• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

C. Motivasi Responden

4.8. Analisa Regresi Linier Berganda

100,0 100,0 100,0 Total 27 36,0 48 64,0 75 100,0 2 Sikap a. Sedang b. Baik 5 22 25,0 40,0 15 33 75,0 60,0 20 55 100,0 100,0 Total 27 36,0 48 64,0 75 100,0 3 Motivasi a. Kurang b. Sedang c. Baik 0 21 6 0 42,9 54,5 15 28 5 100 57,1 45,5 15 49 11 100,0 100,0 100,0 Total 27 36,0 48 64,0 75 100,0

4.8. Analisa Regresi Linier Berganda

Analisa regresi linier berganda adalah salah satu pendekatan model matematis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh satu atau beberapa variabel independen terhadap sebuah variabel dependen yang bersifat numerik.

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa dari enam variabel yang diuji secara bersama dengan metode enter terdapat dua variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen yaitu variabel pengetahuan (X4) dengan nilai p=0,042 (p<0,05) dan variabel motivasi (X6) dengan nilai p=0,049 (p<0,05).

Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R Square), menunjukkan 0,211 artinya bahwa kedua variabel tersebut memberikan pengaruh sebesar 21,1% terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di RSU Dr. Pirngadi Medan, sedangkan 78,9% lagi dipengaruhi oleh faktor lain. Model regresi linier adalah: Y= 0,236 + 0,056 X1+ 0,145 X2 + 0,115 X3 + 0,197 X4 – 0,128 X5 + 0,229 X6

Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.14:

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Penelitian B Sig

Umur (X1) 0,056 0,794 Jenis Kelamin (X2) 0,145 0,298 Lama Kerja (X3) 0,115 0,588 Pengetahuan (X4) 0,197 0,042* Sikap (X5) -0,128 0,389* Motivasi (X6) 0,229 0,049* Constant 0,236 R Square 0,211 0,575 *)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis

Setiap perawat dalam melaksanakan tugas dapat dinilai dari kinerjanya. Kinerja perawat adalah penampilan hasil kerja dari perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan. Tenaga perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien, didokumentasikan dan disimpan pada rekam medis asuhan keperawatan (Depkes RI, 1997).

Adapun lembaran rekam medis yang harus diisi oleh perawat diantaranya adalah: (1) RM 13 yaitu Pengkajian Awal Keperawatan, berisi: identitas pasien seperti ruang rawat inap, nomor rekam medis, nama, agama, umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku bangsa, alamat, nama penanggung jawab, tanggal masuk, tanggal dan jam pengambilan data, diagnosa medis waktu masuk, keadaan fisik pasien, keadaan emosional pasien, catatan khusus tentang penyakit dan hasil pemeriksaan penunjang. (2) RM 14 yaitu Asuhan Keperawatan, berisi: nama pasien, nomor rekam medis, ruangan inap, tanggal pengkajian, tanggal keluar, nomor dan tanggal kegiatan pencatatan asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan, tujuan dan intervensi keperawatan. (3) RM 15 yaitu Catatan Keperawatan, berisi: nomor urut kegiatan, tanggal dan pukul kegiatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, nama serta paraf perawat.

Dari hasil penelitian diketahui tingkat kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis (meliputi: pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan pengembalian rekam medis pada bidang rekam medis) adalah 36% responden memiliki kinerja baik sedangkan 64% responden dengan kinerja kurang baik.

Dari hasil penelitian ditemukan beberapa alasan dan pendapat yang menyebabkan kinerja perawat menjadi kurang baik atau kurang sempurna yaitu: 81,3% perawat tidak mencantumkan nama pasien, nomor rekam medis, ruangan inap, tanggal pengkajian dan tanggal keluar pada lembaran asuhan keperawatan. Sebagian besar berpendapat hal ini disebabkan pengisian lembaran tersebut tidak efisien dan memakan waktu, karena pada lembaran awal status rekam medis sudah tercantum dengan jelas segala informasi tentang pasien menyangkut hal-hal tersebut.

Sebanyak 73,3% perawat tidak mencantumkan nomor urut kegiatan, tanggal, pukul, nama serta paraf perawat setiap kali mengisi lembaran catatan keperawatan, 81,3% perawat tidak mengisi catatan keperawatan setiap hari selama pasien mendapatkan perawatan. Ini terjadi karena mereka lebih mengutamakan melakukan pelayanan kepada pasien daripada pekerjaan pendokumentasian, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan dan informasi penting dalam pengisian rekam medis tersebut terlupakan dan rekam medis hanya diisi seadanya, padahal isi rekam medis tersebut dapat menggambarkan riwayat keadaan pasien dari waktu ke waktu, sebagai alat komunikasi antar perawat dalam pergantian shift jaga dan juga dapat dipakai

sebagai bukti biaya segala tindakan yang dilakukan kepada pasien, misalnya untuk tindakan infus, dari catatan harian ini dapat diketahui berapa botol cairan infus yang telah dipakai pasien setiap harinya.

Sebesar 68% perawat tidak menyelesaikan berkas rekam medis pasien sesegera mungkin setelah pasien selesai mendapatkan perawatan, dan 68% tidak mengembalikan berkas rekam medis tepat waktu pada bidang rekam medis. Banyak alasan yang dilontarkan untuk kedua pertanyaan tersebut. Sebagian menyatakan bahwa dokter yang merawat belum mengisi dengan lengkap lembaran berkas rekam medis, sehingga sulit untuk mengembalikan berkas tersebut dalam waktu yang tepat, kemudian adanya anggapan bahwa pengisian rekam medis tidak begitu penting, yang pasti mereka melakukan tugasnya yaitu merawat setiap pasien yang datang sampai sembuh, sehingga untuk mengisi rekam medis kebanyakan diisi bila mereka memiliki waktu luang saja.

Dalam hal pengembalian rekam medis, berkas rekam medis diambil langsung oleh petugas rekam medis ke tiap-tiap ruangan rawat inap. Perawat pengelola yaitu kepala ruangan adalah yang bertanggung jawab untuk mengontrol ketepatan waktu pengembalian rekam medis, tetapi ujung tombak ketepatan waktu pengembalian rekam medis tetap terletak pada perawat pelaksana yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis asuhan keperawatan.

Dari beberapa wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perhatian sebagian besar perawat tentang rekam medis masih kurang ini dibuktikan dengan kurangnya pengetahuan akan pentingnya rekam medis serta tidak adanya motivasi

yang tinggi dalam pengisian rekam medis yang menyebabkan mereka menjadi kurang tanggung jawab dalam melakukan pendokumentasian rekam medis.

Dari hasil penelitian Waruna (2003) tentang rekam medis di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan menunjukkan bahwa kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit tersebut sudah tergolong baik, dengan persentase pengisian oleh petugas registrasi adalah 100%, tenaga medis 78% dan tenaga paramedis 68,25%.

Sesuai dengan penelitian Muhammad (2003), bahwa kinerja perawat di RSU Dr. Zainal Abidin Banda Aceh dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu (meliputi: minat, sikap, kebutuhan), karakteristik pekerjaan (meliputi: tingkat penghargaan, tingkat otonomi, umpan balik, variasi tugas) dan karakteristik lingkungan kerja (meliputi: lingkungan kerja dan kegiatan organisasi).

5.2. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Perawat dalam

Dokumen terkait