• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Akibat Hukum Pembubaran Koperasi

BAB IV ANALISIS AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN

A. Analisis Akibat Hukum Pembubaran Koperasi

Koperasi didirikan berdasar perjanjian para anggota pendiri koperasi yang dituangkan dalam akta pendirian koperasi. Akta yang dimaksud adalah akta autentik yang dibuat notaris380Suatu perjanjian yang tergolong perjanjian formil maka apabila tidak dipenuhinya bentuk atau format ataupun cara pengesahan sebagaimana yang diwajibkan peraturan perundang undangan berakibat perjanjian formil batal demi hukum.381 Apabila perbuatan hukum yang diwajibkan dalam bentuk formal tidak dipenuhi dalam akta pendirian koperasi maka berakibat perbuatan hukum tersebut batal demi hukum382 dengan kata lain koperasi yang akta pendiriannya tidak memenuhi syarat formil akan bubar demi atau dibubarkan oleh yang berwewenang.383 Ketika telah dibubarkan selanjutnya memasuki tahap likuidasi, dengan demikian tujuan koperasi berubah dari “tujuannya memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi anggota berubah menjadi tujuannya mengakhiri bisnis yang sedang dilakukan dan menguangkan seluruh harta kekayaan koperasi (likuidasi).”384

1. Pembubaran Wajib Diikuti Likuidasi/Penyelesaian

Koperasi sebagai subjek hukum mempeliki hak dak dan kewajiban baik terhadap APSMK maupun kepada kreditur dan pihak ketiga. Untuk menyelesaikan

379

Pasal 110 UU No.17 Tahun 2012

380

Pasal 9 ayat 1 UU No 12 Tahun 2012

381

Elly Erawati, Herlien Budiono,Op.Cit,hlm,46.

382

Ibid, hlm,47.

383

Pasal 102 huruf (c) UU N0. 17 Tahun 2012, Pembubaran koperasi dilakukan berdasarkan keputusan menteri.

384

Hans-H.Munkner,10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law,Op.Cit, hlm,182

hak dan kewajiban koperasi yang telah dibubarkan wajib diikuti tidakan hukum likuidasi/ penyelesaian. Pasal 106 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2012 memerintahkan “Untuk penyelesaian terhadap pembubaran koperasi harus dibentuk Tim Penyelesai.

Koperasi yang telah diputus pembubarannya tidak dapat lagi melakukan bisnis koperasinya, kecuali hanya melakukan perbuatan hukum untuk kepentingan pemberesan hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi, terutama untuk menyelesaikan kewajibannya kepada para kreditor. Dalam hukum kepentingan para kreditor dari debitor dilindungi haknya baik kreditor separatis , preference maupun kreditor konkuren. Dalam rangka pelindungan kreditor dan pihak ketiga ini wajib dilakukan likuidasi terhadap koperasi yang dibubarkan.

2. Setelah Pembubaran Koperasi Para Anggota Tidak Dapat Lagi Mengundurkan Diri.385

Koperasi didirikan oleh orang perorangan atau badan hukum yang menjadi anggota koperasi. Ada tidaknya suatu koperasi karena keberadaan anggota. Angota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna koperasi.386 Anggota koperasi sebagai pemilik harus bertanggung jawab atas tindakan hukum pembubaran koperasi, sepanjang harta kekayaan koperasi yang dipisahkan sebagai modal tidak cukup untuk membayar kewajiban koperasi tersebut. Tanggungjawab pribadi perorangan itu hanya baru dianggap penting dalam praktek, jika harta kekayaan koperasi tidak cukup membayar semua klaim dari para kreditor.387Maka tidak logis orang yang ikut secara

hukum bertanggungjawab dan sekaligus sebagai pemilik diperbolehkan

mengundurkan diri sebagai anggota koperasi.

385 Ibid.

386Pasal 26 UU No.17 Tahun 2012

387Hans-H.Munkner,10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law,

3. Koperasi Tidak Kehilangan Status Badan Hukumnya388

Eksistensi yuridis dari koperasi yang telah dibubarkan masih tetap ada yaitu eksistensi badan hukumnya. Dengan dinyatakan bubar tidakmutatis mutandis badan hukum koperasi menjadi tidak ada. Suatu argumentasi yuridis mengenai proposisi ini dengan dua argumentasi pertama yaitu karena koperasi yang dibubarkan masih dalam likuidasi dan dapat melakukan transaksi hukum terhadap pihak ketiga, tetapi yang melakukan perbuatan hukum adalah likuidator/ tim penyelesai. Sehingga tidak mungkin badan hukum yang tidak ada dapat melakukan proses transaksi389 seperti melakukan penjualan harta koperasi dalam likuidasi melalui lelang atau penjualan dibawah tangan. Argumentasi kedua yaitu bahwa badan hukum koperasi baru hapus setelah tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara.390

Pembubaran koperasi tidak mengakibatkan koperasi kehilangan status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh rapat anggota pemegang sertifikat modal koperasi atau menteri yang membidangi koperasi. Dengan demikian koperasi tetap menyandang status sebagai subjek hukum yang masih mempunyai hak dan kewajiban serta mempunyai tanggungjawab sebagai subjek hukum. Hak dan kewajibannya dalam mengurus dan mengelola harta kekayaanya sudah dibatasi yaitu perbuatan hukum sepanjang mengenai harta koperasi untuk :

a. Membayar hutang-hutangya kepada kreditor dan kepada pihak ketiga

388

Ibid,hlm,183

389M. Hadi Shubhan,Op.Cit,hlm, 198-199

390 Pasal 110 UU No. 17 Tahun 2012, Status badan hukum koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia.

b. Membayar kewajibannya kepada anggota koperasi pemegang sertifikat modal koperasi dan pemilik modal penyertaan.

c. Menagih piutang koperasi dari anggota dan dari pihak ketiga. d. Menjual harta koperasi dalam likuidasi.

Pembubaran, likuidasi serta hapusnya status badan hukum koperasi adalah tiga pranata hukum yang berbeda tetapi mempunyai saling berkaitan antara satu dan lain. Pembubaran koperasi adalah tindakan yang menyebabkan perusahaan berhentinya eksistensinya dan tidak menjalankan bisnis untuk selama-lamanya diikuti dengan proses administrasinya berupa pemberitahuan dan pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya.391 Likuidasi adalah keseluruhan rangkaian proses penutupan dan pengakhiran perusahaan maupun pengahkiran status badan hukumnya, termasuk proses pembubaran dan penutupan perusahaan, pemberesan dan penyelesaian administratif dari pemberesannya.392 Hapusnya status badan hukum koperasi sejak tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Dengan demikian koperasi yang telah dibubarkan belum hapus status badan hukumnya, oleh karena itu koperasi tersebut masih boleh melakukan perbuatan hukum yang diwakili oleh likuidator/ tim penyelesai koperasi.

4. Koperasi Tidak Dapat Lagi Menerima Anggota Baru.

Setiap orang yang ingin menjadi anggota baru koperasi harus menerima syarat syarat yang telah ditentukan koperasi, baik syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga atau pun yang diatur dalam suatu perjanjian khusus yang telah dipersiapkan.

391Munir Fuady,Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op.Cit,hlm ,178.

Salah satu syarat melakukan perbuatan hukum adalah cakap bertindak dalam hukum. Syarat yang kedua untuk sahnya perjanjian yang diatur Pasal 1320 KUH Perdata adalah kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian. Pasal 1329 KUH Perdata berbunyi” Setiap orang cakap untuk melakukan perikatan-perikatan terkecuali ia oleh undang undang dinyatakan tidak cakap”. Berdasarkan Pasal 1329 KUH Perdata ini pengurus koperasi yang dibubarkan secara hukum tidak cakap melakukan perbuatan untuk dan atas nama koperasi. Koperasi sebagai subjek hukum yang diwakili pengurus tidak dapat mengadakan perjanjian dengan menerima orang yang ingin menjadi anggota sebagai akibat dari pembubaran koperasi oleh karena kekuasaan pengurus sudah dibekukan dan beralih kepada likuidator.

5. Koperasi Tidak Diperbolehkan Melakukan Perbuatan Hukum.

Koperasi yang dibubarkan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali yang menyangkut pemberesan dalam likuidasi.393 Koperasi yang telah dibubarkan tidak diperbolehkan melakukan perbuatan hukum baik kepada anggota sebagai pemegang sertifikat modal koperasi, kreditor, pemilik modal penyertaan atau kepada pihak ketiga kecuali untuk memperlancar proses penyelesaian.”394 Apabila larangan ini dilanggar oleh koperasi, maka anggota, pengurus dan pengawas serta koperasi bertanggungjawab secara tanggung renteng atas perbuatan tersebut, kecuali tindakan yang dilakukan untuk urusan penyelesaian hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi.

393

M. Hadi Shubhan, Op.Cit, hlm, 201-202

394 Pasal 106 ayat 5 UU No 17 Tahun 2012, “Selama dalam proses penyelesaian terhadap pembubaran koperasi tidak diperbolehkan melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk memperlancar proses penyelesaian

6. Anggaran Dasar Tetap Berlaku.395

Anggaran dasar koperasi adalah suatu perjanjian dibuat dengan akta autentik dan memenuhi syarat formal. Akta pendirian koperasi memuat anggaran dasar dan yang berkaitan dengan pendirian koperasi.396 Anggaran dasar baru berlaku apabila disahkan oleh menteri dan didaftar dalam Berita Negara Republik Indonesia. Badan hukum koperasi merupakan satu kesatuan dengan akta pendirian koperasi, artinya sepanjang koperasi sebagai badan hukum masih ada maka anggaran dasarnya tetap ada. Logika hukumnya jika pembubaran koperasi tidak menyentuh status badan hukum sebelum pembubaran koperasi diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia maka otomatis anggaran dasarnya masih tetap berlaku.

7. Harta Koperasi Dalam Likuidasi Diambil Alih Oleh Likuidator.397

Pengurus koperasi yang dibubarkan secara hukum dibekukan sehingga tugas likuidator di ambil alih oleh likuidator. Salah satu tugas likuidator adalah membereskan koperasi dalam likuidasi/ penyelesaian yang meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut:398

1. Pencatatan dan pengumpulan asset koperasi 2. Penentuan tata cara pembagian asset

3. Pembayaran kepada kreditor

4. Pembayaran sisa asset hasil hasil likuidasi kepada APSMK.

Dari tugas likuidator tersebut diatas pemberesan dan bambagian harta koperasi dalam likuidasi diambil alih oleh likuidator untuk dilakukan pemberesan dan

395Hans-H.Munkner,10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law,

Op.Cit,hlm,182

396

Pasal 10 ayat 1 UU No 17 Tahun 2012

397

Hans-H.Munkner,10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law,

Loc..Cit,

pembagian kepada kreditor, dan jika ada sisa hasil likuidasi dibagikan anggota pemegang sertifikat modal koperasi.

8. Pengurus Tidak Berwenang Lagi Mewakili Koperasi Baik Di Dalam Maupun Di Luar Pengadilan.

Suatu kewenangan mewakili dapat diperoleh dari kombinasi antara undang undang dan tidakan hukum perdata.399 UU No. 17 Tahun 2012 memberikan kewenangan kepada pengurus untuk mewakili koperasi. Dalam anggaran dasar pengurus dapat melakukan tindakan hukum perdata yaitu dengan persetujuan keputusan rapat anggota.400 Yang berhak mewakili koperasi baik didalam dan diluar pengadilan adalah pengurus berdasarkan pasal 58 ayat 2 UU No. 17 tahun 2012. Akan tetapi dengan adanya keputusan pembubaran koperasi secara hukum pengurus sudah dibekukan dan wewenangnya beralih kepada likuidator. Maka yang berhak secara hukum untuk mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan adalah likuidator terbatas untuk kepentingan pemberesan dan penyelesaian hak dan kewajiban serta membagikan harta koperasi kepada kreditor.

9. Kekuasaan Pengurus Dibekukan.

Tugas pengurus koperasi yang diatur dalam pasal 58 UU No. 17 Tahun 2012 dihentikan/dibekukan. Oleh karena itu perbuatan hukum yang harus dilakukan setelah keputusan pembubaran koperasi hanya terbatas untuk melalukan pemberesan dan penyelesaian hak dan kewajiban koperasi. Termasuk membagikan sisa asset koperasi dalam likuidasi , mendaftarkan hasil akhir likuidasi dan mengumumkan hasil proses

399 Rahmad Setiawan,Hukum Perwakilan dan Kuasa Suatu perbandingan Hukum Indonesia dan Hukum Belanda Saat Ini,[ Jakarta: PT Tata Nusa, 2005], hlm,7.

400

likuidasi dalam dalam surat kabar dan Berita Negara Republik Indonesia dilakukan oleh likuidator/tim penyelesai.

Peraturan perundang undangan tidak memberikan wewenang kepada pengurus untuk melakukan pemberesan dan penyelesaian koperasi yang dibubarkan tetapi tugas dan fungsi tersebut diberikan kepada likuidator, oleh karena kekuasaan pengurus seraca hukum sudah dibekukan. Dengan demikian pengurus tidak boleh lagi melakukan tidakan hukum mengatasnamakan koperasi dalam likuidasi.

10. Kekuasaan Pengawas Dibekukan.

Demikian halnya dengan pengawas koperasi kekuasaanya dibekukan sehingga pengawas koperasi tidak boleh melakukan tugas memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus;401 dan tidak berweweng lagi untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar;402

Berdasarkan Pasal 50 UU No. 17 Tahun 2012 pengawas bertugas memberi nasihat dan melaksanakan pengawasan kepada pengurus, melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi oleh pengurus, melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota. Oleh karena pengurus sudah dibekukan maka otomatis perangkat koperasi seperti pengawas juga dibekukan, karena sudah digantikan oleh likuidator.

11. Kekuasan Rapat Anggota Dibekukan Kecuali Dalam Hal Laporan Terakhir Dari Likuidator.

401Pasal 50 ayat 1 hurup b dan c UU No. 17 Tahun 2017

Rapat anggota sebagai perangkat koperasi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi ikut juga dibekukan, kecuali dalam hal menerima laporan pertanggungjawab likuidator mengenai pelaksanaan pemberesan dan penyelesaian koperasi dalam likuidasi jika koperasi dibubarkan berdasarkan keputusan rapat anggota. Karea rapat anggota dibekukan , maka tidak mempunyai wewenang lagi melakukan perbuatan sesuai Pasal 33 UU No. 17 Tahun 2012,403. Akan tetapi rapat

anggota berwewenang dalam hal pengesahan laporan pertanggungjawaban

likuidator/tim penyelesai disampaikan pada rapat anggota jika pembubaran koperasi berdasarkan keputusan rapat anggota.

12. Kekuasaan Pengurus Dan Pengawas Digantikan Oleh Likuidator.

Untuk perlindungan bagi kreditor koperasi yang dibubarkan maka kekuasaan pengurus dan pengawas perlu diambil alih oleh likidator untuk melakukan pemberesan kewajiban koperasi. Secara hukum koperasi yang dibubarkan satu satunya yang bertugas untuk menyelesaikan dan membereskannya adalah likuidator maka otomotis kekuasaan pengurus dan pengawas digantikan oleh likuidator/ tim penyelesaia Untuk melakukan pengurusan, pemberesan, penyelesaian hak dan kewajiban serta pembagian harta koperasi dalam likuidasi dilakukan oleh likuidator. Pasal 108 UU No. 17 tahun 2012 memberikan tugas dan fungsi kepada likuidator/ tim penyelesaian untuk menyelesaikan hak dan kewajiban keuangan terhadap pihak

403 Rapat Anggota berwenang:a. menetapkan kebijakan umum Koperasi;b. mengubah Anggaran Dasar;c. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus;d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi; e. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi; f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing;g. menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha; h. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi; dan i. menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang ini.

ketiga termasuk melaksanakan tindakan lain yang perlu dilakukan dalam penyelesaian kekayaan.

Tugas Likuidator pemberesan:404

1. Bertugas selayaknya direksi.

2. Mencatat dan mengumpulkan kekayaan perusahaan. 3. Menjual aset-aset perseroan.

4. Penagihan piutang perseroan.

5. Melanjutkan bisnis perseroan sebelum penjualan aset. 6. Pemanggilan dan pemberitahuan kepada kreditur. 7. Menentukan tata cata pembagian aset perseroan. 8. Melakukan pembayaran kepada kreditur.

9. Membagi sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham.

13. Pengurus Dapat Diminta Pertanggungjawaban Baik Secara Perdata Maupun Pidana.

Setiap pengurus wajib menjalan tugas dengan itikat baik dan penguh

tanggungjawab untuk kepentingan dan tujuan koperasi.405 Pengurus

bertanggungjawab atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan pencapaian tujuan koperasi kepada rapat anggota.406

Merupakan suatu ketentuan yang umum bahwa sepanjang beritikat baik anggota pengurus dari suatu koperasi yang mengalami kerugian atau pailit pada dasarnya tidak dapat diminta pertanggungjawabannya secara finansial. Hal ini berkenaan dengan asas bahwa suatu koperasi adalah subjek hukum yang terpisah dari para pengurusnya. Semua utang-utang koperasi dilunasi dari hasil penjualan kekayaan koperasi itu sendiri bukan dari harta kekayaan pengurusnya.407 Prinsip

404

Management and Bisnis, [ http://mynotes77.wordpress.com], diakse tanggal 5 Juni 2013

405Pasal 6 ayat 1 UU no. 17 Tahun 2012

406Pasal 6 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2012

tersebut dengan pengecualian bahwa anggota pengurus bertanggungjawab secara pribadi karena kesalahannya koperasi mengalami kerugian atau dinyatakan pailit.

Adapun kriteria tanggungjawab pengurus adalah sebagai berikut:408

a. Tanggungjawab itu timbul jika perusahaan itu melalui prosedur kepailitan b. Harus ada kesalahan atau kelalaian

c. Tanggungjawab itu bersifat residual, artinya tanggungjawab itu timbul jika nanti ternyata asset perusahaan yang diambil tidak cukup

d. Tanggungjawab itu secara renteng artinya walaupun hanya seorang pengurus bersalah, maka pengurus lain dianggap turut bertanggungjawab. e. Presumsi bersalah dengan pembuktian terbalik.

Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault liability409 atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam KUH Perdata, khususnya pasal 1365,4101366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.

Pasal 1365 KUH Perdata yang lazim dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:

a. Adanya perbuatan.

408 Endryl, Kurniawan, Tasman, Tanggungjawab Direksi Terhadap Perseroan Palit, Akibat Kelalaian dan kesalahan, [Jurusan Hukum Perdata, Program studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana UNAND, Email: endryl17@yahoo.co.id, ] hlm 10]diakses tanggal 13 Januari 2013

409 Sonny Tabelo Manyawa, Teori Pertanggunggjawaban Loc. Cit dikutip dari Shidarta,

Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 73-79.

410Pasal 1365 KUH Pedata : Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut., Pasal 1366 : Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atau kesembronoannya., Pasal 1367 ayat 1: Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.

b. Adanya unsur kesalahan. c. Adanya kerugian yang diderita.

d. Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.

Pasal 1366 KUH Perdata menyebutkan juga bertanggungjawab atas kerugian akibat kelalaian atau kekurang hati hatiannya. Pasal 1367 KUH Perdata mengatur tanggungjawab atas kesalahan orang lain yang ada dibawah tanggungannya atau tanggung jawab resiko atau tanggungjawab tanpa kesalahan tetapi kesalahan orang yang ada dibawah tanggungjawabnya.

Ketentuan mengenai tanggungjawab pengurus atas kesalahan dan

kelalaiannya yang diatur dalam UU No.17 Tahun 2012 tidak mengurangi ketentuan Kitab Undang Undang Hukum Pidana.411 Dalam buku kedua kejahatan bab XXVI KUHP terdapat beberapa ketentuan yang secara khusus mengatur tanggung jawab pidana pengurus berkenaan dengan koperasi yaitu 266412, 396413, 397414, 398 dan 399,415 401416,401417, 402418, 403419 KUHP. Pasal 60 ayat 5 UU No.17 Tahun 2012 mengatur tentang tanggung jawab anggota pengurus atas kerugian koperasi yang timbul dari kelalaian menjalankan tugas pengurusan koperasi dapat diminta pertanggungjawabannya berdasarkan Kitap Undang Undang Hukum Pidana.

411

Pasal 60 ayat 5 UU No.17 Tahun 2012

412Tidak mau hadir atau tidak memberikan/memberikan keterangan yang menyesatkan dalam proses pemberesan pailit.

413Perbuatan debitur pailit yang merugikan kreditur.

414 Perbuatan debitur yang memindahtangankan harta sehingga merugikan para kreditor dan menyebabkan pailit.

415 Perbuatan Pengurus dan Pengawas Koperasi yang menyebabkan kerugian Koperasi baik sebelum atau setelah pailit.

416Perbuatan menipu oleh debitur pailit kepada para kreditur.

417

Kesepakatan curang antara debitur pailit dengan kreditur dalam rangka penawaran perdamaian kepailitan

418Tindakan debitur pailit yang mengurangi hak-hak kreditur

14. Bisnis Koperasi Dihentikan Kecuali Untuk Kepentingan Pemberesan Dan Pembubaran Saja.

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya420 dengan melakukan kegiatan bisnis. Koperasi dalam likuidasi tidak boleh menjalankan bisnis baru melainkan hanya menyelesaikan tugas-tugasnya dalam rangka dan pemberesan proses likuidasi tersebut dan tidak bisa melakukan kegiatan diluar tugas tersebut. Pembubaran koperasi akan menghentikan bisnis koperasi karena perangkat koperasi pengurus, pengawas rapat anggota sudah dibekukan. Oleh karena karena perangkat koperasi sudah dibekukan maka tidak mungkin lagi dapat mencapai tujuan yang ditentukan UU No 17 tahun 2012 maupun tujuan yang ditentukan dalam anggaran dasar. Bisnis koperasi harus dihentikan dan hanya tindakan pengurusan dan pemberesan harta koperasi dalam likuidasi yang akan dilakukan oleh likuidator menurut hukum. Koperasi hanya dapat melakukan tindakan hukum yang menyangkut penyelesaian hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi yaitu melakukan perbuatan hukum hanya untuk memperlancar proses penyelesaian hak koperasi untuk menagih piutang koperasi, dan penjualan harta koperasi untuk kepentingan likuidasi/ penyelesaian dan pemberesan serta pendistribusian kewajiban koperasi kepada kreditor dan kepada APSMK dan kepada pemilik modal penyertaan dan kewajiban lainnya.

15. Di belakang Nama Koperasi Di Bubuhkan Kata “Dalam Penyelesaian”

Selama dalam proses likuidasi/ penyelesaian terhadap koperasi yang dibubarkan tersebut tetap ada dengan status ”Koperasi dalam Penyelesaian”.421Sejak

420Pasal 4 UU No 17 Tahun 2012

421

saat pembubaran setiap surat masuk dan keluar ke koperasi dicantumkan kata “Koperasi dalam Penyelesaian” di belakang nama koperasi. Pencantuman kata “Koperasi dalam Penyelesaian” membuktikan koperasi tetap ada sebagai badan hukum. Setiap orang atau pihak yang mempunyai kepentingan dengan koperasi berhak mengetahui bahwa koperasi tersebut dalam proses likuidasi untuk menyelesaikan hak dan kewajibannya sebagai badan hukum.

16. Koperasi Berkewajiban Untuk Pemberesan Hak Dan Kewajibannya.

Koperasi sebagai subjek hukum yang diakui dalam lalu lintas hukum mempunyai sekumpulan hak dan dan kewajiban. Keberadaan koperasi ada karena ada anggota, dan ada hak dan kewajibannya. Supaya subjek hukum lainnya mau mengadakan hubungan hukum dengan koperasi maka hak dan kewajibannya tersebut harus dijamin oleh hukum. Untuk menjamin hak dan kewajiban pihak lain maka undang-undang harus menjamin penyelesaian hak dak kewajiban koperasi yang dibubarkan dengan melakukan pemberesan hak dan kewajibannya dan pembagian harta koperasi kepada kreditur dan pihak ketiga.

Setelah koperasi dibubarkan maka likuidator mulai melakukan pemberesan dengan melakukan penjualan harta koperasi likuidasi tanpa persetujuan pengurus, rapat anggota dan pangawas koperasi.

17. Koperasi Tidak Dapat Lagi Mengubah Status Asetnya, Kecuali Yang Dilakukan Oleh Likuidator Dalam Rangka Pemberesan.

Koperasi yang dibubarkan diwakili oleh likuidator dalam membereskan dan menyelesaikan kewajibannya kepada kreditor dan pihak ketiga serta kepada anggota pemegang sertifikat modal koperasi. Secara logika hukum karena pengurus sebagai perangkat koperasi sudah dibekukan, maka pengurus tidak berhak dan berwenang

mengelola dan mengurus harta atau asset koperasi, sehingga akibatnya secara hukum

Dokumen terkait