• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Analisis Pembiayaan Murabahah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Murabahah merupakan pembiayaan yang memposisikan nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjual, dan operasional murabahah murni menggunakan rukun dan syarat jual beli, di mana terdapat beberapa hal yang harus ada dalam transaksi jual beli tersebut. Harus ada penjual, pembeli, objek yang diperjual belikan, ada ijab dan qabul serta ada akad yang menyertai perjanjian jual beli ini (M Syafi’i Antonio, : ).

BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran sudah benar-benar menggunakan prinsip syariah dan didalamnya dijelaskan dalam perjanjian Al-Murabahah yang mengatur tentang kewajiban pihak bank dengan nasabah. Di dalam akad tersebut terdapat perjanjian dan ketentuan Murabahah.

Aplikasi penerapan akad Murabahah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran adalah sebagai berikut:

. Ketentuan pelaksanaan akad murabahah

Dalam pembiayaan ini, apabila nasabah ingin mengajukan pembiayaan terhadap suatu barang atau permodalan, nasabah harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pihak BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. Pelaksanaan perjanjian yang baik berpedoman pada

kesepakatan bersama antara pihak bank dan nasabah dengan mengadakan perjanjian sesuai dengan standar kontrak yang telah disepakati bersama. B. Prosedur Realisasi Pembiayaan Murabahah

Prosedur realisasi pembiayaan murabahah diawali dengan permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah kepada BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan serta melengkapi berkas-berkas persyaratan. Surat permohonan akan diterbitkan oleh marketing dari calon nasabah untuk kemudian diserahkan kepada Bagian Pembiayaan. Form surat permohonan aktivitas pendukung proses pembiayaan yang berisi tentang data-data calon nasabah, yaitu:

. Nama . Alamat . Pekerjaan

. Jumlah Plafond pembiayaan . Tujuan Penggunaan

. Jangka Waktu

. Data Keuangan Nasabah . Rincian Pembelian

Oleh bagian pembiayaan, surat permohonan diperiksa dan diteruskan kepada Direktur Utama. Apabila Direktur Utama menolak form surat permohonan, maka pengajuan pembiayaan tidak dapat diteruskan untuk di realisasi dan dibuat surat penolakan kepada

nasabah atau dengan cara memberitahukan kepada pemohon secara langsung atau via telepon. Namun apabila form surat permohonan disetujui, akan segera dilaksanakan survei terhadap usaha, agunan dan hal-hal yang berkaitan dengan si pemohon oleh tim surveyor. Survei ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan pengajuan pembiayaan. Setelah survai dilaksanakan, bagian pembiayaan akan menerbitkan Surat Permohonan ke dua untuk diserahkan pada Rapat Komite Pembiayaan. Form berisi sebagai berikut:

. Dokumen analisis hasil survai a. Form Analisis Karakter b. Form Analisis Yuridis

c. Form Analisis Kelayakan Ekonomi d. Form Analisis Takasi

e. Form Analisis Syariah . Dokumen Pendukung

Untuk calon nasabah Badan Usaha a. Aplikasi Pembiayaan

b. Akta Pendirian Usaha c. NPWP Usaha

d. Surat Penetapan dan Pengesaha Pengurus/pegawai e. Hasil Penilaian Kesehatan Usaha

f. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan Usaha g. Fotokopi KTP semua pengurus dan pengawas

h. Fotokopi agunan i. Fotokopi PBB Agunan j. Foto lokasi dan tempat usaha k. Foto Agunan

Untuk nasabah individu: a. Aplikasi Pembiayaan b. Fotokopi KTP

c. Fotokopi KK/Kartu Keluarga d. Fotokopi akta nikah

e. NPWP

f. Laporan Penilaian Obyek Agunan g. Foto agunan

h. Foto properti

. Form indeks nominatif pembiayaan

Berisi tentang jumlah poin pembiayaan yang akan menjadi dasar dalam penilaian kelayakan pembiayaan. Dalam Rapat Komite Pembiayaan, dokumen-dokumen dalam surat permohonan akan dibahas bersama-sama untuk diputuskan mengenai kelayakan pengajuan pembiayaan untuk direalisasi. Apabila Tim Komite Pembiayaan memutuskan untuk menolak pengajuan tersebut, maka realisasi tidak dapat dilaksanakan dan berkas-berkas pembiayaan dikembalikan.

Namun apabila Tim Komite Pembiayaan menyetujui proposal dari pembiayaan dari pemohon, pihak Bank akan mengeluarkan Surat persetujuan pihak BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran untuk memberikan fasilitas pembiayaan. Calon nasabah harus segera membuka rekening tabungan guna memperlancar transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah. Melalui rekening tersebut calon nasabah akan membayar senilai satu kali angsuran yang telah disepakati sebelum pelaksanaan akad. Pada hal ini Form Rencana Pembelian Barang untuk obyek yang akan diperjualbelikan dalam transaksi murabahah harus diserahkan dan kemudian calon nasabah meminta nota pembelian barang atas nama yang bersangkutan untuk selanjutnya diserahkan pada pihak Bank sebagai bentuk perwakilan dari barang pada saat akad. Setelah nota diterima, pihak bank akan membuat jadwal angsuran atas jual beli barang yang akan dilaksanakan, untuk kemudian menjadi salah satu berkas yang akan ditandatangani dalam akad perjanjian. Setelah semua hal tersebut terpenuhi akad segera dilaksanakan. Pada saat akad dilangsungkan, calon nasabah diminta untuk menandatangani beberapa dokumen dan Surat perjanjian. Sebelum ditandatangani, nasabah harus membaca atau dibacakan tentang semua isi perjanjian serta dokumen-dokumen yang menjadi lampiran dalam Surat Perjanjian, sehingga calon nasabah dapat memahami segala

yang akan menjadi hukum setelah menandatanganinya. Berikut dokumen yang terlampir dalam surat perjanjian, yaitu:

. Surat Kuasa menjual

Berisi tentang penyerahan agunan dari nasabah kepada BPRS Artha Amanah Ummat sebagai agunan dalam pembiayaan. . Surat Kuasa Debet

Berisi tentang pemberian kuasa dari nasabah kepada BPRS Artha Amanah Ummat untuk melakukan pendebetan terhadap rekening yang bersangkutan di BPRS Artha Amanah Ummat.

Dengan ditandatanganinya Surat perjanjian dan beberapa dokumen tersebut diatas oleh nasabah, maka fasilitas pembiayaan telah sah diberikan kepada nasabah. Kemudian dihadapan notaris yang telah ditunjuk oleh BPRS Artha Amanah Ummat, nasabah melakukan pengikatan agar perjanjian pembiayaan memiliki kekuatan hukum. Setelah akad dilaksanakan proses pengikatan notaris. Apabila calon nasabah berstatus belum menikah, orang tua yang bersangkutan harus hadir dalam akad. Dan apabila statusnya menikah, akad harus disaksikan oleh suami/istri beserta anak-anak yng bersangkutan yang menjadi ahli waris. Jika jaminan yang digunakan untuk transaksi adalah atas nama orang lain, maka yang berhak atas jaminan tersebut turut serta dihadirkan. Setelah akad dan pengikatan selesai, maka pencairan dana pembiayaan akan

dilajukan olel Bank untuk membayar nota atas barang pada supplier, di mana pembayaran dilakukan bersama nasabah dan selanjutnya nasabah dapat langsung membawa barang tersebut. Apabila terdapat sisa atas dana untuk pembelian barang, dana tersebut akan disetorkan pada rekening tabungan nasabah. Kemudian pembayaran angsuran dapat dilakukan nasabah dengan menyetorkan melalui rekening tersebut untuk kemudiandilakukan pendebetan oleh pihak Bank. Sedangkan uang muka yang telah diserahkan oleh nasabah pada rekening tabungan di BPRS Artha Amanah Ummat, dapat diambil kembali oleh yang bersangkutan, karena uang tersebut hanya sebatas syarat yang harus dipenuhi sebagai pengukur keseriusan nasabah atas pengajuan pembiayaan. Yang membedakan BPRS Artha Amanah Ummat dengan lembaga keuangan yang lain adalah apabila calon nasabah ingin membelanjakan/membeli obyek jual beli sendiri, nasabah harus menyerahkan bukti baik berupa nota, kuitansi maupun bukti-bukti yang lain.

C. Perhitungan dan Margin Murabahah Dalam penetapan perhitungan margin murabahah terdapat rumus yang berkaitan dengannya yaitu :

Menentukan Harga Jual Bank Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + ( Jangka Waktu x Cost Recovery ) + Margin Menentukan Cost Recovery

CR = (Nilai Pembiayaan)/(Total Pembiayaan) X Estimasi Biaya Operasi th Menentukan Margin Margin = Presentasi x Pembiayaan Bank.

Adapun contoh perhitungan akad Murabahah yaitu :

Pak Cocho mengajukan pembiayaan murabahah untuk suatu barang, maka akad yang digunakan merupakan akad murabahah, guna membeli sebuah unit mobil dengan harga mobil tersebut Rp. . . -, dan bank tersebut memberikan pembiayaan sebesar Rp. . . -, dengan pembayaran uang muka sebesar Rp. . . -, dalam jangka waktu tahun. Dalam bank tersebut total pembiayaan yang menggunakan akad murabahah mencapai Rp. . . . -, dengan RPR sebesar dan estimasi biaya operasional sebesar Rp. . . -,. Perhitungan dan penentuan margin dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cost Recovery = (Nilai Pembiayaan) / (Total Pembiayaan) X Estimasi Biaya Operasi th = . . / . . . x . . =

. .

b. Margin = Prosentase x pembiayaan bank = x . . =

. .

c. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (Jangka Waktu x Cost Recovery) + Margin = . . + ( x . . ) + . . = . .

Dengan begini dapat terlihat jelas bahwa pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah memiliki kepraktisan dan lebih mudah dipahami.

Sumber : Syari’ah Antonio, Muhammad, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek, Gema Insani : Jakarta,

D. Tingkat Perkembangan Margin Nasabah pada Pembiayaan Murabahah BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

Tabel . : Data Margin Nasabah pada Periode -

Piutang . . . , . . . , . . . , Piutang Murabahah . . . , . . . , . . . , Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan ( . . . , ) ( . . . , ) ( . . . , )

Sumber : Laporan Keuangan BPRS Artha Amanah Ummat

Respon masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran terlihat baik dan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal itu tercermin dari makin banyak nasabah yang ingin bermitra dengan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. Semakin bertambahnya nasabah maka semakin bertambahnya tingkat pendapatan yang diperoleh. Dengan meningkatkan kualitas kinerja yang baik dan sesuai dengan ketentuan berlaku yaitu sesuai dengan syariat Islam. Untuk itu kerjasama antara pihak BPRS Artha Amanah Ummat

Ungaran dengan nasabah haruslah terjalin silaturahmi yang sangat erat sehingga dalam melakukan pembiayaan murabahah ini akan berjalan dengan lancar sesuai prosedur yang telah ditentukan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah di buat pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

. Prosedur persyaratan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi saat Pembiayaan Muabahah Pada BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran yang harus dilampirkan :

a. Penggunaan data tidak menyimpang dari Syariat Islam b. Mengisi formulir permohonan pengajuan pembiayaan c. FC KK / FC Akte nikah / FC KTP Suami dan Istri

d. FC STNK, BPKB (kendaraan) atau SPPT dan Sertifikat (Tanah / Bangunan)

e. Slip gaji / SK pegawai (untuk pegawai), Lap. Keuangan (untuk usaha min th)

f. Pas foto suami istri

g. Jaminan milik sendiri dan bersedia disurvei

Perbankan syariah yang berkembang di era yang telah menjamurnya bank konvensional dengan sistem bunganya maka akan mampu bersaing nantinya di dunia perbankan saat ini. Hal tersebut didukung oleh adanya akad murabahah dengan metode jual beli barang yang disyariatkan oleh agama islam serta jauh dari riba.

Dalam perhitungan margin juga cukup terpampang jelas bahwa akad tersebut mengandung unsur transparan dan memudahkan nasabah dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumtif mereka.

. Persoalan yang dihadapi BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

Persoalan yang di hadapi BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran adalah pada struktur dana (penghimpunan dana) cenderung lebih pada jangka pendek, pada dana tabungan sangat likuid sedangkan pada deposito berjangka, nasabah memilih jangka waktu bulan. Persoalan tersebut mengakibatkan perputaran dana pada BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran sangat lambat, sehingga BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran tersebut sulit untuk melakukan pengembangan.

. Kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendala-kendala yang ada pada produk pembiayaan di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran yaitu lebih selektif memilih nasabah dan lebih memperhatikan data-data dengan melakukan verifikasi dan validasi yang lebih akurat. . Akad Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa

pesanan. Dalam Murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah. Dalam Murabahah, bank syariah dapat bertindak sebagai penjual dan pembeli. Sebagai penjual apabila bank syariah menjual barang kepada nasabah, sedangkan sebagai pembeli apabila bank syariah membeli barang kepada supplier untuk dijual kepada nasabah. Adapun rukun murabahah

antara lain yaitu ada penjual, pembeli, objek jual beli, adanya barang yang akan diperjual belikan, harga dan ijab qobul.

B. Saran

Dari pembahasan yang terdapat di bab sebelumnya, maka penulis menyarankan :

. Peningkatan promosi dan sosialisasi agar masyarakat tertarik dengan produk pembiayaan di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran.

. Peningkatan pelayanan kepada para nasabahnya dengan senyum, salam, sapa dan tetap hasanah.

. Selalu berpegang pada syariat Islam.

. Penerapan manajemen yang tepat dan baik, yaitu dengan pelayanan yang memuaskan, penambahan sumber daya manusia yang ahli, trampil dan berkompetensi, pengelolaan laporan keuangan yang tepat dan teliti, strategi pemasaran yang jitu dan tepat sasaran.

. Hasil apapun yang diekspos oleh para mahasiswa hendaknya dapat menjadi satu acuan pembenahan secara internal bagi BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran.

. BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran hendaklah mempertahankan kinerjanya agar tetap berada dalam keadaan sehat.

. Perlu adanya pelatihan atau pembekalan ilmu mengenai lembaga keuangan syariah kepada karyawan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas SDI (Sumber Daya Insani).

. Evaluasi secara rutinitas terhadap keberhasilan strategi yang telah digunakan sehingga seluruh kebijakan dapat terpantau dan terencana dengan tetap mengacu pada sistem syari’ah.

. Pengurangan beban kerja karyawan dalam hal kerja rangkap.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Binti, Nur. . Managemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras.

Antonio, Moh Syafi’i. . Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

BPRS Atha Amanah Ummat Ungaran. . Laporan Keuangan.

Buana, Rangga. . “Analisa Pembiayaan Murabahah pada Griya IB Hasanah di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.” Tugas Akhir FEBI IAIN Salatiga. Dian Utami, Rosalina. . “Analisis Survey terhadap Pengajuan Pembiayaan

Murabahah di BMT GIRI MURIA Kudus.” Tugas Akhir UIN Walisongo Semarang.

Khomsatun. . “Analisis Penerapan Akad Murabahah pada Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Fajar Mulia kantor Operasional Ambarawa.” Tugas Akhir FEBI IAIN Salatiga.

Muhammad. . Managemen Bank Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

Muhammad. . Sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.

Nabhan, Faqih. . Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta: Lumbung Ilmu.

Pusat Bahasa Depdiknas. . Kamus Besar Bahasa Indonesia(Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Sholeh. . “Analisis Pembiayaan Hunian Syariah Bagi Wiraswasta di Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga.” Tugas Akhir FEBI IAIN Salatiga.

Supranto. . Statistik Ekonomi dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Suyuti. . “Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada Murabahah di KJKS Binama

Semarang.” Tugas Akhir FEBIIAIN Salatiga.

Syafi’i Antonio, Muhammad. . Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Widyaningsih. . Quantum Reading: Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Mustika,Tyas. .Pembiayaan Murabahah dan Teknik Murabahah.

http://tyasmustika.blogspot.co.id/ /pembiayaan-murabahah-dan-tehnik.html. Diakses pada tanggal Juli jam : WIB. Hari. . Praktek dan Prosedur Murabahah.

http://harisbsm.blogspot.co.id/ /i.html. Diakses pada tanggal Juli

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Riza Nurul Hasanah

Tempat/tgl. Lahir : Kabupaten Semarang, April

Alamat Rumah : Ngipik Rt / Candi Bandungan Kab. Semarang Nama Ayah : Sodikin

Nama Ibu : Siti Mu’ayanah B. Riwayat Pendidikan

. Pendidikan Formal

a. SD/MI : SDN Candi lulus

b. SMP/MTs : SMP Islam Sudirman Sumowono lulus c. SMA/MA : SMK Islam Sudirman Ambarawa lulus d. D : IAIN Salatiga lulus

Salatiga, Agustus

Dokumen terkait