VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1. Target Kinerja
IV.2. KERANGKA PENDANAAN
Sesuai target kinerja masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan maka kerangka pendanaan untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis BBPOM di Samarinda periode 2015-2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Pendanaan Sasaran
Strategis Indikator
Alokasi (Rp Milyar) PIC
2015 2016 2017 2018 2019 Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Persentase obat yang memenuhi syarat meningkat 12.910 17.997 20.106 18.019 18.842 - Bidang Pemdik - Bidang Pengujian Teranokoko - Bidang Pengujian Pangan, BB dan Mikrobiologi - Bidang Serlik - B - Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat meningkat Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat meningkat Persentase Suplemen Makanan yang memenuhi syarat meningkat Persentase Makanan yang memenuhi syarat meningkat Meningkatny a jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan Peningkatan TingkatKepuasan masyarakat 1.706 1.876 2.157 2.373 2.724 - Bidang Serlik Persentase pencapaian kerja sama terhadap target kerja sama yang ditetapkan Meningkatny a kualitas kapasitas kelembagaan BPOM Nilai SAKIP BBPOM Samarinda dari BPOM 10.711 11.782 12.961 14.257 15.682 - Bidang Serlik - Sub Bag TU
Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 82 Sasaran Strategis Indikator Alokasi (Rp Milyar) PIC 2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatny a kinerja pengawasan obat dan makanan di seluruh Indonesia
Jumlah sample yang diuji menggunakan parameter kritis 2.479 2.727 3.000 3.300 3.630 - Bidang Pengujian Teranokoko - Bidang Pengujian Pangan, BB dan Mikrobiologi Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (IFK) - Bidang Pemdik Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan
0.101 0.133 0.147 0.162 0.178 - Bidang Pemdik Persentase cakupan
pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan
1.887 2.076 2.284 2.513 2.765 - Bidang Pemdik Jumlah Perkara di
bidang obat dan
makanan 0.866 0.953 1.180 1.298 1.586 - Bidang Pemdik
Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar 4.45 8.67 9.62 6.48 5.88 - Sub Bag TU - Jumlah layanan
publik BB/BPOM 1.164 1.280 1.501 1.651 1.930 - Bidang Serlik Jumlah Komunitas
Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 83 Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu 1.420 1.562 1.718 1.890 2.079 - Bidang Pemdik - Bidang Pengujian Teranokoko - Bidang Pengujian Pangan, BB dan Mikrobiologi - Bidang Serlik - Sub Bag TU BAB V PENUTUP
Renstra BBPOM di Samarindaperiode 2015-2019 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBPOM di Samarindauntuk 5 (lima) tahun ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2015-2019 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya, serta komitmen semua pimpinan dan staf BBPOM di Samarinda. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2015-2019, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra BBPOM di Samarinda,termasuk indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan BBPOM di Samarindayaitu meningkatkan kinerja lembaga dan pegawai dengan mengacu kepada RPJMN 2015-2019.
Renstra Balai Besar POM di Samarinda Tahun 2015-2019 Page 84
Renstra BPOM periode 2015-2019 harus dijadikan acuan kerja bagi unit-unit kerja di BBPOM di Samarindasesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua unit kerja dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai.
Renstra BBPOM di Samarindaperiode 2015-2019 selanjutnya akan dievaluasi setiap tahun berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan nasional (BAPPENAS). Disamping hasil evaluasi, juga menjadi pedoman untuk penyusunan Laporan Kinerja Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan Peraturan Presiden tentang Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Dengan demikian, hasil pelaksanaan Renstra BBPOM di Samarinda periode 2015-2019 dapat memberikan kontribusi terhadap visi, misi dan program kerja Badan POM dan selanjutnya menunjang visi, misi dan program kerja Pemerintah periode tahun 2014-2019, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
SS 1 Menguatnya sistem pengawasan Obat dan
Makanan 12.910 17.997 20.106 18.016 18.842
1.1. Persentase obat yang memenuhi syarat Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
92.0% 92.0% 92.5% 93.0% 93.5% 94.0% 1.2. Persentase obat Tradisional yang memenuhi
syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
66.60% 67% 68% 69% 70% 71%
1.3. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
88.00% 89% 90% 91% 92% 93%
1.4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
78.00% 79% 80% 81% 82% 83%
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
86.08% 86.10% 86.60% 87.10% 87.60% 88.10%
SS 2
Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat
1.706 1.876 2.157 2.373 2.724
2.1. Tingkat Kepuasan Masyarakat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
82% 82% 82.50% 83% 83% 83%
2.2.
Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
4 4 6 8 10 12
SS 3 Meningkatnya kualitas kapasitas
kelembagaan BPOM 10.711 11.782 12.961 14.257 15.682
3.1 Nilai SAKIP BBPOM/BPOM dari Badan POM A B A A A A
Unit Organisasi Pelaksana K/L-N-B-NS-BS Baseline
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Samarinda
Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Balai Besar POM Samarinda
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator Lokasi
Target Alokasi (dalam Miliar rupiah)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Unit Organisasi Pelaksana K/L-N-B-NS-BS Baseline
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Samarinda Program/
Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator Lokasi
Target Alokasi (dalam Miliar rupiah)
SP 1 Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
1.1. Persentase obat yang memenuhi syarat Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
92.0% 92.0% 92.5% 93.0% 93.5% 94.0%
1.2. Persentase obat Tradisional yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
66.60% 67% 68% 69% 70% 71%
1.3. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
88.00% 89% 90% 91% 92% 93%
1.4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
78.00% 79% 80% 81% 82% 83%
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
86.08% 86.10% 86.60% 87.10% 87.60% 88.10%
SP 2
Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat
2.1. Tingkat Kepuasan Masyarakat Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
82% 82% 82.50% 83% 83% 83%
2.2.
Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
4 4 6 8 10 12
SP 3 Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BPOM
3.1 Nilai SAKIP BPOM dari Badan POM A B A A A A
Program Pengawasan Obat dan Makanan
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Unit Organisasi Pelaksana K/L-N-B-NS-BS Baseline
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Samarinda Program/
Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator Lokasi
Target Alokasi (dalam Miliar rupiah)
1 Jumlah sample yang diuji menggunakan parameter kritis
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
3500 2500 2500 2500 2500 2500 2.479 2.727 3.000 3.300 3.630 2 Pemenuhan target sampling produk Obat di
sektor publik (IFK)
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3
Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
100% 100% 100% 100% 100% 100% 0.101 0.133 0.147 0.162 0.178
4 Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
24,3% 24,5% 25% 25,5% 26% 26% 1.887 2.076 2.284 2.513 2.765
5 Jumlah Perkara di bidang obat dan makanan
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
9 8 8 9 9 10 0.866 0.953 1.180 1.298 1.586
6 Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
59.33 63.10 74.52 75.14 78.39 79.90 4.45 8.67 9.62 6.48 5.88
7 Jumlah layanan publik BB/BPOM
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
677 680 685 690 695 700 1.164 1.280 1.501 1.651 1.930
8 Jumlah Komunitas yang diberdayakan
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
6 9 12 15 18 21 0.542 0.596 0.656 0.722 0.794
9 Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
10 10 9 10 9 10 1.420 1.562 1.718 1.890 2.079
Pengawasan Obat dan Makanan di BPOM Samarinda
Meningkatnya kinerja pengawasan obat dan makanan di seluruh Indonesia
Lampiran 2. Matriks Kerangka Regulasi No. 1 2 3 4 5 6 7
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan regulasi
RUU Pembinaan, Pengawasan, dan Pengembangan Sediaan Farmasi
Peraturan Perundang-undangan terkait Pengawasan Obat dan Makanan
RPP Keamanan Mutu dan Gizi Pangan dan RPP Label dan Iklan Pangan terkait Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) terkait pelaksanaan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintah konkuren
Standar kompetensi laboratorium dan standar GLP
Regulasi yang mendukung optimalisasi Pusat Kewaspadaan Obat dan Makanan dan Early Warning System (EWS) yang informatif
Memorandum of Understanding (MoU) Penguatan sistem pengawasan Obat dan Makanan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Regulasi pengawasan Obat dan Makanan untuk wilayah Provinsi NTB belum lengkap. Payung hukum yang ada belum efektif untuk pengawasan Obat dan Makanan
Meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi NTB
Terciptanya sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 pasal 16 dalam hal: 1. Pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan 2. Sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pengawasan Obat dan Makanan
Untuk pengawalan mutu Obat dan Makanan oleh Balai Besar POM di Mataram terhadap isu terkini (AEC, Post MDGs, SJSN Kesehatan, dll).
Memperbaiki Sistem Outbreak response dan EWS yang belum optimal dan informatif sehingga didapatkan response yang cepat dan efektif pada saat terjadi outbreak bencana yang berkaitan dengan bahan obat dan makanan khususnya di Balai Besar POM di Mataram.
Hal ini diperlukan karena belum optimalnya quality
surveilance/monitoring mutu dilaksanakan secara mandiri oleh Balai Besar POM di Mataram yang hanya berkedudukan di Ibu Kota Provinsi
Unit Penanggungjawab
1. Direktorat Standardisasi Obat 2. Direktorat Standardisasi Obat Tradisional Kosmetik dan Suplemen Kesehatan
3. Biro Hukum dan Humas 4. PPOM
1. Direktorat Standardisasi Obat 2. Direktorat Standardisasi Obat Tradisional Kosmetik dan Suplemen Kesehatan
3. Biro Hukum dan Humas 1. Direktorat Standardisasi Pangan 2. Biro Hukum dan Humas
1. Biro Hukum dan Humas 2. Direktorat Standardisasi Obat 3. Direktorat Standardisasi Obat Tradisional Kosmetik dan Suplemen Kesehatan
4. Direktorat Standardisasi Produk Pangan
5. Balai Besar POM di Mataram 1. PPOMN
2. Biro Hukum dan Humas
1. Direktorat Surveilan Penyuluhan Keamanan Pangan
2. Direktorat Penilaian Obat Tradisional,
Kosmetik, dan Suplemen Kesehatan 3. Direktorat Pengawasan Distribusi Obat
4. Biro Hukum dan Humas 1. Biro Hukum dan Humas
2. Direktorat Insert dan Pengawasan Kedeputian 1,2,3
3. Balai Besar POM di Samarinda
Unit Terkait/ Institusi 1. DPR 2. Kemenkumham 3. Kementerian Kesehatan 4. Kemendag 5. Kemenperin 6. Kemendagri 1. DPR 2. Kemenkumham 3. Kementerian Kesehatan 4. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah NTB Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
No.
8
9
10
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan regulasi
Perlu adanya Peraturan dengan instansi terkait yang mengatur regulatory insentive melalui bimbingan teknis, fast track registrasi (crash program)
Peraturan Kepala Badan POM tentang koordinasi dengan pemerintah daerah serta Peraturan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota) untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan di daerah
Juknis/pedoman untuk pengintegrasian penyebaran informasi Obat dan Makanan
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Peningkatan mutu pengawasan khususnya Balai Besar POM di Samarinda
Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara oleh Balai Besar POM di Samarinda
Dapat memperbaiki Sistem penyebaran informasi Obat dan Makanan yang belum terintegrasi
Unit Penanggungjawab
1. Direktorat Standardisasi Obat 2. Direktorat Standardisasi Obat Tradisional Kosmetik dan Suplemen Kesehatan
3. Biro Hukum dan Humas 4. PPOM
1. Balai Besar POM di Samarinda
1. PIOM
2. Biro Hukum dan Humas 3. Biro Umum
Unit Terkait/ Institusi
Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan Timur dan