BAB V HASIL PENELITIAN
B. Analisa Univariat
Analisa univariat menjelaskan atau mendeskripsikan data demografi, IMD, waktu pemberian ASI untuk pertama kalinya, waktu pengeluaran ASI, nyeri paska operasi, posisi menyusui, mobilisasi yang kurang, jenis anastesi, kondisi bayi, Aplikasi IMD di rumah sakit.
1. Data demografi
Data demografi mencakup jumlah kelahiran, usia ibu, pendidikan terakhir, jumlah persalinan dengan operasi, alasan dilakukannya operasi.
a. Jumlah kelahiran
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi jumlah kelahiran di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Jumlah kelahiran Frekuensi
n=65
(%)
Primipara 20 30,8
Multi para 45 69,2
Total 65 100,0
Tabel 5.1 menunjukan frekuensi jumlah kelahiran ibu di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok lebih banyak terjadi pada ibu multipara yaitu sebanyak 69,2% dan untuk ibu primipara hanya sekitar 30,8%.
b. Usia ibu
Table 5.2
Distribusi frekuensi usia ibu di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016 Usia Frekuensi n=65 (%) < 20 tahun 4 6,2 20-25 tahun 18 27,7 26-30 tahun 17 26,2 > 30 tahun 26 40,0 Total 65 100,0
Table 5.2 menunjukan frekuensi usia ibu terbanyak ketika melahirkan adalah lebih dari 30 tahun (40%) dan hanya sedikit yang kurang dari 20 tahun yaitu 6,2%.
c. Pendidikan terakhir
Table 5.3
Distribusi frekuensi pendidikan terkahir ibu di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Pendidikan Frekuensi n=65 Presentase (%) Tidak sekolah 1 1,5 SD 19 29,2 SMP 19 29,2 SMA 21 32,3 Perguruan Tinggi 5 7,7 Total 65 100,0
Tabel 5.3 menunjukan ada 1,5% ibu yang tidak sekolah dan paling banyak responden adalah berlatar belakang pendidikan SMA sebanyak 32,3%.
d. Jumlah persalinan dengan operasi Tabel 5.4
Distribusi frekuensi kali keberapa melakukan persalinan dengan operasi di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 Persalinan Frekuensi n=65 Presentase (%) Kali Pertama 45 69,2 Kali Kedua 19 29,2
Lebih dari dua kali 1 1,5
Total 65 100,0
Tabel 5.4 menunjukan sebagian besar responden yaitu 69,2% baru pertama kalinya melakukan persalinan dengan operasi dan hanya 1,5% yang sudah melakukan persalinan dengan operasi lebih dari dua kali.
e. Alasan dilakukannya operasi Tabel 5.5
Distribusi frekuensi alasan persalinan dengan operasi di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Alasan Frekuensi n=65 Presentase (%) Sungsang 10 15,4 Hipertensi gestasional 13 20,0 Bayi besar 9 13,8
Air ketuban habis 13 20,0
Anak sebelumnya lahir SC 9 13,8
Gagal induksi 3 4,6
Panggul sempit 5 7,7
Kelilit ari- ari 1 1,5
Plasenta previa 1 1,5
Hipermio 1 1,5
Total 65 100,0
Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa alasan terbanyak yang menyebabkan persalinan dengan Sectio caesarea adalah karena hipertensi gestasional dan air ketuban habis masing-masing sebanyak 20% sedangkan alasan terendah dikarenakan kelilit ari- ari, plasenta previa dan hipermio dengan presentase masing-masing 1,5%.
f. Inisiasi Menyusui Dini
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi inisiasi menyusui dini di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 IMD Frekuensi n=65 Presentase (%) Tidak melakukan 48 73,8 Melakukan 17 26,2 Total 65 100,0
Tabel 5.6 menunjukan sebagian besar ibu tidak melakukan Inisiasi menyusui dini dengan benar sebanyak 73,8% dan hanya 26,2% saja yang melakukan inisiasi menyusui dini dengan benar.
g. Jenis Anastesi
Tabel 5.7
Distribusi frekuensi jenis anastesi yang digunakan ibu operasi sectio caesarea di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 Anastesi Frekuensi n=65 Presentase (%) Anastesi spinal 62 95,4 Anastesi Total 3 4,6 Total 65 100,0
Tabel 5.7 menjelaskan bahwa anastesi spinal lebih banyak digunakan ibu yaitu sebanyak 95,4% dan hanya 4,6% responden yang menggunakan anastesi total.
h. Kondisi bayi
Tabel 5.8
Distribusi frekuensi kondisi bayi dengan ibu sectio caesarea di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 Kondisi Frekuensi n=65 Presentase (%) BBLR 1 1,5 Baik 64 98,5 Total 65 100,0
Tabel 5.8 menunjukan sebagian besar bayi lahir dalam kondisi baik sebanyak 98,5% dan hanya 1,5% yang lahir dalam kondisi BBLR.
i. Menyusui untuk pertama kalinya Tabel 5.9
Distribusi frekuensi waktu pertama kali ibu sectio caesarea
menyusui bayinya di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Pertama kali menyusui Frekuensi
n=65
Presentase (%)
Kurang dari 3 jam 21 32,3
3-24 jam 19 29,2
Hari kedua 18 27,7
Lebih dari hari kedua 7 10,8
Total 65 100,0
Tabel 5.9 menunjukan sebagian besar ibu menyusui bayinya kurang dari 3 jam setelah persalinan yaitu 32,3% dan 10,8% menyusui bayinya lebih dari hari kedua setelah persalinan.
j. Pengeluaran ASI
Tabel 5.10
Distribusi frekuensi hari keberapa ASI mulai keluar setelah persalinan di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Pengeluaran ASI Frekuensi
n=65
Presentase (%)
Hari pertama 33 50,8
Hari kedua 19 29,2
Lebih dari hari kedua 13 20,0
Tabel 5.10 menunjukan lebih banyak ibu ASI nya sudah keluar di hari pertama sebanyak 50,8% dan hanya 20,0% yang ASI keluar lebih dari hari kedua.
k. Skala nyeri di kedua Rumah Sakit Tabel 5.11
Distribusi frekuensi skala nyeri luka operasi yang dirasakan di hari pertama di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Skala nyeri Frekuensi
n=65 Presentase (%) Ringan 5 7,7 Sedang 26 40,0 Berat 34 52,3 Total 65 100,0
Tabel 5.11 menunjukan pada hari pertama lebih banyak ibu mengalami nyeri skala berat 52,3% dan hanya sebanyak 7,7% mengalami nyeri skala ringan.
Tabel 5.12
Distribusi frekuensi skala nyeri luka operasi yang dirasakan di hari kedua di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Skala nyeri Frekuensi
n=65 Presentase (%) Ringan 12 18,5 Sedang 44 67,7 Berat 9 13,8 Total 65 100,0
Tabel 5.12 menunjukan pada hari kedua sebagian besar ibu mengalami nyeri skala sedang sebanyak 67,7% dan hanya 13,8% yang mengalami nyeri skala berat.
Tabel 5.13
Distribusi frekuensi skala nyeri luka operasi yang dirasakan di hari ketiga di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Skala nyeri Frekuensi
n=65 Presentase (%) Ringan 30 46,2 Sedang 34 52,3 Berat 1 1,5 Total 65 100,0
Tabel 5.13 menunjukan pada hari ketiga lebih banyak responden (52,3%) mengalami nyeri skala sedang dan 1,5% mengalami nyeri skala berat.
l. Pengaruh nyeri operasi
Tabel 5.14
Distribusi frekuensi pengaruh nyeri dalam mengganggu proses pemberian ASI di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Pengaruh Nyeri Frekuensi
n=65 Presentase (%) Ya 10 15,4 Tidak 55 84,6 Total 65 100,0
Tabel 5.14 menunjukan sebanyak 15,4% merasakan bahwa nyeri bekas luka operasi mengganggu dalam proses pemberian ASI namun sebagian besar ibu merasa nyeri tidak berpengaruh dalam proses pemberian ASI sebesar 84,6%.
m.Rooming in
Tabel 5.15
Distribusi frekuensi Rooming In Ibu-Bayi di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Rooming In Frekuensi n=65 Presentase (%) Tidak 42 64,6 Ya 23 35,4 Total 65 100,0
Tabel 5.15 menunjukan lebih banyak ibu tidak bersama dengan bayi nya pada hari pertama setelah persalinan yaitu sebanyak 64,6% dan hanya 35,4% bersama dengan bayinya selama 24 jam pada hari pertama.
n. Gambaran pemberian ASI pada ibu dengan rawat gabung: waktu dan cara pemberian ASI
Tabel 5.16
Distribusi frekuensi pemberian asi pada bayi dengan Rooming in di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 Menyusui Roming in Tidak Ya N % N % Menyusui 14 33,3 21 91,3 Tidak Menyusui 28 66,7 2 8,7 Total 42 100,0 23 100,0
Tabel 5.16 menunjukan sebagian besar ibu akan menyusui bayinya jika bayi berada satu ruangan dengannya yaitu sebanyak 91,3% dan sebagian besar ibu memilih untuk tidak menyusui bayinya ketika tidak berada satu ruangan dengannya yaitu sebesar 66,7%.
Tabel 5.17
Distribusi frekuensi waktu pemberian asi pada bayi dengan
Rooming in di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Roming in
Waktu Pemberian asi Sesuai keinginan bayi Sesuai jadwal rumah sakit N % N % Tidak 0 0,0 14 100,0 Ya 21 100,0 0 0,0 Total 21 100,0 14 100,0
Tabel 5.17 menunjukan bayi yang tidak satu ruangan dengan ibu akan menyusui sesuai jadwal dari RS dan untuk ibu yang satu ruangan dengan bayi akan menyusui kapanpun bayi menginginkan.
Tabel 5.18
Distribusi frekuensi cara pemberian ASI pada bayi dengan Rooming in di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Roming in
Cara pemberian asi
Langsung Tidak langsung
N % N %
Tidak 13 38,2 1 100,0
Ya 21 61,8 0 0,0
Total 34 100,0 1 100,0
Tabel 5.18 menunjukan bahwa responden yang menyusui secara langsung lebih banyak terjadi jika ibu dan bayi berada dalam satu ruangan yang sama yaitu sebanyak 61,8% sedangkan semua ibu yang menyusui tidak langsung tidak berada dalam satu ruangan yang sama dengan bayi.
o. Gambaran Nyeri dapat mengganggu terhadap waktu pertama kali menyusui
Tabel 5.19
Distribusi frekuensi waktu pertama kali menyusui terhadap nyeri post operasi di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Waktu pertama menyusui
Nyeri post operasi
Mengganggu Tidak mengganggu N % N % < 3 jam 2 20,0 19 34,5 3-24 jam 4 40,0 15 27,3 Hari kedua 3 30,0 15 27,3
Lebih dari hari kedua 1 10,0 6 10,9
Total 10 100,0 55 100,0
Dari tabel 5.19 menunjukan ibu yang merasa terganggu dengan nyeri nya lebih banyak memberikan ASI nya pada 3-24 jam setelah persalinan yaitu sebanyak 40% dan untuk ibu yang tidak merasa nyeri mengganggu dalam proses pemberian ASI lebih banyak menyusui pertama kali kurang dari 3 jam setelah melahirkan yaitu sebanyak 34,5%.
p. Gambaran skala nyeri terhadap waktu pengeluaran ASI setelah persalinan
Tabel 5.20
Distribusi frekuensi skala nyeri hari pertama terhadap waktu pengeluaran ASI setelah persalinan di RSU kab. Tangerang dan RS
Swasta Depok Tahun 2016
Tabel 5.20 menunjukkan pada hari pertama pengeluaran ASI lebih banyak terjadi pada responden yang mengalami nyeri berat di hari pertama yaitu sebanyak 51,5% untuk responden yang pengeluaran ASI nya terjadi di hari kedua juga mengalami nyeri berat di hari pertama sebanyak 63,2% dan untuk responden yang ASI nya keluar lebih dari hari kedua sama antara nyeri skala sedang dan skala berat yang dialami yaitu masing-masing sebanyak 38,5%.
Skala nyeri hari pertama
Waktu pengeluaran ASI
Hari pertama Hari kedua Lebih dari hari
kedua N % N % N % Ringan 2 6,1 0 0,0 3 23,1 Sedang 14 42,4 7 36,8 5 38,5 Berat 17 51,5 12 63,2 5 38,5 Total 33 100,0 19 100,0 13 100,0
Tabel 5.21
Distribusi frekuensi skala nyeri hari kedua terhadap waktu pengeluaran ASI setelah persalinan di RSU kab. Tangerang dan RS
Swasta Depok Tahun 2016
Tabel 5.21 menunjukkan menunjukkan pada skala nyeri hari kedua pengeluaran ASI pada hari pertama lebih banyak terjadi pada ibu yang mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 66,7% untuk pengeluaran ASI di hari kedua lebih banyak terjadi pada ibu yang mengalami nyeri skala sedang yaitu sebanyak 89,5% dan untuk responden yang ASI nya keluar di lebih dari hari kedua terjadi pada ibu yang mengalami nyeri skala ringan dan skala berat yaitu masing-masing sebanyak 38,5%.
Skala nyeri hari kedua
Waktu pengeluaran ASI
Hari pertama Hari kedua Lebih dari hari
kedua N % N % N % Ringan 6 18,2 1 5,3 5 38,5 Sedang 22 66,7 17 89,5 5 38,5 Berat 5 15,2 1 5,3 3 23,1 Total 33 100,0 19 100,0 13 100,0
Tabel 5.22
Distribusi frekuensi skala nyeri hari ketiga terhadap waktu pengeluaran ASI setelah persalinan di RSU kab. Tangerang dan RS
Swasta Depok Tahun 2016
Tabel 5.22 menunjukkan pada skala nyeri hari ketiga pengeluaran ASI setelah melahirkan terbanyak di hari pertama yaitu 54,5% di kategori nyeri sedang. untuk yang pengeluaran ASInya terjadi pada hari kedua setelah melahirkan yaitu 52,6% untuk kategori nyeri sedang.untuk responden yang pengeluaran ASI nya terjadi setelah lebih dari hari kedua setelah melahirkan lebih banyak terjadi pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 53,8%.
Skala nyeri setelah hari kedua
Waktu pengeluaran ASI
Hari pertama Hari kedua Lebih dari hari
kedua N % N % N % Ringan 14 42,4 9 47,4 7 53,8 Sedang 18 54,5 10 52,6 6 46,2 Berat 1 3,0 0 0,0 0 0,0 Total 33 100,0 19 100,0 13 100,0
q. Gambaran waktu pemberian ASI terhadap pengeluaran ASI
Tabel 5.23
Distribusi frekuensi waktu pertama kali menyusui terhadap waktu pengeluaran ASI di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
Dari tabel 5.23 menunjukkan responden yang ASI nya keluar di hari pertama lebih banyak menyusui bayinya pada kurang dari 3 jam setelah persalinan yaitu 45,5%, untuk responden yang pengeluaran ASI nya terjadi di hari kedua lebih banyak menyusui bayinya pada hari kedua yaitu 57,9% dan untuk responden yang ASI nya keluar di lebih dari hari kedua lebih banyak menyusui bayi nya saat hari kedua atau lebih dari hari kedua yaitu masing-masing sebanyak 30,8%.
Menyusui pertama kali
Waktu pengeluaran ASI
Hari pertama Hari kedua Lebih dari hari
kedua N % N % N % < 3 jam 15 45,5 3 15,8 3 23,1 3 – 24 jam 13 39,4 4 21,1 2 15,4 Hari kedua 3 9,1 11 57,9 4 30,8 Lebih dari hari kedua 2 6,1 1 5,3 4 30,8 Total 33 100,0 19 100,0 13 100,0
r. Gambaran jenis obat anastesi terhadap pemberian ASI
Tabel 5.24
Distribusi frekuensi jenis obat anastesi yang digunakan terhadap pemberian ASI di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 Menyusui
Jenis anastesi
anastesi total anastesi spinal
N % N %
< 3 jam 0 0,0 21 33,9
Lebih dari 3 jam 3 100,0 41 66,1
Total 3 100,0 62 100,0
Tabel 5.24 menunjukan semua bayi dengan ibu yang dilakukan bius total akan menyusui lebih dari 3 jam yaitu sebanyak 100% untuk yang dilakukan bius spinal sebanyak 33,9% menyusui kurang dari 3 jam namun lebih banyak yang menyusui lebih dari 3 jam yaitu sebanyak 66,1%.
s. Gambaran kondisi bayi terhadap pemberian ASI
Tabel 5.25
Distribusi frekuensi kondisi bayi terhadap waktu pemberian ASI di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016 Menyusui Kondisi Bayi BBLR BAIK N % N % < 3 jam 0 0,0 21 32,8
Lebih dari 3 jam 1 100,0 43 67,2
Total 1 100,0 64 100,0
Dari tabel 5.25 menunjukan semua bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) cenderung disusui lebih dari 3 jam setelah persalinan (100%) dan tidak ada yang menyusui
kurang dari 3 jam setelah persalinan. berbeda dengan bayi yang lahir dengan kondisi baik mayoritas sebanyak 67,2% disusui lebih dari 3 jam setelah persalinan namun masih ada yang menyusui kurang dari 3 jam yaitu sebanyak 32,8%.
66