Menurut Hadi dalam Bawono (2006: 68) analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur.
Adapun kriteria penilaian uji validitas menurut Bawono (2006: 69)
dengan taraf signifikan (α) = 0,05, jika r hitung > r tabel, maka kuesioner
kedua variabel tersebut. Untuk mencari t tabel untuk degree of freedom (df)
= (n-k-1) = 80-3-1 = 76, dengan nilai df= 76 dan nilai alpha = 0.05 atau 5% didapat angka r table 0.1467.
Untuk menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak, bisa di lihat tampilan tabel di bawah ini, jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Item
Pertanyaan
r hitung r tabel Keterangan
Kepemimpinan Islami Indikator 1 0,967 0.1467 Valid Indikator 2 0,964 Valid Indikator 3 0,964 Valid Indikator 4 0,961 Valid Indikator 5 0,961 Valid Indikator 6 0,960 Valid Indikator 7 0,961 Valid Indikator 8 0,961 Valid Indikator 9 0,960 Valid Indikator 10 0,960 Valid Indikator 11 0,963 Valid Indikator 12 0,961 Valid Indikator 13 0,964 Valid Indikator 14 0,961 Valid Indikator 15 0,963 Valid Indikator 16 0,964 Valid
Motivasi Kerja Indikator 1 0,661
0,1467 Valid Indikator 2 0,923 Valid Indikator 3 0,667 Valid Indikator 4 0,666 Valid Indikator 5 0,682 Valid Indikator 6 0,671 Valid Indikator 7 0,654 Valid Indikator 8 0,665 Valid Indikator 9 0,687 Valid Indikator 10 0,688 Valid Indikator 11 0,676 Valid
Indikator 2 0,889 Valid Indikator 3 0,902 Valid Indikator 4 0,883 Valid Indikator 5 0,881 Valid Indikator 6 0,881 Valid Indikator 7 0,888 Valid Indikator 8 0,910 Valid Indikator 9 0,882 Valid Indikator 10 0,884 Valid Kinerja Karyawan Indikator 1 0,922 0,1467 Valid Indikator 2 0,920 Valid Indikator 3 0,908 Valid Indikator 4 0,904 Valid Indikator 5 0,908 Valid Indikator 6 0,904 Valid Indikator 7 0,912 Valid Indikator 8 0,909 Valid Indikator 9 0,907 Valid Indikator 10 0,907 Valid
Sumber: Data primer yang diolah (2016) 2. Uji Reliabilitas
Menurut Bawono (2006: 63) uji reabilitas adalah menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban yang dibagikan. Jika kuesioner tersebut handal atau reliable, andai kata jawaban responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu.
Menurut Nunnally dalam Bawono (2006: 68) suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sehingga data tersebut bisa dikatakan reliable untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach Alpha Standar Reliabilitas Keterangan Kepemimpinan Islami (X1) 0.965 0,60 Reliable
Motivasi Kerja (X2) 0.708 Reliable
Religiusitas (X3) 0.899 Reliable
Kinerja Karyawan (Y) 0.918 Reliable
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Berdasarkan data di atas, nilai keseluruhan dari Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian dinyatakan handal atau reliable sebagai alat ukur variabel.
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolenearitas
Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel- variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006: 116).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara auxilary regresi, yaitu membandingkan antara r2 (koefisien determinasi parsial) dan R2 (koefisien determinasi majemuk) untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit multikolinearitas, dibawah ini adalah hasil uji R2 regresi utama adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil R2 (Koefisien Determinasi Majemuk) Regresi Utama
Model Summaryb
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0 1 ,682a ,465 ,444 8,95984
a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Motivasi_Kerja, Kepemimpinan_Islami b. Dependent Variabel: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data pimer yang diolah (2016)
Dibawah ini adalah hasil r2 (koefisien determinasi parsial) untuk setiap variabel independen yang diregresikan, setelah mendapatkan r2 untuk setiap variabel independen, maka nilai dari r2 dibandingkan dengan nilai R2 untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit multikolinearitas yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Perbandingan r2dan R2
Regresi Antar Variabel Independen r2
X1 = f(X2,X3) 0,419
X2 = f(X1,X3) 0,390
X3 = f(X1,X2) 0,079
R2= 0.465 Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa R2 (koefisien determinasi majemuk sebesar 0.470 hasil regresi utama lebih besar dari r2 (koefisien determinasi parsial) yaitu sebesar 0,419, 0,390, 0,079, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas pada semua variabel.
b. Uji Heteroscendasticity
Uji heteroscendasticity bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskendastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskendastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2001: 69). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskendastisitas maka dapat dilihat melalui hasil metode park sebagai berikut:
1) Metode Park
Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroscendasticity Metode Park
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,038 ,944 1,100 ,275 Kepemimpinan_Islami ,007 ,006 ,179 1,217 ,228 Motivasi_Kerja ,003 ,007 ,054 ,376 ,708 Religiusitas -,012 ,011 -,133 -1,137 ,259
a. Dependent Variabel: LnU21
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Dari tabel di atas diketahui nilai signifikansi kepemimpinan Islami (X1) 0,228, berarti data termasuk homogen karena di atas nilai 0,05. Nilai signifikansi untuk variabel motivasi kerja (X2) sebesar 0,708, ini berarti data termasuk homogen karena di atas nilai 0,05. Nilai signifikansi untuk variabel religiusitas (X3) sebesar 0,259, ini berarti data termasuk homogen karena di atas nilai 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, sehingga asumsi persamaan regresi baik.
c. Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi data variabel dependen dan independen yang kita pakai berdistribusi normal atau tidak. Alat analisis yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K- S).
Tabel 4.12
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 8,78807172
Most Extreme Differences Absolute ,086
Positive ,070
Negative -,086
Kolmogorov-Smirnov Z ,771
Asymp. Sig. (2-tailed) ,591
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Berdasarkan data di atas, nilai Kolmogorv Smirnov adalah 0,771 dan nilai signifikan pada 0,591 lebih besar dari 0,05 hal in berarti HA ditolak yang berarti data residual terdistribusi normal.
d. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah spesifikasi yang kita gunakan sudah tepat atau lebih baik dengan model lain. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan uji Durbin Watson untuk mendapatkan nilai Durbin-Watson nya, maka membuat dua persamaan yaitu regresi persamaan kuadrat dan regresi persamaan liner, berikut merupakan tabel hasil uji Durbin Watson:
Tabel 4.13
Hasil Regresi Persamaan Linier Uji Durbin-Watson
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson dimension0 1 ,682a ,465 ,444 8,95984 2,041
a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Motivasi_Kerja, Kepemimpinan_Islami b. Dependent Variabel: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah (2016) Tabel 4.14
Hasil Regresi Persamaan Kuadrat Uji Durbin-Watson
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson dimension0 1 ,703a ,494 ,452 8,89280 2,106
a. Predictors: (Constant), Religiusitas2, Motivasi_Kerja2, Kepemimpinan_Islami2, Motivasi_Kerja, Kepemimpinan_Islami, Religiusitas
b. Dependent Variabel: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui besarnya nilai Durbin-Watson keduanya yaitu untuk persamaan linier 2,041, sedangkan persamaan kuadrat 2,106. Sedangkan nilai Durbin Watson diketahui sebagai berikut: jumlah sampel atau observasi 80, jumlah variabel independen (k) = 3, dengan asumsi strandar error 5%, nilai tabel dL= 1,56,
nilai tabel dU = 1,72, nilai 4 - dU = 4 - 1,72 = 2,88, dikarenakan nilai Durbin Watson test kedua persamaan tersebut diantara dU dan 4 - dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan spesifikasi model atau keduanya layak dipakai. Dengan kata lain spesifikasi model linier layak digunakan untuk model regresi, karena nilai Durbin Watson persamaan linier yaitu 2,041 dan Durbin Watson persamaan kuadrat 2,106 diantara dU dan 4 – dU.
4. Uji Statistik
a. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006: 85).
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan Islami (X1), motivasi kerja (X2), religiusitas (X3) terhadap kinerja karyawan (Y) Waroeng Steak and Shake Cabang Semarang.
Tabel 4.15
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15,935 8,163 1,952 ,055 Kepemimpinan_Islami ,159 ,053 ,331 3,009 ,004 Motivasi_Kerja -,072 ,063 -,123 -1,144 ,256 Religiusitas ,580 ,091 ,558 6,387 ,000
a. Dependent Variabel: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Berdasarkan analisis regresi berganda di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ e
Y = 15,935 + 0,159X1 - 0,072X2 + 0,580X3 + 0,05 Dimana:
X1: Kepemimpinan Islami X2: Motivasi Kerja
X3: Religiusitas Y: Kinerja Karyawan Artinya:
a. Nilai konstanta (β0) sebesar 15,935, artinya variabel kepemimpinan
Islami, motivasi kerja dan religuisitas konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka variabel kinerja akan mengalami kenaikan sebesar 15,935.
b. Nilai kepemimpinan Islami (X1) sebesar 0,159, artinya bahwa jika kepemimpinan Islami mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan motivasi kerja dan religiusitas konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka kinerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,159.
c. Nilai motivasi kerja (X2) sebesar -0.072, artinya bahwa jika motivasi mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan kepemimpinan Islami dan religiusitas nilai konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
d. Nilai religiusitas (X3) sebesar 0,580, diartikan bahwa jika religiusitas mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan kepemimpinan Islami dan motivasi kerja konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,580.
b. Uji Ttes (Uji Secara Individu)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independent mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara persial atau individu,
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89). Hasil uji ttest dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.16
Hasil Uji Ttes (secara indivual)
Variabel Nilai ttest Nilai ttabel Nilai
signifikan
Keterangan
Kepemimpinan Islami 3,009
1,2928
0,004 Signifikan
Motivasi kerja -1,144 0,256 Tidak
signikan
Religiusitas 6,387 0,000 Signifikan
Sumber: Data primer yang diolah (2016) Artinya:
a. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan dari variabel
kepemimpinan Islami (X1) sebesar 0,004 lebih kecil dari α (0,05)
dan nilai ttest sebesar 3,009 lebih besar dari ttabel sebesar 1,2928.
Sehingga variabel kepemimpinan Islami (X1) berpengaruh positif dan signifikan tehadap variabel kinerja karyawan (Y). Dengan demikian menolak H0 dan menerima H1, yang menyatakan bahwa kepemimpinan Islami berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan dari variabel motivasi
kerja (X2) sebesar 0,256 lebih besar dari α (0.05) dan nilai ttest
sebesar -1,144 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,2928, sehingga
variabel motivasi kerja (X2) tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Dengan demikian menerima H0 dan menolak
H2, yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
c. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan dari variabel religiusitas
(X3) sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0.05) dan nilai ttest sebesar
6,387 lebih besar dari ttabel sebesar 1,2974, sehingga variabel
religiusitas (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.(Y) Dengan demikian menolak H0 dan menerima H3, yang menyatakan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
c. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91). Adapun variabel independen yaitu kepemimpinan Islami, motivasi kerja dan religiusitas berpengaruh terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) Waroeng Steak and Shake cabang Semarang.
Tabel 4.17 Hasil Uji F test
ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 5304,014 3 1768,005 22,023 ,000a Residual 6101,186 76 80,279 Total 11405,200 79
a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Motivasi_Kerja, Kepemimpinan_Islami
b. Dependent Variabel: Kinerja_Karyawan
Dari data di atas, diketahui nilai F hitung sebesar 22,023. dengan nilai signifikansinya 0,000, di mana nilai signikansi ini kurang dari nilai alpha sebesar 0,05 sehingga memberikan keputusan bahwa semua variabel independen (kepemimpinan Islami, motivasi kerja dan religiusitas) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) Wareong steak and shake cabang Semarang.
d. Uji Koefisien Deterrminasi (R2)
Menurut Bawono (2006: 92) koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen atau sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Apabila angka koefisien determinan (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah samakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen. Tabel 4.18 Hasil Uji R2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,682a ,465 ,444 8,95984
a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Motivasi_Kerja, Kepemimpinan_Islami
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Dari tabel di atas terlihat koefisien korelasi (R) sebesar 0.682 ini artinya ada hubungan sebesar 0.682 antara variabel dependen (kinerja karyawan) dengan variabel independen (kepemimpinan Islami, motivasi
kerja dan religiusitas), sehingga dapat disimpulkan korelasi antara kepemimpinan Islami, motivasi kerja dan religiusitas terhadap kinerja karyawan mempunyai hubungan yang kuat. Nilai R2 sebesar 0,465 yang berarti bahwa 46,5% variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan Islami, motivasi kerja dan religiusitas, sisanya sebesar 53,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model persamaan penelitian. Koefisien determinasi (Adjusted R) sebesar 0,444 ini berarti kontribusi variabel independen (kepemimpinan Islami, motivasi kerja dan religiusitas) mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan) sebesar 44,4% sedangkan sisanya sebesar 55,6% dipengaruhi variabel lain di luar model.