• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

< 1.324 tidak ada autokorelasi positif 1.324 – 1.433 tidak ada autokorelasi positif 2.676 – 4 tidak ada korelasi negatif 2.567 – 2.676 tidak ada korelasi negatif

1.433 – 2.567 tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Sumber: Ghozali, 2013:451

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil seperti tampak pada tabel 4.7 dan tabel 4.8. Pada tabel 4.7 menunjukan nilai Durbin Watson sebesar 2.171, sedangkan pada tabel 4.8 nilai Durbin Watson sebesar 1.755.

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui pada penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi karena DW berada antara 1.433 – 2.567.

Tabel 4.7

Hasil Uji Durbin Watson model 1

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .490a .240 .196 .580068 2.171 a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y1

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Tabel 4.8

Hasil Uji Durbin Watson model 2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .471a .222 .151 .078463 1.755 a. Predictors: (Constant), Y1, X2, X1

b. Dependent Variable: Y2

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 2. Uji Analisis Regresi Berganda

a) Analisis Regresi Tahap 1

Analisis regresi tahap satu mengkaji pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan rating obligasi syariah (sukuk) terhadap nilai perusahaan, pengujian yang dilakukan melalui uji t dan uji R. Ringkasan hasil analisis regresi tahap 1 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

1) Persamaan Regresi 1

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y1 = 1.603 + (-3.764) X1 + e. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna jika variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) mengalami kenaikan sebesar satu poin, maka nilai perusahaan menurun sebesar 3.764.

2) Uji t-test

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.603 .445 3.600 .001 Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) -3.764 1.433 -.435 -2.626 .013 R2 .240 Adjusted R2 .195

Ha : Variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.

Kriteria pengambilan keputusan :

Dengan tingkat signifikansi 0,05. Derajat kebebasan (df) = n –

k – 1 = 37 – 1 – 1 = 35, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai ttabel = 2.030.

Ho diterima apabila thitung < ttabel dan sig ≥ 5%

Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sig < 5%

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh keterangan untuk variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) diperoleh nilai thitung = -2.626 dengan sig 0.013 < 0,050 jadi Ho diterima dengan kata lain nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

3) Koefisien Determinasi Ganda (R2)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada nilai adjusted r square, dari tabel 4.9 diperoleh nilai adjusted R2 = 0.195 = 19.5% ini menunjukan besarnya pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap nilai perusahaan adalah 19.5% sedangkan sisanya 80.5% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

b) Analisis Regresi Tahap 2

Analisis regresi tahap dua mengkaji pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan nilai perusahaan terhadap cumulative abnormal return. Pengujian dilakukan melalui uji F, uji t dan uji R. Ringkasan dari output pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan nilai perusahaan terhadap cumulative abnormal return dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Regresi Berganda Tahap 2

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .048 .071 .684 .499 Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) -.028 .213 -.025 -.132 .896

Rating obligasi syariah (sukuk) .018 .017 .185 1.078 .289 Nilai perusahaan -.066 .023 -.499 1.831 .008 Uji F Fhitung 3.130 Sig .039a R2 .222 Adjusted R2 .151

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

1) Persamaan Regresi 2

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y2 = 0.048 + (-0.028) X1 + (0.018) X2 + (-0.066) X3. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

(1) Jika variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) mengalami kenaikan sebesar satu poin, maka tingkat

cumulative abnormal return menurun sebesar 0.028. (2) Jika variabel rating obligasi syariah (sukuk) mengalami

kenaikan sebesar satu poin, maka tingkat cumulative abnormal return meningkat sebesar 0.018.

(3) Jika variabel nilai perusahaan mengalami kenaikan sebesar satu poin, maka tingkat cumulative abnormal return menurun sebesar 0.066.

2) Uji F (Pengujian Hipotesis secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat atau sering disebut uji kelinieran persamaan regresi.

Hipotesis:

Ho : Variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

Ha : Variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat

Pengambilan keputusan:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabelatau sig ≥ 5%.

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel dan sig < 5%. Dengan n = 37 k = 3 diperoleh Ftabel = 2.892

Pada tabel 4.10 diperoleh nilai Fhitung = 3.130 dan sig = 0.039 < 5% ini berarti nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan nilai perusahaan secara simultan benar - benar berpengaruh positif signifikan terhadap cumulative abnormal return. Dengan kata lain nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah

(sukuk) dan nilai perusahaan mampu menjelaskan besarnya variabel cumulative abnormal return.

3) Uji t-test

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

Ha : Variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat

Kriteria pengambilan keputusan :

Dengan tingkat signifikansi 0,05. Derajat kebebasan (df) = n –

k – 1 = 37 – 3 – 1 = 33, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai ttabel = 2.035.

Ho diterima apabila thitung < ttabel dan sig ≥ 5%

Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sig < 5%

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh keterangan untuk variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) diperoleh nilai thitung = -0.132 dengan sig 0.896 > 0,05 jadi Ho diterima dengan kata lain nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak

berpengaruh terhadap cumulative abnormal return. Untuk variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) diperoleh nilai thitung = 2.078 dengan sig 0.289 < 0,05 jadi Ho ditolak dengan kata lain rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap cumulative abnormal return. Untuk variabel nilai perusahaan diperoleh nilai thitung = 2.831 dengan sig 0.008 < 0,05 jadi Ho ditolak dengan kata lain nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap cumulative abnormal return.

4) Koefisien Determinasi Ganda (R2)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada nilai adjusted r square, dari tabel 4.10 diperoleh nilai adjusted R2 = 0.151 = 15.1% ini menunjukan besarnya pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan nilai perusahaan terhadap cumulative abnormal return adalah 15.1% sedangkan sisanya 84.9% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

c) Pembentukan Model Analisis Path

Dari analisis regresi 1 dan analisis regresi 2 diperoleh model analasis path seperti pada gambar 4.5.

Sumber: Peneliti

Gambar 4.5 Pembentukan Model Analisis Path

Dari gambar 4.5 diperoleh keterangan besarnya pengaruh langsung nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan rating

obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return

melalui nilai perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Besaran Pengaruh Langsung dan Tak Langsung

Pengaruh langsung Pengaruh tidak langsung Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) -0.025 -0.435 x -0.499 = 0.217 Rating obligasi syariah (sukuk) 0.185

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Dari tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa: Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) (X1) Rating obligasi syariah (sukuk) (X2) Cumulative abnormal return (Y2) Nilai perusahaan (Y1) -0.435 -0.499 0.185

1) Pada hasil regresi model 2, nilai koefisien variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar -0.025 dengan signifikansi sebesar 0.896. Maka dapat disimpulkan bahwa, variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) mempengaruhi secara langsung terhadap variabel cumulative abnormal return

sebesar -0.025 dan tidak signifikan.

2) Pada hasil regresi model 2, nilai koefisien variabel

rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar 0.185 dengan signifikansi sebesar 0.289. Maka dapat disimpulkan bahwa, variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) mempengaruhi secara langsung terhadap variabel cumulative abnormal return sebesar 0.185 dan tidak signifikan.

3) Pada hasil regresi model 1, nilai koefisien variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar -0.435 dengan signifikansi sebesar 0.013 dan pada hasil regresi model 2 nilai koefisien variabel nilai perusahaan sebesar -0.499 dengan signifikansi sebesar 0.008. Maka besarnya pengaruh tidak langsung variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return melalui variabel nilai perusahaan adalah dengan mengalikan

-0.435 dan -0.499. Sehingga besarnya pengaruh tidak langsung adalah 0.217.

3. Pembahasan

a) Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap Cumulative Abnormal Return

Pengujian terhadap variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukan nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap cumulative abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai nilai thitung = -0.132 dengan sig 0.896 > 0,05. Berdasarkan hal ini, maka hipotesis pertama ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

cumulative abnormal return saham perusahaan. Dilihat dari hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai

adjusted R2 = 0.151 = 15.1% ini menunjukan besarnya pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar 15.1% sedangkan sisanya 84.9% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujahid dan Fitijanti (2010) serta penelitian oleh Pratama (2013) yang menyimpulkan bahwa nilai

penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

cumulative abnormal return saham. Untuk kasus penelitian yang dilakukan peneliti saat ini, arah hubungan negatif antara nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan sebagai hasil penelitian ini dapat terjadi karena harga saham perusahaan yang mengalami penurunan cumulative abnormal return tersebut mendominasi perusahaan lainnya. Oleh karena itu, secara agregat pengaruhnya akan negatif.

b) Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 yang menunjukkan bahwa variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) mempunyai nilai thitung = -2.626 dengan nilai signifikansi 0.013, dengan demikian hipotesis kedua ditolak.

Hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ini bisa saja diakibatkan karena kurang tepatnya

keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan –

perusahaan tersebut. Artinya keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan belum mampu untuk meningkatkan harga saham perusahaan sebagai alat ukur kemajuan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Prihapsari (2015) dan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) bahwa nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

c) Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Cumulative Abnormal Return

Dari hasil pengujian nilai perusahaan terhadap

cumulative abnormal return menunjukkan bahwa nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

cumulative abnormal return. Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung = 2.831 dengan sig 0.008 < 0,05 jadi nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap cumulative abnormal return, sehingga hipotesis ketiga diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian oleh Fidhayatin dan Dewi (2012) serta penelitian Sutrisno (2009) yang menyatakan bahwa market to book value ratio

memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai suatu perusahaan dalam menilai saham suatu perusahaan. Apabila market to book value ratio semakin tinggi maka

semakin tinggi pula keuntungan suatu perusahaan. Maka, hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

d) Pengaruh Rating Perusahaan Terhadap Cumulative Abnormal Return

Pengujian terhadap variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukan rating penerbitan obligasi syariah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap cumulative abnormal return. Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung = 2.078 dengan sig 0.289 < 0,05. Berdasarkan hal ini, maka hipotesis keempat diterima atau dapat dinyatakan bahwa variabel rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan mempunyai pengaruh namun tidak signifikan terhadap variabel cumulative abnormal return saham perusahaan.

Hasil ini didukung oleh Septianingtyas (2012) dan Arifina (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap variabel return saham. Informasi rating obligasi syariah (sukuk) perusahaan memberikan informasi terhadap keputusan yang akan diambil oleh investor. Semakin baik

rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka return saham akan semakin tinggi, karena rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) bisa menunjukkan tingkat likuiditas dan solvabilitas

perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang bisa berguna bagi investor.

Ringkasan hasil penelitian tersaji dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Penelitian

Hipotesis Uraian Hasil

H1 Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka cumulative abnormal return juga semakin tinggi

Ditolak H2 Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah

(sukuk) maka nilai perusahaan juga semakin tinggi

Ditolak H3 Semakin tinggi nilai perusahaan maka cumulative

abnormal return juga semakin tinggi

Diterima H4 Semakin tinggi rating penerbitan obligasi syariah

(sukuk) maka cumulative abnormal return juga semakin tinggi

Diterima Sumber: Peneliti

102 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap

cumulative abnormal return.

2. Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

cumulative abnormal return. Semakin tinggi nilai perusahaan maka

cumulative abnormal return juga semakin tinggi.

4. Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh positif dan signifikan terhadap cumulative abnormal return. Semakin tinggi

rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka cumulative abnormal return juga semakin tinggi.

Dokumen terkait