PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS
TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN
REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
T E S I S
Oleh
ADE IRA ZAHRIANY NASUTION
067013001/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
SE K
O L A
H
P A
S C
A S A R JA N
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS
TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN
REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) dalam Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ADE IRA ZAHRIANY NASUTION
067013001/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KINERJA PERAWAT
DALAM KELENGKAPAN REKAM MEDIS
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
Nama Mahasiswa : Ade Ira Zahriany Nasution
Nomor Pokok : 067013001
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP) (dr. Fauzi, SKM) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Telah diuji pada
Tanggal : 1 Juli 2009
=============================================================
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP
Anggota : 1. dr. Fauzi, SKM
2. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si
PERNYATAAN
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS
TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN
REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2009
ABSTRAK
Salah satu tugas perawat adalah mendokumentasikan rekam medis. Data yang diperoleh dari Bidang Perencanaan dan Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007, jumlah berkas rekam medis yang sudah kembali menurut waktu pengembaliannya, yaitu: 1-2 hari sebesar 11,81%, sedangkan tingkat persentase untuk kelengkapan isi berkas rekam medis sebesar 40,6% (dari 12392 berkas rekam medis, hanya sebesar 5035 yang terisi dengan lengkap).
Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan. Populasi adalah semua perawat pelaksana yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan bertugas di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi. Sampel berjumlah 75 orang diambil secara Simple Random Sampling. Data dianalisis dengan uji regresi Linier berganda pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,042) dan motivasi (p=0,049) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis, sedangkan variabel umur (p=0,794), jenis kelamin (p=0,298), lama kerja (p=0,588) dan sikap (p=0,389) tidak berpengaruh.
Disarankan kepada pihak manajemen RS dan bidang rekam medis untuk rutin melakukan sosialisasi dan pelatihan pengisian rekam medis, dan kepada perawat pengelola agar rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan dalam hal pengisian dan pengembalian rekam medis.
ABSTRACT
One of the nurse’s duty is to documente the medical record. The data obtained from the planning and medical record unit, Dr. Pirngadi Hospital Medan in 2007 showed that the number of medical records which had been return according to their due date (1 to 2 days) was 11.81% and the level of percentage of completeness of the contents of the medical record file was 40.6% (from 12392 file of medical records, the level of completeness of the contents of the medical record file was 5035).
The purpose of this explanatory research is to analyze the influence of the individual (age, sex, length of service) and psychological (knowledge, attittude, motivation) characteristics of the nurses on their work performance in completing the medical record in the in-patient wards of Dr. Pirngadi Hospital Medan. The population of this study was all the nurses registered as civil servants who serve in the in-patient wards of Dr. Pirngadi Hospital Medan. 75 of them were selected through the simple random sampling technique to be the samples. The data obtained were analyzed through multiple linier regression test with the confidence level of 95%.
The result of this study shows that, knowledge (p=0,042) and motivation (p=0,049) have a significant influence to the performance of the nurses in completing medical record, while the other variables such as: age (p=0,794), sex (p=0,298), length of service (p=0,588) and attitude (p=0,389) do not.
It is suggested that the hospital’s management and medical record unit to socialize and provide a training on completing medical record routinely, and also for the nurse’s management to monitor and control on completing and returning the medical record routinely.
Keywords: Individual Characteristics; Psychological, Performance.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis memiliki kesempatan dan dimampukan untuk
menyelesaikan tesis dengan judul Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis
Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan baik, tak lupa shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita
ke jalan yang di-ridhoi Allah SWT.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp PD, Sp JP, selaku Ketua Komisi
Pembimbing atas waktu, segala bantuan, bimbingan dan pengarahan terhadap
kesempurnaan tesis ini.
5. Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Anggota Komisi Pembimbing atas waktu, segala
bantuan, bimbingan dan pengarahan terhadap kesempurnaan tesis ini.
6. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM selaku
Dosen Penguji Tesis atas segala waktu, saran dan bimbingan untuk kesempurnaan
tesis ini.
7. Para Dosen dan Staf di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
8. Bapak dr. Sjahrial. R. Anas, MHA, yang ketika dalam penyusunan tesis ini masih
menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
9. Ibu Suarni Asmuni, SST, M.Kes selaku Kepala Bidang Pengolahan Data dan
Rekam Medis dan Bapak Djalaluddin selaku Kepala Urusan Verifikasi Rawat
Inap RSU Dr. Pirngadi, atas segala pengertian serta izin yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini, serta teman-teman tersayang di Verifikasi
Rawat Inap atas segala dukungan dan bantuan selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan di PS-AKK konsentrasi ARS 2006 (specially Elvi,
Kak Ika, Kak Ipit, Kak Erika, Kak Kiki (almh), Kak Tati (almh), Om Sambas,
dan Ida atas bantuan dan semangatnya.
11. Penyemangat dalam hidupku, suami tercinta Muhadsyah, SE atas segala
kesetiaan, kesabaran, kasih sayang dan perhatian yang tak terhingga serta tak
henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat dan bantuan.
12. Mertua tersayang, Bapak AKBP (Purn) H. M. Yunan dan Ibu Hj. Zuraida, kakak,
abang dan adik-adik ipar serta keponakan-keponakan yang telah memberikan
makna terindah untuk sebuah keluarga baru.
13. Kakak (Hafni Cholida NST, SH) dan abang ipar, Adik (Iskandar Mulia NST,
Amd) serta sepupu-sepupuku tersayang atas segala bantuan, dukungan, perhatian
dan kasih sayang.
14. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta yang sangat berjasa dalam hidupku,
Mama (Hj. Hafifah Lubis) dan Papa (Drs. A. Cholid NST) atas kasih sayangnya
yang tak terhingga, nasehat, perhatian, kesabaran, dukungan dan bantuan yang tak
akan dapat dibalas sampai kapanpun. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan Mama dan Papa. Amin
Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya
dan bagi yang membacanya.
Medan, Juni 2009
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ade Ira Zahriany Nasution
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/07 Oktober 1982
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Saudara : 2 (anak ke 2 dari 3 bersaudara)
Alamat Rumah : Jl. Karsa No. 32 Medan
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1995 Lulus dari SD Yayasan Pendidikan
Harapan Medan
Tahun 1998 Lulus dari SLTP Negeri 1 Medan
Tahun 2001 Lulus dari SMU Negeri 1 Medan
Tahun 2005 Lulus dari FKM USU
BAB 3. METODE PENELITIAN ..………. 31
3.1. Jenis Penelitian ……….. 31
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...….………... 31
3.2.1. Lokasi Penelitian …….……… 31
3.2.2. Waktu Penelitian …….……… 31
3.3. Populasi dan Sampel .……… 32
3.3.1. Populasi .………. 32
3.3.2. Sampel ...………. 32
3.4. Metode Pengumpulan Data ...……… 32
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ………... 34
3.6. Metode Pengukuran …….….……… 35
3.7. Metode Analisis Data .……….. 36
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 38
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 40
4.2.1. Karakteristik Individu ... 40
4.2.2. Karakteristik Psikologis ... 41
4.3. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 49
4.4. Tabulasi Silang antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen... 51
4.4.1.Tabulasi Silang antara Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 51
4.4.2.Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikologis dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 52
4.5. Analisa Regresi Linier Berganda... 53
BAB 5. PEMBAHASAN ... 55
5.1. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 55
5.2. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 58
5.3. Pengaruh Karakteristik Psikologis terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 60
5.3.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 60
5.3.2. Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 61
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
6.1. Kesimpulan ... 67
6.2. Saran ... 68
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen... 35
4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007 ..………... 38
4.2 Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 ………... 39
4.3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Badan
Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007.. 39
4.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 ... 40
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu (Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja) di Badan Pelayanan Kesehatan
RSU Dr. Pirngadi Kota Medan... 41
4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan... 43
4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan... 46
4.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan... 48
4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Psikologis (Pengetahuan, Sikap, Motivasi) di Badan Pelayanan Kesehatan
RSU Dr. Pirngadi Kota Medan... 49
4.10 Distribusi Frekuensi Responden tentang Kinerja Perawat dalam
4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Badan Pelayanan Kesehatan RSU
Dr. Pirngadi Kota Medan... 51
4.12 Tabulasi Silang antara Karakteristik Individu Responden dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU
Dr. Pirngadi Kota Medan... 52
4.13 Hubungan Karakteristik Psikologis Responden dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan... 53
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja... 30
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu
dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan ... 73
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77
3. Hasil Output Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83
4. Master Data Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan ... 84
5. Hasil Pengolahan Data Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 88
6. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 108
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah
sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, berfungsi
sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian
(teknologi). Untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa, rumah sakit harus
senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan yang
dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas kerja. Salah satu indikator kinerja
rumah sakit dapat diketahui melalui kelengkapan pengisian rekam medis.
Rekam medis pasien merupakan himpunan data dan informasi tentang pasien
yang terkait dengan administrasi, proses-proses klinis medis dan penunjang medis,
manajemen mutu serta out come dari proses-proses itu, yang didokumentasikan dan
disimpan secara sistematis dan aman untuk dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berhak dan berkepentingan (Wijono, 2000).
Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi
seluruh informasi tentang pasien termasuk resume medis, keperawatan dan seluruh
hasil pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab.
Waktu maksimal masuk ke bagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2x24
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat tergantung dari
tersedianya data dan informasi yang akurat, terpercaya dan penyajian yang tepat
waktu. Upaya tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila faktor manusia sebagai
pemeran kunci dalam pengelolaan rekam medis dan informasi disiapkan secara
seksama dan lebih profesional (Gafur, 2003).
Adapun tenaga yang berhak mengisi rekam medis antara lain dokter umum,
dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat
pasien di rumah sakit, residens yang sedang melaksanakan praktek, tenaga paramedis
perawatan dan paramedis non perawatan (Depkes RI, 1997).
Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam
suatu organisasi. Soeprihanto dalam Muhammad (2003), memberi pengertian kinerja
sebagai prestasi kerja atau suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan megetahui
sejauhmana seorang perawat telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan.
Tenaga perawat, khususnya perawat pelaksana di rumah sakit adalah tenaga
kesehatan yang selama 24 jam harus berada disisi pasien, dengan salah satu uraian
tugasnya adalah melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya atau akurat (Depkes RI, 1994).
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan
standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan
proses keperawatan, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2007). Tenaga perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kepada pasien, didokumentasikan dan disimpan pada rekam
medis asuhan keperawatan (Depkes RI, 1997).
Menurut Gibson, dkk (1997), terdapat 3 (tiga) kelompok variabel yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku seseorang, yaitu variabel individu (meliputi:
kemampuan dan keterampilan, latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman,
umur, etnis, jenis kelamin), variabel organisasi (meliputi: sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan variabel psikologis
(meliputi: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi).
Darma (2005) menambahkan, bahwa terdapat beberapa karakteristik individu
yang mempengaruhi kinerja, meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja,
penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, organisasi, penghargaan
dan imbalan).
Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit tipe B
pendidikan yang merupakan pusat pelayanan tingkat lanjutan (pusat rujukan) untuk
pelayanan di Kota Medan khususnya, dan bahkan dari kabupaten kota dan propinsi
dekat lainnya. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atau pemakai jasanya, salah
satu misi RSU Dr. Pirngadi adalah meningkatkan upaya pelayanan medik, non medik
dan perawatan secara profesional. Oleh karena itu perlu untuk meningkatkan kualitas
mungkin, terutama sumber daya manusia yang profesional (Pemerintah Kota Medan,
2002).
Data yang diperoleh dari Bidang Perencanaan dan Rekam Medis RSU Dr.
Pirngadi Medan pada tahun 2007, jumlah berkas rekam medis yang sudah kembali
menurut waktu pengembaliannya, yaitu: 1-2 hari sebesar 11,81%, sedangkan tingkat
persentase untuk kelengkapan isi berkas rekam medis sebesar 40,6% (dari 12392
berkas rekam medis, hanya sebesar 5035 yang terisi dengan lengkap).
Sistem pengisian rekam medis di RSU Dr. Pirngadi harus sesuai dengan
pedoman ataupun prosedur tetap (protap), yang diantaranya berisi tentang
kebijakan-kebijakan yang berlaku (baik untuk pasien maupun tenaga kesehatan), petunjuk atau
prosedur pengisian rekam medis serta unit-unit terkait yang berhubungan dengan
kelengkapan rekam medis tersebut. Adapun isi atau lembaran berkas rekam medis
yang disediakan RSU Dr. Pirngadi terdiri dari 20 lembaran, dengan perincian sebagai
berikut: (1) RM 1a: Lembar masuk dan keluar RS; (2) RM 1b: Diagnosa akhir dan
tanda tangan dokter; (3) RM 2: Lembar untuk penempelan surat; (4)RM 3: Status
spesifikasi; (5) RM 4: Lembar catatan harian dokter; (6) RM 5: Daftar masalah;
(7) RM 6: Lembat Instruksi Dokter dan Laporan Perawat/Bidan; (8) RM 7: Lembar
Daftar Kontrol Instimewa; (9) RM 8: Grafik Pengawasan Tanda Vital; (10)RM 9:
Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan Lab; (11) RM 9a: Lembar Penempelan Hasil
Pemeriksaan PK. PA; (12) RM 9b: Lembar Penempelan Laporan EKG; (13) RM 9c:
Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan Radiologis/USG; (14) RM 10: Lembar
dan Penolakan Tindakan Medis; (17) RM 13: Pengkajian Awal Keperawatan;
(18) RM 14: Asuhan Keperawatan; (19) RM 15: Catatan Keperawatan; (20) RM 16:
Resume Perawatan (RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2004).
Khusus untuk perawat, lembaran rekam medis yang harus diisi diantaranya
adalah: (1) RM 13: Pengkajian Awal Keperawatan; (2) RM 14: Asuhan Keperawatan;
(3) RM 15: Catatan Keperawatan; (4) RM 16: Resume Perawatan (RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2004).
Sesuai dalam protap, seluruh item yang tercantum dalam lembaran rekam
medis harus diisi dengan lengkap dan pengembalian berkas rekam medis harus tepat
waktu. Prosedur pengembalian rekam medis pasien rawat inap pada bidang rekam
medis RSU Dr. Pirngadi dilakukan dengan cara petugas rekam medislah yang
mengambil berkas rekam medis setiap harinya ke seluruh ruang rawat inap. Untuk itu
dalam penelitian ini diasumsikan bahwa penyebab rendahnya kelengkapan pengisian
rekam medis disebabkan oleh kinerja tenaga kesehatan di RS, khususnya perawat.
Dari survey awal yang dilakukan, salah satu penyebab ketidaklengkapan
pengisian rekam medis dikarenakan para perawat lebih mengutamakan melakukan
perawatan terhadap pasien kemudian mendokumentasikan hasil kerjanya setelah
beberapa saat, bahkan tak jarang dijumpai ketika petugas rekam medis akan
mengambil status rekam medis dari ruang rawat inap, para perawat langsung mengisi
dan melengkapi kekurangan berkas tersebut, hal inilah yang membuat para perawat
dikembalikan pada bidang rekam medis dalam keadaan tidak sempurna, tidak lengkap
atau diisi hanya seadanya.
Dari hasil penelitian Lumbantobing (2004), diketahui bahwa keseluruhan
karakteristik (individu, organisasi dan psikologis) secara bersama-sama
mempengaruhi kinerja bidan di desa dalam pencatatan pelaporan program KIA
di Kabupaten Aceh Timur tahun 2004. Megawati (2005) menambahkan, bahwa
terdapat pengaruh yang bermakna antara jenis kelamin dan pendidikan terhadap
kinerja perawat di RSU Dr. Pirngadi Medan.
Menurut Nugroho (1994), pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan tentang
rekam medis akan mempengaruhi pendayagunaan dan informasi yang terhimpun
dalam rekam medis untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian Hutagalung (2005),
yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan
rekam medis di RS Santa Elisabeth tahun 2005.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti pengaruh karakteristik
individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap,
motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di Ruang Rawat
Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permusan masalah dalam penelitian
kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam
kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2008”.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat
dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2008.
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh karakteristik individu (meliputi: umur, jenis kelamin, lama
kerja) dan psikologis (meliputi: pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja
perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi
Medan tahun 2008.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Untuk kepentingan pengembangan ilmu Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, khususnya Administrasi Rumah Sakit.
2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pihak RSU Dr. Pirngadi Medan
untuk meningkatkan kinerja perawat, khususnya dalam pengisian rekam
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin meneliti kinerja
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah organisasi unik karena merupakan paduan antara
organisasi padat teknologi, padat karya dan padat modal sehingga pengelolaan rumah
sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri yang mengedepankan dua hal sekaligus, yaitu
teknologi dan perilaku manusia di dalam organisasi (Subanegara, 2005).
American Hospital Association di tahun 1987 menyatakan bahwa rumah sakit
adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada
pasien (diagnostik dan terapeutik) untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan,
baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi
dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya
dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesak-desakan dan terjamin
sanitasinya bagi kesembuhan pasien (Aditama, 2003).
Massie dalam Aditama (2003) mengemukakan tiga ciri khas rumah sakit yang
membedakannya dengan industri lainnya, yaitu:
1. Kenyataan bahwa bahan baku dari industri jasa kesehatan adalah manusia. Dalam
industri rumah sakit, seyogyanya tujuan utamanya adalah melayani kebutuhan
manusia, bukan semata-mata menghasilkan produk degan proses dan biaya yang
seefisien mungkin. Unsur manusia perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab
manajemen, khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan
manusia.
2. Kenyataan bahwa dalam industri rumah sakit yang disebut sebagai pelanggan
(customer) tidak selalu mereka yang menerima pelayanan. Pasien adalah mereka
yang diobati di rumah sakit. Akan tetapi, kadang-kadang bukan mereka sendiri
yang menentukan di rumah sakit mana mereka harus dirawat. Bagi karyawan
ditentukan oleh kebijaksanaan kantornya. Jadi jelaslah mereka yang diobati
di suatu rumah sakit belum tentu kemauan pasien. Selain itu, jenis tindakan medis
yang akan dilakukan dan pengobatan yang diberikan juga tidak tergantung pada
pasiennya, tetapi tergantung dari dokter yang merawatnya. Ini tentu amat berbeda
dengan bisnis restoran di mana si pelangganlah yang menentukan menunya yang
akan dibeli.
3. Kenyataan menunjukkan bahwa pentingnya profesional tenaga kesehatan
termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiographer, ahli gizi dan
lain-lain. Para profesional ini sangat banyak sekali jumlahnya di rumah sakit. Hal
yang perlu mendapat perhatian adalah kenyataan bahwa para profesional
cenderung sangat otonom dan berdiri sendiri. Tidak jarang misi kerjanya tidak
sejalan dengan misi kerja manajemen organisasi secara keseluruhan tetapi bekerja
dengan standar profesi yang dianutnya. Akibatnya ada kesan bahwa fungsi
2.2. Rekam Medis
2.2.1. Pengertian
Menurut Permenkes No. 749a Tahun 1989, rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien (yang dipergunakan serta
tersedia) pada suatu sarana pelayanan kesehatan (Azwar, 2003). Brotowasisto (2003)
menambahkan, rekam medis adalah catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan serta tindakan dan pelayanan lain kepada pasien selama
mendapatkan perawatan di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat nginap.
Suatu rekam medis yang baik memungkinkan rumah sakit untuk mengadakan
rekonstruksi yang baik mengenai pemberian pelayanan kepada pasien serta memberi
gambaran untuk dinilai apakah perawatan dan pengobatan yang diberikan dapat
diterima atau tidak dalam situasi dan keadaan demikian. Rekam medis harus diisi
segera dan secara langsung pada saat dilakukan tindakan dan pada pemberian
instruksi oleh dokter, atau oleh perawat pada saat dilakukan observasi telah timbul
suatu gejala atau suatu perubahan, dan sewaktu melakukan tindakan (Guwandi,
2005).
2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Brotowasisto, 2003), sedangkan
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan
keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebahai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit (Depkes RI, 1997).
2.2.3. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis
Adapun tenaga yang berhak membuat rekam medis adalah:
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang
melayani pasien di rumah sakit.
2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.
3. Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.
4. Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan yang langsung
terlibat di dalam, antara lain: perawat, perawat gigi, bidan, tenaga
laboratorium klinik, gizi, anestesi, penata roentgen, rehabilitasi medis dan lain
sebagainya.
5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran yang
berupa tindakan/konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medis adalah
2.2.4. Isi Rekam Medis Rumah Sakit
Rekam medis rumah sakit dipergunakan untuk mencatat data-data dari pasien
rawat jalan dan rawat inap. Untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat,
rekam medis memuat informasi pasien, antara lain:
a. Identitas pasien.
b. Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang
mungkin diturunkan/kontak.
c. Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya.
d. Diagnosis kerja/diferensial diagnosis.
e. Pengobatan/tindakan; sedang untuk pasien rawat inap, rekam medis memuat
informasi pasien, antara lain:
1) Identitas pasien.
2) Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang
mungkin diturunkan/kontak.
3) Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya.
4) Diagnosis awal/diferensial diagnosis/diagnosis akhir.
5) Persetujuan pengobatan/tindakan.
6) Catatan konsultasi.
7) Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain.
9) Resume akhir dan evaluasi pengobatan (Depkes RI, 1997).
2.2.5. Catatan Perawat/Bidan
Catatan perawat/bidan digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat
pengamatan mereka terhadap pasien dan pertolongan perawatan yang telah mereka
berikan kepada pasien. Catatan ini memberikan gambaran kronologis pertolongan,
perawatan, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan tersebut.
Catatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, antara perawat
dengan dokter.
Ada empat kegunaan catatan perawat/bidan:
1. Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Ini adalah catatan
hal-hal yang penting oleh perawat, yang memberikan gambaran perspektif yang jelas
tentang perkembangan seorang pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Rencana
pengobatan seorang pasien ditentukan oleh informasi yang dicatat pada lembaran
ini dengan bantuan catatan perawat yang ditulis secara seksama. Seorang dokter
dapat mengikuti perkembangan pasiennya meskipun ia mengunjungi pasien hanya
sekali dalam satu hari.
2. Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya kekeliruan. Tanpa
adanya catatan tersebut, gambaran pasien dari waktu ke waktu kepada petugas
yang harus merawat pasien tersebut harus dijelaskan sendiri-sendiri. Hal ini tidak
saja makan waktu, tetapi juga memungkinkan banyak kesalahan dalam pemberian
3. Sebagai bukti pelaksanaan pekerja. Sangat perlu sekali setiap perawat mencatat
apa-apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan perintah dokter, sehingga
dokter dapat melihat hasilnya dan menentukan tindakan pengobatan selanjutnya.
Untuk pembuktian secara hukum, catatan perawat/bidan berguna sekali sebagai
bukti pertolongan yang diberikan maupun bukti reaksi pasien terhadap
pertolongan tersebut.
4. Sebagai salah satu kelengkapan berkas rekam medis.
Catatan perawat/bidan dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan dan
meliputi:
a. Tanggal dan jam.
b. Catatan-catatan tentang keadaan pasien, gejala-gejala yang tampak.
c. Pengobatan yang dilakukan.
Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan perawat harus memuat
observasi harian seorang pasien (Depkes RI, 1997).
2.3. Kinerja
2.3.1. Pengertian Kinerja
Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam
suatu organisasi. Sedangkan, menurut Prawirosentono (1999), kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
2.3.2. Kinerja Perawat
Perawat adalah profesi yang terbanyak jumlahnya di rumah sakit. Dengan
jumlah besar inilah kekuatan kelompok dibentuk. Banyak bermunculan pendapat
kelompok perawat adalah profesi tersendiri dan bukan bawahan dokter, perawat
adalah profesi yang setara dengan dokter, dibutuhkan pengakuan yang tepat bahwa
memang demikian adanya, namun tidak sedikit bahwa profesi ini secara tidak
disadari seperti tunduk terhadap apapun yang diperintahkan dokter. Ada beberapa
teori yang mengatakan bahwa pasien datang ke rumah sakit sebenarnya mencari
perawat bukan mencari yang lain. Namun secara tidak sadar kita lihat sehari-hari
bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk mencari dokter, keduanya benar namun
keduanya kurang lengkap, secara tepat bahwa sebenarnya pasien datang ke rumah
sakit ingin mendapatkan pelayanan dokter, perawat dan pelayanan lainnya termasuk
pelayanan administrasi (Subanegara, 2005).
Menurut Nursalam (2007), dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan
kepada klien, digunakan standar praktik keperawatan yang telah dijabarkan oleh
PPNI yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yaitu:
1. Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang.
b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis, dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: status kesehatan
klien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status
biologis-psikologis-sosial-spiritual, respons terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan
yang optimal dan risiko-risiko tinggi masalah.
d. Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap, akurat, relevan dan baru.
2. Diagnosa Keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan,
kriteria proses:
a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah
klien dan perumusan diagnosis keperawatan.
b. Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah, penyebab, dan tanda atau gejala,
atau terdiri atas masalah dan penyebab.
c. Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosis keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.
3. Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan
a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
d. Mendokumentasi rencana keperawatan.
4. Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana
asuhan keperawatan, kriteria proses:
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang
digunakan.
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respons klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan, kriteria proses:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,
b. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan
ke arah pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.
d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan modifikasi perencanaan.
2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Bernardin dkk (1998), terdapat enam aspek yang dapat dinilai
sebagai kriteria kinerja, yaitu: mutu pekerjaan, kualitas pekerjaan, batas waktu,
efektivitas biaya, inisiatif dan dampak sosial. Sedangkan, menurut As’ad (1995),
Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah:
1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai
seperti minat, inteligensi, pendidikan, sikap terhadap kerja, bakat dan
keterampilan.
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antara
tenaga kerja dengan atasan maupun sesama pegawai.
Gibson (1997), menyatakan bahwa terdapat tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu:
a. Variabel individu, yang terdiri dari sub variabel kemampuan dan keterampilan,
fisik maupun mental, latar belakang keluarga, pengalaman, tingkat sosial dan
b. Variabel organisasi, terdiri sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur dan disain pekerjaan.
c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan
motivasi.
2.3.4. Strategi untuk Meningkatkan Kinerja
Menurut Schuller, dkk (1999), ada beberapa strategi untuk meningkatkan
kinerja karyawan di Mrs. Fields Incorporated, sebuah perusahaan penjualan kue,
yaitu:
1. Dorongan Positif (Positive Reinforcement)
Dorongan positif melibatkan penggunaan penghargaan positif untuk
meningkatkan terjadinya kinerja yang diinginkan. Dorongan ini didasarkan pada
dua prinsip fundamental: (1) orang berkinerja sesuai dengan cara yang mereka
pandang paling menguntungkan bagi mereka, dan (2) dengan memberikan
penghargaan yang semestinya, orang dimungkinkan memperbaiki kinerjanya.
Sistem dorongan positif dapat dirancang berdasarkan prinsip-prinsip teori
dorongan:
a. Lakukan audit kinerja
Audit kinerja mengkaji seberapa baik pekerjaan dilaksanakan.
b. Tetapkan standar dan tujuan kinerja
Standar adalah tingkat minimum kinerja yang diterima, tujuan adalah tingkat
harus dikaitkan langsung dengan pekerjaan. Tujuan dan standar harus dapat
diukur dan dapat dicapai.
c. Berikan umpan balik kepada karyawan mengenai kinerjanya
Standar kinerja tidak efektif tanpa ukuran dan umpan balik terus menerus.
Umpan balik harus netral dan bahan evaluatif bersifat menilai dan bila
mungkin harus disampaikan secara langsung kepada karyawan, bukan kepada
penyelia. Umpan balik langsung yang tepat memberi pengetahuan yang
dibutuhkan pekerja untuk dipelajari. Umpan balik memungkinkan pekerja
mengetahui apakah kinerja mereka meningkat, tetap sama atau bertambah
buruk.
d. Beri karyawan pujian atau imbalan lain yang berkaitan langsung dengan
kinerja
Jika penghargaan berupa pujian, maka harus dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif dan spesifik. Salah satu penghargaan yang umum adalah uang.
Meskipun uang sangat efektif sebagai motivator, banyak organisasi sering
tidak mampu menggunakannya. Walaupun begitu, penghargaan lainnya sama
efektifnya. Mereka memasukkan pujian dan pengakuan berkaitan dengan
perilaku pekerjaan spesifik, peluang untuk memilih kegiatan, peluang untuk
mengukur perbaikan kerja secara pribadi dan peluang untuk mempengaruhi
mitra kerja dan manajemen. Penghargaan untuk kinerja tertentu harus
2. Program Disiplin Positif
Program ini memberi tanggung jawab perilaku karyawan di tangan karyawan
sendiri. Bagaimanapun, program ini memberitahu karyawan bahwa perusahaan
peduli dan akan tetap mempekerjakan karyawan selama ia berkomitmen untuk
bekerja dengan baik. Jika karyawan membuat komitmen tersebut, perusahaan
mempunyai karyawan yang baik. Jika karyawan memutuskan untuk keluar, ia
tidak punya alasan riil untuk menyalahkan perusahaan.
3. Program Bantuan Karyawan
Program bantuan karyawan menolong karyawan mengatasi masalah-masalah
kronis pribadi yang menghambat kinerja dan kehadiran mereka di tempat kerja.
4. Manajemen Pribadi
Manajemen pribadi (self management) adalah suatu pendekatan yang relatif baru
untuk mengatasi ketidaksesuaian kinerja. Manajemen pribadi mengajari orang
mengamati perilaku sendiri, membandingkan outputnya dengan tujuannya, dan
memberikan dorongan untuk menopang komitmen pada tujuan dan kinerja.
2.4. Karakteristik Individu dan Psikologis
2.4.1. Karakteristik Individu
1. Umur
Tingkat perkembangan manusia ditentukan berdasarkan umur. Pengkategorian
umur tersebut adalah sebagai berikut (Suryabrata, 1998):
2 s/d 5 tahun : balita
6 s/d 12 tahun : kanak-kanak akhir
13 s/d 17 tahun : remaja awal
17 s/d 18 tahun : remaja akhir
18 s/d 40 tahun : dewasa awal
40 s/d 60 thun : dewasa madya
> 60 tahun : usia lanjut
Menurut Gibson, dkk (1997), karyawan yang lebih tua mungkin dianggap
lebih cakap dan diberi status atau posisi oleh suatu kelompok kerja.
2. Jenis Kelamin
Sejak awal 1970-an, semakin banyak kaum wanita yang bergerak memasuki
karier organisasi. Sebagai hasil dari perkembangan ini, timbul pertanyaan berikut:
adakah perbedaan agresivitas, kecenderungan menempuh resiko, keikatan, dan etika
kerja antara pria dan wanita. Yang diperlukan adalah pengkajian ilmiah tentang pria,
wanita dan lain-lain yang melakukan pekerjaan manajerial dan bukan manajerial
dalam organisasi, untuk itu dibutuhkan data untuk mengkaji dan mengetahui
perbedaan gaya dan karakteristik apabila perbedaan itu memang ada (Gibson, dkk,
1997).
3. Lama Kerja
Menurut Gibson, dkk (1997), masa kerja seseorang akan menentukan prestasi
individu yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama
meningkat yang dibuktikan dengan tingginya tingkat penjualan dan akan berdampak
kepada kinerja dan keuntungan organisasi yang menjadi lebih baik, sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan.
2.4.2. Karakteristik Psikologis
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Winkel (1996), pengetahuan mencakup akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan
prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan,
digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal
kembali (recognition).
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yakni:
1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya (recall) dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secata benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
3. Aplikasi (aplication), diartikan sebagai kemampuan unutk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi (Notoadmodjo,
2003).
2. Sikap
Secara umum, sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk
berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu.
Sikap mengandung penilaian emosional atau afektif (senang, benci, sedih dan
sebagainya), di samping komponen kognitif (pengetahuan tentang objek tersebut)
serta aspek konotif (kecenderungan bertindak) (Notoadmodjo, 2003). Sikap seseorang
dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut,
Berbagai tingkatan dalam sikap menurut Notoadmodjo (2003):
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan objek.
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi dari sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Motivasi
Menurut kamus Bahasa Indonesia Modern, karangan Muhammad Ali, motif
diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar
pikiran dan pendapat; sesuatu yang menjadi pokok. Dari pengertian motif tersebut
dapat diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok, yang menjadi
dorongan bagi seseorang untuk bekerja (Arep dkk, 2003).
Secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah
kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh
diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar
dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan
pekerjaannya (Arep dkk, 2003).
Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan
membuat orang senang melakukannya. Orangpun akan merasa dihargai/diakui. Hal
ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi,
orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi
untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau
oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak
pengawasan, semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana
bekerja yang bagus di semua bagian (Arep dkk, 2003).
2.5. Landasan Teori
Rekam medis adalah rekaman catatan yang dibuat untuk setiap pasien pada
saat kunjungan pengobatan di suatu pelayanan kesehatan yang berisikan riwayat
penyakit, tindakan dan pengobatannya. Rekam medis harus diisi segera dan secara
langsung pada saat dilakukan tindakan dan pada pemberian instruksi oleh dokter, atau
oleh perawat pada saat dilakukan observasi telah timbul suatu gejala atau suatu
perubahan, dan sewaktu melakukan tindakan (Guwandi, 2005).
Kelengkapan dari rekam medis sangat tergantung kepada kinerja orang-orang
yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis, salah satu diantaranya adalah
dapat dinilai atau diukur sesuai dengan standar atau tata cara penilaian kinerja.
Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun
perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan sampai
evaluasi terhadap tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan pada
lembaran rekam medis pasien. Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karakteristik perawat
(meliputi: umur, jenis kelamin, lama kerja) dan karakteristik psikologis (meliputi:
pengetahuan, sikap dan motivasi).
Menurut Gibson, dkk (1997), terdapat 3 (tiga) kelompok variabel yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku seseorang, yaitu variabel individu (meliputi:
kemampuan dan keterampilan, latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman,
umur, etnis, jenis kelamin), variabel organisasi (meliputi: sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan variabel psikologis
(meliputi: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi), seperti terlihat pada
Sumber: Gibson, dkk, 1997
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory Research, yaitu
penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, dkk, 1995).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan, yang merupakan Rumah
Sakit Umum milik Pemerintah Kota Medan, dengan alasan RSU Dr. Pirngadi
merupakan pusat pelayanan tingkat lanjutan (pusat rujukan) di Kota Medan
khususnya, dan bahkan dari kabupaten kota dan provinsi dekat lainnya serta berupaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan, salah satunya melalui peningkatan mutu
rekam medis.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2008 sampai Januari 2009, dengan
perincian survei pendahuluan dilakukan pada bulan April 2008 dan pengumpulan data
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah semua perawat pelaksana yang tercatat sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan bertugas di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi yang berjumlah 500
orang per Desember 2007.
3.3.2. Sampel
Menurut Arikunto (2002), apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,
jika jumlah populasi besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih, tergantung setidak-tidaknya kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,
tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan serta besar kecilnya resiko yang
ditanggung peneliti. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, penulis mengambil
sampel penelitian sebesar 15% dari jumlah populasi, yaitu 15% x 500= 75 orang.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan metode Simple Random
Sampling, yaitu mengambil sampel menggunakan metode acak dengan cara undian
sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Untuk variabel independen, data primer diperoleh melalui wawancara
sedangkan untuk variabel dependen diperoleh melalui observasi dengan
menggunakan daftar isian (check list).
b. Data Sekunder
Data sekunder diambil dari bidang atau unit yang ada hubungannya dengan
objek penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan, yaitu Bidang Rekam Medis berupa
data persentase kelengkapan isi rekam medis dan Bidang Keperawatan berupa
data jumlah perawat.
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Validitas suatu
pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total
Statistik. Menilai dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir
pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Nilai
r tabel = 0,423.
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan dibentuk kuesioner. Reliabilitas suatu
konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha > dari 0,60.
Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner menggunakan responden
sebanyak 30 orang perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi. Hasil
analisis menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih
lebih besar dari 0,60 memenuhi syarat reliabilitas (Hasil output dapat dilihat pada
lampiran).
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
1. Umur adalah usia responden pada saat penelitian ini dilaksanakan dan diukur
dalam satuan tahun.
2. Jenis Kelamin adalah jenis kelamin responden yang membedakan antara laki-laki
dan perempuan yang dilihat secara fisik.
3. Lama Kerja adalah masa kerja responden yang dimulai sejak pengangkatan
menjadi PNS sampai dengan dilakukan penelitian ini.
4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh perawat dalam rekam
medis meliputi: pengertian, tujuan, kegunaan, petugas yang berhak mengisi rekam
medis, isi dan manfaat rekam medis serta waktu pengembalian rekam medis.
5. Sikap adalah reaksi atau respons perawat berupa tanggapan dalam rekam medis,
meliputi: pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan
pengembalian rekam medis pada bidang rekam medis.
6. Motivasi adalah dorongan atau semangat untuk bekerja dengan sebaik-baiknya
dalam melaksanakan tugas melakukan pengisian rekam medis.
7. Kinerja Perawat dalam kelengkapan rekam medis adalah tindakan atau tingkat
pencapaian perawat dalam pelaksanaan rekam medis, meliputi: pengisian
implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan pengembalian rekam medis
pada bidang rekam medis.
3.6. Metode Pengukuran
1. Variabel umur dan lama kerja menggunakan skala ordinal.
2. Variabel jenis kelamin menggunakan skala nominal.
3. Variabel pengetahuan terdiri dari 14 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.
4. Variabel sikap terdiri dari 10 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.
5. Variabel motivasi terdiri dari 6 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.
6. Variabel kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis terdiri dari 10
pertanyaan, menggunakan skala ordinal.
Pengukuran variabel independen dan varibel dependen untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen
Variabel Kategori
Jenis Kelamin (X2) 1. Laki-Laki
Lanjutan Tabel 3.1.
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier
berganda dengan pertimbangan teknik analisa ini dapat memberikan jawaban
mengenai besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada
taraf kepercayaan 95%.
Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
1. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji yang digunakan
adalah uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Kolmogorov Smirnov = 3,567 dengan
probabilitas = 0,000 (Asymp.Sig.(2-tailed)). Persyaratan data disebut normal jika
probabilitas atau p > 0,05 pada uji Kolmogorov Smirnov. Oleh karena nilai p =
3,567 atau p > 0,05, maka diketahui bahwa data variabel normal.
2. Heterokedastisitas dapat diartikan sebagai ketidaksamaan variasi variabel pada
pengamatan, dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan ynag
sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga
kesalahan tersebut tidak random (acak). Interpretasi: suatu regresi dikatakan
terdeteksi heterokedastisitasnya apabila diagram pancar residual membentuk pola
tertentu. Tampak pada lampiran diagram pancar residual tidak membentuk satu
pola tertentu. Kesimpulannya, regresi linier pada penelitian ini bebas dari kasus
heterokedastisitas dan memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang
heterokedastisitasnya.
3. Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Interpretasi: hasil uji melalui variance inflation factor (VIF) pada
masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier dalam penelitian
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan pada
tanggal 11 Agustus 1928 beralamat di jalan Prof. H. M. Yamin, SH No. 47 Medan
yang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Medan sejak 27 Desember
2001 dengan kualifikasi Kelas B Pendidikan dan kemudian berubah status menjadi
Rumah Sakit Swadana pada 11 Februari 1998.
Beberapa Indikator Pelayanan atau performance pada Badan Pelayanan
Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007
No Keterangan Jumlah Angka Ideal/Thn
1 Jumlah Tempat Tidur 677
2 Rata-Rata Pasien Masuk/Hari 87 3 Rata-Rata Pasien Dirawat/Hari 522
4 BOR 78,69 60-85%
5 BTO 46,61 40-50x/thn
6 TOI 1,67 1-3 hari
7 Av LOS 6,16 3-9 hari
8 GDR 81,48 45 0/00
9 NDR 54,77 25 0/00
10 Rata-Rata Kunjungan Instalasi/Hari 1324 11 Rata-Rata Kunjungan Poliklinik/Hari 976 12 Rata-Rata Kunjungan/Hari 1324
Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007
Susunan Kepegawaian di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota
Jenis ketenagaan berdasarkan fungsional yang terbesar di Badan Pelayanan
Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah paramedis keperawatan
sebanyak 582 orang atau 34,24% (Tabel 4.2).
Tabel 4.2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007
No Jenis Fungsional Jumlah Persentase
1
Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007
Jenis ketenagaan berdasarkan pendidikan yang terbesar di Badan Pelayanan
Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah SLTA ke bawah
sebanyak 643 orang atau 51,81% (Tabel 4.3).
Tabel 4.3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007
No Jenis Pendidikan Jumlah Persentase
1
Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007
Jenis ketenagaan berdasarkan golongan yang terbesar di Badan Pelayanan
Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah golongan III sebanyak
Tabel 4.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007
No Jenis Golongan Jumlah Persentase
1
Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007
4.5. Deskripsi Variabel Penelitian
Berdasarkan tujuan dan kerangka konsep penelitian, variabel independen
dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: (1) Karakteristik Individu yang
meliputi umur, jenis kelamin, lama kerja dan (2) Karakteristik Psikologis yaitu
pengetahuan, sikap dan motivasi. Sedangkan variabel dependen yaitu kinerja perawat
dalam kelengkapan rekam medis.
4.5.1. Karakteristik Individu
Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kelompok umur terdapat 56%
responden berusia ≥ 39 tahun dan 44% usia < 39 tahun, 80% responden dengan jenis
kelamin perempuan dan 20% berjenis kelamin laki-laki, dengan lama kerja 52%
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu (Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja) di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
No Karakteristik Individu Frekuensi %
A. Umur (Tahun)
Berdasarkan indikator pengetahuan, 98,7% menyatakan rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien pada suatu
sarana pelayanan kesehatan, 50,7% menyatakan tujuan rekam medis untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan.
Sebanyak 70,7% menyatakan kegunaan rekam medis dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan,
dokumentasi, 78,7% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek administrasi