• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT)

C. Hasil Capaian Kinerja Balai Besar POM di Samarinda periode 2010-2014 Program Pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan oleh Balai

I.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

1.2.9. Analisa terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT)

Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah dijelaskan di atas baik secara internal maupun eksternal, maka Balai Besar POM di Samarinda harus melakukan upaya-upaya agar pengaruh lingkungan khususnya eskternal dapat menjadi suatu peluang bukan ancaman yang dapat mempengaruhi peran Balai Besar POM di Samarinda sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap Obat dan Makanan di kawasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, maka selanjutnya akan menjadi dasar dalam melakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT,sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategis dan kebijakan Balai Besar POM di Samarinda kedepan, agar dapat terwujud tujuan dan sasaran organisasi Balai Besar POM di Samarinda dalam Renstra Periode 2015-2019. Adapun hasil analisa SWOT tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. KEKUATAN (STRENGTHS)

Balai Besar POM di Samarinda sebagai UPT Badan Pengawas Obat dan Makanan saat ini memiliki kualitas SDM yang sangat memadai, khususnya tenaga-tenaga yang terampil dalam melakukan pengujian laboratorium dan inspeksi sarana dalam melaksanakan pengawasan produk Obat dan Makanan yang ada.

Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 33

Disamping itu, Badan POM secara menyeluruh telah memiliki hasil penilaian atas Integritas Pelayanan Publik yang diakui secara Nasional. Pelayanan ini sangat mutlak harus memiliki integritas karena dampak pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar POM di Samarinda terhadap pengujian laboratorium dan inspeksi sarana Obat dan Makanan akan langsung dirasakan oleh masyarakat.

Sebagai UPT Badan POM, Balai Besar POM Samarinda memiliki jaringan (networking) yang kuat dengan lembaga-lembaga di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Jaringan yang kuat dan luas ini sangat strategis posisinya dalam mendorong dan memastikan tugas-tugas pokok Balai Besar POM Samarinda sebagai pengawas Obat dan Makanan pada provinsi tersebut.

Di sisi lain, Balai Besar POM Samarinda telah menerapkan Pedoman Pengawasan yang jelas untuk acuan pengujian/inspeksi dalam pengawasan atas Obat dan Makanan yang dikeluarkan oleh Badan POM, sehingga seluruh pengujian/inspeksi tersebut telah memiliki standar baku sebagai penjamin\ quality assurance kesamaan prosedur.

Dalam mendorong pencapaian tujuan organisasi Balai Besar POM Samarinda, Komitmen PimpinanBalai Besar POM Samarinda menjadi mutlak sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari peran Badan POM dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kesehatan masyarakat.

2. KELEMAHAN (WEAKNESSES)

Saat ini SDM Balai Besar POM Samarinda sudah memiliki kualitas yang memadai, namun dari sisi kuantitas SDM Balai Besar POM Samarinda belum mencukupi kebutuhan untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai UPT Badan POM.

Sistem manajemen pemerintah menuntut adanya ukuran keberhasilan, baik ditingkat organisasi sampai ke level individu. Untuk saat ini, sistem

Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 34

manajemen kinerja belum optimal diterapkan, sehingga perlu dilakukan penerapan sistem manajemen kinerja yang lebih efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaan tugas pengawasan Obat dan Makanan, diperlukan sarana dan prasarana yang sangat memadai. Hal ini juga untuk mengimbangi peredaran Obat dan Makanan yang semakin canggih. Untuk itu, penyiapan sarana dan prasarana yang memadai tersebut menjadi mutlak dilakukan dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Balai Besar POM Samarinda.

Disamping itu, untuk mendukung kepatuhan pelaku usaha dalam proses produksi dan distribusiserta penyebarluasan informasi mengenai Obat dan Makanan perlu didukung dengan teknologi informasi yang memadai.

Peran dan kewenangan Balai Besar POM Samarinda juga harus didukung oleh struktur organisasi dan tata kerja yang tepat. Saat ini pembagian kewenangan atau beban kerja masih belum menunjukkan ukuran yang sesuai. Diharapkan usulan penataan kelembagaan ke Badan POM ke depannya bisa sesuai dan mengikuti prinsip structur follow function follow strategy, sehingga struktur organisasi dan tata kerja (fungsi) dapat mewujudkan tujuan organisasi.

3. PELUANG (OPPORTUNITIES)

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. SKN dan JKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan. Untuk itu, SKN dan JKN merupakan tantangan atau peluang bagi Badan POM khususnya Balai Besar POM Samarinda dalam mendorong upaya kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi dalam menghadapi pola perilaku dan

Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 35

lingkungan sehat khususnya obat dan makanan di lingkungan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Dengan kemajuan teknologi dan besarnya kebutuhan produk obat dan makanan, Balai Besar POM Samarinda dapat mendorong pelaku usaha industri kecil untuk dapat berkembang menjadi industri obat tradisional dan industri pangan skala besar.

Arus urbanisasi ke Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara akan semakin mengakibatkan bertambahnya penduduk dan berkembangnya varian penyakit maka akan mengakibatkan kebutuhan Obat dan Makanan semakin meningkat. Hal ini mendorongindustri rumah tangga akan semakin bertambah jumlahnya dan juga akan semakin berkembang pesat. Selain industri rumah tangga, kemungkinan juga akan muncul industri lain yang belum ada selama ini yaitu industri farmasi, industri kosmetik dan industri obat tradisional. Hal ini menjadi peluangan dan tantangan Balai Besar POM Samarinda dalam mengawasi peredaran Obat dan Makanan.

Kerjasama dengan Pemerintah Daerah (PEMDA) dan SKPD/Instansi terkait merupakan hal yang sangat mutlak agar upaya pembangunan kesehatan dapat tercapai. Peluang kerjasama dengan instansi terkait dapat mendorong efektifitas dan efesiensi pengawasan Obat dan makanan khususnya dengan instansi aparatur penegak hukum maupun instansi terkait lainnya.

Otonomi dan Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting.

3. ANCAMAN (THREATS)

Pengaruh perubahan iklim dunia, khususnya untuk produk bahan pangan di Indonesia semakin dirasakan ancamannya. Musim hujan yang tidak menentu dan diikuti dengan perubahan cuaca yang ekstrem berdampak pada bencana alam dan kerugian besar dalam produksi

Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 36

pertanian. Adanya gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia dapat berdampak ketersediaan pangan yang menipis di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Akibatnya harga bahan pangan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dengan demikian, perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga yang kompetitif sehingga permintaan akan produk pangan semakin meningkat. Hal ini akan sulit mengimbangi dan mengawasi distribusi barang yang masuk yang sesuai dengan standardisasi kesehatan.

Tingginya arus produk Obat dan Makanan yang beredar, mengakibatkan adanya produk-produk yang tersedia dipasar tidak memenuhi kualifikasi standar yang dipersyaratkan. Hal ini menjadi masalah dalam peredaran Obat dan Makanan. Di sisi lain, lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran seperti ini mengakibatkan ancaman bagi masyarakat. Untuk itu, diharapkan koordinasi dan kerjasama dalam bidang Penegakan Hukum (Criminal Justice System /CJS) harus lebih aktif lagi agar dapat meminimalkan permasalahan tersebut. Belum optimalnya Pengawasan dan Penegakan Hukum terhadap produk Obat dan Makanan Ilegal di daerah Perbatasan Kalimantan Utara – Negara bagian Sabah menjadi ancaman terbesar terhadap keberhasilan Balai Besar POM di Samarinda dalam melindungi masyarakat terhadap risiko produk yang merugikan kesehatan.

Dengan semakin tumbuhnya perekonomian Indonesia akan mempengaruhi perubahan pola perilaku hidup sosialnya, salah satunyadalam mengkonsumsi Obat dan Makanan. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat apabila pengunaan Obat dan Makanan tidak diantisipasi dengan pemberian informasi, komunikasi dan edukasi atas penggunaan Obat dan Makanan tersebut.

Sisi lain, globalisasi yang mendorong lahirnya area perdagangan bebas (free trade area) menjadikan peredaran Obat dan Makanan juga semakin sulit untuk dikontrol. Dengan masuknya berbagai produk Obat,

Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 37

Makanan dan Kosmetik, termasuk jamu dari negara lain merupakan persoalan krusial yang perlu diantisipasi segera. Realitas menunjukan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan Makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan kualitasnya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat membutuhkan proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi produk Obat dan Makanan tersebut.

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut sensus penduduk tahun 2010, dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 32,5 juta jiwa (sebesar 1,49% pertahun). Sementara usia produktif antara 30-54 tahun justru menunjukkan trend meningkat dari waktu ke waktu. Sedangkan usia 55-64 tahun dan usia di atas 65 tahun menunjukan trend yang meningkat tetapi dengan jumlah yang berbeda. Semakin meningkat usia harapan hidup, artinya tingkat kesehatan masyarakat juga semakin meningkat.Dengan asumsi yang sama berlaku untuk Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat, jika tidak ditata dengan baik akan menjadi potensi ancaman bagi kesehatan masyarakat.Di bawah ini, tabel 3Rangkuman Analisis SWOT sesuai dengan pengaruh lingkungan strategis dari internal dan eskternal.

Tabel 3

Rangkuman Analisis SWOT

HASIL PEMBAHASAN (SWOT)

Dokumen terkait