• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Individu Dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat Dalam Kelengkapan Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Individu Dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat Dalam Kelengkapan Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Oleh

ADE IRA ZAHRIANY NASUTION

067013001/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA N

(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) dalam Program Studi Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ADE IRA ZAHRIANY NASUTION

067013001/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KINERJA PERAWAT

DALAM KELENGKAPAN REKAM MEDIS

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

Nama Mahasiswa : Ade Ira Zahriany Nasution

Nomor Pokok : 067013001

Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP) (dr. Fauzi, SKM) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 1 Juli 2009

=============================================================

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP

Anggota : 1. dr. Fauzi, SKM

2. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si

(5)

PERNYATAAN

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2009

(6)

ABSTRAK

Salah satu tugas perawat adalah mendokumentasikan rekam medis. Data yang diperoleh dari Bidang Perencanaan dan Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007, jumlah berkas rekam medis yang sudah kembali menurut waktu pengembaliannya, yaitu: 1-2 hari sebesar 11,81%, sedangkan tingkat persentase untuk kelengkapan isi berkas rekam medis sebesar 40,6% (dari 12392 berkas rekam medis, hanya sebesar 5035 yang terisi dengan lengkap).

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan. Populasi adalah semua perawat pelaksana yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan bertugas di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi. Sampel berjumlah 75 orang diambil secara Simple Random Sampling. Data dianalisis dengan uji regresi Linier berganda pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,042) dan motivasi (p=0,049) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis, sedangkan variabel umur (p=0,794), jenis kelamin (p=0,298), lama kerja (p=0,588) dan sikap (p=0,389) tidak berpengaruh.

Disarankan kepada pihak manajemen RS dan bidang rekam medis untuk rutin melakukan sosialisasi dan pelatihan pengisian rekam medis, dan kepada perawat pengelola agar rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan dalam hal pengisian dan pengembalian rekam medis.

(7)

ABSTRACT

One of the nurse’s duty is to documente the medical record. The data obtained from the planning and medical record unit, Dr. Pirngadi Hospital Medan in 2007 showed that the number of medical records which had been return according to their due date (1 to 2 days) was 11.81% and the level of percentage of completeness of the contents of the medical record file was 40.6% (from 12392 file of medical records, the level of completeness of the contents of the medical record file was 5035).

The purpose of this explanatory research is to analyze the influence of the individual (age, sex, length of service) and psychological (knowledge, attittude, motivation) characteristics of the nurses on their work performance in completing the medical record in the in-patient wards of Dr. Pirngadi Hospital Medan. The population of this study was all the nurses registered as civil servants who serve in the in-patient wards of Dr. Pirngadi Hospital Medan. 75 of them were selected through the simple random sampling technique to be the samples. The data obtained were analyzed through multiple linier regression test with the confidence level of 95%.

The result of this study shows that, knowledge (p=0,042) and motivation (p=0,049) have a significant influence to the performance of the nurses in completing medical record, while the other variables such as: age (p=0,794), sex (p=0,298), length of service (p=0,588) and attitude (p=0,389) do not.

It is suggested that the hospital’s management and medical record unit to socialize and provide a training on completing medical record routinely, and also for the nurse’s management to monitor and control on completing and returning the medical record routinely.

Keywords: Individual Characteristics; Psychological, Performance.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya penulis memiliki kesempatan dan dimampukan untuk

menyelesaikan tesis dengan judul Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis

Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan baik, tak lupa shalawat dan

salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita

ke jalan yang di-ridhoi Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp PD, Sp JP, selaku Ketua Komisi

Pembimbing atas waktu, segala bantuan, bimbingan dan pengarahan terhadap

kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Anggota Komisi Pembimbing atas waktu, segala

bantuan, bimbingan dan pengarahan terhadap kesempurnaan tesis ini.

6. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM selaku

Dosen Penguji Tesis atas segala waktu, saran dan bimbingan untuk kesempurnaan

tesis ini.

7. Para Dosen dan Staf di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

(9)

8. Bapak dr. Sjahrial. R. Anas, MHA, yang ketika dalam penyusunan tesis ini masih

menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

9. Ibu Suarni Asmuni, SST, M.Kes selaku Kepala Bidang Pengolahan Data dan

Rekam Medis dan Bapak Djalaluddin selaku Kepala Urusan Verifikasi Rawat

Inap RSU Dr. Pirngadi, atas segala pengertian serta izin yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini, serta teman-teman tersayang di Verifikasi

Rawat Inap atas segala dukungan dan bantuan selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan di PS-AKK konsentrasi ARS 2006 (specially Elvi,

Kak Ika, Kak Ipit, Kak Erika, Kak Kiki (almh), Kak Tati (almh), Om Sambas,

dan Ida atas bantuan dan semangatnya.

11. Penyemangat dalam hidupku, suami tercinta Muhadsyah, SE atas segala

kesetiaan, kesabaran, kasih sayang dan perhatian yang tak terhingga serta tak

henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat dan bantuan.

12. Mertua tersayang, Bapak AKBP (Purn) H. M. Yunan dan Ibu Hj. Zuraida, kakak,

abang dan adik-adik ipar serta keponakan-keponakan yang telah memberikan

makna terindah untuk sebuah keluarga baru.

13. Kakak (Hafni Cholida NST, SH) dan abang ipar, Adik (Iskandar Mulia NST,

Amd) serta sepupu-sepupuku tersayang atas segala bantuan, dukungan, perhatian

dan kasih sayang.

14. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta yang sangat berjasa dalam hidupku,

Mama (Hj. Hafifah Lubis) dan Papa (Drs. A. Cholid NST) atas kasih sayangnya

yang tak terhingga, nasehat, perhatian, kesabaran, dukungan dan bantuan yang tak

akan dapat dibalas sampai kapanpun. Semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan Mama dan Papa. Amin

Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya

dan bagi yang membacanya.

Medan, Juni 2009

(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ade Ira Zahriany Nasution

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/07 Oktober 1982

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Jumlah Saudara : 2 (anak ke 2 dari 3 bersaudara)

Alamat Rumah : Jl. Karsa No. 32 Medan

Riwayat Pendidikan :

 Tahun 1995 Lulus dari SD Yayasan Pendidikan

Harapan Medan

 Tahun 1998 Lulus dari SLTP Negeri 1 Medan

 Tahun 2001 Lulus dari SMU Negeri 1 Medan

 Tahun 2005 Lulus dari FKM USU

(11)
(12)

BAB 3. METODE PENELITIAN ..………. 31

3.1. Jenis Penelitian ……….. 31

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...….………... 31

3.2.1. Lokasi Penelitian …….……… 31

3.2.2. Waktu Penelitian …….……… 31

3.3. Populasi dan Sampel .……… 32

3.3.1. Populasi .………. 32

3.3.2. Sampel ...………. 32

3.4. Metode Pengumpulan Data ...……… 32

3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ………... 34

3.6. Metode Pengukuran …….….……… 35

3.7. Metode Analisis Data .……….. 36

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 40

4.2.1. Karakteristik Individu ... 40

4.2.2. Karakteristik Psikologis ... 41

4.3. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 49

4.4. Tabulasi Silang antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen... 51

4.4.1.Tabulasi Silang antara Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 51

4.4.2.Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikologis dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 52

4.5. Analisa Regresi Linier Berganda... 53

BAB 5. PEMBAHASAN ... 55

5.1. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 55

5.2. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 58

5.3. Pengaruh Karakteristik Psikologis terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 60

5.3.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 60

5.3.2. Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 61

(13)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

6.1. Kesimpulan ... 67

6.2. Saran ... 68

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen... 35

4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007 ..………... 38

4.2 Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 ………... 39

4.3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Badan

Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007.. 39

4.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 ... 40

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu (Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja) di Badan Pelayanan Kesehatan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan... 41

4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 43

4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 46

4.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 48

4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Psikologis (Pengetahuan, Sikap, Motivasi) di Badan Pelayanan Kesehatan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan... 49

4.10 Distribusi Frekuensi Responden tentang Kinerja Perawat dalam

(15)

4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Badan Pelayanan Kesehatan RSU

Dr. Pirngadi Kota Medan... 51

4.12 Tabulasi Silang antara Karakteristik Individu Responden dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU

Dr. Pirngadi Kota Medan... 52

4.13 Hubungan Karakteristik Psikologis Responden dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 53

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja... 30

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu

dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan ... 73

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

3. Hasil Output Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83

4. Master Data Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan ... 84

5. Hasil Pengolahan Data Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 88

6. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 108

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah

sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, berfungsi

sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian

(teknologi). Untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa, rumah sakit harus

senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan yang

dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas kerja. Salah satu indikator kinerja

rumah sakit dapat diketahui melalui kelengkapan pengisian rekam medis.

Rekam medis pasien merupakan himpunan data dan informasi tentang pasien

yang terkait dengan administrasi, proses-proses klinis medis dan penunjang medis,

manajemen mutu serta out come dari proses-proses itu, yang didokumentasikan dan

disimpan secara sistematis dan aman untuk dapat digunakan oleh pihak-pihak yang

berhak dan berkepentingan (Wijono, 2000).

Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi

seluruh informasi tentang pasien termasuk resume medis, keperawatan dan seluruh

hasil pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab.

Waktu maksimal masuk ke bagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2x24

(19)

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat tergantung dari

tersedianya data dan informasi yang akurat, terpercaya dan penyajian yang tepat

waktu. Upaya tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila faktor manusia sebagai

pemeran kunci dalam pengelolaan rekam medis dan informasi disiapkan secara

seksama dan lebih profesional (Gafur, 2003).

Adapun tenaga yang berhak mengisi rekam medis antara lain dokter umum,

dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat

pasien di rumah sakit, residens yang sedang melaksanakan praktek, tenaga paramedis

perawatan dan paramedis non perawatan (Depkes RI, 1997).

Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam

suatu organisasi. Soeprihanto dalam Muhammad (2003), memberi pengertian kinerja

sebagai prestasi kerja atau suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan megetahui

sejauhmana seorang perawat telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan.

Tenaga perawat, khususnya perawat pelaksana di rumah sakit adalah tenaga

kesehatan yang selama 24 jam harus berada disisi pasien, dengan salah satu uraian

tugasnya adalah melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan

yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat

dipercaya atau akurat (Depkes RI, 1994).

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan

standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan

(20)

proses keperawatan, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2007). Tenaga perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan kepada pasien, didokumentasikan dan disimpan pada rekam

medis asuhan keperawatan (Depkes RI, 1997).

Menurut Gibson, dkk (1997), terdapat 3 (tiga) kelompok variabel yang

mempengaruhi kinerja dan perilaku seseorang, yaitu variabel individu (meliputi:

kemampuan dan keterampilan, latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman,

umur, etnis, jenis kelamin), variabel organisasi (meliputi: sumber daya,

kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan variabel psikologis

(meliputi: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi).

Darma (2005) menambahkan, bahwa terdapat beberapa karakteristik individu

yang mempengaruhi kinerja, meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja,

penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, organisasi, penghargaan

dan imbalan).

Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit tipe B

pendidikan yang merupakan pusat pelayanan tingkat lanjutan (pusat rujukan) untuk

pelayanan di Kota Medan khususnya, dan bahkan dari kabupaten kota dan propinsi

dekat lainnya. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atau pemakai jasanya, salah

satu misi RSU Dr. Pirngadi adalah meningkatkan upaya pelayanan medik, non medik

dan perawatan secara profesional. Oleh karena itu perlu untuk meningkatkan kualitas

(21)

mungkin, terutama sumber daya manusia yang profesional (Pemerintah Kota Medan,

2002).

Data yang diperoleh dari Bidang Perencanaan dan Rekam Medis RSU Dr.

Pirngadi Medan pada tahun 2007, jumlah berkas rekam medis yang sudah kembali

menurut waktu pengembaliannya, yaitu: 1-2 hari sebesar 11,81%, sedangkan tingkat

persentase untuk kelengkapan isi berkas rekam medis sebesar 40,6% (dari 12392

berkas rekam medis, hanya sebesar 5035 yang terisi dengan lengkap).

Sistem pengisian rekam medis di RSU Dr. Pirngadi harus sesuai dengan

pedoman ataupun prosedur tetap (protap), yang diantaranya berisi tentang

kebijakan-kebijakan yang berlaku (baik untuk pasien maupun tenaga kesehatan), petunjuk atau

prosedur pengisian rekam medis serta unit-unit terkait yang berhubungan dengan

kelengkapan rekam medis tersebut. Adapun isi atau lembaran berkas rekam medis

yang disediakan RSU Dr. Pirngadi terdiri dari 20 lembaran, dengan perincian sebagai

berikut: (1) RM 1a: Lembar masuk dan keluar RS; (2) RM 1b: Diagnosa akhir dan

tanda tangan dokter; (3) RM 2: Lembar untuk penempelan surat; (4)RM 3: Status

spesifikasi; (5) RM 4: Lembar catatan harian dokter; (6) RM 5: Daftar masalah;

(7) RM 6: Lembat Instruksi Dokter dan Laporan Perawat/Bidan; (8) RM 7: Lembar

Daftar Kontrol Instimewa; (9) RM 8: Grafik Pengawasan Tanda Vital; (10)RM 9:

Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan Lab; (11) RM 9a: Lembar Penempelan Hasil

Pemeriksaan PK. PA; (12) RM 9b: Lembar Penempelan Laporan EKG; (13) RM 9c:

Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan Radiologis/USG; (14) RM 10: Lembar

(22)

dan Penolakan Tindakan Medis; (17) RM 13: Pengkajian Awal Keperawatan;

(18) RM 14: Asuhan Keperawatan; (19) RM 15: Catatan Keperawatan; (20) RM 16:

Resume Perawatan (RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2004).

Khusus untuk perawat, lembaran rekam medis yang harus diisi diantaranya

adalah: (1) RM 13: Pengkajian Awal Keperawatan; (2) RM 14: Asuhan Keperawatan;

(3) RM 15: Catatan Keperawatan; (4) RM 16: Resume Perawatan (RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan, 2004).

Sesuai dalam protap, seluruh item yang tercantum dalam lembaran rekam

medis harus diisi dengan lengkap dan pengembalian berkas rekam medis harus tepat

waktu. Prosedur pengembalian rekam medis pasien rawat inap pada bidang rekam

medis RSU Dr. Pirngadi dilakukan dengan cara petugas rekam medislah yang

mengambil berkas rekam medis setiap harinya ke seluruh ruang rawat inap. Untuk itu

dalam penelitian ini diasumsikan bahwa penyebab rendahnya kelengkapan pengisian

rekam medis disebabkan oleh kinerja tenaga kesehatan di RS, khususnya perawat.

Dari survey awal yang dilakukan, salah satu penyebab ketidaklengkapan

pengisian rekam medis dikarenakan para perawat lebih mengutamakan melakukan

perawatan terhadap pasien kemudian mendokumentasikan hasil kerjanya setelah

beberapa saat, bahkan tak jarang dijumpai ketika petugas rekam medis akan

mengambil status rekam medis dari ruang rawat inap, para perawat langsung mengisi

dan melengkapi kekurangan berkas tersebut, hal inilah yang membuat para perawat

(23)

dikembalikan pada bidang rekam medis dalam keadaan tidak sempurna, tidak lengkap

atau diisi hanya seadanya.

Dari hasil penelitian Lumbantobing (2004), diketahui bahwa keseluruhan

karakteristik (individu, organisasi dan psikologis) secara bersama-sama

mempengaruhi kinerja bidan di desa dalam pencatatan pelaporan program KIA

di Kabupaten Aceh Timur tahun 2004. Megawati (2005) menambahkan, bahwa

terdapat pengaruh yang bermakna antara jenis kelamin dan pendidikan terhadap

kinerja perawat di RSU Dr. Pirngadi Medan.

Menurut Nugroho (1994), pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan tentang

rekam medis akan mempengaruhi pendayagunaan dan informasi yang terhimpun

dalam rekam medis untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan

kesehatan. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian Hutagalung (2005),

yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan

rekam medis di RS Santa Elisabeth tahun 2005.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti pengaruh karakteristik

individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap,

motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di Ruang Rawat

Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permusan masalah dalam penelitian

(24)

kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam

kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2008”.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin,

lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat

dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2008.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh karakteristik individu (meliputi: umur, jenis kelamin, lama

kerja) dan psikologis (meliputi: pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja

perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi

Medan tahun 2008.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Untuk kepentingan pengembangan ilmu Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan, khususnya Administrasi Rumah Sakit.

2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pihak RSU Dr. Pirngadi Medan

untuk meningkatkan kinerja perawat, khususnya dalam pengisian rekam

(25)

3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin meneliti kinerja

(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah organisasi unik karena merupakan paduan antara

organisasi padat teknologi, padat karya dan padat modal sehingga pengelolaan rumah

sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri yang mengedepankan dua hal sekaligus, yaitu

teknologi dan perilaku manusia di dalam organisasi (Subanegara, 2005).

American Hospital Association di tahun 1987 menyatakan bahwa rumah sakit

adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada

pasien (diagnostik dan terapeutik) untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan,

baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi

dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya

dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesak-desakan dan terjamin

sanitasinya bagi kesembuhan pasien (Aditama, 2003).

Massie dalam Aditama (2003) mengemukakan tiga ciri khas rumah sakit yang

membedakannya dengan industri lainnya, yaitu:

1. Kenyataan bahwa bahan baku dari industri jasa kesehatan adalah manusia. Dalam

industri rumah sakit, seyogyanya tujuan utamanya adalah melayani kebutuhan

manusia, bukan semata-mata menghasilkan produk degan proses dan biaya yang

seefisien mungkin. Unsur manusia perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab

(27)

manajemen, khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan

manusia.

2. Kenyataan bahwa dalam industri rumah sakit yang disebut sebagai pelanggan

(customer) tidak selalu mereka yang menerima pelayanan. Pasien adalah mereka

yang diobati di rumah sakit. Akan tetapi, kadang-kadang bukan mereka sendiri

yang menentukan di rumah sakit mana mereka harus dirawat. Bagi karyawan

ditentukan oleh kebijaksanaan kantornya. Jadi jelaslah mereka yang diobati

di suatu rumah sakit belum tentu kemauan pasien. Selain itu, jenis tindakan medis

yang akan dilakukan dan pengobatan yang diberikan juga tidak tergantung pada

pasiennya, tetapi tergantung dari dokter yang merawatnya. Ini tentu amat berbeda

dengan bisnis restoran di mana si pelangganlah yang menentukan menunya yang

akan dibeli.

3. Kenyataan menunjukkan bahwa pentingnya profesional tenaga kesehatan

termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiographer, ahli gizi dan

lain-lain. Para profesional ini sangat banyak sekali jumlahnya di rumah sakit. Hal

yang perlu mendapat perhatian adalah kenyataan bahwa para profesional

cenderung sangat otonom dan berdiri sendiri. Tidak jarang misi kerjanya tidak

sejalan dengan misi kerja manajemen organisasi secara keseluruhan tetapi bekerja

dengan standar profesi yang dianutnya. Akibatnya ada kesan bahwa fungsi

(28)

2.2. Rekam Medis

2.2.1. Pengertian

Menurut Permenkes No. 749a Tahun 1989, rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien (yang dipergunakan serta

tersedia) pada suatu sarana pelayanan kesehatan (Azwar, 2003). Brotowasisto (2003)

menambahkan, rekam medis adalah catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan serta tindakan dan pelayanan lain kepada pasien selama

mendapatkan perawatan di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat nginap.

Suatu rekam medis yang baik memungkinkan rumah sakit untuk mengadakan

rekonstruksi yang baik mengenai pemberian pelayanan kepada pasien serta memberi

gambaran untuk dinilai apakah perawatan dan pengobatan yang diberikan dapat

diterima atau tidak dalam situasi dan keadaan demikian. Rekam medis harus diisi

segera dan secara langsung pada saat dilakukan tindakan dan pada pemberian

instruksi oleh dokter, atau oleh perawat pada saat dilakukan observasi telah timbul

suatu gejala atau suatu perubahan, dan sewaktu melakukan tindakan (Guwandi,

2005).

2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Brotowasisto, 2003), sedangkan

(29)

1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga

medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut

dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang

harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut

masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka

usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan

keadilan.

4. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung

data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut

data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan

(30)

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan

pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat

dipergunakan sebahai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai

bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit (Depkes RI, 1997).

2.2.3. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

Adapun tenaga yang berhak membuat rekam medis adalah:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang

melayani pasien di rumah sakit.

2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.

3. Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

4. Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan yang langsung

terlibat di dalam, antara lain: perawat, perawat gigi, bidan, tenaga

laboratorium klinik, gizi, anestesi, penata roentgen, rehabilitasi medis dan lain

sebagainya.

5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran yang

berupa tindakan/konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medis adalah

(31)

2.2.4. Isi Rekam Medis Rumah Sakit

Rekam medis rumah sakit dipergunakan untuk mencatat data-data dari pasien

rawat jalan dan rawat inap. Untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat,

rekam medis memuat informasi pasien, antara lain:

a. Identitas pasien.

b. Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang

mungkin diturunkan/kontak.

c. Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya.

d. Diagnosis kerja/diferensial diagnosis.

e. Pengobatan/tindakan; sedang untuk pasien rawat inap, rekam medis memuat

informasi pasien, antara lain:

1) Identitas pasien.

2) Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang

mungkin diturunkan/kontak.

3) Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya.

4) Diagnosis awal/diferensial diagnosis/diagnosis akhir.

5) Persetujuan pengobatan/tindakan.

6) Catatan konsultasi.

7) Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain.

(32)

9) Resume akhir dan evaluasi pengobatan (Depkes RI, 1997).

2.2.5. Catatan Perawat/Bidan

Catatan perawat/bidan digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat

pengamatan mereka terhadap pasien dan pertolongan perawatan yang telah mereka

berikan kepada pasien. Catatan ini memberikan gambaran kronologis pertolongan,

perawatan, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan tersebut.

Catatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, antara perawat

dengan dokter.

Ada empat kegunaan catatan perawat/bidan:

1. Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Ini adalah catatan

hal-hal yang penting oleh perawat, yang memberikan gambaran perspektif yang jelas

tentang perkembangan seorang pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Rencana

pengobatan seorang pasien ditentukan oleh informasi yang dicatat pada lembaran

ini dengan bantuan catatan perawat yang ditulis secara seksama. Seorang dokter

dapat mengikuti perkembangan pasiennya meskipun ia mengunjungi pasien hanya

sekali dalam satu hari.

2. Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya kekeliruan. Tanpa

adanya catatan tersebut, gambaran pasien dari waktu ke waktu kepada petugas

yang harus merawat pasien tersebut harus dijelaskan sendiri-sendiri. Hal ini tidak

saja makan waktu, tetapi juga memungkinkan banyak kesalahan dalam pemberian

(33)

3. Sebagai bukti pelaksanaan pekerja. Sangat perlu sekali setiap perawat mencatat

apa-apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan perintah dokter, sehingga

dokter dapat melihat hasilnya dan menentukan tindakan pengobatan selanjutnya.

Untuk pembuktian secara hukum, catatan perawat/bidan berguna sekali sebagai

bukti pertolongan yang diberikan maupun bukti reaksi pasien terhadap

pertolongan tersebut.

4. Sebagai salah satu kelengkapan berkas rekam medis.

Catatan perawat/bidan dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan dan

meliputi:

a. Tanggal dan jam.

b. Catatan-catatan tentang keadaan pasien, gejala-gejala yang tampak.

c. Pengobatan yang dilakukan.

Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan perawat harus memuat

observasi harian seorang pasien (Depkes RI, 1997).

2.3. Kinerja

2.3.1. Pengertian Kinerja

Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam

suatu organisasi. Sedangkan, menurut Prawirosentono (1999), kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

(34)

rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

2.3.2. Kinerja Perawat

Perawat adalah profesi yang terbanyak jumlahnya di rumah sakit. Dengan

jumlah besar inilah kekuatan kelompok dibentuk. Banyak bermunculan pendapat

kelompok perawat adalah profesi tersendiri dan bukan bawahan dokter, perawat

adalah profesi yang setara dengan dokter, dibutuhkan pengakuan yang tepat bahwa

memang demikian adanya, namun tidak sedikit bahwa profesi ini secara tidak

disadari seperti tunduk terhadap apapun yang diperintahkan dokter. Ada beberapa

teori yang mengatakan bahwa pasien datang ke rumah sakit sebenarnya mencari

perawat bukan mencari yang lain. Namun secara tidak sadar kita lihat sehari-hari

bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk mencari dokter, keduanya benar namun

keduanya kurang lengkap, secara tepat bahwa sebenarnya pasien datang ke rumah

sakit ingin mendapatkan pelayanan dokter, perawat dan pelayanan lainnya termasuk

pelayanan administrasi (Subanegara, 2005).

Menurut Nursalam (2007), dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan

kepada klien, digunakan standar praktik keperawatan yang telah dijabarkan oleh

PPNI yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yaitu:

1. Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,

(35)

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan

fisik serta pemeriksaan penunjang.

b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis, dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: status kesehatan

klien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status

biologis-psikologis-sosial-spiritual, respons terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan

yang optimal dan risiko-risiko tinggi masalah.

d. Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap, akurat, relevan dan baru.

2. Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan,

kriteria proses:

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah

klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah, penyebab, dan tanda atau gejala,

atau terdiri atas masalah dan penyebab.

c. Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosis keperawatan.

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.

3. Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan

(36)

a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana

tindakan keperawatan.

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

d. Mendokumentasi rencana keperawatan.

4. Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana

asuhan keperawatan, kriteria proses:

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

b. Kolaborasi dengan tim kesehatan.

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.

d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang

digunakan.

e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan

respons klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam

pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan, kriteria proses:

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,

(37)

b. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan

ke arah pencapaian tujuan.

c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.

d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan modifikasi perencanaan.

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Bernardin dkk (1998), terdapat enam aspek yang dapat dinilai

sebagai kriteria kinerja, yaitu: mutu pekerjaan, kualitas pekerjaan, batas waktu,

efektivitas biaya, inisiatif dan dampak sosial. Sedangkan, menurut As’ad (1995),

Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah:

1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai

seperti minat, inteligensi, pendidikan, sikap terhadap kerja, bakat dan

keterampilan.

2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antara

tenaga kerja dengan atasan maupun sesama pegawai.

Gibson (1997), menyatakan bahwa terdapat tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu:

a. Variabel individu, yang terdiri dari sub variabel kemampuan dan keterampilan,

fisik maupun mental, latar belakang keluarga, pengalaman, tingkat sosial dan

(38)

b. Variabel organisasi, terdiri sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur dan disain pekerjaan.

c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan

motivasi.

2.3.4. Strategi untuk Meningkatkan Kinerja

Menurut Schuller, dkk (1999), ada beberapa strategi untuk meningkatkan

kinerja karyawan di Mrs. Fields Incorporated, sebuah perusahaan penjualan kue,

yaitu:

1. Dorongan Positif (Positive Reinforcement)

Dorongan positif melibatkan penggunaan penghargaan positif untuk

meningkatkan terjadinya kinerja yang diinginkan. Dorongan ini didasarkan pada

dua prinsip fundamental: (1) orang berkinerja sesuai dengan cara yang mereka

pandang paling menguntungkan bagi mereka, dan (2) dengan memberikan

penghargaan yang semestinya, orang dimungkinkan memperbaiki kinerjanya.

Sistem dorongan positif dapat dirancang berdasarkan prinsip-prinsip teori

dorongan:

a. Lakukan audit kinerja

Audit kinerja mengkaji seberapa baik pekerjaan dilaksanakan.

b. Tetapkan standar dan tujuan kinerja

Standar adalah tingkat minimum kinerja yang diterima, tujuan adalah tingkat

(39)

harus dikaitkan langsung dengan pekerjaan. Tujuan dan standar harus dapat

diukur dan dapat dicapai.

c. Berikan umpan balik kepada karyawan mengenai kinerjanya

Standar kinerja tidak efektif tanpa ukuran dan umpan balik terus menerus.

Umpan balik harus netral dan bahan evaluatif bersifat menilai dan bila

mungkin harus disampaikan secara langsung kepada karyawan, bukan kepada

penyelia. Umpan balik langsung yang tepat memberi pengetahuan yang

dibutuhkan pekerja untuk dipelajari. Umpan balik memungkinkan pekerja

mengetahui apakah kinerja mereka meningkat, tetap sama atau bertambah

buruk.

d. Beri karyawan pujian atau imbalan lain yang berkaitan langsung dengan

kinerja

Jika penghargaan berupa pujian, maka harus dinyatakan dalam bentuk

kuantitatif dan spesifik. Salah satu penghargaan yang umum adalah uang.

Meskipun uang sangat efektif sebagai motivator, banyak organisasi sering

tidak mampu menggunakannya. Walaupun begitu, penghargaan lainnya sama

efektifnya. Mereka memasukkan pujian dan pengakuan berkaitan dengan

perilaku pekerjaan spesifik, peluang untuk memilih kegiatan, peluang untuk

mengukur perbaikan kerja secara pribadi dan peluang untuk mempengaruhi

mitra kerja dan manajemen. Penghargaan untuk kinerja tertentu harus

(40)

2. Program Disiplin Positif

Program ini memberi tanggung jawab perilaku karyawan di tangan karyawan

sendiri. Bagaimanapun, program ini memberitahu karyawan bahwa perusahaan

peduli dan akan tetap mempekerjakan karyawan selama ia berkomitmen untuk

bekerja dengan baik. Jika karyawan membuat komitmen tersebut, perusahaan

mempunyai karyawan yang baik. Jika karyawan memutuskan untuk keluar, ia

tidak punya alasan riil untuk menyalahkan perusahaan.

3. Program Bantuan Karyawan

Program bantuan karyawan menolong karyawan mengatasi masalah-masalah

kronis pribadi yang menghambat kinerja dan kehadiran mereka di tempat kerja.

4. Manajemen Pribadi

Manajemen pribadi (self management) adalah suatu pendekatan yang relatif baru

untuk mengatasi ketidaksesuaian kinerja. Manajemen pribadi mengajari orang

mengamati perilaku sendiri, membandingkan outputnya dengan tujuannya, dan

memberikan dorongan untuk menopang komitmen pada tujuan dan kinerja.

2.4. Karakteristik Individu dan Psikologis

2.4.1. Karakteristik Individu

1. Umur

Tingkat perkembangan manusia ditentukan berdasarkan umur. Pengkategorian

umur tersebut adalah sebagai berikut (Suryabrata, 1998):

(41)

2 s/d 5 tahun : balita

6 s/d 12 tahun : kanak-kanak akhir

13 s/d 17 tahun : remaja awal

17 s/d 18 tahun : remaja akhir

18 s/d 40 tahun : dewasa awal

40 s/d 60 thun : dewasa madya

> 60 tahun : usia lanjut

Menurut Gibson, dkk (1997), karyawan yang lebih tua mungkin dianggap

lebih cakap dan diberi status atau posisi oleh suatu kelompok kerja.

2. Jenis Kelamin

Sejak awal 1970-an, semakin banyak kaum wanita yang bergerak memasuki

karier organisasi. Sebagai hasil dari perkembangan ini, timbul pertanyaan berikut:

adakah perbedaan agresivitas, kecenderungan menempuh resiko, keikatan, dan etika

kerja antara pria dan wanita. Yang diperlukan adalah pengkajian ilmiah tentang pria,

wanita dan lain-lain yang melakukan pekerjaan manajerial dan bukan manajerial

dalam organisasi, untuk itu dibutuhkan data untuk mengkaji dan mengetahui

perbedaan gaya dan karakteristik apabila perbedaan itu memang ada (Gibson, dkk,

1997).

3. Lama Kerja

Menurut Gibson, dkk (1997), masa kerja seseorang akan menentukan prestasi

individu yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama

(42)

meningkat yang dibuktikan dengan tingginya tingkat penjualan dan akan berdampak

kepada kinerja dan keuntungan organisasi yang menjadi lebih baik, sehingga

memungkinkan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan.

2.4.2. Karakteristik Psikologis

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Winkel (1996), pengetahuan mencakup akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan

prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan,

digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal

kembali (recognition).

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yakni:

1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya (recall) dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secata benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

(43)

3. Aplikasi (aplication), diartikan sebagai kemampuan unutk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi (Notoadmodjo,

2003).

2. Sikap

Secara umum, sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk

berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu.

Sikap mengandung penilaian emosional atau afektif (senang, benci, sedih dan

sebagainya), di samping komponen kognitif (pengetahuan tentang objek tersebut)

serta aspek konotif (kecenderungan bertindak) (Notoadmodjo, 2003). Sikap seseorang

dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut,

(44)

Berbagai tingkatan dalam sikap menurut Notoadmodjo (2003):

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan objek.

2. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi dari sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Motivasi

Menurut kamus Bahasa Indonesia Modern, karangan Muhammad Ali, motif

diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar

pikiran dan pendapat; sesuatu yang menjadi pokok. Dari pengertian motif tersebut

dapat diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok, yang menjadi

dorongan bagi seseorang untuk bekerja (Arep dkk, 2003).

Secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah

kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh

(45)

diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar

dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan

pekerjaannya (Arep dkk, 2003).

Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan

membuat orang senang melakukannya. Orangpun akan merasa dihargai/diakui. Hal

ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi,

orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi

untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau

oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak

pengawasan, semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana

bekerja yang bagus di semua bagian (Arep dkk, 2003).

2.5. Landasan Teori

Rekam medis adalah rekaman catatan yang dibuat untuk setiap pasien pada

saat kunjungan pengobatan di suatu pelayanan kesehatan yang berisikan riwayat

penyakit, tindakan dan pengobatannya. Rekam medis harus diisi segera dan secara

langsung pada saat dilakukan tindakan dan pada pemberian instruksi oleh dokter, atau

oleh perawat pada saat dilakukan observasi telah timbul suatu gejala atau suatu

perubahan, dan sewaktu melakukan tindakan (Guwandi, 2005).

Kelengkapan dari rekam medis sangat tergantung kepada kinerja orang-orang

yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis, salah satu diantaranya adalah

(46)

dapat dinilai atau diukur sesuai dengan standar atau tata cara penilaian kinerja.

Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan yang

dimulai dari pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun

perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan sampai

evaluasi terhadap tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan pada

lembaran rekam medis pasien. Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis dapat

diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karakteristik perawat

(meliputi: umur, jenis kelamin, lama kerja) dan karakteristik psikologis (meliputi:

pengetahuan, sikap dan motivasi).

Menurut Gibson, dkk (1997), terdapat 3 (tiga) kelompok variabel yang

mempengaruhi kinerja dan perilaku seseorang, yaitu variabel individu (meliputi:

kemampuan dan keterampilan, latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman,

umur, etnis, jenis kelamin), variabel organisasi (meliputi: sumber daya,

kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan variabel psikologis

(meliputi: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi), seperti terlihat pada

(47)

Sumber: Gibson, dkk, 1997

(48)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory Research, yaitu

penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel

melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, dkk, 1995).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan, yang merupakan Rumah

Sakit Umum milik Pemerintah Kota Medan, dengan alasan RSU Dr. Pirngadi

merupakan pusat pelayanan tingkat lanjutan (pusat rujukan) di Kota Medan

khususnya, dan bahkan dari kabupaten kota dan provinsi dekat lainnya serta berupaya

untuk meningkatkan kualitas pelayanan, salah satunya melalui peningkatan mutu

rekam medis.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2008 sampai Januari 2009, dengan

perincian survei pendahuluan dilakukan pada bulan April 2008 dan pengumpulan data

(49)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah semua perawat pelaksana yang tercatat sebagai Pegawai

Negeri Sipil dan bertugas di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi yang berjumlah 500

orang per Desember 2007.

3.3.2. Sampel

Menurut Arikunto (2002), apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,

jika jumlah populasi besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih, tergantung setidak-tidaknya kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,

tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan serta besar kecilnya resiko yang

ditanggung peneliti. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, penulis mengambil

sampel penelitian sebesar 15% dari jumlah populasi, yaitu 15% x 500= 75 orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan metode Simple Random

Sampling, yaitu mengambil sampel menggunakan metode acak dengan cara undian

sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Untuk variabel independen, data primer diperoleh melalui wawancara

(50)

sedangkan untuk variabel dependen diperoleh melalui observasi dengan

menggunakan daftar isian (check list).

b. Data Sekunder

Data sekunder diambil dari bidang atau unit yang ada hubungannya dengan

objek penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan, yaitu Bidang Rekam Medis berupa

data persentase kelengkapan isi rekam medis dan Bidang Keperawatan berupa

data jumlah perawat.

3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Validitas suatu

pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total

Statistik. Menilai dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir

pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Nilai

r tabel = 0,423.

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan

yang merupakan dimensi suatu variabel dan dibentuk kuesioner. Reliabilitas suatu

konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha > dari 0,60.

Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner menggunakan responden

sebanyak 30 orang perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi. Hasil

analisis menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih

(51)

lebih besar dari 0,60 memenuhi syarat reliabilitas (Hasil output dapat dilihat pada

lampiran).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

1. Umur adalah usia responden pada saat penelitian ini dilaksanakan dan diukur

dalam satuan tahun.

2. Jenis Kelamin adalah jenis kelamin responden yang membedakan antara laki-laki

dan perempuan yang dilihat secara fisik.

3. Lama Kerja adalah masa kerja responden yang dimulai sejak pengangkatan

menjadi PNS sampai dengan dilakukan penelitian ini.

4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh perawat dalam rekam

medis meliputi: pengertian, tujuan, kegunaan, petugas yang berhak mengisi rekam

medis, isi dan manfaat rekam medis serta waktu pengembalian rekam medis.

5. Sikap adalah reaksi atau respons perawat berupa tanggapan dalam rekam medis,

meliputi: pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan

pengembalian rekam medis pada bidang rekam medis.

6. Motivasi adalah dorongan atau semangat untuk bekerja dengan sebaik-baiknya

dalam melaksanakan tugas melakukan pengisian rekam medis.

7. Kinerja Perawat dalam kelengkapan rekam medis adalah tindakan atau tingkat

pencapaian perawat dalam pelaksanaan rekam medis, meliputi: pengisian

(52)

implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan pengembalian rekam medis

pada bidang rekam medis.

3.6. Metode Pengukuran

1. Variabel umur dan lama kerja menggunakan skala ordinal.

2. Variabel jenis kelamin menggunakan skala nominal.

3. Variabel pengetahuan terdiri dari 14 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.

4. Variabel sikap terdiri dari 10 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.

5. Variabel motivasi terdiri dari 6 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.

6. Variabel kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis terdiri dari 10

pertanyaan, menggunakan skala ordinal.

Pengukuran variabel independen dan varibel dependen untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen

Variabel Kategori

Jenis Kelamin (X2) 1. Laki-Laki

(53)

Lanjutan Tabel 3.1.

Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier

berganda dengan pertimbangan teknik analisa ini dapat memberikan jawaban

mengenai besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada

taraf kepercayaan 95%.

Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik

(54)

1. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang

akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam

penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji yang digunakan

adalah uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Kolmogorov Smirnov = 3,567 dengan

probabilitas = 0,000 (Asymp.Sig.(2-tailed)). Persyaratan data disebut normal jika

probabilitas atau p > 0,05 pada uji Kolmogorov Smirnov. Oleh karena nilai p =

3,567 atau p > 0,05, maka diketahui bahwa data variabel normal.

2. Heterokedastisitas dapat diartikan sebagai ketidaksamaan variasi variabel pada

pengamatan, dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan ynag

sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga

kesalahan tersebut tidak random (acak). Interpretasi: suatu regresi dikatakan

terdeteksi heterokedastisitasnya apabila diagram pancar residual membentuk pola

tertentu. Tampak pada lampiran diagram pancar residual tidak membentuk satu

pola tertentu. Kesimpulannya, regresi linier pada penelitian ini bebas dari kasus

heterokedastisitas dan memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang

heterokedastisitasnya.

3. Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu

model. Interpretasi: hasil uji melalui variance inflation factor (VIF) pada

masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier dalam penelitian

(55)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan pada

tanggal 11 Agustus 1928 beralamat di jalan Prof. H. M. Yamin, SH No. 47 Medan

yang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Medan sejak 27 Desember

2001 dengan kualifikasi Kelas B Pendidikan dan kemudian berubah status menjadi

Rumah Sakit Swadana pada 11 Februari 1998.

Beberapa Indikator Pelayanan atau performance pada Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007

No Keterangan Jumlah Angka Ideal/Thn

1 Jumlah Tempat Tidur 677

2 Rata-Rata Pasien Masuk/Hari 87 3 Rata-Rata Pasien Dirawat/Hari 522

4 BOR 78,69 60-85%

5 BTO 46,61 40-50x/thn

6 TOI 1,67 1-3 hari

7 Av LOS 6,16 3-9 hari

8 GDR 81,48 45 0/00

9 NDR 54,77 25 0/00

10 Rata-Rata Kunjungan Instalasi/Hari 1324 11 Rata-Rata Kunjungan Poliklinik/Hari 976 12 Rata-Rata Kunjungan/Hari 1324

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

Susunan Kepegawaian di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota

(56)

Jenis ketenagaan berdasarkan fungsional yang terbesar di Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah paramedis keperawatan

sebanyak 582 orang atau 34,24% (Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007

No Jenis Fungsional Jumlah Persentase

1

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

Jenis ketenagaan berdasarkan pendidikan yang terbesar di Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah SLTA ke bawah

sebanyak 643 orang atau 51,81% (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007

No Jenis Pendidikan Jumlah Persentase

1

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

Jenis ketenagaan berdasarkan golongan yang terbesar di Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah golongan III sebanyak

(57)

Tabel 4.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007

No Jenis Golongan Jumlah Persentase

1

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

4.5. Deskripsi Variabel Penelitian

Berdasarkan tujuan dan kerangka konsep penelitian, variabel independen

dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: (1) Karakteristik Individu yang

meliputi umur, jenis kelamin, lama kerja dan (2) Karakteristik Psikologis yaitu

pengetahuan, sikap dan motivasi. Sedangkan variabel dependen yaitu kinerja perawat

dalam kelengkapan rekam medis.

4.5.1. Karakteristik Individu

Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kelompok umur terdapat 56%

responden berusia ≥ 39 tahun dan 44% usia < 39 tahun, 80% responden dengan jenis

kelamin perempuan dan 20% berjenis kelamin laki-laki, dengan lama kerja 52%

(58)

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu (Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja) di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

No Karakteristik Individu Frekuensi %

A. Umur (Tahun)

Berdasarkan indikator pengetahuan, 98,7% menyatakan rekam medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien pada suatu

sarana pelayanan kesehatan, 50,7% menyatakan tujuan rekam medis untuk

menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan.

Sebanyak 70,7% menyatakan kegunaan rekam medis dapat dilihat dari

beberapa aspek yaitu administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan,

dokumentasi, 78,7% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek administrasi

Gambar

Gambar 2.1. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen
Tabel 4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007
Tabel 4.2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan          Kesehatan RSU Dr
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres pada perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 berkaitan antara faktor individu (umur, jenis

Hubungan Karakteristik meliputi Umur, Jenis kelamin, Pendidikan dan Masa Kerja Perawat Pelaksana dengan Kinerja Perawat di ruang rawat inap RSUD Dr..

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik inovasi (keuntungan relatif, keserasian,

Sedangkan yang tidak ada hubungan adalah lama kerja dokter, jenis kelamin dokter, umur dokter dan jenis keahlian dokter dengan kelengkapan pengisian data rekam medis pada lembar

Distribusi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan dan tempat tinggal),

Mendeskripsikan karakteristik dokter yang meliputi umur, jenis kelamin dan

Jenis penelitian ini merupakan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor provider dan karakteristik konsumen terhadap kepuasan peserta JKN di

Diah (2012) melaporkan bahwa ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis tertinggi pada informasi ; umur dan jenis kelamin 47%, diagnosis penyakit 22%. Penyebabnya