• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : Pada bab ini berisi tentang bagaimana sejarah gay di Indonesia dan bagaimana perkembangan kaum gay khusus nya di wilayah Indonesia dan bagaimana perkembangan kaum gay khusus nya di wilayah

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

8. Analisis Antar Kasus

Informan Katagori D R A Penyebab Menjadi Gay Faktor Keluarga : "D" menjadi gay karena memiliki masalah dengan ayahnya. Ia tidak mendapatkan kasih

sayang sejak kecil dari

seorang ayah,

sehingga ketika ia

dewasa ia mencari

sosok kasih sayang tersebut

Faktor Individu : "R"

menjadi gay pernah

karena pernah

mendapatkan perlakuan tidak baik saat masih kecil oleh tetangga nya. Pelecehan seksual yang dilakukan oleh tetangga nya membuatnya terus

teringat dan sulit

dilupakan sehingga itu berpengaruh hingga saat dewasa

Faktor Biologis : "A"

ia merasa bahwa

menjadi seorang Gay itu seperti sudah ada

pada dirinya sejak

kecil sekali. Tanpa ada pengaruh atau dampak dari mana pun. Ia merasa bahwa hal ini sangat natural ia alami

Alasan Coming out

Distressing : "D"

memutuskan coming

out karena ia merasa tidak ingin menutupi permasalahan yang ia

alami. Menyimpan

masalah ini sendirian

membuatnya merasa

tidak nyaman

Finding Suspicioud Clues : Seorang heteroseksual yaitu ibu tiri dari "R" menemukan

tanda-tanda yang

menimbulkan

kecurigaan mengenai

orientasi seksual pada anak nya. Hal tersebut

membuatnya untuk

memberitahukan saja

masalah yang ia alami

dari pada ibu nya

mengetahui masalah

tersebut dari orang lain

Finding Suspicioud Clues : Gerak gerik "A" membuat orang

terdekat mulai

mencurigai mengenai masalah orientasinya, seperti ia yang tidak

memiliki kekasih

perempuan. Hal

tersebut akhirnya

membuat "A" untuk

mengatakan yang

sejujurnya mengenai

orientasi seksual yang ia rasakan

Pra Coming out ada informan "D" ia sebelum

melaksanakan coming

out terlebih dahulu

mencari tahu melalui

facebook bagaimana

dan apa Gay itu

Pada informan "R" sebelum ia memutuskan

untuk melaksanakan

coming out ia mencari

tahu terlebih dahulu

mengenai permasalahan yang sedang ia rasakan

Pada informan "A"

proses pra coming out

sedikit berbeda dengan informan sebelumnya bahwa sudah mulai merasakan perbedaan sejak SD dan sudah

sebenarnya serta mengadakan

komunikasi dengan

para gay lainnya

ini melalui sosial media yaitu TWITTER dan hanya memantau saja

tanpa mengadakan

kontak dengan para gay lainnya

mengetahui banyak

hal mengenai

homoseksual atau Gay sejak kecil. Awal ia

mengetahui tentang

homoseksual pertama kali melalui televisi Strategi

Ketahanan Diri

"D" juga mengatakan bahwa tidak ada yang membully nya secara terang terangan. Dan seandinya pun ada ia

tidak begitu

memikirkan kan hal

tersebutt. Yang

terpenting adalah

bangaimana ia tetap bisa menjadi dirinya sendiri

siap untuk menghadapi

segala bentuk

permaslahan yang ada di lingkungan

heteroseksual.

Membawa setiap

permasalahan yang

dialami menjadi santai adalah cara atau strategi yang ia lakukan agar ia

tetap dapat bertahan

dilingkungann heteroseksual

Pemahaman mengenai homoseksual yang ia

ketahui sudah dari

kecil membuat "A"

mudah untuk

membaca situasi. Ia sudah

mengetahuiwaktu

yang tepat dan

tindakan apa saja yang

boleh atau tidak

dilakukan saat berada

di lingkungann

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses coming out

kaum homoseskual di lingkungan heteroseksual terdapat berberapa tahapan yang

mereka lakukan sebelum benar benar melakukan coming out ; yaitu Pertama

sensinitasi di tahap ini kaum Gay menyadari dirinya berbeda dengan orang lain.

Para Gay mulai mencari tahu dengan permasalahan yang dialami seperti dengan membaca buku atau mencari tahu melalui internet.

Setelah mereka mengetahui dan memahami apa yang ia rasakan mereka masuk pada tahap disosiasi dan signifikansi. Pada tahap ini para kaum homoseksual sudah menyadari bahwa dirinya memiliki ketertarikan khusus terhadap sesama jenisnya yang dapat digambarkan melalui perilakunya.

Pada Tahap selanjutnya adalah Membuka diri (coming out) yaitu

pendefinisian diri sebagai seorang homoseksual. Para Gay pada tahap ini mulai terlibat dengan aktivitas homoseksual dan berusaha mendefinisikan kembali bahwa homoseksualitas merupakan suatu hal positif dan layak di masyarakat. Coming out adalah hal yang membuat mereka kecanduan. Apa bila ia sudah

diterima oleh orang banyak ia akan melakukan coming out lagi kepada orang lain

Tahap terakhir adalah komitmen. Pada tahap ini mereka menjadikan gay sebagai pilihan hidupnya, yaitu preferensi homoseksual individu telah terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan sosialnya. Tahap ini merupakan kombinasi antara seksualitas dengan emosional.

Setelah mereka berkomitmen dengan pilihannya sendiri sudah pasti para gay harus memiliki strategi khusus untuk dapat di terima di lingkungan heteroseksual namun para Gay mempunyai cara-cara tersendiri agar dapat tetap diterima dan dihargai. Berprilaku sensitive seperti wanita salah satu cara mudah mereka mendapatkan teman wanita di lingkungan heteroseksual karena para wanita senang apabila dekat dengan mereka para Gay yang mempunyai perasaan sensitive seperti wanita karena lebih memahami apa yang mereka rasakan apabila sedang bercerita.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa faktor membuat sesorang

menjadi Gay dan proses coming out dapat dilihat dari peran orang tua dan

lingkungan sekitarnya. Untuk itu peneliti memberikan saran dengan harapan mampu memberikan informasi bagi seluruh orang tua dan masyarakat serta para peneliti lainnya yang akan membahas mengenai permasalahan kaum LGBT. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Memberikan pemahaman mengenai seks edukasi sejak dini, hal ini dapat

individu dapat menjaga diri dan melawan ekspoitasi yang dapat menggangu fisik dan mentalnya. Seperti salah satu informan yang mengalami pelecehan seksual sejak kecil. Karena ia tidak dapat pemahaman seks edukasi sehingga saat ia diperlakukan tidak baik secara seksual dengan tetangga nya ia tidak dapat melawan dan memberitahukan kepada orang tua karena tidak tau apa yang harus ia lakukan

2. Pengawasan orang tua yang lebih baik karena setiap orang tua seharusnya

mampu mengawasi perkembangan anaknya terutama oleh seorang ayah karena banyak penyebab menjadi Gay dikarenakan kurang nya kedekatan dengan seorang ayah. Kurangnya kasih sayang seorang ayah dapat membuat mereka mencari sosok laki laki saat iya sudah dewasa.

3. Karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki sehingga kurangnya hasil dari

penelitian, maka peneliti berharap selanjutnya diadakan penelitian lanjut

mengenai permasalahan homoseksual dan mampu mengekpolorasi

permasalahan permasalahan yang di alami kaum homoseskusal dan juga penanganan serta peran pekerja sosial yang tepat dalam permasalahan homoseksual ini.

Dokumen terkait