• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Keragaan Usahatani Padi Bondoyudo

6.1.2 Teknik Budidaya

Teknik budidaya merupakan hal yang sangat penting dalam usahatani karena dapat menentukan jumlah output yang dihasilkan. Perlakuan atau teknik budidaya padi Bondoyudo terdiri dari pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan dan penyulaman, pengendalian hama dan penyakit serta panen. Di bawah ini adalah perincian masing-masing proses budidaya padi Bondoyudo.

a. Pembibitan

Proses pembibitan dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan media tanam. Pembuatan media atau tempat persemaian dilakukan dengan mencangkul dan membersihkan lahan. Media semai yang digunakan oleh petani adalah pada lahan sawah dengan ukuran kira-kira lima meter persegi untuk benih satu hektar atau disesuaikan dengan kebutuhan. Pembuatan media semai kadang disertai dengan pemberian sedikit pupuk. Proses ini bertujuan supaya benih mudah tumbuh. Proses selanjutnya adalah menebar benih pada lahan semai yang sudah disediakan.

58 Sebelum benih disemai, benih terlebih dahulu direndam selama 48 jam. Benih yang mengapung dibuang karena merupakan benih yang tidak bagus dan benih yang bagus adalah benih yang tenggelam di dalam air. Perendaman tersebut dilakukan selama dua malam sampai benih berkecambah. Kemudian dibiarkan selama satu malam agar benih mongering dan mudah untuk disebar. Lama persemaian benih Bondoyudo yang tepat adalah 15 hingga 20 hari. Tetapi kebanyakan petani masih mengikuti prosedur persemaian yang sudah turun temurun yaitu selama 20 hingga 30 hari.

b. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dilakukan untuk menggemburkan tanah guna menciptakan struktur lahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam usahatani padi Bondoyudo, pengolahan lahan juga berfungsi untuk menstabilkan kondisi lahan, memperbaiki sifat fisik tanah serta memperbaiki pengairan (drainase) sehingga diharapkan hasil yang diperoleh maksimal. Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan baik untuk padi Bondoyudo adalah membabat jerami, memopok pematang, pembajakan lahan dan perataan permukaan lahan.

Petani biasanya melakukan proses pengolahan lahan dengan menggunakan traktor maupun bajak kerbau. Traktor dan bajak kerbau diperoleh dengan cara menyewa atau dengan menggunakan kerbau milik sendiri. Babat jerami dilakukan dengan membersihkan sisa-sisa jerami dari musim panen sebelumnya yang terdapat di areal sawah dengan membenamkan jerami ke dalam tanah. Namun kebanyakan petani tidak melakukan babat jerami tetapi langsung membajak tanah. Membersihkan pematang (memopok) dilakukan dengan menutup pematang sawah dengan lumpur sawah agar aliran air di lahan tidak bocor. Proses pengolahan lahan mulai dari pembabatan jerami dilakukan oleh operator traktor dan bajak kerbau. Sebelum lahan dibajak, terlebih dahulu digenangi dengan air guna mempermudah proses pembajakan. Lama pembajakan tergantung luas lahan yang akan dibajak. Kedalaman mata bajak untuk padi Bondoyudo adalah 20 hingga 30 centimeter. Selanjutnya dilakukan perataan permukaan lahan (nyorokan), jika lahan telah rata dan gembur maka lahan siap untuk ditanami.

59

c. Penanaman (tandur)

Penanaman dilakukan dengan terlebih dahulu mencabut bibit di lahan semai (babut) kemudian ditanam di lahan sawah. Sebelum penanaman, lahan sawah digarisi agar jarak tanamnya sesuai. Jarak tanam padi Bondoyudo 20 x 30 centimeter (Legowo). Jumlah bibit yang ditanam untuk satu lubang tanam berdasarkan prosedur budidaya Bondoyudo adalah dua hingga tiga bibit. Di tempat penelitian, mayoritas petani menggunakan tiga hingga lima bibit per lubang tanam. Penanaman (tandur) umumnya dilakukan wanita sedangkan pria mengangkut bibit dari lahan semai ke lahan penanaman dan menggarisi lahan, namun ada juga pria yang melakukan penanaman (tandur).

d. Pemupukan

Petani umumnya menggunakan pupuk padat seperti Urea, TSP, dan Phonska. Pemupukan untuk kedua varietas padi tersebut dilakukan sebanyak dua kali untuk satu musim tanam. Pemupukan pertama dilakukan setelah penyiangan dan penyulaman yaitu 15-20 hari setelah bibit ditanam. Pemupukan kedua dilakukan pada saat 60 hari setelah tanam. Petani di tempat penelitian ada yang melakukan pemupukan sebanyak dua kali dan ada juga yang melakukan pemupukan hanya satu kali karena keterbatasan modal untuk mendapat pupuk. Proses pemupukan dilakukan dengan mencampurkan setiap jenis pupuk kemudian disebar pada tanaman.

e. Penyiangan (ngarambet) dan Penyulaman (ngageudag)

Penyiangan dilakukan untuk membersihkan lahan dari gulma-gulma yang dapat menghambat pertumbuhan padi. Berdasarkan prosedur budidaya padi Bondoyudo, penyiangan sebaiknya dilakukan sebanyak dua kali. Namun petani melakukan penyiangan hanya satu kali bahkan ada juga petani yang tidak melakukan penyiangan. Penyiangan pertama (ngarambet) dilakukan pada saat padi berumur 15-20 hari setelah tanam sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat padi berumur 60 hari setelah tanam. Penyiangan umumnya dilakukan oleh wanita.

Penyulaman dan penyiangan dilakukan secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi waktu. Sebelum penyulaman (ngageudag) terlebih dahulu diamati apakah ada bibit padi yang tidak tumbuh atau terbawa oleh aliran

60 air atau bibit yang mati karena dimakan keong. Jika terdapat bibit yang mati atau hilang maka dilakukan penyulaman dengan mengganti bibit yang mati atau hilang tersebut dengan bibit yang baru.

f. Pengendalian Hama Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengurangi kerusakan tanaman akibat aktivitas organisme pengganggu. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida. Sebelum melakukan pengendalian hama dan penyakit, petani terlebih dahulu melakukan pengamatan terhadap tanaman. Tindakan pengendalian baru dilakukan jika tanaman terserang organisme pengganggu. Organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang padi di daerah penelitian adalah walangsangit, tikus, belalang dan burung.

Frekuensi penyemprotan disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami tanaman padi. Insektisida yang digunakan petani umumnya berbentuk cair yang dilarutkan dalam air seperti ripcor, decis, sidabas dan micinta. Selain insektisida cair, petani menggunakan pestisida padat yaitu furadan yang diberikan sebelum tanam. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari yaitu sebelum jam 11.00 atau pada sore hari yaitu setelah jam 15.00.

g. Pemanenan (motong)

Tahapan sebelum panen adalah tahap pembentukan kelopak daun, masa premodia dan pemasakan biji. Padi Bondoyudo memiliki kelopak daun 50 hingga 60 hari setelah tanam, masa premodia (berbunga/ada bakal padi/menjelang bunting) 70 hingga 75 hari dan pemasakan biji (masak susuk) 90 hingga hari. Umur panen padi Bondoyudo adalah berumur 105 hingga 115 hari.

Padi Bondoyudo dipanen dalam bentuk gabah yang disebut gabah kering panen (GKP). Pemanenannya dilakukan dengan cara memotong batang padi dengan menggunakan arit. Padi yang sudah dipotong selanjutnya dirontokkan atau

digebot dengan menggunakan gebotan proses ini dinamakan ngagebot dalam bahasa daerah.

Dokumen terkait