3.8.1.3 Analisis Kesamaan Rata-rata Populasi
Analisis kesamaan rata-rata populasi digunakan untuk menguji kesamaan keadaan awal (rata-rata kelas) dalam populasi. Pada analisis kesamaan rata-rata populasi digunakan Uji Analisis Varians dengan teknik statistik analisis varians 1 jalur. Hipotesis statistik yang di uji adalah: Ho : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi
Ha : ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi Perhitungan uji ini ada beberapa langkah yaitu: 1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY)
2) Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
3) Menentukan jumlah kudrat total (JK total)
4) Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY)
Tabel 3.8 Sumber Varians Uji Anava
Sumber Varians Dk JK KT F
Rata-rata 1 RY
Antar kelompok k – 1 AY
Dalam kelompok DY
Kriteria pengujian: Ho diterima jika Fhitung < F α (k-1)(n-k), ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata keadaan awal populasi (Suharsimi, 2002: 294). Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi, diperoleh Fhitung = 1,595 dan Ftabel = 3,086 dengan dk = 2 dan α = 5%. Karena Fhitung kurang dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari ketujuh populasi. Hasil analisis selengkapnya dimuat pada lampiran nomor 31 halaman 178.
Berdasarkan perhitungan hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas populasi, karena populasi berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama, maka syarat dalam pengambilan sampel cluster random sampling terpenuhi. Berdasarkan pengambilan sampel secara acak terlipih kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kontrol dalam penelitian ini.
3.8.2 Analisis Data Tahap Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis.
Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:
k i Ei Ei Oi x 1 2 2 ( ) (Suharsimi, 2006:286)
62
Keterangan :
χ2
= chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :
(1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α)(k-3) (taraf signifikan 5%) yang berarti distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau data berdistribusi normal.
(2) Ho ditolak jika χ2hitung ≥ χ2(1-α)(k-3) (taraf signifikan 5%) yang berarti distribusi data berbeda dengan distribusi normal atau data tidak berdistribusi normal.
3.8.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Belajar
Uji persamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:
F =
Keterangan:
Vb = variansi terbesar Vk = variansi terkecil
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Kedua kelompok mempunyai
varians yang sama atau homogen jika harga Fhitung < Ftabel maka kedua kelas mempunyai varians yang sama (Sudjana, 2002:250).
3.8.2.3 Uji Hipotesis
3.8.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kontrol. Karena hasil analisis data menunjukkan kedua kelompok mempunyai variansi yang sama, maka rumus yang digunakan adalah:
dengan: 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s Keterangan: 1
x : nilai rata-rata kelompok 1
2
x : nilai rata-rata kelompok 2
2 1
s : varians data pada kelompok 1
2 2
s : varians data pada kelompok 2
2
s : varians gabungan
1
n : banyaknya subjek pada kelompok 1
2
n : banyaknya subjek pada kelompok 2
2 1 2 1 1 1 n n s x x t
64
Ho : rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol.
Dari thitung dikonsultasikan dengan tabel dengan dk = n1+n2-2 dan taraf signifikan 5%. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < t(1- α)(n1+n2-2), dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2, taraf signifikan 5%. Tolak Ho jika thitung≥ t(1-α)(n1+n2-2), yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol.
3.8.2.3.2 Perhitungan Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar digunakan untuk memperkuat bahwa pembelajaran kontekstual yang diimplementasikan dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa sehingga pendekatan ini efektif digunakan.
Rumus untuk menguji ketuntasan adalah:
Keterangan:
µ0 = rata-rata batas ketuntasan belajar s = standar deviasi
n = banyaknya siswa
= rata-rata nilai yang diperoleh
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika thitung≥ ttabel dengan taraf
Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal :
(%) = x 100%
Dimana n adalah jumlah seluruh siswa, dan x adalah jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
3.8.2.4 Analisis Data Afektif dan Psikomotorik
Nilai psikomotorik dan afektif diperoleh berdasarkan sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai psikomotorik dan afektif siswa baik kelas eksperimen atau kelas kontrol.
Rumus yang digunakan : Nilai =
Kriteria persentase skor yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat baik = 85% < %skor 100%
Baik = 70% < %skor 85% Cukup = 55% < %skor 70% Kurang = 40% < %skor 55%
66
3.8.2.5 Analisis Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran
Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dikelompok eksperimen dapat diukur dengan angket. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti dengan respon yang menunjukkan tingkatan (Arikunto,2006:180). Persamaan perhitungan masing-masing tanggapan dalam persentase yaitu :
67 4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil pengumpulan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Ihsaniyah Tegal pada pelajaran kimia materi redoks pada kelas X tahun ajaran 2012/2013 diperoleh hasil sebagai berikut.
4.1.1 Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis meliputi uji perbedaan dua rata-rata, dan uji ketuntasan hasil belajar. Selanjutnya analisis deskriptif data hasil belajar afektif dan psikomotorik.
4.1.1.1Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 2. Sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 33 halaman 184.
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar
Kelas N Rata- rata SD Nilai tertinggi Nilai terendah Eksperimen (Kelas X2) 36 80,89 8,50 92 60 Kontrol (Kelas X3) 40 73,70 9,31 88 54
68
Gambar 2. Grafik Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil belajar, rata-rata nilai pada kelas eksperiman sebesar 80,89 dan kelas kontrol sebesar 73,70. Rata-rata nilai kelas kontrol lebih kecil dari rata-rata kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas hasil ulangan akhir materi redoks dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas χ2hitung dk χ2tabel kriteria
Eksperimen 6,40 4 9,49 Normal
Kontrol 4,83 4 9,49 Normal
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data Tabel 4.2 kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh nilai χ2
hitung < χ2tabel. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistik parametrik. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 34 dan 35 halaman 185 dan 186. 0 20 40 60 80 100
Rata-rata Nilai Tinggi Nilai Rendah
N
il
ai Eksperiment
2. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil uji kesamaan dua varians data postes dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians
Data Kelas S2 dk Fhitung Ftabel Kriteria
Postes Eksperimen 72,33 35 1,20 1,72 Kedua kelompok mempunyai varians yang sama Kontrol 86,68 39 1,20 1,72
Sumber : Data Primer
Berdasarkan hasil analisis data nilai Fhitung untuk postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 1,20 sedangkan Ftabel yaitu 1,72. Harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti kedua kelas memiliki varians yang sama. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 37 halaman 188.
4.1.1.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui petbedaan hasil belajar melalui implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran ekspositori pada kelompok kontrol. Data postes dianalisis dengan menggunakan analisis perbedaan dua rata- rata hasil belajar untuk mengetahui bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang diberi treatment dan kelas kontrol yang tidak diberikan treatment. Uji ketuntasan untuk mengetahui ketuntasan belajar baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
70
1. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol atau tidak. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia digunakan uji satu pihak. Hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia dimuat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar. Kelompok Kelas Rata-rata N dk thitung ttabel Kriteria
Eksperimen X2 80,89 36
74 3,501 1,993 Ho ditolak
Kontrol X3 73,70 40
Sumber : Data Primer
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai thitung lebih besar dari t(1-α)(n1+n2-2) dengan dk = 74 dan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol. Perhitungan uji satu pihak perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia dimuat pada lampiran nomor 38 halaman 189.
2. Uji Ketuntasan Belajar
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Secara statistik siswa dikatakan tuntas apabila rata-rata hasil belajar kognitifnya lebih besar dari sama dengan 75. Kriteria pengujiannya jika thitung ≥ t(1-1/2α)(n-1) dengan taraf signifikan α = 5%, berarti kelompok mencapai ketuntasan hasil belajar. Hasil uji statistik ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji secara Statistik Ketuntasan Belajar Kelompok T hitung T tabel Ketuntasan(%) Kriteria
Eksperimen 4,16 2,03 86,11 Tuntas
Kontrol -0,88 2,03 57,50 Belum Tuntas
Sumber : Data Primer
Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal sedangkan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila mereka telah mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75 dari seluruh pembelajaran dan ketuntasan klasikal dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut mendapatkan nilai 75 atau lebih. Hasil perhitungan ketuntasan belajar pada kelas eksperimen diketahui bahwa yang tidak tuntas 5 siswa dari 36 siswa, sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 17 siswa dari 40 siswa. Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal pada kelas eksperimen yaitu 86,11%, lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada dikelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Sedangkan ketuntasan belajar pada kelompok kontrol sebesar 57,5% yang menunjukkan bahwa kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan ketuntasan belajar terdapat dalam lampiran nomor 40 halaman 191.
4.1.1.3 Analisis Data Observasi Psikomotorik
Terdapat delapan aspek yang digunakan untuk menilai ranah psikomotorik siswa. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina lagi dan
72 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 R a ta -r a ta S k o r
Aspek yang Dinilai
Hasil Observasi Ranah Psikomotorik
Eksperimen
Kontrol dikembangkan. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Untuk hasil rata-rata ranah psikomotorik ringkasannya dimuat pada Tabel 4.6 dan pada Gambar 3.
Tabel 4.6. Rata-Rata Nilai Psikomotorik
No Aspek
Eksperimen Kontrol
Mean Kategori Mean Kategori
1 Persiapan 2,44 Tinggi 2,92 Tinggi
2 Persiapan alat dan bahan 2,85 Tinggi 2,82 Tinggi 3 Ketrampilan memakai alat 3,06 Tinggi 2,85 Tinggi 4 Ketepatan prosedur praktikum 2,98 Tinggi 2,83 Tinggi
5 Kerjasama kelompok 3,07 Tinggi 2,78 Tinggi
6 Keterampilan melakukan
pengamatan 3,2 Tinggi 2,87 Tinggi
7 Pelaporan hasil percobaan
sederhana 2,79 Tinggi 2,55 Tinggi
8 Kebersihan dan kerapihan alat
pasca praktikum 3,80
Sangat
Tinggi 3,10 Tinggi
Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan kelompok eksperimen secara umum lebih tinggi daripada kelas kontrol. Aspek 1 (persiapan) kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen karena kelas kontrol untuk alat dan bahan sudah tersedia tinggal pelaksanaan saja. Aspek nomor 2 nilai kelas eksperimen dan kontrol hampir sama karena sebelum dilakukan percobaan siswa melakukan piket alat dan bahan terlebih dahulu sehingga aspek persiapan alat dan bahan pada kedua kelas termasuk pada kategori tinggi.
Aspek 3, 4, 6, 7 untuk kelas kontrol penilaian cenderung lebih rendah. Aspek nomor 5 (dinamika kelompok) kelas eksperimen lebih tinggi karena pada kelas eksperimen, percobaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan lingkungan lebih menyenangkan sehingga siswa akan lebih aktif dalam dinamika kelompok. Aspek nomor 8 ( kebersihan dan kerapihan pasca praktikum) kelas eksperimen memperoleh kategori sangat tinggi dan kelas kontrol memperoleh kategori tinggi. Dengan percobaan yang lebih menyenangkan siswa pada kelas eksperimen sangat bersemangat sehingga ketika waktu kebersihan mereka dengan senang hati membersihkan alat setelah percobaan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 57-58 halaman 208-209.
4.1.1.4 Analisis Data Observasi Afektif
Pada ranah afektif yang digunakan untuk menilai siswa ada 6 aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu
74
dibina dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Hasil belajar ranah afektif dimuat pada lampiran nomor 48-49 halaman 199-200 sedangkan ringkasannya dimuat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.
Tabel 4.7. Rata-Rata Nilai Afektif
No Aspek
Eksperimen Kontrol
Mean Kategori Mean Kategori
1 Kehadiran 3,69 Sangat
Tinggi 3,41
Sangat Tinggi 2 Keaktifan siswa dalam mengikuti PBM 3,17 Tinggi 2,87 Tinggi 3 Keaktifan siswa dalam diskusi 2,83 Tinggi 2,76 Tinggi 4 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 2,80 Tinggi 2,50 Tinggi 5
Keseriusan dan ketepatan waktu siswa menyerahkan tugas
2,94 Tinggi 2,59 Tinggi
Gambar 4. Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar Afektif
Gambar 4 menunjukan bahwa nilai aspek afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Skor aspek nomer 1 (kehadiran), 2 (keaktifan dalam mengikuti PBM), 3 (keaktifan siswa dalam diskusi), 4 (keaktifan dalam mengajukan perrtanyaan), 5 (ketepatan waktu pengumpulan tugas) dan 6 (keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas) kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Aspek nomor 2, 3, 4, 5, 6 memperoleh kategori tinggi hanya aspek nomor 1 yang memperoleh kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa aspek nomor 1 yaitu kehadiran siswa disekolah dan mengikuti pelajaran merupakan disiplin sekolah yang harus dipatuhi oleh setiap siswa.
Perbedaan nilai aspek nomer 2, 3, 4, 5 dan 6 disebabkan pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen menuntut dan merangsang siswa lebih aktif, disiplin serta perhatian pada saat kegiatan
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 R a ta -R a ta S k or
Aspek yang dinilai
Hasil Belajar Ranah Afektif
Eksperimen Kontrol
76
belajar sedang berlangsung, mengerjakan tugas dan mengajukan atau menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok baik diskusi atau pada saat melakukan percobaan. Sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa pasif dan kurang bersemangat dalam mengikuti PBM. Sehingga dari semua aspek penilaian afektif, kelas eksperimen mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
4.1.2.4 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran dengan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkunganpada materi reaksi oksidasi dan reduksi. Hasil penyebaran angket dimuat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya selalu hadir di kelas selama pembelajaran berlangsung 75,00 25,00 0,00 0,00
2 Saya masuk kelas tepat waktu 69,44 25,00 5,56 0,00
3 Saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru 30,56 58,33 8,33 2,78 4 Saya bersemangat mengikuti pelajaran kimia tentang redoks 25,00 50,00 25,00 0,00 5 Saya berani mengungkapkan gagasan/pendapat di depan kelas 11,11 27,78 61,11 0,00 6 Saya sering memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru 5,56 30,56 61,11 2,78 7 Saya mengerjakan setiap latihan yang diberikan oleh guru 30,56 55,56 11,11 2,78
8
Saya dapat memahami materi Redoks dengan lebih mudah setelah pembelajaran dengan
kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan
16,67 58,33 25,00 0,00
9 Saya tidak mengalami kesulitan selama mempelajari Redoks 8,33 41,67 33,33 16,67 10 Saya dapat mengaitkan materi Redoks dengan kehidupan sehari-hari 25,00 44,44 25,00 5,56 11 Saya berbagi tugas dengan anggota kelompok lain dalam menyelesaikan tugas kelompok 47,22 44,44 8,33 0,00 12 Saya berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok 44,44 47,22 8,33 0,00 13 Saya sering membantu teman satu kelompok apabila mengalami kesulitan 30,56 50,00 16,67 2,78
Tabel 4.8. menunjukkan bahwa siswa setuju menggunakan model implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan pada materi redoks. Siswa menyukai pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat dari pemahaman siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran juga dimuat pada Gambar 5. Perhitungan lebih lengkapnya dimuat pada lampiran nomor 61 halaman 212.
78
Gambar 5. Hasil Analisis Tanggapan Siswa
Gambar 5 menunjukkan siswa memberikan tanggapan sangat setuju pada pernyataan nomor 1, 2, 11 karena sebagian besar siswa datang tepat waktu saat pelajaran dimulai dan mereka saling bekerjasama apabila ada tugas ataupun pada saat melakukan percobaan. Pernyataan nomor 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13 siswa memberikan tanggapan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dan merasa senang dengan pembelajaran yang diberikan. Siswa dengan aktif melakukan kerjasama, saling membantu bila ada teman yang kesulitan sehingga dapat memahami pelajaran lebih baik. Namun pada pernyataan nomor 5 dan 6 siswa memberikan tanggapan tidak setuju. Sebagian siswa masih merasa canggung untuk maju ke depan kelas atau mengungkapkan pendapat secara lisan. Ini disebabkan mereka sudah terbiasa dengan ceramah yang tidak menekankan pada keaktifan siswa. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ju m lah S ko r Pernyataan
Hasil Angket Tanggapan Siswa
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4.2 Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dan besarnya ketuntasan belajar yang diperoleh dengan menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan terhadap hasil belajar pada materi reaksi oksidasi dan reduksi. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2013 di SMA Ihsaniyah Tegal pada kelas X tahun ajaran 2012/2013.
Pada prinsipnya, kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol melalui dua tahap yang sama yaitu pembelajaran, dan post-test. Namun kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda pada pembelajaran yang dilaksanakan. Pada kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen diberi pembelajaran kimia melalui implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan. Sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ekspositori.
Hasil analisis data aspek kognitif reaksi oksidasi dan reduksi diketahui rata-rata nilai postes kelas eksperimen yaitu 80,89 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 60 sedangkan rata-rata nilai kelas kontrol yaitu 73,70 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 54. Nilai terendah pada kelas eksperimen dan kontrol ada dua siswa. Siswa tersebut dalam proses pembelajaran kurang aktif, tidak mau bertanya atau menyampaikan pendapatnya, karena mereka hanya mengandalkan teman kelompok yang
80
pintar. Analisis data akhir menunjukkan kedua kelas berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan nilai χ2hitung kelas eksperimen sebesar 6,40 dan nilai χ2hitung kelas kontrol sebesar 4,83 lebih kecil dari χ2tabel yaitu bernilai 9,49.
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat rata-rata nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan rata-rata hasil belajar kimia pada materi Redoks lebih baik dari pada pembelajaran ekspositori, karena pada implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia terutama redoks. Siswa dengan model belajar ini, dapat terlibat langsung dan mengetahui penerapan ilmu yang mereka miliki sehingga ilmu yang mereka dapat bisa bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Siswa secara berkelompok yang 1 kelompok terdiri dari 6 siswa, melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Melalui percobaan ini siswa dapat mudah untuk menyerap ilmu yang diajarkan karena bahannya mudah dan sering dilihat di keseharian siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih semangat untuk lebih banyak belajar karena mereka dapat melihat langsung manfaat dan contoh langsung dari peristiwa redoks melalui percobaan. Siswa pun dapat menggunakan sumber belajar
yang lebih bervariasi. Sedangkan pembelajaran ekspositori melaksanakan diskusi dengan jumlah6 kelompok. 4 kelompok beranggotakan 7 siswa dan 2 kelompok 6 siswa Keadaan ini menjadikan suasana diskusi kurang kondusif siswa yang malas hanya bergantung pada siswa yang pintar. Selain itu, interaksi antar kelompok juga terbatas pada diskusi kelas. Hal ini tidak hanya pada saat diskusi, dalam kegiatan praktikum juga sama. Pada saat pelaksanaan kegiatan presentasi hasil praktikum, tidak semua siswa berpartisipasi, pembahasan kadang menyimpang dari materi.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Widodo (2008) dengan pembelajaran yang menerapkan penelitian sederhana menunjukkan rerata aspek kognisi sebesar 76, 04 melebihi target 75. Aspek keterampilan sebesar 75 adalah sama dengan target, sementara aspek afeksi dengan rearata 53,74 termasuk kategori baik.
Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata antar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t kanan diperoleh t hit =
3,501 dengan α = 5%, dk = (36+40-2) = 74, dan t(0,95)(74) = 1,993. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai thit> t(0,95)(74), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antar kelompok eksperimen dan kontrol dimana hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji ketuntasan belajar, kelas eksperimen sudah