• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MENGOPTIMALKAN LABA DAN INVESTASI PADA PT PLN (PERSERO) KAB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MENGOPTIMALKAN LABA DAN INVESTASI PADA PT PLN (PERSERO) KAB."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MENGOPTIMALKAN LABA DAN INVESTASI PADA PT PLN (PERSERO) KAB.POLEWALI

MANDAR

MULIAWAN AHMAD 105730 2328 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

ii

SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MENGOPTIMALKAN LABA DAN INVESTASI PADA PT PLN (PERSERO) KAB.POLEWALI

MANDAR

MULIAWAN AHMAD 105730 2328 10

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)

iii

dan disahkan oleh panitia Ujian pada tgl 10 November 2014. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: Tahun 1435 H/2014 M sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, November 2014 Panitia Ujian:

1. Pengawas Umum : Dr. Irwan Akib, M.Pd. (...) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. Mahmud Nuhung, MA. (...) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekertaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM. (...) (PD. 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. Euis Eka Pramiarsih, M.Pd (...)

: 2.Hamzah Dorahing, SE, M.Si, Ak (...)

: 3. Ismail Badollahi, SE., M.Si, Ak (...)

: 4. Dr.Hj.Rullyati,SE.,MM (...)

(4)

ii

(PERSERO) KAB.POLEWALI MANDAR Mahasiswa yang bersangkutan :

Nama : Muliawan Ahmad

Stambuk : 10573 302328 10

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah di ujiankan pada tanggal 10 November 2014

Makassar, November 2014

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Hj.Rullyati, MM Abd. Salam HB, SE.M.Si.Ak

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan

Universitas Muhammadiyah Makassar Akuntansi

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA Ismail Badollahi, SE., M. Si. Ak

NBM : 497 794 NBM. 1073428

(5)

Puji syukur Tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan keangungan-Nya telah melimpahkan segala Rahmat, Hidayah dan Karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat bantu dalam mengoptimalkan Laba Dan investasi pada PT. PLN (Persero) Kab. Mandar” dengan baik dan lancar.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar Dalam kesempat yang baik ini,penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas segala doa, dukungan, bimbingan, pengarahan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan ini.

Penulis sadar bahwa Skripsi ini dapat seperti sekarang ini kerena berkat bantuan dari orang-orang yang selama ini telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih buat orang-orang yang paling berharga dan yang paling penulis sayangi. Ayahanda Drs.Ahmad dan ibundaku tercinta Rusnaeni penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua bimbingannya, nasehatnya dan dukunganya hingga penulis bisa jadi seperti sekarang, buat saudara – saudara serta keluargaku yang selama ini banyak memberikan bantuan, Terimakasih atas segala motivasinya. Disamping itu penulis tak lupa menyampaikan terima kasih kepada:

(6)

Universitas Muhammadyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Ibu Dr.H.Rullyati, SE.,MM selaku pembimbing I yang selalu membimbing sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Abd. Salam HB, SE.M.Si.Ak selaku pembimbing II yang selalu membimbing dalam hal metode penulisan Skripsi ini.

6. Buat Sahabat-sahabatku yang tersayang, anak akuntansi 2 2010

7. Buat teman-teman di Akuntansi yang telah banyak membantu selama perkuliahan dan rela untuk meminjamkan catatan dan bukunya, penulis ucapkan banyak terima kasih. Penulis menyadari penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan limpahan karunia dan kasih sayangnya dan memberkati kita semua di setiap langkah yang kita tempuh, Amin.

Makassar, Juli 2014

Penulis

Muliawan Ahmad

(7)

ix ABSTRAK

Muliawan Ahmad . 2014. “Analisis Anggaran Biaya operasional sebagai Alat bantu dalam mengoptimalkan Laba Dan Investasi Pada PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar. Anggaran merupakan alat bantu yang banyak dipergunakan oleh berbagai organisasi besar, kecil, pemerintah, swasta, pencari laba maupun non profit, selain berfungsi untuk koordinasi, mengkomunikasikan tujuan dan rencana yang dikuantifikasikan, otoritas pengeluaran, evaluasi, dan memberikan motivasi dan standard bagi karyawan pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar. Oleh karena itu, pada akhir periode anggaran biasa terjadi selisih anggaran (the excess budget) yang menguntungkan (profitable) atau tidak menguntungkan (unfavorable) dalam intensitas yang besar dan kecil.

Selisih tersebut bisa disebabkan karena ketidaksengajaan, bisa pula karena ada unsur kesengajaan. Metode Analisis yang digunakan adalah Deskriptif komparatif dimana dalam penelitian ini akan membandingkan antara Anggaran dengan realisasi untuk mengetahui selisih (Variance) biaya (Cost), laporan keuangan tahun 2012 dan 2013 untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan sehingga dalam penelitian ini diperoleh bahwa nilai untuk Rasio GPM, NPM, dan ROA ditahun 2012 sebesar 0,02% dan ditahun 2013 sebesar 0,01% sehingga terjadi penurunan, penurunan secara keseluruhan terjadi pada penurunan terhadap laba, dan kenaikan terhadap biaya Usaha, sedagkan untuk ROE diperoleh 0,20%

ditahun 2012 dan turun menjaid 0,10% ditahun 2013. Sehingga PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar dalam mengendalikan biaya opersional dilakukan dengan cara melakukan tertib anggaran dalam melakukan setiap kegiatan perusahaan. Sistem ini akan membuat perusahaan disiplin dalam setiap melakukan pengeluaran dari setiap aktivitas. Begitu pula dengan prestasi yang dicapai dapat dinilai berdasarkan perbandingan antara realisasi dan anggaran yang ditetapkan. Pemanfaatan anggaran biaya operasional dalam PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar telah berhasil menciptakan fungsi utama anggaran sebagi alat perencanaan dan pengendalian.

Kata Kunci: Realisasi , Cost, Variance (selisih), Anggaran, Profitable, Unfavorable, Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return Of Asset (ROA), Return Of Equity (ROE).

(8)

i

HALAMAN PERSETUJUAN ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB IPENDAHULUAN ...1

A. LatarBelakang ...1

B. MasalahPokok ...4

C. TujuanPenelitian ...4

D. ManfaatPenelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...6

A. Konsep Anggaran ...6

B. Laporan Keuangan ...16

C. Pengertian dan Klasifikasi Biaya(Cost) ...19

D. Pengoptimalan Investasi ...32

E. Profitabilitas ...35

F. KerangkaPikir ...39

G. Hipotesis ...41

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ...42

A. Tempat Dan WaktuPenelitian ...42

B. MetodePengumpulan Data ...42

C. JenisdanSumber Data ...43

D. MetodeAnalisis ...44

(9)

ii

C. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Kab. PolewaliMandar ...51

D. Job Description PT. PLN (Persero) Kab. PolewaliMandar ...53

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...57

A. Analisis Anggaran Biaya Operasional ...57

B. Reaslisasi Biaya ...63

C. Analisis Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional ...66

D. Fungsi Anggaran dalam mengoptimalkan Laba dan Investasi ...74

E. Analisis Trend dan Perbandingan laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Kab. PolewaliMandar ...81

F. Optimalisasi Laba dan Investasi pada PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar ...84

G. Kaitan antara peranan Anggaran Operasional sebagai alat bantu dengan Tingkat Optimalisasi Laba pada PT. PLN (Persero)Kab. Polewali Mandar86 BAB VISIMPULAN DAN SARAN ...88

A. Simpulan ...88

B. Saran ...89 DAFTAR PUSTAKA

(10)

iii

Gambar4.1Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Kab. PolewaliMandar ... 52

(11)

iv

Tabel.5.2Rincian Biaya Administrasi dan Umum ... 60

Tabel.5.3 Jumlah Rincian Biaya Administrasi dan Umum ... 61

Tabel.5.4Jumlah Rincian Biaya Pegawai ... 62

Tabel.5.5Rincian Realisasi Biaya ... 65

Tabel.5.6Anggaran dan realisasi biaya pegawai dan Administrasi dan Umum .. 67

Tabel.5.7Net Profit Margin (NPM) ... 75

Tabel.5.8Return Of Assets (ROA) ... 76

Tabel.5.9Retur Of Equity (ROE) ... 78

Tabel.5.10Rekapitulasi Analisis Rasio Profitabilitas ... 79

Tabel.5.11Return Of Invesment (ROI) ... 81

Tabel.5.12Kaitan anggaran dengan optimalsisasi Laba ... 87

(12)

v

Grafik 5.2 Jumlah Biaya Pegawai ... 63

Grafik 5.3 Net Profit Margin (NPM) ... 75

Grafik 5.4 Return Of Assets (ROA) ... 76

Grafik 5.5 Retur Of Equity (ROE)... 80

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat initelah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan Persaingan dalam dalam dunia biusnis membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai.Tujuan utama perusahaan yang telah adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaa serta mencapaian laba yang optimal.

Pencapaian laba dari volume penjualan yang tinggi, selalu menjadi tujuan utama dalam perusahaan, karena laba merupakan salah satu aspek bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, serta melaksanakan rencana pengembangannya. Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan yang ada semakin ketat dan para pelaku ekonomi bergerak semakin dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk meningkatkan operasi dan pelayanannya secara maksimal, serta harus memperhatikan faktor yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu strategi perusahaan, kondisi perekonomian, dan peraturan pemerintah.

Peningkatan kualitas produk serta menjalankan operasi yang efektif tentu bukan hal mudah, manajemen perusahaan dituntut untuk mampu mengelola perusahaan dan menjalankan fungsi manajemen dengan baik. Fungsi manajemen yang dimaksud meliputi: fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengendalian. Keseluruh fungsi tersebut harus dijalankan sebaik mungkin

1

(14)

serta harus solid agar manajemen mampu menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat dan andal, guna mendukung kepentingan dan perkembangan perusahaan.

Fungsi manajemen yang memiliki peranan lebih dalam proses keberlangsungan organisasi yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Hal tersebut dikarenakan fungsi perencanaan menyangkut titik awal rencana apa saja yang hendak dilakukan oleh perusahaan. Kemudian fungsi pengendalian sangat berperan dalam hal mencegah proses pelaksanaan atas rencana, menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, fungsi perencanaan dan pengendalian merupakan dua fungsi yang saling berhubungan satu sama lain.

Dasar dari proses pengendalian, adalah apa yang direncanakan, sehingga suatu pengendalian yang efektif hanya akan tercapai apabila proses perencanaan disusun dengan baik dan matang. Pengendalian yang efektif merupakan suatu proses yang terus bekerja selama perusahaan beroperasi dalam periodenya. Setiap aktivitas usaha yang dijalankan sesuai dengan perencanaan dan proses pengendalian yang baik, akan membimbing perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menunjang hal tersebut, maka diperlukan suatu alat bantu bagi manajemen, yang berfungsi sebagai suatu tolok ukur bagi manajemen dalam menilai keberhasilan pelaksanaan proses perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, yaitu anggaran

Dalam penyusunan anggaran sebagai penentu sasaran dalam konteks organisasi, konflik perbedaan kekuasaan dan ketidakpastian tidak bisa dihindari.

Prosedur teknis penyusunan anggaran terdapat proses tawar menawar dimana para manajer di berbagai bidang bersaing untuk memperoleh sumber daya organisasi, anggaran yang berhasil disusun merupakan bagian dari kehidupan organisasi.

(15)

Anggaran merupakan alat bantu yang banyak dipergunakan oleh berbagai organisasi besar, kecil, pemerintah, swasta, pencari laba maupun non profit, selain berfungsi untuk koordinasi, mengkomunikasikan tujuan dan rencana yang dikuantifikasikan, otoritas pengeluaran, evaluasi, dan memberikan motivasi dan standard bagi karyawan pada PLN Persero Kab.Polewali Mandar.

Oleh karena itu, pada akhir periode anggaran biasa terjadi selisih anggaran (the excess budget) yang menguntungkan (profitable) atau tidak menguntungkan (unfavorable) dalam intensitas yang besar dan kecil. Selisih tersebut bisa disebabkan karena ketidaksengajaan, bisa pula karena ada unsur kesengajaan, sebab yang pertama dengan faktor ketidakpastian yaitu sewaktu menyusun anggaran adanya ketidakpastian disertai dengan ketidakmampuan metode-metode perencanaan yang dipergunakan manajemen dalam mengakibatkan angka-angka dalam perkiraan yang cenderung tidak tepat, unsur kesengajaan bisa pula mengakibatkan disusunnya angka-angka anggaran yang cenderung bias, para manajer mungkin dengan sengaja mempengaruhi proses penyusunan anggaran untuk memperoleh anggaran yang sama dengan taksiran terbaik mengenai apa yang akan terjadi, faktor kedua ini berhubungan dengan perilaku organisasi.

Menyadari besarnya fungsi dan peranan anggaran didalam menuju operasional perusahaan, maka PT PLN Persero Kab.Polewali Mandar sejak dini telah memanfaatkan anggaran untuk berbagai macam keperluan terutama yang menyangkut perencanaan dan pengendalian biaya operasional khususnya dalam mengoptimalkan laba dan investasi perusahaan. Hal inilah yang menarik perhatian untuk diteliti dan menganalisis secara lebih mendalam mengenai :“Analisis

(16)

Penggunaan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Bantu dalam mengoptimalkan Laba dan Investasi pada PT. PLN Persero Kab.Polewali Mandar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah adalah “ Apakah penggunaan anggaran biaya operasional yang ditetapkan oleh Perusahaan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengoptimalkanLabadan Investasi pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan anggaran biaya operasional yang ditetapkan oleh Perusahaan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengoptimalkanLabadan Investasi pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, sebagai studi banding antara teori yang didapat dengan praktek yang ada.

2) Bagi Perusahaan

Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagaimana penggunaan anggaran yang ditetapkan oleh Perusahaan dapat berfungsi sebagai alat bantu

(17)

dalam mengoptimalkandalam mengoptimalkan Investasi serta tingkat profitabilitas pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar

3) Bagi Pihak Lain

Dapat memanfaatkan penelitian ini sesuai dengan apa yang diperlukan terutama yang berhubungan dengan penggunaan anggaran yang ditetapkan oleh Perusahaan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengoptimalkandalam mengoptimalkan Investasi serta tingkat profitabilitas pada PT. PLN Persero Kab. Polewali Mandar

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Anggaran berisi rencana-rencana perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan operasi perusahaan, kemudian hasil aktual dari organisasi tersebut, dibandingkan dengan anggaran untuk mengendalikan jalannya operasi dan menjamin penggunaan sumber daya se-optimal mungkin. Hasil dari pengendalian ini akan digunakan sebagai umpan balik bagi perencanaan anggaran pada periode berikutnya.

Menurut Nordiawan (2006) dalam Junitha (2012:4) Budgeting (anggaran) merupakan fungsi yang sangat penting dan merupakan langkah awal setiap kegiatan organisasi atau perusahaan.Pengertian anggaran seringkali disamakan dengan pengertian penganggaran (budgeting). Namun jika ditinjau lebih jauh, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Penganggaran jika ditinjau berdasarkan kaidah pembentukan kata dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk atau memformulasikan suatu anggaran. Sedangkan anggaran merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh proses tersebut. Penganggaran merupakan kata benda abstrak yang erat kaitannya dengan suatu proses dan berarti dalam proses ini ada tahapan-tahapan waktu tertentu yang harus dilalui hingga proses ini rampung.

Sedangkan anggaran merupakan kata benda kongkrit, yang merupakan suatu yang berwujud yang dihasilkan oleh proses penganggaran. Dalam pencapaian tujuannya,

6

(19)

suatu instansi/lembaga pemerintah sangat memerlukan berbagai alat manajemen yang baik dan salah satu alat manajemen yang diperlukan tersebut adalah anggaran.Anggaran membantu manajemen dalam mencapai tujuannya dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi serta sering dipergunakan untuk melihat kinerja organisasi publik.

Hansen & Mowen (2005) menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu metode penerjemahan tujuan dan sasaran organisasi menjadi hal yang operasional.Lebih tegas.

Anggaran merupakan suatu rencana kerja dalam bentuk pernyataan kuantitatif, yang pada umumnya digunakan oleh suatu lembaga atau suatu badan usaha seperti perusahaan. Anthony & Govindarajan, yang diterjemahkan oleh Tjakrawala & Krista (2005:74), mendefinisikan anggaran sebagai: “Suatu rencana manajemen, dengan asumsi implisit bahwa langkahlangkah positif akan diambil oleh pembuat anggaran manajer yang menyusun anggaran, guna membuat kegiatan nyata sesuai dengan rencana.”

Mulyadi (2001) memaparkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan mata uang tertentu dan satuan ukuran lain. Hal senada dikemukakan oleh Muljono (2002) yang menyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Anggaran merupakan rencana keuangan suatu perusahaan yang digunakan sebagai alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi (Herman, 2006), alat

(20)

koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam organisasi dan alat untuk mendelegasikan wewenang pimpinan kepada bawahan (Hansen & Mowen, 2006).

Menurut Usry (2004), anggaran adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Seluruh tingkatan manajemen seharusnya terlibat dalam proses pembuatan anggaran. Anggaran yang dapat dilaksanakan akan meningkatkan koordinasi pekerja, klarifikasi kebijakan dan kristalisasi rencana.

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai anggaran, yaitu:

1. Sasaran utama dari anggaran adalah penyusunan rencana kerja yang lengkap yang berifat kuantitatif dan diukur dengan satuan mata uang tertentu untuk setiap jenis kegiatan yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan

2. Masing-masing rencana kerja dari masing-masing satuan kerja tersebut, satu sama lainnya atau secara keseluruhan harus dapat berjalan serta terkoordinasi secara selaras.

3. Di dalam penyusunan rencana kerja tersebut, perlu adanya keterlibatan (partisipasi) dari seluruh tingkat manajemen yang ada pada perusahaan, karena anggaran tersebut akan menjadi pedoman bagi semua pihak dalam perusahaan tentang apa yang harus dilakukan di masa mendatang.

4. Anggaran meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada di dalam perusahaan, mengingat bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang akan menjadi suatu pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.

(21)

5. Diyatakan dalam satuan (unit) moneter tertentu atau satuan ukuran lain.

6. Jangka waktu tertentu di masa yang akan datang, hal ini berarti bahwa apa yang dimuat di dalam anggaran merupakan susunan rencan kegiatan perusahaan untuk beberapa waktu ke depan, tergantung kebijakan perusahaan.

2. Jenis-jenis Anggaran

Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya diterapkan suatu anggaran dalam bentuk paket, artinya anggaran tersebut disusun dengan lengkap menyangkut rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan.

Menurut M Nafarin (2007 :31), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

(22)

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Operasional b. Anggaran Keuangan

(23)

Kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan.Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran-anggaran bulanan.

3. Fungsi Anggaran

Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Nordiawan (2006) dalam Junita (2012:5) antara lain sebagai : alat perencanaan, pengendalian, kebijakan, politik, koordinasi dan komunikasi, penilai kinerja, serta motivasi.

1) Anggaran sebagai alat perencanaanDengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah manakebijakan yang dibuat.

2) Anggaran sebagai alat pengendalianDengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaranyang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya(misspending).

3) Anggaran sebagai alat kebijakanMelalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.Contohnya adalah apa yang dilakukan pemerintah dalam hal kebijakan fiskal, apakahmelakukan kebijakan fiskal ketat atau longgar dengan mengatur besarnya pengeluaran yangdirencanakan.

(24)

4) Anggaran sebagai alat politikDalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalammelaksanakan program- program yang telah dijanjikan.

5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasiMelalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja ataudepartemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga apa yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya.

6) Anggaran sebagai alat penilai kinerjaAnggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerjatelah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efisiensibiaya.

7) Anggaran sebagai alat motivasiAnggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominalyang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan anggaran akan menjadi alatmotivasi yang baik jika memenuhi sifat “menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai”(challenging but attainable atau demanding but achiveable).

Maksudnya adalah suatuanggaran itu hendaknya tidak terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.

Adapun kegunaan pokok anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 10), yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus harus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

(25)

2. Sebagai Alat Pengkoordinasi Kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan harus dapat saling menunjang saling bekerja sama dengan manajemen untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan, dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja

Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dengan apa yang dicapai untuk realisasi kerja perusahaan, dapat dilihat apakah kerap sukses bekerja dan perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini berguna untuk menyusun rencana (budget) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.

4. Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Menurut Tendi Haruman & Sri Rahayu (2007:8)keunggulan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain :

a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini

(26)

menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.

b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan anlisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.

c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.

d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya.

Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.

e. Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of participation).

Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelamahan antara lain :

a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan- kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

b. Anggaran hanya merupakan rencana dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh.

(27)

c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantikannya.

d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.

5. Anggaran sebagai Alat Perancanaan dan Pengendalian

Anggaran meupakan alat pengendalian manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerinta tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :

a. Merumuskan tujuan serta sasarn kebijakan agar sesuai dengan visi,misi dan sasaran yang telah ditetapkan

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tuuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya

c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun

d. Menetukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi

Sebagai alat pengendalian anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan lewat anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan kekuasaan eksekutif.

(28)

Sebagai alat penengendali manajerial, anggaran digunakan untuk meyakinkan bahwa PLN masih mempunyai cukup uang untuk memenuhi kewajibannya, selain itu juga digunakan sebagai pemberi informasi dan meyakinkan legislatif bahwa PLN bekrja secara efisien tanpa ada korupsi dan pemborosan.

Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (Controling) M. Nafarin (2007 :30) menjelaskan bahwa pengendalian berarti mengevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara:

a. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan

Dari Penjelasan diatas disimpulkan bahwa anggaran dijadikan pegangan sebagai alat pengendalian manajemen yang bertannggungjawab menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapainya

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan antara lain :

1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi

(29)

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

2. Menurut Soemarso (2004: 34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu

2. Tujuan laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses akuntasi adalah laporan keuangan yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain digunakan sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 3), laporan keuangan bertujuan untuk :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara

(30)

umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:11) sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Fakta-fakta yang telah dicabut (recorded fact)

b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate)

c. Pendapat pribadi (personal juggement)

3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2009) unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langung dengan pengukuran posisi keuangan adalah sebagai berikut:

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

b. Liabilitas adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

(31)

Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi yaitu:

1. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatuh periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

C. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan motor penggerak dari setiap aktivitas perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan senantiasa mengorbankan biaya guna kelancaran operasinya.Jumlah biaya yang dikorbankan tergantung pada transaksi yang dilakukan.

Untuk memperoleh gambaran tentang biaya, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tentang biaya oleh para ahli ekonomi diantaranya menurut Abas Kartadinata dalam bukunya yang berjudul Akuntansi dan Analisis Biaya (2003:24) mengemukakan bahwa: “ Biaya adalah pengorbanan, yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu “.

(32)

Pendapat senada dikemukakan oleh Masiyah Kholmi Yuningsih (2003:11) mengemukakan bahwa: “ Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai akuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dihrapkan member manfaat saat sekarang atau dimasa akan datang bagi organisasi “.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi yang diharapkan akan memberikan manfaat sekarang atau dimasa yang akan datang.

2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya bertujuan untuk memberikan informasi tentang elemen- elemen biaya ke dalam golongan-golongan tertentu untuk Mempermudah pemakaian. Konsep yang digunakan dalam penggolongan biaya adalah “ different cost classification for different purpose “ artinya untuk tujuan berbeda digunakan penggolongan biaya yang berbeda pula.

Kuswadi (2005) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsungdibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan bakulangsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam prosesproduksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atautidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi,misalnya gaji pimpinan, gaji

(33)

mandor, biaya iklan untuk lebih darisatu macam produk, dan sebagainya.Biaya tidak langsung disebutjuga biaya overhead.

Kuswadi (2005) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu : 1. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atautidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnyapenjualan atau produksi perusahaan.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam rentangwaktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubahsecara proporsional.

3. Biaya Semi Variabe

Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel).

Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas (Kuswadi, 2005):

1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkanterlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masadatang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standardan atau anggaran.

2. Biaya Historis (Historical Cost)Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah adarealisasi.

(34)

Oleh karena penulis membahas tentang pengendalian kinerja keuangan, maka akan dijelaskan secara singakat mengenai penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya. Untuk tujuan pengendalian biaya, maka biaya dapat diklasifikasikan atau digolongkan menjadi:

1. Biaya terkendalikan (controllablecost)

Biaya terkendali adalah biaya yang secara tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Biaya tidak terkendalikan (uncontrollable cost)

Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan atau pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.Misalnya biaya penyusutan atau depresiasi.

3. Pengertian biaya administrasi dan Umum

Fungsi administrasi dan umum adalah meliputi fungsi yang sehubungan dengan kegiatan penentu kebijaksanaan, perencanaan, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Aktivitas fungsi ini bermanfaat untuk fungsi produksi akan tetapi dapat didefinisikan manfaatnya secara langsung dengan fungsi produksi.

Bagian atau departemen di dalam organisasi perusahaan yang termasuk fungsi administrasi dan umum misalnya:

1. Direktur dan staf

2. Bagian umum dan personalia

(35)

3. Bagian humas dan hokum 4. Bagian akuntansi

5. Bagian keuangan

Dari fungsi administrasi dan umum tersebut diatas dapat didefinisikan pengertian biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini meliputi biaya dalam rangka penentu kebijaksanaan, perencanaan,pengarahan, dan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya untuk direktur dan staf (pimpinan tertinggi perusahaan), bagian umum dan personalia, bagian humas dan hukum, bagian keuangan, bagian akuntansi dan sebagainya.

Syarat penting di dalam pengawasan biaya administrasi dan umum adalah sebagai berikut:

1. Penggolongan secara tepat elemen biaya administrasi dan umum dalam rekening pembukuan.

2. Penentuan pertanggungjawaban atas biaya administrasi dan umum pada tingkatan pimpinan tertentu secara individual.

Untuk dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka dalam pengawasan biaya administrasi dan umum diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menggolongkan elemen biaya administrasi dan umum atas dasar jenis biaya.

Tujuan manajemen perusahaan adalah menggunakan secara efektif setiap rupiah yang terjadi dan memaksimalkan laba, penggolongan secara tepat biaya administrasi dan umu menurut jenis biaya akan mempunyai dua manfaat yaitu :

(36)

a. sebagai dasar mengadakan perbandingan antara biaya administrasi dan umum yang sesunguhnya dengan yang diharapkan akan terjadi untuk setiap elemen biaya.

b. Mempermudah alokasi setiap jenis biaya administrasi dan umum kepada setiap bagian atau setiap departemen yang melaksanakan fungsi administrasi dan umum.

Biaya administrasi dan umum dapat digolongkan atas dasar objek dari biaya sebagai berikut :

a. Gaji dan upah, meliputi : gaji, insentif dan bonus, premi libur, pajak pendapatan, dana pensiun, dan upah golongan

b. Kebijaksanaan karyawan, meliputi : pengobatan karyawan, rekreasi dan olahraga, pendidikan dan perpustakaan, dan kesejahteraan lain-lain

c. Biaya reparasi dan pemeliharaan, meliputi reparasi dan pemeliharaan untuk kendaraan bermotor, peralatan kantor, bangunan kantor.

d. Biaya penyusutan aktiva tetap, meliputi penyusunan untuk : kendaraan bermotor, peralatan kantor, dan bangunan kantor.

e. Biaya administrasi dan umum dan lain-lain, meliputi : biaya cetak, alat tulis, supplies kantor lainnya, telepon, telegram kantor, biaya listrik dan air kantor, biaya perjalanan dinas kantor, biaya rapat dan pertemuan, biaya akuntan, biaya konsultan lain-lain, biaya representasi direksi, biaya sumbangan (donasi), dan biaya administrasi dan umum lain-lain.

2. Mengalokasikan setiap biaya administrasi dan umum kepada setiap bagian atau departemen yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.

(37)

Tujuan alokasi elemen biaya administrasi dan umum kepada setiap bagian atau departemen adalah dalam rangka menentukan pertanggungjawaban atas biaya administrasi dan umum pada tempat biaya tertentu yang melaksanakan fungsi administrasi dan umum.

Agar supaya alokasi setiap elemen biaya kepada setiap bagian fungsional dapat relatif adil dan tepat, perlu menggolongkan setiap elemen biaya menurut:

a. Tingkat perubahannya dengan volume atau kegiatan

Tingkat perubahan atau variabilitas biaya administrasi dan umum dapat dipengaruhi oleh kegiatan fungsi yang bersangkutan atau dapat pula dipengaruhi oleh kegiatan fungsi lainnya, seperti fungsi produksi dan pemasaran. Misalnya biaya posting piutang tingkat variabilitasnya dipengaruhi frekuensi penjualan dan penagihan piutang, biaya posting ke kartu pembantu persediaan bahan untuk produksi.Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam penentuan satuan mengukur variabilitas biaya.

Atas dasar tingkat variabilitasnya, biaya administrasi dan umum digolongkanmenjadi :

(1). Biaya tetap, yaitu biaya administrasi dan umum yang jumlah totalnya tetap konstan tidak terpengaruh oleh perusahaan volume atau kegiatan sampai dengan tingkatan aktivitas tertentu. Misalnya: biaya gaji, biaya perusahaan, dan biaya tetap lainnya.

(2). Biaya variable, yaitu biaya administrasi dan umum yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume atau kegiatan, semakin besar kegiatan semakin besar biayanya.

(38)

Misalnya: biaya supplies kantor, premi dan insentif, dan biaya variable lainnya.

b. Hubungan dengan setiap fungsi administrasi dan umum

Dalam hubungannya dengan setiap fungsi administrasi dan umum biaya dapat digolongkan menjadi:

(1) Biaya langsung, yaitu biaya administrasi dan umum yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada kegiatan fungsional tertentu. Misalnya: biaya gaji dan upah, biaya cetak dan supplies, dan biaya langsung lainnya.

(2) Biaya tidak langsung, yaitu biaya administrasi dan umum yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada kegiatan fungsional tertentu atau biaya yang manfaatnya dinikmati bersama oleh beberapa kegiatan fungsional tertentu. Misalnya biaya rekreasi dan olahraga, pendidikan dan perpustakaan, reparasi dan penyusutan bangunan.

Untuk biaya langsung, reparasi dapat didistribusikan langsung kepada kegiatan fungsional tertentu, sedangkan untuk biaya tidak langsung diperlukan dasar distribusi tertentu yang relative teliti, adil dan praktis.

c. Dapat terkendali dan tidaknya suatu biaya

Penggolongan biaya terkendali bermanfaat untuk tujuan pengawasan biaya administrasi dan umum.Dalam jangka pendek umumnya biaya variabel dapat dikendalikan oleh kepala bagian atau departemen tertentu, sedangkan elemen biaya tetap umumnya tidak dapat dikendalikan oleh

(39)

kepala bagian atau departemen tertentu sehingga merupakan tanggung jawab manajemen tingkat atas (top management).

3. Menentukan teknis pengawasan biaya administrasi dan umum

Dalam melaksanakan pengawasan biaya administrasi dan umum dapat digunakan teknik sebagai berikut:

a. Pengawasan biaya administrasi dan umum dengan menggunakan anggaran.

Jika anggaran dipakai sebagai alat pengawasan biaya administrasi dan umum, maka pada awal periode ditentukan anggaran biaya untuk setiap jenis biaya yang didistribusikan untuk setiap bagian atau departemen yang merupakan kegiatan fungsional.Anggaran biaya tersebut dipisahkan ke dalam elemen biaya variabel dan biaya tetap, sehingga dapat disusun anggaran fleksibel atau anggaran variabel untuk setiap bagian atau departemen yang merupakan pusat pertanggungjawaban biaya.

Untuk perusahaan yang relative besar anggaran yang disusun setiap bagian atau departemen akan diperinci lebih lanjut di dalam sub bagian atau sub departemen, dengan tujuan agar dapat dilaksanakan pengawasan biaya dengan cara lebih cermat. Misalnya bagian akuntansi dapat digolongkan ke dalam sub bagian: akuntansi keuangan, akuntansi biaya, pemeriksaan interanal (internal auditing), perpanjangan anggaran dan standar, sistem dan prosedur, dan lain-lain.

Pada akhir periode tertentu, biayanya akhir bulan dilakukan perbandingan antara biaya administrasi dan umum yang sesungguhnya dengan yang

(40)

dianggarkan untuk setiap bagian atau departemen tertentu.Selisih yang timbul dari perbandingan tersebut di analisa dengan seksama oleh komite anggaran manajemen perusahaan, agar dapat diketahui penyebab timbulnya selisih dan siapa yang bertanggungjawab atas selisih biaya tersebut.

b. Pengawasan biaya administrasi dan umum dengan mengguanakan biaya standar.

Teknik lain untuk mengawasi biaya administrasi dan umum adalah dengan menggunakan biaya standar. Dalam hal ini tujuan pemakaian standar ialah untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan fungsi administrasi dan umum dengan cara mengaitkan antara prestasi dari kegiatan dengan biaya yang terjadi.

Langkah-langkah dalam rangka pemakaian standar biaya administrasi dan umum sebagai berikut:

(1) Observasi dan analisa pendahuluan

Langkah ini penting dalam memastikan semua masalah yang harus diketahui, dan memilih luasnya kegiatan yang dapat distandarisasikan serta untuk membantu mengeliminasi kelemahan-kelemahan yang sifatnya rutin.

(2) Memilih fungsi atau kegiatan yang disusun standarnya

Standar biaya administrasi dan umum hanya dapat disusun untuk fungsi atau kegiatan yang prestasinya dapat diukur secara pasti dalam bentuk satuan standar pengukur.

(41)

(3) Penentuan satuan standar pengukur kegiatan

Satuan standar pengukur untuk suatu bagian atas sub bagian kegiatan administrasi dan umum tergantung kepada kegiatan khusus yang dilaksanakan oleh bagian yang bersangkutan, sehingga dapat dipakai alat mengukur prestasi.

(4) Menentukan metode dan perhitungan standar

Penelitian gerak dan waktu hanya dilakukan terhadap bagian atau sub bagian dari fungsi administrasi dan umum yang dapat disusun standarnya. Atas dasar biaya penelitian gerak dan waktu tersebut disusun anggaran biaya dan hitung besarnya biaya standar.

(5) Testing atas biaya standar

Setelah biaya standar dihitung, maka standar tersebut harus dites lebih dahulu untuk mengetahui apakah praktis untuk dipakai.

(6) Aplikasi

Dalam aplikasi akhir ini dari standar memerlukan penjelasan dan keikutsertaan para pelaksana sesuai dengan tanggungjawab atas pekerjannya masing-masing, karena yang akan diukur prestasinya adalah para pelaksana tersebut.

Para akhir periode tertentu, umumnya setiap akhir bulan diperbandingkan antara biaya standar dengan realisasi dan diinvestasikan penyebab timbulnya selisih tersebut.

(42)

Disamping pengawasan biaya dengan menggunakan anggaran dan standar, usaha-usaha lainnya dapat dilaksanakan untuk mengurangi besarnya biaya administrasi dan umum, misalnya:

1. Staf dan Karyawan

a. Jumlah staf dan karyawan tetap diusahakan cukup tetapi tidak bekelebihan, terhadap pekerjaan yang memuncak dapat digunakan tenaga tidak tetap (borongan) atau lembur, sehingga beban biaya tetap karyawan menjadi berkurang.

b. Pengawasan yang cukup atas jam lembur, misalnya dengan pengesahan khusus sebelum dilakukan.

c. Penempatan staf dan karyawan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

d. Memperkenalkan system insentif untuk pekerjaan yang relative mudah diukur prestasinya.

e. Memonitoring job classification (klasifikasi pekerjaan) dengan memperhatikan pekerjaan setiap karyawan apakah sesuai dengan job description (perincian pekerjaan) yang harus dilakukan apakah perincian pekerjaan yang diberikan masih up to date.

f. Menciptakan kondisi kerja yang mendukung ditingkatkannya efisiensi.

2. Sistem dan prosedur

a. Menggunakan mesin dan peralatan yang up to date sehingga menciptakan efisiensi.

(43)

b. Mengurangi pekerjaan, termasuk pencatatan dan pelaporan yang tidak perlu. Tembusan atau rangkap dokumen dan laporan dibuat secukupnya dalam arti tidak berkelebihan.

c. Menggunakan pengawasan internal internal auditor) dengan baik sehingga waktu pemeriksa akuntan public dapat dipersingkat yang berarti biaya akuntan dapat dihemat.

d. Memperkenalkan program kerja yang sederhana.

3. Pengawasan biaya, misalnya:

a. Biaya telepon, telegram dan cetak

(1) Mengurangi perlatan telepon yang tidak perlu.

(2) Mengurangi pemakaian telepon untuk interlokal, pemakaian untuk interlokal harus dengan izin pejabat yang berwenang.

(3) Menghindarkan pemakaian telepon, telegram, dan pemakaian bukan untuk dinas (keperluan) perusahaan.

(4) Pemakaian alat pengamanan telepon agar setiap orang tidak dapat memakainya.

b. Biaya pos

(1) Membatasi pemakaian pos kilat dan pos udara hanya untuk hal-hal yang penting.

(2) Mengawasi pemakaian benda-benda pos hanya untuk keperluan perusahaan.

(3) Pembelian benda-benda pos sekaligus untuk menghemat waktu dan biaya.

(44)

c. Formulir cetak

(1) Apabila memungkinkan mencegah sendiri formulir-formulir yang sederhana.

(2) Menggunakan formulir cetak dengan efisien, menghindari pemborosan dan kesalahan.

(3) Menggunakan jumlah formulir cetak seminimal mungkin.

d. Supplies

(1) Memeriksa kualitas supplies yang akan dibeli

(2) Menyimpan supplies dengan baik agar terhindar dari kerusakan.

(3) Pembelian supplies dalam jumlah banyak sekaligus agar menghemat supplies diusahakan seefisien mungkin.

(45)

D. Pengoptimalan Investasi 1. Pengertian Investasi

Investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Dana yang diinvestasikan di pasar modal adalah “dana lebih”, bukan dana yang akan digunakan untuk keperluan sehari- hari dan juga bukan dana yang digunakan sebagai dana cadangan atau dana untuk keperluan darurat. Tujuan dari investasi haruslah jelas, dari apa saja tujuan melakukan investasi di pasar modal, membuat skala prioritas manakah yang paling penting, tingkat toleransi terhadap risiko dan jangka waktu investasi

2. Penggolongan Investasi

Saragih (2008) menyatakan investor dapat melakukan investasi pada berbagai jenis aset baik aset riil maupun aset finansial. Beberapa penggolongan investasi antara lain :

a. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi dalam bentuk saham, obligasi, tanah, dan bentuk lain yang dimiliki investor dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Investasi jangka panjang itu sendiri terdiri dari investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka panjang.

Investasi dalam harta tetap berwujud yang saat ini digunakan dalam spekulasi seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi. Investasi yang disisihkan untuk dana khusus, seperti dana pelunasan, dana pensiun atau dana yang digunakan untuk perluasan pabrik, dan nilai penyerahan kas

(46)

dari asuransi jiwa. Investasi dalam anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi.

b. investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek adalah investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang dimiliki investor dalam jangka waktu yang relatif pendek.Pengaturan investasi yang efektif perlu memperhatikan faktor- faktor berikut :

1) Adanya usulan-usulan investasi.

2) Estimasi arus kas dari usul-usul investasi tersebut.

3) Evaluasi arus kas tersebut.

4) Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu.

5) Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi dilaksanakan

3. Macam-macam bentuk Investasi

Beberapa macam bentuk investasi antara lain :

b. Investasi pada asset riil (Real Assets) misalnya : tanah, emas, mesin,bangunan dan lain-lain.

c. Investasi pada asset finansial (financial assets):

a. Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI, dan lain-lain.

b. Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant dan lain-lain.

,Sumber dana untuk investasi:

1. Asset yang dimiliki saat ini.

(47)

2. Pinjaman dari pihak lain.

3. Tabungan

E. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham, 2001:89).Untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan (Profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditor, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.

Terdapat beberapa cara pengukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Masing-masing pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total assets dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan penganalisis untuk menganalisis tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan jumlah investasi tertentu.

Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset, maupun terhadap modal sendiri. Dengan demikian, rasio profitabilitas akan mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dalam keuntungan/laba yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Berbagai rasio yang

(48)

dipergunakan untuk mengukur profitabilitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Gross profit margin

Gross profit margin merupakan persentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan (sales). Semakin besar gross profit margin, maka semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal itu menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif rendah dibandingkan dengan penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan.

Gross profit margin dapat dihitung dengan formula sebagai berikut (Syamsuddin, 1996:55) :

b. OperatingProfit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi. Rasio ini menggambarkan apa yang biasa disebut pure profit karena laba yang diukur di sini adalah laba yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan, tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban terhadap pemerintah (pajak).

Operating Profit Margin dapat dihitung dengan formula sebagai berikut (Syamsuddin, 1996 : 55) :

Gross Profit Margin =

Operation Income – Operation Expenxse Sales

(49)

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan keberhasilan manajemen perusahaan dalam menekan biaya operasi.

c. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio antara laba bersih (net profit) dengan penjualan (sales).Net profit di sini adalah sisa dari hasil penjualan setelah seluruh biaya-biaya dikurangi termasuk bunga dan pajak. Dengan demikian rasio ini akan mengukur besarnya laba bersih yang dicapai oleh perusahaan dari sejumlah penjualan yang telah dilakukan.

Net profit margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Syamsuddin, 1996:55)

Bagi pemimpin perusahaan, rasio laba bersih ini semakin besar akan semakin baik. Tetapi hal ini belum dapat dijadikan ukuran yang representatif untuk menilai sukses tidaknya perusahaan, sebab laba yang diperoleh itu harus pula dibandingkan dengan besarnya jumlah dana yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.

d. Return On Investment (ROI) Net Profit Margin =

Net profit after fax Sales

x 100%

Operating Profit Margin

=

Operating profit Sales

x 100%

(50)

Return on investment (ROI) atau yang sering juga disebut denganreturn on total assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia didalam perusahaan semakin tinggi rasio ini, dapat dikatakan semakin baik pula keadaan perusahaan.

Return on investment (ROI) dapat dihitung dengan formula (Syamsuddin, 1996:56).

e. Return On Equity (ROE)

Return on equity (ROE) adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya tingkat pendapat (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum, semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya pula tingkat penghasilan yang diperoleh para pemegang saham / pemilik perusahaan.

Return on equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut (Syamsuddin, 1996:58)

Return on Equity (ROE)=

Net Income Equity

x 100%

Return on investment (ROI)=

Net profit after taxes Total Assets

x 100%

(51)

F. Kerangka Pikir

PT. PLN (Persero) Kab.Polewali Mandar sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang kelistrikan bagi masyarakat umum dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan pengeluaran atau biaya yang cukup besar karena jasa yang ditawarkan membutuhkan teknologi dengan biaya yang cukup mahal.Efektifitas dan efisiensi pengeluaran yang dilakukan dapat dicapai melalui pembuatan anggaran biaya masing-masing bagian.

Saat ini persaingan bisnis di Indonesia sangatlah ketat.Tidak heran kalau banyak perusahaan yang tumbuh, berkembang, dan sukses.Tetapi ada juga yang mengalami penurunan sampai gulung tikar.Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam persaingan bisnis, salah satu yang dapat dilakukan perusahaan yaitu harus mampu mengendalikan operasionalnya dengan baik. Karena jika terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan, akan mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan ikut dalam kompetisi persaingan bisinis yang tidak mungkin terhenti, hingga akhirnya bangkrut.

Dalam menghadapi situasi persaingan yang semakin tinggi perusahaan harus mampu untuk membuat sebuah planning yang baik guna mancapai tujuan perusahaan dengan semaksimal mungkin.Oleh karena itu, diperlukan adanya pertimbangan dan penelitian terhadap berbagai aspek yang ada agar setiap langkah yang diambil oleh manajemen perusahaan menunjang terhadap tercapainya tujuan serta perkembangan perusahaan.Salah satunya adalah dalam segi pembiayaan, perusahaan harus mampu mengelola dananya sebaik mungkin agar kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga.

(52)

Untuk menunjang kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan perlu adanya pengalokasian biaya operasional yang tepat.Sehingga kegiatan operasional perusahaan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan hasil yang diharapkan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional, perusahaan tentu akan mengeluarkan biaya. Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan.

Gambar : Kerangka Pikir PLN PERSERO KAB POLEWALI MANDAR

LAPORAN KEUANGAN

PENGOPTIMALAN LABA DAN INVESTASI

ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL

ANGGARAN RENCANA ANGGARAN REALISASI

MODEL ANALISIS 1. Model Analisis Trend

2. Model Analisis Selisih (Variance) 3. Model Analisis Perbandingan 4. Model Analisis Profitabilitas

(53)

G. Hipotesis

Berdasarkan pada masalah pokok yang di kemukakan maka penulis mengajukan hipotesis yaitu :

“Di duga bahwa system dan prosedur anggaran biaya operasional pada PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar dapat mengoptimalkan Laba dan Investasi.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data di PT. PLN (Persero) Kab. Polewali Mandar. Penelitian di lakukan selama 2 Bulan yaitu bulan Juni dan Juli 2014.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Adalah suatu metode pengumpulan data yang penulis lakukan secara langsung pada objek penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

b. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan yang terkait dengan data yang dibutuhkan untuk masalah yang dibahas

42

(55)

2. Penelitian Keputusan (Library Research)

Adalah suatu suatu metode penelitian yang dilakukan melalui kajian dari teori yang berhubungan dengan penelitian ini baik yang bersumber dari perpustakaan, materi perkuliahan maupun sumber lainnya.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dalam bentuk informasi seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan penjelasan lainnya.

b. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dalam bentuk angka-angka seperti data anggaran dan realisasi biaya operasional tahun 2012

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dapat berupa:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan tanpa melalui suatu perantara seperti pengamatan dan wawancara.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip perusahaan serta informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

analysis techniques u.sed are data collecting budget data and realization to understand the situation and condition of the object, then analyzes the factors that cause the

[r]

seksama, apakah pencilan itu merupakan kesalahan dalam pencatatan amatan atau pencilan tersebut muncul dari kombinasi keadaan yang tidak biasa. yang mungkin saja sangat penting

Sebanyak 74 spesimen kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yaitu saliva, apus selaput mata dan apus bawah lidah yang berasal dari 28 kasus tersangka rabies

Septiana Sanggelorang, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

Kegiatan ini merupakan sarana efektif penyampaian informasi kepada masyarakat Kecamatan Johan Pahlawan yang berada di kawasan rawan bencana alam gempa bumi dan

Masukan-masukan inilah yang nantinya ditampilkan pada la- yar pemantau di TMC sehingga operator dapat mengetahui kondisi lalu lintas berdasarkan tampilan tersebut. Smart vi-