Untuk itu perlu dirancang agar udara dapat dengan bebas keluar dan masuk supaya tidak terperangkap di dalam ruangan yang menyebabkan ruangan menjadi pengap.

b. Ventilasi dan insulasi atap c. M enara angin

d. Plafon tinggi 2. Pengudaraan buatan

Pengudaraan buatan ini sangat identik dengan penggunaan AC (Air Conditioner). AC digunakan untuk mendapat temperatur udara yang diinginkan dengan melihat kondisi udara sekitar yang tidak mendukung bagi pengudaraan alami.

Kekurangan AC adalah pada penggunaan energi boros. Pada bangunan yang ber-AC, energi listrik yang digunakan untuk AC mencapai 60% dari total energi pada bangunan. (sumber : Fisika Bangunan 2)

Perencanaan untuk rumah susun dan pasar ini tidak menggunakan AC tetapi menggunakan pencahayaan alami dan cross ventilation agar bangunan menjadi hemat energi.

95 IV.3.9.3 Analisa Bahan Material Bangunan

Analisa bahan material bangunan meliputi penggunaan material dinding, penutup exterior, atap, kusen, plafon dan penutup lantai. Pemilihan material berdasarkan keunggulan, ketahanan dan juga memperhatikan kandungan energi di dalamnya sehingga penggunan material mendukung penghematan energi di dalam bangunan.

1. M aterial dinding Jenis

M aterial

Kelebihan Kekurangan Kandungan Energi Batu bata bakar • Menyerap panas • Penyaluran panas rendah • Mudah didapat • Mudah tumbuh janur dan lumut pada kelembaban tinggi 1,2 Batako • Penghantar panas kecil • Tahan api • Mudah didapat • Tembus air • Tidak tahan gempa Baja • Pemantulan tinggi dan mengurangi penyaluaran panas • Penghantar panas kecil • Mahal dan sulit didapat • Mudah terjadi karat atau korosi 10

Tabel 29. Kelebihan dan kekurangan material dinding 2. M aterial penutup eksterior

Jenis M aterial

Kelebihan Kekurangan Kandungan Energi

Batu alam

• Tahan terhadap cuaca dan angin • Mudah didapat

• Cepat rusak karena

perusak

96 organik

Kaca • Mudah didapat • Kemampuan penghantaran panas kecil • Menyerap panas 6,0 Cladding GRC • Mudah dibentuk

• Mudah dipasang • Mahal • Mudah rusak oleh cuaca dan perusak organik

Tabel 30. Kelebihan dan kekurangan material penutup eksterior

3. M aterial atap Jenis

M aterial

Kelebihan Kekurangan Kandungan Energi

Genteng • Tahan cuaca • Mudah didapat • Mudah dipasang • Mudah pecah Dak beton • Tahan cuaca • Tahan api

• Praktis dan murah

• Berat dan mudah pecah • Menyerap panas 0,5 Semen asbes • Tidak berkarat

• Tahan api • Rawan gempa • Penghantar panas tinggi 2,2 Alumini um • Ringan • Mudah pemasangan • Tahan cuaca • Kuat terhadap gempa • Menyerap panas • Kedap udara 56

Tabel 31. Kelebihan dan kekurangan material atap

4. M aterial kusen Jenis

M aterial

Kelebihan Kekurangan Kandungan Energi

97 • Tahan terhadap angin • Kuat • Penghantar panas tinggi Alumuni um • Ringan • Mudah pemasangan • Tahan cuaca • Kuat terhadap gempa • Menyerap panas • Kedap udara 56

Tabel 32. Kelebihan dan kekurangan material kusen 5. M aterial Plafon

Jenis M aterial

Kelebihan Kekurangan Kandungan Energi

Gympsum board

• Isolasi suara baik • Mudah dipasang • Fleksibel

• Tahan lama

• Mudah tergores

M ultipleks • Mudah didapat • Murah • Ringan • Mudah dipasang • Rawan rayap • Mudah hancur dan terbakar

Tabel 33. Kelebihan dan kekurangan material plafon

6. M aterial penutup lantai Jenis

M aterial

Kelebihan Kekurangan Kandungan Energi

Keramik • Mudah dirawat • Tahan api • Anti gores

• Mudah pecah

M armer • Nilai estetika tinggi • Tahan api • Menyerap panas • Mahal dan berat • Perawatan khusus • Susah didapat (impor)

Parket • Tahan air

• Mudah dipasang • Dapat meredam

• Perawatan susah • Mahal

98 suara

• Menyerap panas • Tidak tahan api • Susah didapat

Tabel 34. Kelebihan dan kekurangan material penutup Lantai

NB. Angka kandungan energi diperoleh dari table Kandungan Energi Pada Bahan dari buku Green Architecture karya Robert dan Brenda Vale, 1991

Berdasarkan kandungan energi di dalam material bangunan, maka penggunaan material bangunan untuk bangunan hemat energi adalah pemilihan material yang tidak membutuhkan perawatan sehingga dapat mengefisiensi biaya.

Dokumen terkait