• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBUBARAN KOPERASI DAN AKIBAT HUKUMNYA 36

C. Pembubaran Koperasi Oleh Pengadilan

Pengadilan negeri dapat membubarkan koperasi atas:

1. Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan koperasi melanggar ketertiban umum dan kesusilaan atau koperasi melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan. Akta pendirian koperasi atau anggaran dasar koperasi merupakan suatu perjanjian. Syarat sahnya suatu perjanjian menururut Pasal 1320 KUH Perdata, adalah sepakat, cakap, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Yang dimaksudkan sebab yang halal adalah “bahwa isi perjanjian tersebut tidak dapat bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.”245 Menurut Pasal 1337 KUH Perdata “suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan”. Akibat hukum terhadap perjanjian berkausa tidak halal, maka perjanjian itu batal demi hukum atau perjanjian itu dianggap tidak pernah ada. Hal ini sesuai dengan Pasal 1335 KUH Perdata “Suatu persetujuan tanpa sebab,

245 Ahmadi Miru, Sakka Pati, [Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai Pasal 1456 BW,Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011], hlm 69. lihat juga Pasal 46 ayat 1 (c) UU No.25 Tahun 1992

atau yang dibuat karena suatu sebab yang palsu atau yang terlarang, tidak mempunyai kekuatan.” Dengan demikian tidak ada dasar untuk menuntut pemenuhan perjanjian itu dimuka hakim.”246 Untuk melindungi kepentingan umum maka negara diwakili oleh kejaksaan berkewajiban untuk mengajukan permohonan pembubaran badan hukum koperasi jika dinilai koperasi tersebut bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan undang-undang.

2. Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum dalam akta pendirian.

Pendirian koperasi dilakukan dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh notaris dalam bahasa Indonesia247 dan akta pendirian koperasi tersebut merupakan perjanjian yang dibuat anggota koperasi. Akta pendirian koperasi sebagai suatu perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi para anggota karena adanya koperasi karena ada suatu persetujuan atau karena undang-undang.

Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan:

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.”

“ Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik yaitu keinginan subyek hukum untuk berbuat sesuatu, kemudian mereka mengadakan negosiasi dengan pihak lain, dan sudah barang tentu keinginan itu sesuatu yang baik. Itikad baik yang sudah mendapat kesepakatan terdapat dalam isi perjanjian untuk ditaati oleh kedua belah pihak sebagai suatu peraturan bersama. Isi perjanjian ini disebut

246 Pengertian Causa Yang Halal Dalam Suatu Perjanjian [Sumber: http:// id. shvoong. com/law-and-politics], diakses tanggal 22 Januari 2013

prestasi yang berupa penyerahan suatu barang, melakukan suatu perbuatan, dan tidak melakukan suatu perbuatan.”248

Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi 4 syarat:249 a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. c. Suatu pokok persoalan tertentu.

d. Suatu sebab yang tidak terlarang.

Dua syarat pertama disebut juga dengan syarat subyektif, sedangkan syarat ketiga dan keempat disebut syarat obyektif. Dalam hal tidak terpenuhinya unsur pertama (kesepakatan) dan unsur kedua (kecakapan) maka kontrak tersebut dapat dibatalkan. Sedangkan apabila tidak terpenuhinya unsur ketiga (suatu hal tertentu) dan unsur keempat (suatu sebab yang halal) maka kontrak tersebut adalah batal demi hukum.250

3. Permohonan pengurus setelah diputuskan dalam rapat anggota251, pengurus.252 Koperasi yang menurut penilaian rapat anggota bahwa alasan koperasi tidak mungkin untuk dilanjutkan karena pailit akibat hutang koperasi lebih besar dari pada assetnya atau koperasi tersebut bangkrut secara ekonomi sehingga koperasi tersebut dapat dimohonkan pailit Pengadilan Niaga.

D. Prosedur Melakukan Pembubaran Koperasi

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran,

248 Hukum Perikatan/ Perjanjian,[ http://www. mfile.narotama.ac.id] diakses tanggal 6 Januari 2012.

249Pasal 1320 KUH Perdata

250Hukum Perikatan/ Perjanjian, mfile.narotama.ac.id, Loc.Cit 251

Pasal 33 huruf (h) UU No. 17 Tahun 2012 , Rapat anggota berwewenang memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran koperasi.

252 Pasal 62 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2012, Pengurus dapat mengajukan permohonan ke pengadilan niaga agar Koperasi dinyatakan pailit hanya apabila diputuskan dalam rapat anggota.

penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum koperasi diatur Peraturan Pemerintah.253Prosedur pembubaran koperasi :254

1. Penelitian oleh pejabat.255

2. Rencana pembubaran koperasi.256 3. Pengajuan keberatan pembubaran.257 4. Keputusan pembubaran.258

5. Pemberitahuan pembubaran koperasi kepada kreditor.259

Dalam hal terjadi pembubaran koperasi maka wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator/ tim penyelesai untuk menyelesaikan atau membereskan hak dan kewajiban koperasi yang dibubarkan maka :

a. Koperasi tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk membereskan semua urusan koperasi dalam rangka likuidasi /penyelesaian.

253Pasal 111 UU No. 17 Tahun 2012.

254Keputusan Menteri Koperasi dan pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Nomor 269/M/IX/1994 tentang Petunjuk pelaksanaan pemerintah No 17 Tahun 1994.

255 Pejabat adalah Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kab/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Prop/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

256 Apabila hasil penelitian menunjukan bahwa Koperasi yang bersangkutan ternyata memenuhi salah satu atau beberapa alasan pembubaran maka disampaikan rencana pembubaran secara tertulis dengan surat tercatat kepada pengurus koperasi.

257 Pengurus atau Anggota Koperasi yang menerima pemberitahuan rencana pembubaran tersebut dapat mengajukan pernyataan keberatan secara tertulis dengan surat tercatat beserta alasan-alasannya pejabat yang berhak membubarkannya.

258 Dalam hal keberatan rencana pembubaran ditolak maka Pejabat yang berwenang membubarkannya menetapkan keputusan dengan mengeluarkan surat yang menyatakan menolak keberatan tersebut dan berikut alasan penolakannya. Keputusan pembubaran koperasi tersebut disampaikan secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau Anggota Koperasi merupakan keputusan akhir dan tidak dapat dilakukan upaya banding oleh Koperasi yang bersangkutan.

259 Keputusan Pembubaran Koperasi tersebut diberitahukan oleh Tim Penyelesai kepada semua kreditor. Keputusan Pembubaran Koperasi dan dilakukan selama proses pembubaran berlang-sung.

b. Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan keputusan rapat anggota atau jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan rapat anggota tidak menunjuk likuidator maka pengurus bertindak selaku likuidator.

E. Akibat Hukum Pembubaran Koperasi Karena Pailit 1. Akibat Hukum Pembubaran Koperasi

Koperasi adalah perkumpulan orang yang dibentuk secara suka rela berdasarkan ketentuan KUH Perdata untuk memajukan kepentingan ekonomi bersama dari para anggotanya melalui aksi swadaya yang terorganisasi. Kesukarelaan

untuk membetuk perkumpulan itu sejalan dengan hak anggota untuk

membubarkannya.260 Akan tetapi dalam melakukan pembubaran koperasi

“kepentingan-kepentingan para kreditur, masyarakat dan negara dan gerakan koperasi secara keseluruhan harus diperhitungkan pula selain kepentingan para anggota”261 sebagai pemilik dan pengguna koperasi sekaligus yang merupakan tujuan akhir dari didirikannya koperasi.

Pembubaran koperasi sebagai badan hukum tentu mempunyai akibat hukum baik menyangkut hak dan kewajiban terhadap anggota pemegang sertifikat modal koperasi, pengurus, pengawas, karyawan dan para kreditor, likuidator. Ketika suatu koperasi dibubarkan kepentingan-kepentingan para kreditor koperasi terpengaruh

260

Hans-H.Munkner,10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law,

Op.Cit,hlm 171

261

secara khusus, jika harta kekayaan koperasi tidak cukup untuk menutupi semua tuntutan (claim) yang diajukan oleh para kreditur.262

Akibat hukum apabila koperasi dibubarkan adalah:

1. Pembubaran wajib diikuti likuidasi/penyelesaian

2. Selama dalam proses likuidasi/ penyelesaian terhadap koperasi yang

dibubarkan tersebut tetap ada dengan status ”Koperasi dalam

Penyelesaian”.263

3. Status badan hukum koperasi masih tetap ada.

4. Koperasi tidak diperbolehkan melakukan perbuatan hukum.

5. Koperasi yang dibubarkan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali yang menyangkut pemberesan dalam likuidasi.264

6. Pembubaran koperasi harus diberitahukan kepada semua kreditor. 7. Pembubaran koperasi dilaporkan kepada menteri.

8. Koperasi tidak dapat menjadi penggugat dan tergugat. 9. Perkara sedang berjalan ditangguhkan.

10. Bisnis dari koperasi (perusahaan) tersebut dihentikan.265

11. Semua kekuasaan pengurus berlalih kepada likuidator/tim penyelesai. 12. Kekuasaan Pengawas dibekukan.

13. Kekuasaan rapat anggota koperasi dibekukan, kecuali dalam hal laporan terakhir dari likuidator/tim penyelesai, yang memang harus diberikan kepada rapat anggota.

262Ibid, hlm 172

263Pasal 106 ayat 4 UU No.17 Tahun 2012

264

M. Hadi Shubhan, Op.Cit, hlm, 201-202

265 Ibid,hlm, 200 dengan mengutip pendapat Munir Fuady menjabarkan konsekuensi hukum dari penempatan perseroan menjadi Perseroan Terbatas dalam Likuidasi, dapat juga digunakan untuk koperasi dalam penyelesaian

14. Koperasi tetap menjalakan kegiatan sejauh untuk kepentingan pemberesan dan pembubarannya saja.

15. Koperasi tidak dapat lagi mengubah asetnya, kecuali yang dilakukakan oleh likuidator/ tim penyelesai dalam rangka pemberesan harta koperasi.

16. Menjadi restriksi tehadap debitor tidak boleh lagi kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses hukum lainnya.

17. Akibat pembubarn terhadap benda jaminan. 18. Akibat pembubaran terhadap perjanjian tertentu.

Dalam hal koperasi bubar yang diikuti dengan likuidasi, maka tidak dimungkinkan untuk dicabut status likuidasi/penyelesaian tersebut apalagi direhabilitasi untuk kemudian menjadi badan hukum normal seperti sediakala. Proposisi ini jelas berbeda dengan status pailit koperasi, yang masih eksis statusnya sebagai badan hukum. Status koperasi pailit akan dicabut apabila hutangnya telah selesai dibayar oleh koperasi.

2. Akibat Hukum Pembubaran Koperasi Dengan Analogi Akibat Hukum Koperasi Yang Diputus Pailit

Akibat hukum yang timbul dari pembubaran koperasi dapat kita

menggunakan analogi akibat hukum dari kepailitan karena pailit dan pembubaran koperasi ada persamaannya yaitu sama menyelesaikan kewajibannya kepada pihak kreditor. Dengan demikian akibat yuridis dari keputusan pembubaran koperasi yaitu:

Akibat hukum dari kompensasi piutang (set-of) maka kreditor dapat langsung mengkompensasi piutang dengan hutangnya, berarti dia menjadi lebih tinggi kedudukannya bahkan lebih tinggi dari kreditor diistemewakan.266

Kompensasi piutang (set-of) dapat saja dilakukan oleh kreditor dan debitur, baik koperasi posisinya sebagai kreditor atau debitur asalkan:267

a. Dilakukan dengan itikat baik.268

b. Dilakukan terhadap transaksi yang sudah ada sebelum keputusan pembubaran koperasi.

2. Kontrak timbal balik boleh dilanjutkan.

Kontrak yang dibuat oleh koperasi dengan pihak ketiga yang dibuat sebelum keputusan pembubaran koperasi dimana prestasi sebahagian atau seluruhnya belum dipenuhi oleh kedua belah pihak maka kreditor dapat minta kepastian dari likuidator/tim penyelesai tentang kelanjutan pelaksanaan dan waktu pelaksanaan kontrak tersebut.269

3. BerlakuActio Paulina.270

266Munir Fuady,Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, Op.Cit,hlm, 65.

267Bandingkan dengan Pasal 51, 52 dan 53 UU No. 37 Tahun 2004.

268 Pengertian “itikat baik” dalam hal ini berarti bahwa pada saat dilakukan transaksi yang menimbulkan hutang tersebut si kreditornya tidak mengetahui bahwa dalam waktu dekat koperasi (debitor) akan dibubarkan. Akan tetapi jika dalam kontrak dengan tegas disebutkan bahwa kompensasi tidak boleh dilaksanakan, tentunya kompensasi tidak boleh dilaksanakan.

269Bandingkan dengan Pasal 36 UU No.37 Tahun 2004

270Baca ,Hadi Shubhan,Op.Cit,hlm 176, lihat juga Hendri Raharjo,Hukum Perjanjian Di Indonesia[Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009],hlm 102-103. Gugatanactio paulinaharus memenuhi kriteria; 1. Perbuatan actio paulina yang dapat digugat oleh likuidator merupakan perbuatan yang merugikan koperasi dalam likuidasi, 2. Perbuatan hukum yang digugat actio paulina dalam pembubaran koperasi merupakan perbuatan yang merugikan kreditor yang tidak wajib dilakukan oleh koperasi yang dibubarkan 3. Perbuatan hukum yang digugat actio paulina dalam pembubaran koperasi merupakan perjanjian dimana kewajiban debitur jauh melebihi kewajiban pihak dengan siapa perjanjian dibuat. 4. Perbuatan hukum yang digugat actio paulina dalam pembubaran koperasi merupakan perbuatan yang merugikan kreditor (koperasi dalam likuidasi) yang merupakan pembayaran atas, atau pemberian jaminan untuk utang yang belum jatuh tempo dan atau belum tidak dapat ditagih.

Actio paulina diatur dalam Pasal 1341 KUH Perdata menyebutkan : “Meskipun demikian, kreditor boleh mengajukan tidak berlakunya segala tindakan yang tidak diwajibkan yang dilakukan oleh debitur, dengan nama apa pun juga yang merugikan kreditor; asal dibuktikan bahwa ketika tindakan tersebut dilakukan, debitur dan orang yang dengannya atau untuknya debitur itu bertindak, mengetahui bahwa tindakan itu mengakibatkan kerugian bagi para kreditor. Hak-hak yang diperoleh pihak ketiga dengan itikad baik atas barang-barang yang menjadi obyek dan tindakan yang tidak sah, harus dihormati. Untuk mengajukan batalnya tindakan yang dengan cuma-cuma dilakukan debitur, cukuplah kreditor menunjukkan bahwa pada waktu melakukan tindakan itu debitur mengetahui bahwa dengan cara demikian dia merugikan para kreditor, tak peduli apakah orang yang diuntungkan juga mengetahui hal itu atau tidak.”

4. Koperasi kehilangan hak mengurus hartanya.

Koperasi dalam likuidasi/penyelesaian tidak berwenang lagi untuk melakukan tindakan pengurusan maupun tindakan pengalihan secara mandiri atas harta kekayaan koperasi dalam likuidasi/ penyelesaian. Yang berhak melakukan pengurusan maupun tindakan pengalihan atas harta kekayaan koperasi dalam likuidasi adalah likuidator.271

5. Perikatan yang dibuat setelah koperasi dibubarkan tidak dibayar.

Perikatan yang tidak dibuat koperasi dalam likuidasi/penyelesaian dengan kreditornya dimana perikatan tersebut dibuat setelah koperasi dikeluarkan keputusan pembubaran, maka perikatan yang dibuat tidak dapat dibayar dari

271 Bandingkan dengan Pasal 24 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004, Debitor demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan. dan Pasal 240 (1) UU No. 37 Tahun 2004 Selama penundaan kewajiban pembayaran utang Debitor tanpa persetujuan pengurus tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya.UU No. 37 Tahun 2004

harta koperasi dalam likuidasi, kecuali perikatan tersebut menguntungkan koperasi dalam likuidasi272

6. Gugatan hukum harus oleh/terhadap likuidator.

Semua gugatan hukum yang berkaitan dengan harta koperasi dalam likuidasi haruslah diajukan oleh atau terhadap likiuidator/tim penyelesai, tetapi harus dengan bantuan pengurus sebagai organ yang berhak mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan. Setiap gugatan hukum terhadap koperasi dalam likuidasi yang bertujuan untuk memenuhi perikatan dari harta koperasi,

hanya dapat diajukan dengan melaporkan dengan untuk dicocokkan

piutangnya.273

7. Perkara di pengadilan dapat ditangguhkan atau diambil alih oleh likuidator.274 Jika likuidator dengan kreditor berperkara, maka atas permohonan koperasi (tergugat) supaya perkara ditangguhkan untuk memberi kesempatan kepada tergugat untuk memanggil likuidator/tim penyelesai mengambil alih perkara. 8. Pelelangan yang sedang berjalan dilanjutkan.

272

Bandingkan dengan Pasal 25 UU No. 37 Tahun 2004, Semua perikatan Debitor yang terbit sesudah putusan pernyataan pailit tidak lagi dapat dibayar dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta pailit

273

Bandingkan dengan pasal UU No. 37 Tahun 2004 pasal 26 ayat 1 Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap Kurator, ayat 2 Dalam hal tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan atau diteruskan oleh atau terhadap Debitor Pailit maka apabila tuntutan tersebut mengakibatkan suatu penghukuman terhadap Debitor Pailit, penghukuman tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap harta pailit.. dan 27, Selama berlangsungnya kepailitan tuntutan untuk memperoleh pemenuhan perikatan dari harta pailit yang ditujukan terhadap Debitor Pailit, hanya dapat diajukan dengan mendaftarkannya untuk dicocokkan.

274

Bandingkan dengan pasal UU No. 37 Tahun 2004 pasal 28 ayat 1 dan 2 : Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh Debitor dan yang sedang berjalan selama kepailitan berlangsung, atas permohonan tergugat, perkara harus ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada tergugat memanggil Kurator untuk mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh hakim. (2)Dalam hal Kurator tidak mengindahkan panggilan tersebut maka tergugat berhak memohon supaya perkara digugurkan, dan jika hal ini tidak dimohonkan maka perkara dapat diteruskan antara Debitor dan tergugat, di luar tanggungan harta pailit.

Apabila sebelum koperasi dibubarkan pelelangan barang bergerak dan barang tidak bergerak sudah dimulai, maka likuidator/tim penyelesai dapat melanjutkan pelelangan barang atas beban koperasi dan hasil penjualan menjadi harta kekayaan koperasi dalam likuidasi.275

9. Sewa menyewa dihentikan

Sewa menyewa dapat dihentikan karena koperasi dibubarkan adalah jika koperasi tersebut menyewa suatu barang dari pihak lain.Jadi likuidator/ tim penyelesai maupun pihak lain sama-sama dapat memutuskan hubungan sewa menyewa tersebut dengan syarat pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum berakhirnya perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat. Akan tetapi sewa dibayar dimuka, sewa menyewa tersebut tidak dapat diakhiri sampai berakhirnya uang sewa yang dibayar dimuka. Sejak koperasi diputus bubar maka segala uang sewa yang harus dibayar oleh koperasi dalam likuidasi, merupakan hutang koperasi koperasi dalam likuidasi, 276 Jika koperasi dalam likuidasi, sebagai pihak yang menyewakan maka berlaku peraturan sewa menyewa secara umum.

10. Karyawan dapat di putuskan hubungan kerja (PHK).

Jika koperasi dibubarkan ada karyawan yang bekerja pada koperasi maka baik

karyawan maupun koperasi dalam likuidasi,sama-sama berhak untuk

275Bandingkan dengan Pasal 33 UU No.37 Tahun 2004, Dalam hal sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, penjualan benda milik Debitor baik bergerak maupun tidak bergerak dalam rangka eksekusi sudah sedemikian jauhnya hingga hari penjualan benda itu sudah ditetapkan maka dengan izin Hakim Pengawas, Kurator dapat meneruskan penjualan itu atas tanggungan harta pailit.

276 Munir Fuady,Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, Edisi Revisi (disesuaikan dengan UU No. 37 tahun 2004),Op. Cithlm 73, Bandingkan dengan Pasal 38 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004, Dalam hal Debitor telah menyewa suatu benda maka baik Kurator maupun pihak yang menyewakan benda, dapat menghentikan perjanjian sewa, dengan syarat pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum berakhirnya perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat.

memutuskan hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja harus ada pemberitahuan (notice) PHK sesuai dengan perjanjian kerja atau sesuai dengan undang undang ketenagakerjaan yang berlaku. Sejak koperasi diputus bubar maka hutang gaji karyawan menjadi harta hutang koperasi dalam likuidasi277

11. Hak retensi 278 tidak hilang. Kreditor yang mempunyai hak menahan benda milik koperasi dalam likuidasi tidak kehilangan haknya karena ada keputusan pembubaran koperasi, sampai utangnya lunas.279

12. Surat-surat kepada koperasi dalam likuidasi/penyelesaian ditujukan kepada likuidator/tim penyelesai.

13. Segala surat-surat kepada koperasi ditujukan kepada likuidator/tim penyelesai. Likuidator/tim penyelesai bertugas dan berfungsi untuk meyelesaikan hak dan kewajiban keuangan terhadap pihak ketiga serta berhak dan berwenang untuk mengurus dan membereskan serta mendistribusikan segala hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi, maka segala surat yang ditujukan kepada koperasi dalam likuidasi dapat dibuka oleh likuidator/tim penyelesai.280

277 Ibid, Bandingkan dengan Pasal 39 UU No. 37 Tahun 2004, Pekerja yang bekerja pada Debitor dapat memutuskan hubungan kerja, dan sebaliknya Kurator dapat memberhentikannya dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 (empat puluh lima) hari sebelumnya

278HakRetentieadalah hak menahan. Ciri/sifat Hak Retentie: Droit de suit, Accesoire ,Dalam hal tertentu, dapat dipertahankan terhadap pihak ke tiga karena diperjanjikan ,Memberikan jaminan

pada klien bahwa tagihan akan dipenuhi , Perjanjian pokok → harus ada kaitan dengan benda yang

ditahan , Tidak dapat dibagi-bagi, Klien tidak berhak memakai benda yang ditahan

279Bandingkan dengan Pasal 61 UU No.37 Tahun 2004, Kreditor yang mempunyai hak untuk menahan benda milik Debitor, tidak kehilangan hak karena ada putusan pernyataan pailit

280

Bandingkan dengan pasal 105 UU No. 37 Tahun 2004, (1)Kurator berwenang membuka surat dan telegram yang dialamatkan kepada Debitor Pailit.(2)Surat dan telegram yang tidak berkaitan dengan harta pailit, harus segera diserahkan kepada Debitor Pailit.(3)Perusahaan pengiriman surat dan telegram memberikan kepada Kurator, surat dan telegram yang dialamatkan kepada Debitor

14. Barang barang berharga milik koperasi dalam likuidasi disimpan oleh likuidator, adalah konsekuensi beralihnya tugas dari pengurus koperasi dalam likuidasi kepada likuidator/tim penyelesai.

15. Hak hak tertentu dari koperasi dalam likuidasi tetap berlaku.

a. Pembayaran harga barang tidak dapat dimintakan oleh kreditor kepada koperasi dalam likuidasi sebab koperasi tidak lagi berwewenang untuk melakukan tindakan hukum mengenai kekayaannya, termasuk tidak berwewenang untuk membayar harga tersebut.

b. Koperasi dapat membatalkan kontrak berdasarkan Pasal 1266 KUH Perdata.281 Pasal 1266 dan 1267 282 KUH Perdata secara khusus memberikan pengaturan tentang syarat batal dalam perjanjian timbal

balik. Undang Undang tersebut mnentukan bahwa syarat yang

membatalkan perjanjian timbalik balik adalah kalau salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban (ingkar janji).283

Pailit.(4)Semua surat pengaduan dan keberatan yang berkaitan dengan harta pailit ditujukan kepada Kurator.

281

Pasal 1266 KUH Perdata “Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal demikian

persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada

Pengadilan.Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat, leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu bulan.

282Pasal 1267 KUH Perdata Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.

283Mariam Darus Badrulzaman,K.U.H.Perdata Buku III Hukum Perikatan Dengan

Dokumen terkait