• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang usahatani dan tataniaga padi di Kelompok Tani Suka Tani Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis R/C ratio, analisis marjin, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga.

Analisis usahatani dilakukan untuk petani yang tergabung dalam Kelompok Tani. Analisis pendapatan usahatani dilakukan dengan menghitung satu musim tanam dengan luasan satu hektar. Analisis R/C ratio masing-masing dihitung berdasarkan R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Analisis saluran tataniaga dilakukan dengan menelusuri pola tataniaga yang dilalui dari produsen hingga konsumen. Dalam menganalisis marjin tataniaga dihitung besarnya harga beli, besarnya keuntungan yang diterima oleh masing-masing lembaga tataniaga yang terlibat dalam suatu saluran tataniaga.

4.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Penerimaan total usahatani (total farm revenue) merupakan nilai produk dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu.

39 Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah :

TR = P x Q

TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan

π atas biaya tunai = TR - biaya tunai

π atas biaya total = TR – TC

Keterangan :

TR : total penerimaan usahatani (Rp) TC : total biaya usahatani (Rp) P : harga output (Rp/Kg) Q : jumlah output (Kg)

π : pendapatan atau keuntungan (Rp)

Pendapatan dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.

Pendapatan selain dapat diukur dengan nilai mutlak juga dapat diukur analisis efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensi adalah penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan (revenue cost ratio) atau analisis R/C. Rasio R/C yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Rasio R/C atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode tertentu. Rasio R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani adalah sebagai berikut :

R/C rasio atas biaya tunai = TR / biaya tunai R/C rasio atas biaya total = TR / TC

Keterangan :

TR : total penerimaan usahatani (Rp) TC : total biaya usahatani (Rp)

40 Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C-nya. Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio lebih besar dari satu (R/C > 1), makin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai R/C lebih kecil dari satu (R/C < 1), usaha ini tidak menguntungkan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari keuntungan yang dihasilkan.

4.4.2 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Bondoyudo Produksi

Analisis faktor produksi adalah analisis yang menjelaskan hubungan antara produksi dengan faktor-faktor produksi yang mempengaruhinya. Fungsi produksi yang digunakan untuk menduga variabel tidak bebas (Y) dan variabel bebas (X) pada usahatani padi Bondoyudo ini adalah model regresi linier, yaitu suatu model yang menyatakan hubungan yang bersifat linier antara peubah bebas dengan peubah tak bebas. Model ini merupakan model paling sederhana. Model ini memodelkan produksi yang bertambah atau berkurang secara linier jika faktor produksi diubah.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi Bondoyudo dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda, dimana peubah bebas (X) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatanni padi Bondoyudo. Model linier berganda usahatani padi Bondoyudo adalah sebagai berikut:

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8+ b9X9 + u Dimana:

Y = Produksi Padi Bondoyudo X1 = luas lahan (hektar)

X2 = benih (kilogram per hektar per musim tanam) X3 = pupuk urea (kilogram per hektar per musim tanam) X4 = pupuk NPK (kilogram per hektar per musim tanam) X5 = pupuk TSP (kilogram per hektar per musim tanam) X6 = pupuk organik (kilogram per hektar per musim tanam)

41 X7 = pupuk furadan (kilogram per hektar per musim tanam)

X8 = pestisida cair (kaleng per hektar per musim tanam) X9 = tenaga kerja (HOK per musim tanam)

u = unsur sisa (galat)

Metode statistik yang digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dari faktoer produksi dalam fungsi produksi tersebut adalag regresi. Pendugaan model yang digunakan adalah model kuadrat terkecil (ordinary least square, OLS). Dari analisis regresi linier sederhana akan didapat besarnya nilai t- hitung, F-hitung dan koefisien determinasi (R2). Pengujian hipotesis secara statistik hanya dilakukan untuk hasil regresi dari hasil faktor-faktor produksi yang dihasilkan dari pengolahan data.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah besaran yang dipakai untuk menunjukkan sampai sejauh mana keragaman produksi (Y) dapat diterangkan oleh model degaan. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu, jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati satu berarti semakin besar keragaman hasil produksi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksinya. Koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:

R2 1‐Σ Y₁‐Y 2 Σ Y₁‐Ÿ 2

b. Pengujian Parameter secara Keseluruhan (Uji-F)

Tujuan pengujian ini adalah untuk melihat apakah variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas atau dengan kata lain apakah model dugaan yang digunakan signifikan untuk meduga produksi padi Bondoyudo. Pengjiannya adalah sebagai berikut:

Hipotesis

H0: b1 = b2 = …. = b12 = 0 H₁: paling sedikit ada satu bi ≠ 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji F

42 Dimana:

R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel bebas = 9 n = jumlah sampel = 40 Kriteria uji:

F-hitung>F-tabel (k-1,n-k), maka tolak Ho F-hitung<F-tabel (k-1,n-k), maka terima Ho

Jika menggunakan tabel, maka dapat dilihat dari nilai P dengan kriteria uji sebagai berikut:

P-value< α, maka tolak Ho P-value> α, maka terima Ho

Apakah nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel atau P< α (tolak H0) berarti secara bersama-sama variabel bebas dalam proses produksi mempunyai pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi (Y). Sebaliknya apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel atau P > α (terima Ho) berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi (Y).

c. Pengujian Parameter Secara Individu (Uji-t)

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas (Xi) yang digunakan secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas (Y). Pengujian secara statistik sebagai berikut:

Ho : b1 = 0 H1 : b1≠ 0

Uji statistik yang digunakan adalah uji t

t-hitung bi/Sbi

Dimana:

bi = koefisien regresi ke-i

Sbi = standar deviasi koefisien regresi ke-i Kriteria uji:

t-hitung > t-tabel (ά/2, n-k), maka tolak Ho t-hitung < t-tabel (ά/2, n-k), maka terima Ho

43 Jika tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat dari nilai P dengan criteria sebagai berikut:

P-value < α, maka tolak Ho P-value > α, maka terima Ho

Jika nili t-hitung lebih besar dari t-tabel atau P-value < α (tolak Ho) maka variabel uang diuji (faktor-faktor produksi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (hasil produksi) dan sebaliknya jika nilai t-hitung lebih kecil dari t- tabel atau P-value > α (terima Ho) berarti variabel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

4.4.3 Analisis Tataniaga

Analisis saluran tataniaga dilakukan dengan mengidentifikasi alur tataniaga serta mengidentifikasi lembaga tataniaga yang terlibat. Skema tataniaga dapat terbentuk beberapa macam tergantung alur tataniaga yang terjadi pada tataniaga beras dari petani hingga konsumen akhir. Selanjutnya mengidentifikasi fungsi tataniaga dari masing-masing lembaga tataniaga dalam proses penyaluran padi dari petani sampai ke konsumen dalam bentuk beras sehingga dapat meningkatkan nilai guna.

Analisis marjin dilakukan untuk mengetahui komponen biaya tataniaga serta bagian yang diterima masing-masing pelaku pasar yang terlibat dalam tataniaga beras. Adanya perbedaan harga ditingkat petani dengan konsumen menyebabkan marjin yang diterima masing-masing pelaku pasar akan berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan lembaga tataniaga dalam menjalankan fungsi tataniaga.

Marjin tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Besarnya marjin tataniaga pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya tataniaga dan keuntungan yang diperoleh oleh lembaga tataniaga.

Menurut Limb matematis dapat dirum

Berdasarkan persama

Maka besarnya marjin

Keterangan : Mi : marji Hji : harga Hbi : harga Ci : biaya i : keun i : 1, 2, mi : marji Bagian yang dapat diketahui mela melihat apakah tatani kepada petani. Semak petani (farmer’s share

dengan marjin tatania Fs = Pf x 100

Pr Keterangan : Fs : Farmer’s share

Pf : Harga yang diteri Pr : Harga yang dibay Dari nilai ma biaya yang dikeluark

mbong dan Sitorus (1987), perhitungan marjin rumuskan sebagai berikut :

Mi = Hji – Hbi Mi = Ci + i Hji – Hbi = Ci + i

aan di atas, keuntungan tataniaga pada tingkat

i = Hji – Hbi – Ci

rjin tataniaga adalah

mi = ∑ Mi

rjin tataniaga pada pasar tingkat ke i (Rp/kg) rga penjualan pada pasar tingkat ke i (Rp/kg) rga pembelian pada pasar tingkat ke i (Rp/kg)

ya pada pasar tingkat ke i (Rp/kg)

untungan tataniaga pada pasar tingkat ke i (Rp/ 2, 3, .... n

rjin tataniaga

g diterima petani dari harga yang terjadi dik elalui farmer’s share. Nilai farmer’s share d aniaga produk tersebut memberikan balas jasa akin tinggi marjin tataniaga maka bagian yang

are) semakin rendah atau Farmer’s share berh iaga. Farmer’s share dihitung dengan rumus s 00%

erima petani (Rp/kg) ayar konsumen (Rp/kg)

marjin tataniaga dapat diketahui rasio keunt rkan oleh lembaga tataniaga. Rasio ini menun

44 in tataniaga secara at ke-i adalah p/kg) dikonsumen akhir digunakan untuk sa yang seimbang ng akan diperoleh rhubungan negatif sebagai berikut : ntungan terhadap unjukkan besarnya

45 keuntungan yang diperoleh terhadap biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga tataniaga. Semakin tinggi nilai rasio semakin besar keuntungan yang diperoleh. Rasio tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rasio keuntungan/Biaya = Keuntungan (Li) / Biaya Tataniaga (Ci)

Dokumen terkait