• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, sebagai studi banding antara teori yang didapat dengan praktek yang ada.

2) Bagi Perusahaan

Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagaimana penggunaan anggaran yang ditetapkan oleh Perusahaan dapat berfungsi sebagai alat bantu

dalam mengoptimalkandalam mengoptimalkan Investasi serta tingkat profitabilitas pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar

3) Bagi Pihak Lain

Dapat memanfaatkan penelitian ini sesuai dengan apa yang diperlukan terutama yang berhubungan dengan penggunaan anggaran yang ditetapkan oleh Perusahaan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengoptimalkandalam mengoptimalkan Investasi serta tingkat profitabilitas pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Anggaran berisi rencana-rencana perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan operasi perusahaan, kemudian hasil aktual dari organisasi tersebut, dibandingkan dengan anggaran untuk mengendalikan jalannya operasi dan menjamin penggunaan sumber daya se-optimal mungkin. Hasil dari pengendalian ini akan digunakan sebagai umpan balik bagi perencanaan anggaran pada periode berikutnya.

Menurut Nordiawan (2006) dalam Junitha (2012:4) Budgeting (anggaran) merupakan fungsi yang sangat penting dan merupakan langkah awal setiap kegiatan organisasi atau perusahaan.Pengertian anggaran seringkali disamakan dengan pengertian penganggaran (budgeting). Namun jika ditinjau lebih jauh, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Penganggaran jika ditinjau berdasarkan kaidah pembentukan kata dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk atau memformulasikan suatu anggaran. Sedangkan anggaran merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh proses tersebut. Penganggaran merupakan kata benda abstrak yang erat kaitannya dengan suatu proses dan berarti dalam proses ini ada tahapan-tahapan waktu tertentu yang harus dilalui hingga proses ini rampung.

Sedangkan anggaran merupakan kata benda kongkrit, yang merupakan suatu yang berwujud yang dihasilkan oleh proses penganggaran. Dalam pencapaian tujuannya,

6

suatu instansi/lembaga pemerintah sangat memerlukan berbagai alat manajemen yang baik dan salah satu alat manajemen yang diperlukan tersebut adalah anggaran.Anggaran membantu manajemen dalam mencapai tujuannya dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi serta sering dipergunakan untuk melihat kinerja organisasi publik.

Hansen & Mowen (2005) menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu metode penerjemahan tujuan dan sasaran organisasi menjadi hal yang operasional.Lebih tegas.

Anggaran merupakan suatu rencana kerja dalam bentuk pernyataan kuantitatif, yang pada umumnya digunakan oleh suatu lembaga atau suatu badan usaha seperti perusahaan. Anthony & Govindarajan, yang diterjemahkan oleh Tjakrawala & Krista (2005:74), mendefinisikan anggaran sebagai: “Suatu rencana manajemen, dengan asumsi implisit bahwa langkahlangkah positif akan diambil oleh pembuat anggaran manajer yang menyusun anggaran, guna membuat kegiatan nyata sesuai dengan rencana.”

Mulyadi (2001) memaparkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan mata uang tertentu dan satuan ukuran lain. Hal senada dikemukakan oleh Muljono (2002) yang menyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Anggaran merupakan rencana keuangan suatu perusahaan yang digunakan sebagai alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi (Herman, 2006), alat

koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam organisasi dan alat untuk mendelegasikan wewenang pimpinan kepada bawahan (Hansen & Mowen, 2006).

Menurut Usry (2004), anggaran adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Seluruh tingkatan manajemen seharusnya terlibat dalam proses pembuatan anggaran. Anggaran yang dapat dilaksanakan akan meningkatkan koordinasi pekerja, klarifikasi kebijakan dan kristalisasi rencana.

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai anggaran, yaitu:

1. Sasaran utama dari anggaran adalah penyusunan rencana kerja yang lengkap yang berifat kuantitatif dan diukur dengan satuan mata uang tertentu untuk setiap jenis kegiatan yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan

2. Masing-masing rencana kerja dari masing-masing satuan kerja tersebut, satu sama lainnya atau secara keseluruhan harus dapat berjalan serta terkoordinasi secara selaras.

3. Di dalam penyusunan rencana kerja tersebut, perlu adanya keterlibatan (partisipasi) dari seluruh tingkat manajemen yang ada pada perusahaan, karena anggaran tersebut akan menjadi pedoman bagi semua pihak dalam perusahaan tentang apa yang harus dilakukan di masa mendatang.

4. Anggaran meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada di dalam perusahaan, mengingat bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang akan menjadi suatu pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.

5. Diyatakan dalam satuan (unit) moneter tertentu atau satuan ukuran lain.

6. Jangka waktu tertentu di masa yang akan datang, hal ini berarti bahwa apa yang dimuat di dalam anggaran merupakan susunan rencan kegiatan perusahaan untuk beberapa waktu ke depan, tergantung kebijakan perusahaan.

2. Jenis-jenis Anggaran

Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya diterapkan suatu anggaran dalam bentuk paket, artinya anggaran tersebut disusun dengan lengkap menyangkut rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan.

Menurut M Nafarin (2007 :31), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Operasional b. Anggaran Keuangan

Kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan.Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran-anggaran bulanan.

3. Fungsi Anggaran

Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Nordiawan (2006) dalam Junita (2012:5) antara lain sebagai : alat perencanaan, pengendalian, kebijakan, politik, koordinasi dan komunikasi, penilai kinerja, serta motivasi.

1) Anggaran sebagai alat perencanaanDengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah manakebijakan yang dibuat.

2) Anggaran sebagai alat pengendalianDengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaranyang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya(misspending).

3) Anggaran sebagai alat kebijakanMelalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.Contohnya adalah apa yang dilakukan pemerintah dalam hal kebijakan fiskal, apakahmelakukan kebijakan fiskal ketat atau longgar dengan mengatur besarnya pengeluaran yangdirencanakan.

4) Anggaran sebagai alat politikDalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalammelaksanakan program-program yang telah dijanjikan.

5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasiMelalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja ataudepartemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga apa yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya.

6) Anggaran sebagai alat penilai kinerjaAnggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerjatelah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efisiensibiaya.

7) Anggaran sebagai alat motivasiAnggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominalyang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan anggaran akan menjadi alatmotivasi yang baik jika memenuhi sifat “menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai”(challenging but attainable atau demanding but achiveable).

Maksudnya adalah suatuanggaran itu hendaknya tidak terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.

Adapun kegunaan pokok anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 10), yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus harus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

2. Sebagai Alat Pengkoordinasi Kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan harus dapat saling menunjang saling bekerja sama dengan manajemen untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan, dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja

Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dengan apa yang dicapai untuk realisasi kerja perusahaan, dapat dilihat apakah kerap sukses bekerja dan perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini berguna untuk menyusun rencana (budget) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.

4. Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Menurut Tendi Haruman & Sri Rahayu (2007:8)keunggulan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain :

a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini

menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.

b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan anlisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.

c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.

d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya.

Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.

e. Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of participation).

Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelamahan antara lain :

a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

b. Anggaran hanya merupakan rencana dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh.

c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantikannya.

d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.

5. Anggaran sebagai Alat Perancanaan dan Pengendalian

Anggaran meupakan alat pengendalian manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerinta tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :

a. Merumuskan tujuan serta sasarn kebijakan agar sesuai dengan visi,misi dan sasaran yang telah ditetapkan

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tuuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya

c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun

d. Menetukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi

Sebagai alat pengendalian anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan lewat anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan kekuasaan eksekutif.

Sebagai alat penengendali manajerial, anggaran digunakan untuk meyakinkan bahwa PLN masih mempunyai cukup uang untuk memenuhi kewajibannya, selain itu juga digunakan sebagai pemberi informasi dan meyakinkan legislatif bahwa PLN bekrja secara efisien tanpa ada korupsi dan pemborosan.

Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (Controling) M. Nafarin (2007 :30) menjelaskan bahwa pengendalian berarti mengevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara:

a. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan

Dari Penjelasan diatas disimpulkan bahwa anggaran dijadikan pegangan sebagai alat pengendalian manajemen yang bertannggungjawab menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapainya

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan antara lain :

1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

2. Menurut Soemarso (2004: 34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu

2. Tujuan laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses akuntasi adalah laporan keuangan yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain digunakan sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 3), laporan keuangan bertujuan untuk :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara

umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:11) sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Fakta-fakta yang telah dicabut (recorded fact)

b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate)

c. Pendapat pribadi (personal juggement)

3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2009) unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langung dengan pengukuran posisi keuangan adalah sebagai berikut:

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

b. Liabilitas adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi yaitu:

1. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatuh periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

C. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan motor penggerak dari setiap aktivitas perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan senantiasa mengorbankan biaya guna kelancaran operasinya.Jumlah biaya yang dikorbankan tergantung pada transaksi yang dilakukan.

Untuk memperoleh gambaran tentang biaya, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tentang biaya oleh para ahli ekonomi diantaranya menurut Abas Kartadinata dalam bukunya yang berjudul Akuntansi dan Analisis Biaya (2003:24) mengemukakan bahwa: “ Biaya adalah pengorbanan, yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu “.

Pendapat senada dikemukakan oleh Masiyah Kholmi Yuningsih (2003:11) mengemukakan bahwa: “ Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai akuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dihrapkan member manfaat saat sekarang atau dimasa akan datang bagi organisasi “.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi yang diharapkan akan memberikan manfaat sekarang atau dimasa yang akan datang.

2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya bertujuan untuk memberikan informasi tentang elemen-elemen biaya ke dalam golongan-golongan tertentu untuk Mempermudah pemakaian. Konsep yang digunakan dalam penggolongan biaya adalah “ different cost classification for different purpose “ artinya untuk tujuan berbeda digunakan penggolongan biaya yang berbeda pula.

Kuswadi (2005) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsungdibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan bakulangsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam prosesproduksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atautidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi,misalnya gaji pimpinan, gaji

mandor, biaya iklan untuk lebih darisatu macam produk, dan sebagainya.Biaya tidak langsung disebutjuga biaya overhead.

Kuswadi (2005) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu : 1. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atautidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnyapenjualan atau produksi perusahaan.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam rentangwaktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubahsecara proporsional.

3. Biaya Semi Variabe

Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel).

Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas (Kuswadi, 2005):

1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkanterlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masadatang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standardan atau anggaran.

2. Biaya Historis (Historical Cost)Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah adarealisasi.

Oleh karena penulis membahas tentang pengendalian kinerja keuangan, maka akan dijelaskan secara singakat mengenai penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya. Untuk tujuan pengendalian biaya, maka biaya dapat diklasifikasikan atau digolongkan menjadi:

1. Biaya terkendalikan (controllablecost)

Biaya terkendali adalah biaya yang secara tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Biaya tidak terkendalikan (uncontrollable cost)

Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan atau pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.Misalnya biaya penyusutan atau depresiasi.

3. Pengertian biaya administrasi dan Umum

Fungsi administrasi dan umum adalah meliputi fungsi yang sehubungan dengan kegiatan penentu kebijaksanaan, perencanaan, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Aktivitas fungsi ini bermanfaat untuk fungsi produksi akan tetapi dapat didefinisikan manfaatnya secara langsung dengan fungsi produksi.

Bagian atau departemen di dalam organisasi perusahaan yang termasuk fungsi administrasi dan umum misalnya:

1. Direktur dan staf

2. Bagian umum dan personalia

3. Bagian humas dan hokum 4. Bagian akuntansi

5. Bagian keuangan

Dari fungsi administrasi dan umum tersebut diatas dapat didefinisikan pengertian biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini meliputi biaya dalam rangka penentu kebijaksanaan, perencanaan,pengarahan, dan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya untuk direktur dan staf (pimpinan tertinggi perusahaan), bagian umum dan personalia, bagian humas dan hukum, bagian keuangan, bagian akuntansi dan sebagainya.

Syarat penting di dalam pengawasan biaya administrasi dan umum adalah sebagai berikut:

1. Penggolongan secara tepat elemen biaya administrasi dan umum dalam rekening pembukuan.

2. Penentuan pertanggungjawaban atas biaya administrasi dan umum pada tingkatan pimpinan tertentu secara individual.

Untuk dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka dalam pengawasan biaya administrasi dan umum diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Untuk dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka dalam pengawasan biaya administrasi dan umum diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: