• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Anggaran Biaya Operasional

Untuk meningkatkan biaya operasional bagi perusahaan guna memperoleh laba yang optimal perlu adanya anggaran sebagai alat pengendalian.Sebab tidaklah mungkin perusahaan dapat melaksanakan aktivitas operasional tanpa ditunjang oleh adanya penganggaran.

Tujuan utama pembuatan anggaran dalam perusahaan adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Efektifitas adalah menciptakan strategi yang dapat membuat aktivitas dan modal perusahaan mampu menghasilkan keuntungan, sedangkan efisien adalah kemampuan menekan biaya yang dilakukan dalam aktivitas sehingga keuntungan dapat ditingkatkan.

Berbicara mengenai pengendalian biaya, maka perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi atau peranan anggaran.Pembuatan anggaran dapat berfungsi sebagai perencanaan sekaligus sebagai pengendalian. Peranan anggaran sebagai perencanaan adalah bagaimana menentukan sesuatu kegiatan dimasa akan datang, begitu juga dengan manfaat anggaran sebagai pengendalian yaitu setiap aktivitas yang telah dilakukan harus dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan.

Perbandingan antara anggaran dan realisasi akan mencerminkan bagian atau departemen dalam perusahaan. Prestasi dikatakan bagus jika realisasi

57

biaya lebih kecil dari pada anggaran.Sebaliknya, jika realisasi biaya lebih besar dari pada anggaran, maka prestasinya kurang memuaskan.

Kemampuan menciptakan atau mengendalikan biaya sangat penting dan harus menjadi perhatian pihak manajemen karena kesalahan atau kegagalan mencapai labaakan berpengaruh pada rencana perusahaan secara komperensif.

Pembuatan anggaran biaya membuat semua orang yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan akan berusaha menciptakan efesiensi. Kalaupun terjadi penyimpangan dari anggaran biaya yang ditetapkan, maka penyimpangan tersebut dapat diketahui sumbernya, penyebabnya dan pihak yang harus bertanggung jawab.

Biaya-biaya operasional yang dibuat dalam PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar terdiri dari beberapa kelompok biaya yaitu:

1. Biaya Pegawai

2. Biaya Administrasi dan Umum

Pengelompokkan biaya tersebut dapat diuraikan secara rinci dan perhitungannya diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.1

PT. PLN (PERSERO) Kab.Polewali Mandar Rincian biaya Pegawai dan Perhitungan

NO JENIS BIAYA PERHITUNGAN

1 GAJI Jumlah pegawai X 12 bln X gaji dasar

(berdasarkan peringkat)

2 Tunjangan jabatan Jumlah pegawai X biaya (berdasarkan peringkat ) 3 Tunjangan cuti tahunan Jumlah pegawai X biaya cuti ( 1 kali penghasilan ) 4 Tunjangan cuti besar Jumlah pegawai X biya cuti ( 1 kali penghasilan ) 5 Premi piket Jumlah pegawai X tarif ( berdasarkan peringkat ) 6 Tunjangan hari raya Pada hari raya

7 Iuran pension Jumlah pegawai X gaji dasar 8,6 %

8 Beban pajak Disesuaikan dengan jumlah penghasilan pegawai 9 Pakaian dinas Disesuaikan

10 Perawatan kesehatan Banyaknya pegawai yang sakit X biaya 11 Rupa-rupa biaya pegawai Disesuaikan

12 Uang lembur Jumlah pegawai ( golongan I ) X biaya Sumber : data PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar (diolah 2014)

Selain Pengelompokan Biaya Pegawai yang dimuat pada tabel 5.1 diatas, terdapat Pengelompokkan biaya administrasi dan umum yang dapat diuraikan secara rinci dan perhitungannya diuraikan dalam tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2

PT. PLN (PERSERO) Kab.Polewali Mandar Rincian biaya Administrasi dan Umum dan Perhitungan

NO JENIS BIAYA PERHITUNGAN

1 Honorium dan biaya Jumlah pegawai honor X bln X gaji dasar 2 Perjalanan dinas lainnya Jumlah pegawai yang dikirim X jumlah

hari X tariff

3 Perjalanan dinas mutasi jabatan Jumlah pegawai X biaya ( berdasar peringkat )

4 Listrik gas dan air 12 bln X biaya 5 Pos ,telegram dan telepon 12 bln X biaya

6 Biya bank Disesuaikan

7 Bahan makanan dan komsumsi Disesuaikan 8 Sewa PC da kelengkapan foto copy Disesuaikan

9 Alat dan keperluan kantor Ditetapkan sesuai kebutuhan pertahun 10 Barang cetakan Ditetapkan sesuai kebutuhan pertahun 11 Pajak dan retribusi Disesuaikan dengan pajak ( PPN ) 12 Iuran abonemen dan iklan Disesuaikan

Sumber : data PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar (diolah 2014)

Rincian dari Pengelompokan Biaya Pegawai yang dimuat pada tabel 5.1 diatas, diuraikan secara rinci dan perhitungannya diuraikan dalam tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.3

PT. PLN (PERSERO) Kab.Polewali Mandar

Rincian Anggaran biaya Administrasi dan Umum dan Perhitungan

No Nama Perkiraan Jumlah Sumber : data PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar (diolah 2014)

Dari tabel 5.3 diatas menunjukan besarnya biaya Administrasi dan Umum secara keseluruhan adalah sebesar Rp 2.103.875.000, yang dirincikan diantaranya adalah Honorarium Dan biaya sebesar Rp 325.761.000, Perjalanan dinas sebesar Rp 108.745.000, Perjalanan dinas dan Mutasi Jabatan sebesar Rp 105.500.000, Listrik, gas dan air sebsar Rp 22.097.000, Pos, Telegram dan telepon sebesar Rp 180.000.000, Biaya Bank sebesar Rp 16.503.000, Bahan Makanan dan Konsumsi sebesar Rp 164.000.000, Sewa PC dan kelengkapan Foto copy sebesar Rp 92.200.000, Alat dan Kelengkapan Kantor sebesar Rp 438.200.000, Barang cetakan sebesar Rp 181.000.000, Pajak dan retribusi sebsar Rp 256.946.000, Iuran Abonamen dan Iklan sebesar Rp 82.001.000 dan biaya keamanan sebsar Rp 149.203.000. Biaya tersebut akan nampak pada Grafik 5.1 dibawah ini :

Selain Biaya Administrasi dan Umum, Rincian dari Pengelompokan Biaya Pegawai yang dimuat pada tabel 5.2 diatas, diuraikan secara rinci dan perhitungannya diuraikan dalam tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab Mandar diolah (2014)

15%

Grafik5.1 Rincian Anggaran Biaya Administrasi umum Honorarium dan Biaya

Dari tabel 5.4 diatas menunjukan besarnya biaya Pegawai secara keseluruhan adalah sebesar Rp 14.270.450.000 yang dirincikan diantaranya adalah Gaji sebesar Rp 3.932.343.000, tunjangan Jabatan sebesar Rp 623.340.000, Tunjangan cuti tahunan sebesar Rp 473.885.000, Tunjangan Cuti sebesar Rp 652.715.000, Premi piket sebesar Rp 907.312.000, Tunjangan hari raya sebesar Rp 630.987.000, Iuran Pensiun sebesar Rp 380.340.000, beban pajak sebesar Rp 2.469.086.000, Pakaian dinas sebesar Rp 144.506.000, Perawatan dinas sebesar Rp 1.478.648.000, rupa-rupa biaya pegawai sebesar Rp 2.575.372.000, dan uang lembur pegawai sebesar Rp 1.916.000. Biaya tersebut akan nampak pada Grafik 5.4 dibawah ini :

B. Analisis Realisasi Biaya

Kemampuan pihak manajemen mengeluarkan biaya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan merupakan suatu prestasi yang sangat diharapkan dalam mengelola perusahaan. Tetapi dalam kenyataan yang sering di jumpai

Gaji

prestasi, pengendalian biaya dalam perusahaan masih jauh dari yang diharapkan.Hal ini disebabkan karena biaya yang dikeluarkan atau realisasi lebih besar dari anggaran yang ditetapkan. Terjadi penyimpangan atau selisih yang merugikan dalam perusahaan akan mempengaruhi prestasi pencapaian laba. Tidak tercapainya laba yang dianggarkan,maka tujuan utama perusahaan yang berorientasi pada laba. Oleh sebab itu pengendalian biaya dalam rangka menciptakan efisiensi sangat dibutuhkan dalam perusahaan.

Kemampuan menciptakan pengendalian biya membutuhkan perhatian yang serius dari pihak manajemen. Efisiensi dapat tercapai dalam perusahaan jika semua elemen yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan mampu menyatakan persepsi dan bekerja sama membangun komitmen terhadap perusahaan.Salah satunya strategi yang tepat untuk memciptakan efisiensi adalah melakukan analisis penyimpangan biaya yang terjadi dalam perusahaan kemudian mencari penyebab kebocoran anggaran biaya yang telah ditetapkan pihak manajemen dapatlah ditetapkan atau ditemukan solusi agar tidak terulang lagi kembali.

Begitu juga dengan PT. PLN (PERSERO) Kab. Polewali Mandar dalam menjalankan aktivitas perusahaan telah menetapkan anggaranbiaya. Anggaran tersebut akan menjadi patokan dalam melajukan perencanaan. Realisasi biaya-biaya dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 5.5

Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

Dari tabel 5.5 diatas menunjukan bahwa diatas menunjukan besarnya biaya Pegawai secara keseluruhan adalah sebesar Rp 14.270.450.000 yang dirincikan diantaranya adalah Gaji sebesar Rp 4.144.374.000, tunjangan Jabatan sebesar Rp 685.524.000, Tunjangan cuti tahunan sebesar Rp 473.885.000, Tunjangan Cuti sebesar Rp 652.715.000, Premi piket sebesar Rp 748.318.000, Tunjangan hari raya sebesar Rp 635.450.000, Iuran Pensiun sebesar Rp 380.340.000, beban pajak sebesar Rp 1.876.709.000, Pakaian dinas sebesar Rp 128.750.000, Perawatan dinas sebesar Rp 1.504.113.000, rupa-rupa biaya pegawai sebesar Rp 2.281.640.000, dan uang lembur pegawai sebesar Rp 77.028.000 dan untuk

biaya Administrasi dan Umum secara keseluruhan adalah sebesar Rp 2.102.156.000, yang dirincikan diantaranya adalah Honorarium Dan biaya sebesar Rp 325.761.000, Perjalanan dinas sebesar Rp 108.745.000, Perjalanan dinas dan Mutasi Jabatan sebesar Rp 105.500.000, Listrik, gas dan air sebsar Rp 22.097.000, Pos, Telegram dan telepon sebesar Rp 180.000.000, Biaya Bank sebesar Rp 16.503.000, Bahan Makanan dan Konsumsi sebesar Rp 164.000.000, Sewa PC dan kelengkapan Foto copy sebesar Rp 92.200.000, Alat dan Kelengkapan Kantor sebesar Rp 438.200.000, Barang cetakan sebesar Rp 181.000.000, Pajak dan retribusi sebsar Rp 256.946.000, Iuran Abonamen dan Iklan sebesar Rp 82.001.000 dan biaya keamanan sebsar Rp 149.203.000.

C. Analisis anggaran dan realisasi biaya operasional

Dari data yang dikemukakan sebelumnya, sehingga dapat dibuatkan tabel terkait dengan Anggaran dan realisasi biaya untuk mengetahui varians biaya favourable maupun nonfourable, baik untuk biaya pegawai maupun biaya administrasi dan umum, keseluruhan biaya tersebut nampak pada tabel 5.6 dibawah ini:

Tabel 5.6

Anggaran dan realisasi Biaya Pegawai dan Administrasi Umum

No Uraian Realisasi Anggaran Selisih

Sewa PC dan kelengkapan Photo

copy 438.200.000 464.130.000 25.930.000 (5,92)

Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

Dari tabel diatas 5.6 dapat diuraikan peyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebagai berikut:

1. Biaya pegawai mengalami penyimpangan (unfavourable) sebesar Rp.1.060.819.000,-atau 7,80%. Keseluruhan biaya pegawai yang terjadi melebihi anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut di sebabkan selisih yang terjadi pada setiap bagian sebagai berikut:

a. Gaji mengalami penyimpangan (favourable) sebesar Rp.

212.031.000,- atau 5,11%. Hal ini disebabkan karena adanya pegawai ke Unit lain sehingga mengurangi pengeluaran biaya.

b. Tunjangan jabatan mengalami penyimpangan menguntungkan (favourable) sebesar Rp. 62.184.000,- 9,07% . Hal ini disebabkan karena adanya pegawai ke unit lain sehingga mengurangi pengeluaran biaya.

c. Tunjangan cuti tahunan tidak mengalami penyimpangan karena realisasi sesuai dengan anggaran yang telah di tetapkan oleh perusahaan sebesar Rp. 473.885.000,-.

d. Tunjangan cuti besar tidak mengalami penyimpangan karena realisasi sesuai dengan anggaran yang telahkan oleh perusahaan sebesar Rp. 652.715.000,-.

e. Premi piket mengalami pwenyimpangan (unfavourable) sebesar Rp. 158.994.000,- atau 21,24%. Hal ini disebabkan Karena adanya pembentukan Tim K3 (Keamanan,Ketertiban dan keselamatan kerja)

f. Piket keandalan pembangkit sehingga menambah pengeluaran biaya diatas anggaran.

g. Tunjangan hari raya mengalami penyimpangan (favourable) sebesar Rp. 4.443.000,- atau 0,69%. Hal ini disebabkan karena adanya pengurangan pegawai sehingga mengurangi pengeluaran biaya.

h. Iuran pensiun tidak mengalami penyimpangan karena realisasinya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan perusahaan sebesar Rp.380.340.000,-.

i. Beban pajak mengalami penyimpangan yang merugikan(unfavourable) sebesar Rp.592.377.000,- atau 31,56%.

Hal ini disebabkan karena adanya tiba-tiba pegawai masuk akibat adeanya kebutuhan perusahaan sehingga beban pajaknya ditanggung oleh perusahaan dimana tempat pegawai tersebut dimutasi.

j. Pakaian dinas mengalami Penyimpangan yang merugikan (unfavourable) sebesar Rp. 15. 716.000,- atau 12,20%. Hal ini disebabklan karena adanya tariff /tunjangan pakaian dinas sehingga menambah pengeluaran biaya diatas anggaran.

k. Perawatan kesehatan mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable) sebesar Rp. 25.465.000,- atau 1,69%. Hal ini disebabkan karena tergantung kondisi pegawai.

l. Rupa-rupa biaya mengalami penyimpangan (unfavourable) sebesar Rp.293.732.000,- atau 21,87%. Hal ini disebabkan

banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan menambah pengeluaran diatas anggaran.

Uang lembur mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable) sebesar Rp.75.112.000,- atau 97,51%. Hal ini disebabkan karena tidak semua pegawai menerima uang lembur dimana adanya peraturan baru sehingga yang berhak mendapat uang lembur hanya pegawai yang bertugas.

2. Biaya administrasi dan umum mengalami penyimpangan yang merugikan (favourable) sebesar Rp. 156.134.000,- atau 7,42%.

Keseluruhan biaya administrasi dan umum yang terjadi melebihi anggaran yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini disebabkan selisih yang terjadi pada setiap bagian berikut:

a. Honorium dan biaya mengalami penyimpangan yang merugikan (unfavourable) sebesar Rp. 20.842.000,- atau 6,81%. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan pegawai honor yang disesuaikan dengan volume pekerjaan sehingga menambah pengeluaran biaya diatas anggaran.

b. Perjalanan dinas lainnya mengalami penyimpangan yang merugikan (unfavourable) sebesar Rp.30.156.000,- atau 27,73%.

Hal ini di sebabkan karena adanya peningkatan frekuensi perjalanan dinas ke daerah-daerah sehingga menambah pengeluaran biaya diatas anggaran.

c. Listrik,gas dan air mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable) sebesar Rp. 3.879.000,- atau 17,55%. Hal ini disebabkan karena adanya efisiensi pemakaian sehingga lebih kecil dibayarkan.

d. Pos,telegram dan telepon mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable) sebesar Rp.74.083.000,- atau 41,15%. Hal ini disebabkan karena pemakain pos, telegram dan telepon semuanya dibatasi dalam penggunaannya dan yang sering terjadi hanya komukasi di lokasi saja.

e. Biaya bank tidak mengalami penyimpangan karena realisasinya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp. 16.503.000,-.

f. Bahan makanan dan komsumsi tidak mengalami penyimpangan karena realisasinya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 164.000.000,-.

g. Sewa PC dan kelenkapan/photo copy mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable) sebesar Rp.26.870.000,- atau 29,14%. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas penggunaanya kurang sehingga mengurangi pengeluaran biaya.

h. Alat dan keperluan kantor mengalami penyimpangan yang merugikan (unfavourable) sebesar Rp. 25.930.000,- atau 5,91%.

Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume pengggunaannya lebih besar Sehingga menambah pengeluaran biaya diatas anggaran.

i. Barang cetakan mengalami penyimpangan yang merugikan (unvavourable) sebesar Rp. 38.000.000,- atau 20,99%. Hal ini disebabkan karena adanya barang cetakan yang rusak sehingga diganti dengan yang baru seperti alat photo copy dan print sehingga menambah pengeluaran biaya diatas anggaran.

j. Pajak / retribusi mengalami pewnyimpangan yang merugikan (unfavourable) sebesar Rp. 24.249.000,- atau 9,43%. Hal ini disebabkian karena adanya kenaikan pajak pertambahan nilai berdasarkan objek barang pajak sehinggah menambah pengeluaran biaya diata anggaran.

k. Iuran abonamen dan iklan mengalami penyimpangan yang merugikan (unfavourable) sebesar Rp. 16.957.000,- atau 20,67%.

Hal ini disebabkan karena banyaknya pemasangan iklan pengumuman lelang dan langganan surat kabar.

l. Biaya keamanan mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable) sebesar Rp. 20. 918.000,- atau 14,01%. Hal ini disebabkan karena disesuaikan dengan tingkat situasi keamanan dilinkungan perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang anggaran biaya operasional dalam hubungannya dengan pengendalian biaya maka

pembuatan anggaran dapat dikatakan cukup bagus untuk PT PLN Persero kab.Polewali Mandar karena penyimpangan yang terjadi hanya Rp.

1.216.953.000,- atau 7,75% dimana penyimpangan tersebut lebih banyak disebabkan selisih biaya pegawai sebesar Rp. 1.060.819.000,- atau 7,80%.

Walaupun biaya yang mengalami penyimpangan dari anggaran yang di tetapkan adalah biaya pegawai, tetapi biaya ini hanya biaya penyimpangan bagian pengendalian biaya operasional yang ditetapkan keseluruhan fungsi.Dengan demikian maka yang harus ditingkatkan pengawasannya dalam rangka menciptakan pengendalian biaya yang kondusif dalam perusahaan adalah biaya pegawai. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan baik dalam perusahaan dengan cara menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan dari setiap kegiatan yang dilakukan.

Keterlibatan semua bagian dalam pembuatan anggaran dapat membuat kebersamaan dan kemampuan pengendalian.

Secara umum dari hasil analisis dan pembahasan ,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa PT.PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar dalam mengendalikan biaya opersional dilakukan dengan cara melakukan tertib anggaran dalam melakukan setiap kegiatan perusahaan. Sistem ini akan membuat perusahaan disiplin dalam setiap melakukan pengeluaran dari setiap aktivitas. Begitu pula dengan prestasi yang dicapai dapat dinilai berdasarkan perbandingan antara realisasi dan anggaran yang ditetapkan.

Pemanfaatan anggaran biaya operasional dalam PT.PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Sektor Di Makassar telah berhasil menciptakan fungsi utama anggaran sebagi alat perencanaan dan pengendalian.

D. Fungsi Anggaran dalam mengoptimalkan Laba adan Investasi 1. Pengoptimalan Laba

Untuk melakukan analisis perusahaan, di sampingdilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan.

Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.

Untuk itu, biasanya digunakan tiga rasio profitabilitas utama, yaitu:

Net Income

1) Net Profit Margin = x100%

Operating Income

2012 Net Profit Margin = Net Incomex 100%

Operating Income

= 17.441.336 x100%

91.048.948.351

= 0,01%

2013 Net Profit Margin = Net Incomex 100%

Operating Income

= 10.082.089 x 100%

101.165.498.168

= 0,02%

Sehingga dari perhitungan diatas nampak pada tabel 5.7 dibawah ini:

Tabel 5.7 Net Profit Margin (NPM) Untuk Tahun 2012 dan 2013

Tahun Net Income Operating Income NPM

Rp Rp %

2012 17.441.336 91.048.948.351 0,02 2013 10.082.089 101.165.498.168 0,01 Jumlah 27.523.425 192.214.446.519 0

Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

Jika dilihat Pada Tabel 5.8 hasil perhitungan analisis NetProfit Margin (NPM) diperoleh hasil perhitungan analisis NPM sebesar 0,02%

pada tahun 2012 sehingga dapat diketahui bahwa setiap Rp 1 Penjualan dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0,02 dengan laba bersih lebih tinggi jika jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 diperoleh hasil perhitungan analisis NPM sebsar 0,01% sehingga dapat diketahui bahwa setiap Rp 1 Penjualan dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0,01 dan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Dari Penjelasan hasil perhitungan nilai NPMuntuk tahun 201, 2012 dan 2013 akan nampak pada grafik 5.7 berikut ini:

1 2 3 4 Grafik 5.7 Net Profit Margin (NPM)

Series1 Series2

Rasio ini menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 yang diinvestasikan Perusahaan dapat menghasilkan laba Rp 0,0002 atau 0,02% ditahun 2012, Rp 0,0001 atau 0,01% ditahun 2013

Net Income

Sehingga dari perhitungan diatas nampak pada tabel 5.8 dibawah ini:

Tabel 5.8

Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

Return on Asset, menjelaskan tentang hasil yang didapatkan dari investasi yang dilakukan PT PLN (Persero) Kab. Mandar pada total aktiva. Dari hasil analisis yang dilakukan rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013. Hal ini disebabkan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 26,72%, karena meningkatnya beban

keuangan perusahaan dari Rp 91.031.507.015 sebesar 47% menjadi Rp 101.151.416.079 atau 52% sehingga terdapat selisih 5,26%. Sedangkan total aktiva mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dikarenakan kas dan seratas kas dan aktiva lancar lainnya naik Jadi rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 dari total aktiva mampu menghasilakn laba bersih sebesar 0,02% Rp. 0,0002 pada tahun 2012, dan 0,01% atau Rp 0,0001 tahun 2013.

Dari Penjelasan hasil perhitungan nilai ROAuntuk tahun 2012 dan 2013 akan nampak pada grafik 5.8 berikut ini:

Net Income Grafik 5.4 Return Of Asset (ROA)

Series1 Series2

2013 ROE = EATx 100%

Equity

= 10.082.089 x 100%

10.010.132.089

= 29,97%

Sehingga dari perhitungan diatas nampak pada tabel 5.9 dibawah ini:

Tabel 5.9

Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

Dari Hasil Analisis pada Tabel 5.9 diatas maka pada tahun 2011 perhitungan Return Of Equity (ROE) menunjukan angka sebesar 0,20%

yang berarti tingkat penghasilan yang diperoleh pemilik PT PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar atau modal yang diinvestasikan memperoleh laba sebesar 0,20%, akan tetapi jika melihat besarnya modal sendiri atau investasi PT PLN (Persero) Kab. Mandar maka PT PLN (Persero) Kab.

Polewali Mandar masih bisa menambah utang jangka panjangnya dikarenakan jumlah utang lancar lebih tinggi yang harus dibayar dan biaya operasional dari pada jumlah modal yang diinvestasikan. Oleh karena itu untuk membayar utang lancar PT PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar bisa menambah utang jangka panjangnya. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2013, dimana tahun 2013 perhitungan Return Of Equity (ROE) menunjukan angka sebesar 0,10% yang berarti tingkat akan tetapi

jika melihat besarnya modal sendiri atau investasi PT. PLN (Persero) Kab.

Polewali Mandar maka PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar masih bisa menambah utang jangka panjangnya dikarenakan jumlah utang lancar lebih tinggi yang harus dibayar dan biaya operasional dari pada jumlah modal yang diinvestasikan. Oleh karena itu untuk membayar utang lancar PT PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar bisa menambah utang jangka panjangnya.Dari Penjelasan hasil perhitungan nilai ROAEuntuk tahun 201, 2012 dan 2013 akan nampak pada grafik 5.5 berikut ini:

Sehingga dari perhitungan diatas dapat dibuatkan Rekapitulasi hasil analisis rasio Profitabilitas yang telah dilakukan pada tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10 Rekapitulasi hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas Tahun 2012 dan 2013 Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

1 2 3 4 Grafik 5.5 Return Of Equity (ROE)

Series1 Series2

2. Pengoptimalan Investasi

Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauhmana perusahaan mampu mengembalikan investasi.Untuk itu ROI (Return Of Investment) ata sering juga disebut ROAmerupakan alat pengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang tersedia di dalam perusahaan dengan melihat sampai seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan atas sejumlah investasi yang telah ditanamkan

Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Untuk itu, biasanya digunakan tiga rasio profitabilitas utama, yaitu:

Sehingga dari perhitungan diatas nampak pada tabel 5.11 dibawah ini:

Tabel 5.11 Return Of Invesment (ROI) Untuk Tahun 2012 dan 2013

Tahun Net Income Total Asset ROI

Rp Rp %

2012 17.441.336 78.431.302.260 0,02 2013 10.082.089 109.349.659.560 0,01 Jumlah 27.523.425 187.780.961.820 0

Sumber : Data PT PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar diolah (2014)

Return on Invesment, menjelaskan tentang hasil yang didapatkan dari investasi yang dilakukan PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar pada total aktiva. Dari hasil analisis yang dilakukan rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013. Hal ini disebabkan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 26,72%, karena meningkatnya beban keuangan perusahaan dari Rp 91.031.507.015 sebesar 47% menjadi Rp 101.151.416.079 atau 52% sehingga terdapat selisih 5,26%. Sedangkan total aktiva mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dikarenakan kas dan seratas kas dan aktiva lancar lainnya naik Jadi rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 dari total aktiva mampu menghasilakn laba bersih sebesar 0,02% Rp. 0,0002 pada tahun 2012, dan 0,01% atau Rp 0,0001 tahun 2013.

E. Analisis Trend dan Perbandingan Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar

Model Analisis Trend dalam Prosentase berguna untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan PT PLN, apakah

menunjukkan tendensi tetap, naik, atau bahkan menurun.Model ini digunakan untuk menganalisis tendensi dari biaya operasi selama 2 tahun, mengenai anggaran maupun realisasinya.Dari hasil ini dapat diketahui komponen biaya yang mengalami perubahan drastis atau tendensi / kecenderungan perubahan yang berarti, bagi realisasinya dan yang dianggarkan oleh perusahaan serta dapat dianalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.Agar dapat dihitung trend yang dinyatakan dalam persentase ini, maka diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya.Dalam hal ini digunakan tahun paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisis sebagai tahun dasar / base year (P.O).

Analsis trend dan perbandingan Laporan Keuangan dapat dilihat pada tabel 5.11 (terlampir). Dalam Perbandingan laporan keuangan PLN Persero Kab. Polewali Mandar dari tahun 2012 ke tahun 2013 nampak kondisi naik dan turun terhadap posisi baik kelompok aktiva maupun liabilities.

Pada kelompok aktiva secara keseluruhan mengalami kenaikan dari tahun

Pada kelompok aktiva secara keseluruhan mengalami kenaikan dari tahun