• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi upaya perlindungan konsumen, khususnya dalam hal perlindungan konsumen terhadap klausula baku yang merugikan. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bahwa diperlukan adanya keseragaman kosa kata mengenai penyebutan

dan pengertian “uang muka” sehingga kata tersebut tidak disalah artikan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak serta tidak merugikan konsumen.

2. Bahwa pelaku usaha dalam hal ini adalah pihak pengembang perumahan

dalam menjalankan usahanya dengan cara-cara yang baik dan professional, serta memiliki pemahaman yang baik tentang hukum, utamanya tentang hukum perlindungan konsumen. Pengetahuan mengenai hukum perlindungan konsumen yang baik, menjadikan pelaku usaha paham akan kewajiban dan hak pelaku usaha dan konsumen. Pelaku usaha dalam menjalankan usahanya diharapkan tidak hanya melindungi kepentingannya sendiri tetapi juga secara bersamaan menjamin kepentingan konsumen.

3. Bahwa seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, lembaga swadaya

konsumen serta konsumen harus lebih aktif melakukan penelitian dan pengawasan terhadap klausula baku yang merugikan konsumen.

4. Bahwa advokasi dan edukasi perlindungan konsumen harus lebih

disosialisaikan dan ditingkatkan. Hal ini bertujuan agar masyarakat paham akan hak dan kewajibannya sebagai konsumen maupun sebagai

pelaku usaha. Selain itu, konsumen juga dapat mengetahui upaya-upaya apa sajakah yang bisa dilakukan ketika terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha.

65

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Badrulzaman, Mariam Darus. Perlindungan Terhadap Konsumen dilihat

Dari Sudut Perjanjian Baku (Standar). Jakarta:BPHN,1980

Barkatullah,Abdul Hakim. Hak-Hak Konsumen. Bandung: Nusa

Media,2010

Fuady, Munir. Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan

Sehat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999

--- Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Buku

Kedua. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2003

Harahap, Yahya. Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan

Penyelesaian Sengketa. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997

H.S, Salim. Hukum Kontrak Teori&Teknik Penyusunan Kontrak.

Jakarta:Sinar Grafika, 2013

Johnny Ibrahim. Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet. III,

Jawa Timur : Bayumedia Pubishing, 2007

K. Susilo, Zumrotin. Penyambung Lidah Konsumen, cet.1. Jakarta: Puspa

Suara, 1996

Makarim.Edmon, Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana Prenada

Group, 2010

Muhammad, Abdulkadir. Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan

Perdagangan, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,1992

M.L. Tobing, David. Parkir & Perlidungan Hukum Konsumen.

Jakarta:PT. Timpani Agung,2007

Nasution, Az. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Jakarta:

Diadit Media, 2007

Remy Sjahdeni, Sutan. Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang

Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit di Indonesia,. (akarta: Institut Bankir Indonesia,1994

Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo, 2004

Shofie, Yusuf. Pelaku Usaha, Konsumen dan Tindak Pidana Korporasi,

cet.1 Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002

Siahaan, N.H.T. Hukum Konsumen : Perlindungan Konsumen dan

Tanggung Jawab Produk. Jakarta: Panta Rei, 2005

Subekti. Hukum Perjanjian. Jakarta:Intermasa,2010

Sudaryatmo. Kiat Menghindari Perumahan Bermasalah. Jakarta:

Piramedia, 2004

Sutendi, Adrian. Tanggung Jawab Produk dan Tinjauan Hukum Publik

dan Perdata, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008

Soekanto, Soejono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1986

Yani, Ahmad & Gunawan Widjaja. Anti Monopoli. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002

---.Hukum tentang Perlindungan

Konsumen. Jakarta: Gramedia,2000

Yodo, Sutarman dan Ahmadi Miru. Hukum Perlindungan Konsumen.

Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000

Zulham. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada

Media, 2013

Perundang-Undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 setelah amandemen ke-4

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3821 .

Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 1999 No. 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3817

67

Internet:

http://kbbi.web.id/uang

http://bisnis.liputan6.com/read/2258724/tak-semua-bank-bisa-berikan-fasilitas-uang-muka-kpr-20

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor 937 K/Pdt.Sus/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

MARTINUS TEDDY ARUS BAHTERAWAN, bertempat tinggal di Jalan Tenggumung Karya Lor No. 73 Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada Achmad Fauzan, SH.,LLM., Advokat, berkantor di Jalan Wonorejo Asri XII/23 Rungkut Surabaya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 April 2010,

Pemohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan/Penggugat ; m e l a w a n

PT. SOLID GOLD, berkedudukan di Jalan Kertajaya VF-331 Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada Soetardjo, SH., Advokat, berkantor di Jalan Nginden Baru III No. 19 Surabaya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 April 2010;

Termohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan/Tergugat ; Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Keberatan/Penggugat telah mengajukan keberatan terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Nomor 35/BPSK/III/2010. tanggal 31 Maret 2010 yang amarnya sebagai berikut:

• Tidak ada kesepakatan karena pihak PT. Solid Gold selaku pihak usaha (Tergugat) tidak dapat memenuhi pengaduan konsumen (Sdr. Martinus Teddy Arus B);

Bahwa, terhadap amar putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut, Pemohon Keberatan/Penggugat telah mengajukan keberatan di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya yang pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa Pemohon keberatan menerima putusan Badan Penyelesaian Sengketa No. 35/BPSK/III/2010 pada tanggal 31 Maret 2010 (vide bukti P-1);

Bahwa atas putusan tersebut Pemohon Keberatan telah menyatakan gagal dengan Surat pernyataan tertanggal 6 April 2010 (vide bukti P-2);

Hal. 1 dari 17 hal Put. Nomor 937 K/Pdt.Sus/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa Pemohon Keberatan mengajukan keberatan ini pada tanggal 7 April 2010, atau dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

Bahwa dengan demikian adalah beralasan jika Pemohon Keberatan mohon agar keberatan Pemohon Keberatan dinyatakan diterima;

Bahwa lebih lanjut alasan Pemohon Keberatan atas putusan badan Penyelesaian sengketa tersebut adalah sebagaimana terurai berikut;

Bahwa pada tanggal 17 Juli 2007 di Surabaya Pemohon Keberatan membeli atau memesan satu unit rumah dengan luas bangunan 39 m² dan luas tanah 84 m² yang terletak di Kav. B No. 23 Perumahan Palm Residence, Jambangan Surabaya dari Termohon Keberatan dengan melalui angsuran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) seharga Rp180.000.000,- dengan uang muka Rp54.000.000,- sebagaimana tercantum dalam Surat pemesanan Ruko/Rumah No. 01/VII/2007 (vide bukti P-3) dan selanjutnya pada tanggal 16 Mei 2008 Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual beli (vide bukti P-4);

Bahwa Pemohon Keberatan telah membayar lunas uang muka sebesar Rp 54.000.000,- kepada Termohon Keberatan (vide bukti P-5);

Bahwa Pemohon Keberatan menghendaki perubahan desain rumah tersebut yang disetujui Termohon dengan biaya Rp24.625.000,- dan Pemohon Keberatan telah membayar lunas biaya perubahan desain tersebut kepada Termohon Keberatan (vide bukti P-6 s/d P-11);

Bahwa dengan demikian Pemohon Keberatan telah melaksanakan kewajibannya kepada Termohon Keberatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang V, Perlindungan Konsumen dan Termohon Keberatan telah menerima haknya dari Pemohon Keberatan seperti ditentukan dalam Pasal 6 undang-undang tersebut;

Bahwa karena Pemohon Keberatan telah memenuhi semua kewajiban membayar uang muka dan biaya perubahan desain, maka tahap selanjutnya adalah realisasi akad KPR dengan Bank Mandiri setelah Bank Mandiri mengeluarkan Surat penawaran Putusan Kredit (SPPK);

Bahwa Bank Mandiri telah mengeluarkan SPPK No. 8.CLBC/SPPK.GRM/ 2917/ VIII/2008 pada tanggal 8 Agustus 2008 dan No. 8.CLBC/SPPK.GRM/ 2550/IX/2009 tanggal 9 September 2009, adapun Termohon Keberatan telah memberitahu Pemohon Keberatan secara tertulis melalui surat tanggal 24 Agustus 2008 No. 42/SGP/EKS/ VIII/2009 dan 20 Oktober 2009 No. 45/SGP/ EKS/X/2009, tapi oleh karena Pemohon

Hal. 2 dari 17 hal Put. Nomor ... K/Pdt.Sus/...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

melakukan akad kredit dimaksud;

Bahwa Termohon Keberatan menyatakan kepada Pemohon Keberatan melalui suratnya tanggal 29 Oktober 2009 No. 46/SGP/EKS/2009 bahwa jika Pemohon Keberatan membatalkan pembelian rumah dimaksud maka Pemohon Keberatan harus membayar denda kepada Termohon Keberatan sebesar Rp 84.700.936.000,- dan jika Pemohon Keberatan berniat meneruskan pembelian rumah dimaksud maka Pemohon Keberatan harus membayar denda kepada Termohon Keberatan sebesar Rp48.888.000,- (vide bukti P-12);

Bahwa Termohon keberatan dalam suratnya sebagaimana dimaksud bukti P-12 menyatakan bahwa Termohon Keberatan tidak pernah memaksakan adanya denda dengan berdalih bahwa ketentuan denda sudah diatur dalam Surat Pemesanan Rumah dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Rumah (sebagaimana dimaksud bukti P-3 dan P-4);

Bahwa Pemohon Keberatan sangat tidak setuju dan karena itu menolak keras dalil Termohon Keberatan tersebut di atas karena Surat Pemesanan Rumah dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Rumah (vide Bukti P-3 dan P-4) adalah sangat merugikan Pemohon Keberatan karena posisi Pemohon keberatan selalu lemah berdasarkan hasil penelitian Badan dan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) seperti dikutip N.H.T. Siahaan (Happy Susanto (2008:30) dan Pemohon Keberatan sebagai konsumen tidak memiliki posisi tawar yang setara dan sederajat dengan Termohon Keberatan sebagai pelaku usaha sehingga mau tidak mau Pemohon Keberatan menandatangani Surat Pemesanan Rumah dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut yang format dan sebagian besar isinya telah disiapkan dan ditentukan sendiri oleh Termohon Keberatan, atau yang lebih dikenal dengan perjanjian standar atau ketentuan klausula baku;

Bahwa Surat pemesanan Rumah dimaksud (vide bukti P-3) Pasal III menyatakan: “....maka seluruh uang yang telah dibayarkan menjadi hak milik PT.Solid Gold dan tidak dapat dituntut kembali;

Bahwa uang yang telah dibayarkan adalah uang Pemohon Keberatan sebesar Rp54.000.000,- (lima puluh empat juta rupiah);

Bahwa Perjanjian Pengikatan Jual Beli dimaksud (vide bukti P-4) Pasal 2 menyatakan: “....seluruh uang yang telah dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Kesatu menjadi hangus dan tidak dapat dituntut kembali....”;

Bahwa Pihak Kesatu dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut adalah Termohon Keberatan dan Pihak Kedua adalah Pemohon Keberatan sedangkan seluruh uang yang telah dibayar Pemohon Keberatan kepada Termohon Keberatan berdasarkan

Hal. 3 dari 17 hal Put. Nomor 937 K/Pdt.Sus/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

bukti P-5 s/d P11 adalah Rp54.000.000,- + Rp24.625.000,- + biaya Notaris Rp3.000.000,- + BPHTB Rp5.542.900,- = Rp87.167.900,- (delapan puluh tujuh juta seratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus rupiah);

Bahwa Pasal V surat tersebut dan pasal 2 Perjanjian dimaksud juga mencantumkan adanya benda masing-masing sebesar 2 dan 3%;

Bahwa ini berarti bahwa Termohon Keberatan dalam Surat Pemesanan Rumah dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (vide bukti P-3 dan P-4) telah menyatakan menolak menyerahkan kembali uang, yang telah dibayar pemohon keberatan serta penerapan sanksi Benda bagi Pemohon keberatan, atau dengan kata lain Termohon Keberatan telah mencantumkan klausula baku dalam Surat pemesanan Rumah dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut;

Padahal pencantuman klausula baku merupakan suatu larangan bagi Termohon Keberatan yang harus ditaati oleh Termohon Keberatan karena sudah ditentukan oleh hukum yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat (1) huruf c yang berbunyi: “Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen;

Bahwa dengan demikian adalah jelas bahwa Termohon Keberatan telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999;

Bahwa oleh karena itu adalah beralasan jika Pemohon Keberatan mohon agar Termohon Keberatan dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan atau melanggar hukum yaitu terhadap Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan adalah beralasan pula jika Pemohon Keberatan mohon agar Surat Pemesanan Rumah No. 01/VI/2007 tertanggal 17 Juli 2007 dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tertanggal 16 Mei 2008 dinyatakan batal demi hukum sepanjang mengenai klausula baku dan proses transaksi pembelian rumah dimaksud antara Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan tetap dilanjutkan tanpa ada sanksi denda dan/atau bunga apapun;

Bahwa oleh karena Termohon Keberatan telah melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang atau hukum yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, maka berarti Termohon Keberatan melakukan perbuatan melanggar atau melawan hukum atas diri Pemohon Keberatan;

Hal. 4 dari 17 hal Put. Nomor ... K/Pdt.Sus/...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Termohon Keberatan atas diri Pemohon Keberatan, maka Termohon Keberatan

mengalami kerugian baik material maupun immaterial;

a Kerugian material berupa uang yang sudah diserahkan Pemohon Keberatan

kepada Termohon Keberatan tersebut di atas sebesar Rp87.167.900,- (delapan puluh tujuh juta seratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus rupiah);

b Kerugian immateriel berupa Pemohon Keberatan harus pindah kerja dari

Kalimantan ke Surabaya dengan segala efek atau dampak psikis setara dengan Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

Bahwa oleh karena itu adalah beralasan jika Pemohon Keberatan mohon agar Termohon Keberatan dihukum untuk membayar ganti rugi kepada Pemohon Keberatan untuk kerugian material sebesar Rp87.167.900,- (delapan puluh tujuh juta seratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus rupiah) dan kerugian immateriel Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon Keberatan/ Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Surabaya agar memberi putusan sebagai berikut:

1 Menerima dan mengabulkan seluruh keberatan Pemohon Keberatan untuk

seluruhnya;

2 Menyatakan Termohon Keberatan telah melakukan perbuatan melawan atau

melanggar hukum;

3 Menyatakan Surat Pemesanan Rumah No. 01/VII/2007 tertanggal 17 Juli 2007

dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tertanggal 16 Mei 2008 sepanjang mengenai pencantuman klausul baku mengenai tidak dapatnya Pemohon Keberatan untuk menuntut atau meminta kembali uang yang telah dibayar Pemohon Keberatan kepada Termohon Keberatan dan penerapan denda adalah batal demi hukum;

4 Menghukum Termohon Keberatan untuk terus memproses transaksi pembelian

rumah sebagaimana dimaksud Surat Pemesanan Rumah No. 01/ VII/2007 tertanggal 17 Juli 2007 dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tertanggal 16 Mei 2008 tanpa denda dan/atau bunga apapun;

5 Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar ganti rugi kepada Pemohon

Keberatan untuk kerugian materiel sebesar Rp 87.167.900,- (delapan puluh tujuh juta seratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus rupiah) dan kerugian immateriel Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dalam waktu 7 hari sejak putusan perkara ini dibacakan;

Hal. 5 dari 17 hal Put. Nomor 937 K/Pdt.Sus/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

ATAU setidak-tidaknya Pemohon Keberatan mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono);

Bahwa, terhadap keberatan tersebut di atas, Termohon Keberatan/ Penggugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa UU No. 8/th 1999 adalah UU Lex Spesialis yang menjadi kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) untuk memutus. Dan atas putusan BPSK tersebut tidak ada banding, sehingga apabila sengketa antara Konsumen dengan Pelaku Usaha yang telah diputus oleh BPSK, maka tidak benar apabila keberatan-keberatan atas putusan BPSK diajukan pada Pengadilan Negeri sebagai Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan, yang materi perkaranya dibawa ke Pengadilan Negeri masih memakai “Baju” (menyandang) Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan, yang sama dengan upaya banding, padahal Pengadilan Negeri bukan peradilan banding;

Bahwa seharusnya calon user atau konsumen, yang merasa dirugikan quod non oleh Pengembang, kalau perkaranya ini mau diajukan sebagai gugatan pada Pengadilan Negeri harus menyebut sebagai Penggugat dan Tergugat;

Bahwa tidak ada RIB (HIR) yang mengatur tata cara berperkara perdata di Pengadilan yang berwenang, menyebut dirinya sebagai Pemohon Keberatan melawan Termohon Keberatan, sebab tata cara berperkara di Pengadilan yang berwenang, sudah diatur dalam RIB (HIR) yang sama sekali tidak diatur dalam UU Lex Spesialis yang khusus untuk Sengketa Konsumen dengan Pelaku Usaha saja, yang tempat pengaduan tersebut diajukan di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sebagaimana yang diatur dalam UU No. 8 Th 1999;

Bahwa karena salah dalam menyebut pihak Penggugat sebagai Pemohon Keberatan, dan Tergugat sebagai Termohon Keberatan yang tidak diatur sama sekali dalam RIB (HIR) sebagai hukum acara pada Pengadilan Negeri, maka selanjutnya mohon gugatan Martinus Teddy Arus Bahterawan yang salah dalam format/tata cara, mohon untuk ditolak atau setidak-tidaknya gugatan tidak bisa diterima;

Bahwa gugatan/permohonan keberatan atas suatu putusan BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) No. 5/BPSK/III/2010 ;

Bahwa Pengadilan Negeri adalah bukan lembaga lain (BPSK) yang memutus berdasar UU Lex Spesialis;

Bahwa karena itu apabila hendak mengajukan gugatan perkara sengketa perdata ke PN yang awalnya berdasar dari putusan lembaga peradilan ad hoc, khusus seperti BPSK, pihak yang merasa dirugikan quod non atas putusan tersebut harus mengajukan

Hal. 6 dari 17 hal Put. Nomor ... K/Pdt.Sus/...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dokumen terkait