• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Antar Kondisi

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh Hilmia Azhar NIM (Halaman 74-89)

METODE PENELITIAN

E. Analisis Data

2. Analisis Antar Kondisi

Selanjutnya hasil analisis antar kondisi subjek-1 dapat dilihat pada tabel 4.11.

a. Tabel 4.11 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek-1

Tabel 4.11.1. Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran KADIR

Dari hasil analisis yang diperoleh pada tabel 4.11.1 perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran KADIR dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu bertambah menurun, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 0% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +1 sehingga presentase overlap 100% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.11.2. Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran konvensional

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah Variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

(+)

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Variabel ke stabil

4. Perubahan level 3-2 = +1 1-2 = +1

5. Presentase overlap (0:3) x 100% = 0% (3:3) x100% = 100%

Dari hasil analisis pada tabel 4.11.2, perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran konvesional dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu tetap stabil, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 0% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +1 sehingga presentase overlap 100% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.12 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek-2 Tabel 4.12.1 Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran KADIR.

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Stabil ke stabil

4. Perubahan level 3-2 = +1 1-2 = +1

5. Presentase overlap (0:3) x 100% = 0% (3:3) x100% = 100%

Dari hasil analisis pada tabel 4.12.1, perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran KADIR dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu tetap stabil, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 0% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +2 sehingga presentase overlap 100% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.12.2 Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran Konvensional

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Stabil ke stabil

4. Perubahan level 3-2 = +1 0-2 = +2

5. Presentase overlap (0:3) x 100% = 0% (3:3) x100% = 100%

Dari hasil analisis pada tabel 4.12.2, perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu tetap stabil, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 0% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +1 sehingga presentase overlap 100% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

b. Tabel 4.13 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek-3 Tabel 4.13.1 Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran KADIR.

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah Variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Stabil ke stabil

4. Perubahan Level 3-2 = +1 1-2 = +1

5. Presentase overlap (0:3) x 100% = 0% (3:3) x100% = 100%

Dari hasil analisis pada tabel 4.13.1, perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran KADIR dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu bertambah menurun, terjadinya perubahan level +2 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 100% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +2 sehingga presentase overlap 100% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.13.2 Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran konvensional

Perbandingan Kondisi B/A1 B/A2

1. Jumlah variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan Kecenderungan Stabil ke stabil Variabel ke stabil

4. Perubahan Level 4-2 = +2 0-2 = +2

5. Presentase overlap (3:3) x 100% = 100%

(3:3) x100% = 100%

Dari hasil analisis pada tabel 4.13.2, perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu tetap stabil, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 0% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +1 sehingga presentase overlap 100% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

c. Tabel 4.14 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek-4 Tabel 4.14.1 Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran KADIR.

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Stabil ke stabil

4. Perubahan level 3-2 = +1 1-2 = +1

5. Presentase overlap (0:3) x 100% = 0% (3:3) x100% = 100%

Dari hasil analisis pada tabel 4.14.1, perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran KADIR dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu bertambah menurun, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 100% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +2 sehingga presentase overlap 0% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.14.2 Rangkuman hasil analisis antar kondisi pada model pembelajaran konvensional

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Variabel ke stabil

4. Perubahan level 3-2 = +1 0-2 = +2

5. Presentase overlap (3:3) x 100% = 100%

(3:3) x100% = 0%

Dari hasil analisis pada tabel 4.14.2. perubahan kecenderungan arah antar kondisi pada intervensi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan baseline-1 yaitu stabil sedangkan pada kondisi baseline-2 dengan intervensi yaitu tetap stabil, terjadinya perubahan level +1 pada intervensi dengan baseline-1 sehingga mempunyai presentase overlap 0% dan pada fase baseline-2 dengan intervensi terjadi perubahan level +1 sehingga presentase overlap 0% . Hasil perhitungan analisis antar kondisi dapat dilihat pada lampiran.

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dalam kondisi maupun antar kondisi yang diperoleh bahwa, kemampuan pemecahan masalah melalui model Pembelajaran KADIR tergolong sedang pada fase intervensi dan pada fase

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

1. Jumlah variabel yang diubah 1 1

2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

3. Perubahan kecenderungan Stabil ke stabil Stabil ke stabil

4. Perubahan level 3-2 = +1 1-2 = +1

5. Presentase overlap (0:3) x 100% = 0% (0:3) x100% = 0%

baseline-2 tergolong sangat tinggi, ini dapat dilihat dari frekuensi kesalahan subjek penelitian berkurang pada setiap fasenya. Pada fase intervensi subjek penelitian mampu menjawab 2 soal dengan dan terjadi peningkatan pada fase baseline-2 yaitu subjek ke-1 mampu menjawab 3 soal dengan benar dari 4 soal yang diberikan pada setiap sesinya sehingga memperoleh skor 75. sedangkan subjek penelitian yang lain mampu menjawab semua soal dengan benar sehingga memperoleh skor 100 pada setiap sesi.

Kemampuan pemecahan masalah subjek penelitian dengan menggunakan model pembelajaran konvensional masih tergolong sedang pada fase intervensi sedangkan pada fase baseline-2 tergolong tinggi, ini dapat dilihat dari frekuensi kesalahan subjek penelitian berkurang pada setiap fasenya, pada fase intervensi subjek penelitian mampu menjawab 2 soal dengan benar hal ini terjadi peningkatan pada fase baseline-2 yaitu subjek penelitian mampu menjawab 3 soal dengan benar dari 4 soal yang diberikan pada setiap sesinya sehingga memperoleh skor 75.

Untuk mengetahui perbandingan intervensi (perlakuan) dengan menggunakan model pembelajaran KADIR dan model pembelajaran konvensional maka diperoleh bahwa, frekuensi kesalahan dengan menggunakan model pembelajaran KADIR diperoleh setiap subjek penelitian mampu menjawab 2 soal benar dan 2 soal salah pada setiap sesinya yang dilakukan sebanyak 3 kali sehingga memperoleh skor 50. Sedangkan frekuensi kesalahan pada intervensi model pembelajaran konvensional cenderung menetap pada setiap sesinya yaitu setiap subjek penelitian mampu menjawab 2

butir soal dengan benar dan 2 butir soal sehingga skor yang diperoleh 50.

Sedangkan Hal ini menunjukkan bahwa adanya perubahan frekuensi kesalahan yang terjadi pada fase baseline-1 dan fase intervensi pada setiap model pembelajaran yang diterapkan.

Setelah pemberian intervensi maka dilakukan baseline-2 pada model pembelajaran KADIR dan model pembelajaran konvensional masing-masing 3 sesi, pada penggunaan model pembelajaran KADIR mengalami penurunan pada sesi ke dua yaitu frekuensi kesalahan setiap subjek penelitian masing-masing 1 soal yang yang dijawab dengan salah, dan untuk sesi selanjutnya subjek penelitian mampu menjawab semua soal dengan benar sedangkan pada penggunaan model pembelajaran konvensional diperoleh frekuensi kesalahan setiap subjek penelitian masing-masing 1 sehingga memperoleh skor 75 pada setiap sesinya. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbandingan frekuensi kesalahan subjek penelitian dengan menggunakan model pembelajaran dan model pembelajaran konvensional.

Hasil analisis dalam kondisi setiap subjek penelitian menunjukkan bahwa, terjadi perubahan level pada fase baseline-2 setelah menggunakan model pembelajaran KADIR. Sedangkan pada penggunaan model konvensional tidak terjadi perubahan level pada fase baseline-2 hal ini menunjukkan bahwa adanya perubahan frekuensi kesalahan setiap subjek penelitian dengan menggunakan model pembelajaran KADIR.

Hasil analisis antar kondisi juga menunjukkan bahwa presentase overlap pada penggunaan model pembelajaran KADIR cukup rendah yaitu 0%

yang artinya semakin kecil presentase overlap maka semakin berpengaruh intervensi terhadap target behavior, sedangkan pada penggunaan model pembelajaran konvensional presentase overlap mencapai 100%, yang artinya penggunaan model pembelajaran konvensional kurang berpengaruh terhadap target behavior.

Berdasarkan hasil dan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada subjek penelitian melalui model pembelajaran KADIR dan model pembelajaran konvensional.

70 A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran KADIR pada kelas VII SMP Buq‟atun Mubarakah Makassar, masih tergolong sedang, yang ditandai dengan berkurangnya frekuensi kesalahan subjek penelitian di fase intervensi (perlakuan) dan tergolong sangat tinggi pada fase baseline-2 (kemampuan akhir).

2. Kemampuan pemecahan masalah melalui model pembelajaran konvensional pada kelas VII SMP Buq‟atun Mubarakah Makassar, masih tergolong sedang, yang ditandai dengan tetapnya frekuensi kesalahan subjek penelitian pada di intervensi (perlakuan) dan tergolong tinggi pada fase baseline-2 (kemampuan akhir).

3. Adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada subjek penelitian yang di tandai dengan menurunnya jumlah kesalahan pada baseline-1 (tes kemampuan awal), dengan hasil kemampuan akhir (baseline-2) atau setelah model pembelajaran KADIR dan model pembelajaran konvensional. Pada baseline-1 (tes kemampuan awal) subjek penelitian ke-1 mengalami kesalahan 3 dari 4 soal di setiap sesinya sehingga memperoleh skor 25. Subjek penelitian ke-2 mengalami kesalahan 3 dari 4 soal di setiap sesi sehingga memperoleh skor 25.

Subjek penelitian ke-3 mengalami kesalahan 4 dari 4 soal di setiap sesi sehingga memperoleh skor 0. dan subjek penelitian ke-4 mengalami kesalahan 3 dari 4 soal di setiap sesi sehingga memperoleh skor 25. Pada fase baseline-2 dengan penerapan model pembelajaran KADIR hanya subjek penelitian ke-1 mengalami kesalahan sebanyak 1 dari 4 soal pada setiap sesinya sehingga memperoleh skor 75, sedangkan subjek penelitian yang kedua, ketiga, dan keempat tidak mengalami kesalahan sehingga memperoleh skor 100. Sedangkan model Pembelajaran Konvensional setiap subjek penelitian masing-masing mengalami 1 kesalahan dari 4 soal pada setiap sesinya sehingga memperoleh skor 75.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, beberapa hal yang penulis sarankan yaitu:

1. Kepada tenaga pendidik SMP Buq‟atun Mubarakah Makassar terkhusus tenaga pendidik mata pelajaran matematika, lebih aktif dalam mengintai perkembangan muridnya dalam menuntaskan berbagai permasalahan dalam lingkup yang luas, serta dalam penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penggunaan model pembelajaran matematika agar kiranya keahlian dari siswa dalam mencerna konteks bisa terus meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

2. Diharapkan siswa terkhusus kelas VII SMP Buq‟atun Mubarakah Makassar agar lebih giat lagi dalam membiasakan diri untuk menjawab soal atau permasalahan dalam kemampuan pemecahan masalah dengan demikian hal tersebut dapat menjadikannya hal yang biasa bagi siswa

yang beranggapan bahwa itu sulit. Serta diharapkan bisa menghidupkan semangat mental yang baik untuk menjawab latihan soal yang berkaitan dengan kemampuan pemecahanmasalah.

3. Diharapkan kepada peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian serupa dengan ini agar kiranya memperbanyak khasanah referensi keilmuannya terkait kemampuan pemecahan masalah khususnya pada penerapan model pembelajaran KADIR, dalam artian mencari referensi tentang penelitian yang relevan sebanyak mungkin agar dijadikan pedoman untuk mempermudah dalam mengembangkan penelitian yang akan dilakukannya, namun alangkah lebih baiknya jika peneliti berikutnya mengangkat materi tes dan model pembelajaran yang berbeda dari penelitian ini untuk dijadikan perbandingan.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh Hilmia Azhar NIM (Halaman 74-89)

Dokumen terkait