• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

4.2. Analisis Aspek Teks

Dalam model analisis wacana menurut Fairclough, teks dianalisis dilihat dari kosakata, semantik, dan tata bahasa. Aspek-aspek tersebut dianalisis dengan mengacu pada:

1. Representasi

Mengacu pada representasi tertentu yang ingin ditampilkan dalam teks.

Pada umumnya, representasi membawa muatan ideologis tertentu. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui apakah wacana dalam teks mengandung ideologi tertentu. Representasi juga dapat menunjukkan arah ideologi secara keseluruhan dari media tersebut.

2. Relasi

Menunjukkan hubungan antara penulis berita dengan pembaca. Analisis ini menunjukkan bagaimana teks disusun oleh pembuat berita dan hubungannya dengan pembaca.

3. Identitas

Identitas merujuk pada konstruksi tertentu dari identitas penulis teks atau kontributor dan pembaca serta bagaimana personal atau identitas ini akan ditampilkan. Aspek identitas juga dapat merujuk pada individu atau kolompok yang menjadi subjek utama dalam teks.

Dari teks berita dalam media pemberitaan ABC News terkait putusan Pengadilan Negeri Denpasar yang menjatuhkan hukuman mati kepada 2 warga negara Australia karena terbukti membawa 8,3 kilogram heroin juga analisis dari segi linguistik, diantaranya:

1. Pragmatik

Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam komunikasi terkait dengan konteks komunikasi. Pragmatik sangat

penting pengaruhnya dalam proses analisis wacana. Pragmatik juga merupakan proses penarikan kesimpulan spontan antar premis dengan kaedah-kaedah deduktif dan pertimbangan-pertimbangan semantik dan dikaitkan dengan gagasan-gagasan umum. Pragmatik melakukan interpretasi analisis kalimat yang tidak dapat dijelaskan secara semantic, sintaksis, dan cabang linguistik lainnya. Pada dasarnya pragmatik, sintaksis, dan cabang linguistik lainnya.

Pada dasarnya pragmatik merupakan ilmu bahasa yang dapat dilihat hubungannya dengan pengguna bahasa itu sendiri. Oleh karena itu dengan menggunakan konteks dari kalimat dengan melibatkan interpretasi.

2. Analisis terhadap imbuhan (fiksasi) terhadap kata-kata kunci dalam kalimat-kalimat yang dianalisis. Analisis klausa merupakan analisis anak kalimat-kalimat.

3. Mengganti kata-kata kunci dengan kata-kata yang sama arti secara semantik, namun memiliki makna yang berbeda.

4. Memisahkan kata kerja dari kalimat utamanya sehingga tampak proposisi kalimatnya secara semantik. Proposisi merupakan cara untuk memahami makna kalimat dengan mengambil bagian-bagian tertentu dari kalimat itu sendiri.

5. Pertanyaan-pertanyaan kritis untuk membesarkan sesuatu yang terinci.

Tujuannya adalah agar pembaca dapat ikut menyelami wacana tersebut.

Data 1

a. Judul Berita

Australia Menarik Duta Besar Setelah Eksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (Australia to withdraw ambassador to Indonesia over executions of Andrew Chan and Myuran Sukumaran)

b. Teras Berita

Eksekusi dari warga negara Australia terpidana kasus penyelundupan narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah memicu “sebuah tindakan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya” sebagai respon secara diplomatik dengan menarik duta besarnya dari Indonesia sebagai protes. (The executions of convicted Australian drug smugglers Andrew Chan and Myuran Sukumaran have sparked an "unprecedented" diplomatic response, with Australia withdrawing its ambassador from Indonesia in protest.)

c. Analisis :

1. Dimensi Representasi

Penggunaan “Australia” sebagai subjek kalimat judul menunjukkan bahwa keputusan menarik mundur duta besar Australia sebagai bentuk protes atas tembak mati yang telah dilakukan tim penembak jitu kepolisian RI kepada dua warga negaranya sebagai ganjaran telah menyelundupkan 8,3 kilogram heroin adalah peristiwa besar yang dapat mengganggu keharmonisan hubungan antara Indonesia dan Australia. Penggunaan subjek “Australia” juga menunjukkan bahwa keputusan menarik mundur duta besar merupakan

representasi dari kekecewaan seluruh warga negara Australia. Padahal tidak semua warga negara Australia mengecam eksekusi mati atas pelaku penyelundupan narkoba ini.

Kemudian dalam teras berita, penulis memilih kosakata sparked atau memicu untuk memberikan kesan Indonesia telah melakukan perbuatan/

tindakan yang tidak menyenangkan bagi Australia sehingga meningkatkan ketegangan antar kedua negara. Sebuah kewajiban negara hadir untuk membela warga negaranya yang terkena kasus di luar negeri, begitu pula yang dilakukan pemerintah Australia. Selain itu, penggunaan kata unprecedented atau sebuah tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya mengindikasikan secara kuat bahwa mereka mengecam eksekusi mati atas dua warga negara Australia.

2. Dimensi Relasi

Abbott telah mengkonfirmasi penarikan duta besarnya, Paul Grigson pagi ini, dia menyatakan penyesalan yang dalam dengan menyebut tindakan tersebut “kejam” dan “tidak tepat”. Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa proses eksekusi dan mengetahui perkembangannya merupakan “momen gelap”

dalam hubungan antara Australia dan Indonesia.

“Kami menyesal atas apa yang telah terjadi dan ini tidak dapat dianggap sebagai hal biasa.” Sesal Abbott.

Mr Abbott confirmed the move to withdraw ambassador Paul Grigson this morning, saying Australia deeply regretted the "cruel" and "unnecessary"

executions and acknowledging it was a "dark moment" in the relationship between Australia and Indonesia.

"We do deplore what's been done and this cannot be simply business as usual," he said.

Berdasarkan teks diatas, pengutipan pernyataan langsung dari Perdana Menteri Australia, Tony Abbott menjelaskan bahwa terdapat relasi yang setara antara Perdana Menteri Australia dengan wartawan sebagai partisipan publik.

Selain itu di seluruh bagian berita tidak ada pendapat masyarakat. Di dalam Tony Abbott menggunakan kata cruel atau kejam dan unnecessary atau tidak tepat untuk menggambarkan betapa besar kekecewaannya terhadap tindakan pemerintah Indonesia. Pernyataan tersebut akan terkesan biasa apabila diucapkan oleh khalayak umum. Namun, pernyataan tersebut diucapkan oleh seorang pejabat negara setingkat Perdana Menteri, maka merupakan hal serius yang menyangkut hubungan kedua negara. Implikasi dari pernyataan tersebut dapat memicu kemarahan masyarakat Indonesia.

3. Dimensi Identitas

Dalam teks berita tersebut terdapat sub topik pembahasan berjudul, Opposition supports ambassador withdrawal atau (Partai) oposisi (pemerintah Australia) mendukung penarikan duta besar dan Calls for further investigations atau Panggilan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh. Dari kedua sub topik tersebut terlihat bahwa penulis berita berusaha menggiring pembaca untuk

sependapat dengan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Australia. Hal ini.secara tidak langsung mendukung tindakan pemerintah Australia.

Data 2

a. Judul Berita

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran Menunggu Takdir yang Sama Dengan

‘pembunuh tersenyum’ Amrozi (Andrew Chan and Myuran Sukumaran Await the Same Fate as “Smiling Assassin” Amrozi)

b. Teras Berita

Narkoba tidak pernah ditemukan dalam tubuh Andrew Chan, namun demikian ia harus berhadapan dengan tim regu tembak. (Drug were never found on Andrew Chan, yet he is about to face a firing squad.)

c. Analisis

1. Dimensi Representasi

Kalimat dalam teras berita tersebut mempunyai arti bahwa penulis berita meragukan keputusan Pengadilan Negeri Denpasar pada 26 Januari 2006 lalu. Tulisan tersebut juga berpeluang menggiring opini pembaca bahwa Indonesia tidak menjalankan prosedur hukum yang benar. Hal ini dapat memberikan dampak jangka panjang terkait kepercayaan publik terutama masyarakat internasional akan pnegakan hukum di Indonesia.

Dapat dipahami jika mereka kecewa dengan kenyataan bahwa segala upaya yang pemerintah dan masyarakat Australia dalam menyelamatkan kedua

warga negaranya dari hukuman mati yang telah ditetapkan hukum Indonesia. Namun media pemberitaan sebagai pihak yang dapat menggiring opini masyarakat harus berhati-hati dalam menulis berita. Selain itu, penulis juga menggunakan pilihan kata a firing squad atau regu tembak untuk memberikan kesan bahwa hukuman tembak mati adalah sebuah tindakan yang kejam dan tidak manusiawi.

Kemudian penulis mengutip pernyataan dari Andrew Chan “What’s the point? We’re dead anyway” atau “Apa pentingnya (langkah hukum yang ditempuh)? Kita akan mati juga” sebagai headline atau sub judul. Hal ini menegaskan bahwa penulis ingin menonjolkan kesan tersirat bahwa pihak pemerintah Australia dan keluarga terpidana telah melakukan upaya maksimal namun tidak membuahkan hasil. Petikan pernyataan diatas juga bermaksud secara tidak langsung meminta pengampunan atas kedua terpidana tersebut.

Dalam penjelasan lebih lanjut yang tertera didalam berita tersebut, penulis berpendapat kekecewaan karena terpidana narkoba yang disamakan dengan pembunuh massal Amrozi. Masih ingat diingatan kita bahwa Amrozi adalah terpidana mati kasus pengeboman sebuah klub malam “Sari”

dan Paddy bar yang menewaskan sebagian besar warga negara Australia.

Dan pengakuannya dalam persidangan Amrozi mengaku puas telah berhasil membunuh banyak warga Australia. Didalam berita tersebut, penulis juga menyebutkan bahwa ketika Andrew Chan dan Myuran Sukumaran

melewati penjara Amrozi, mereka merasa geram dan marah mengingat kekejian yang telah dilakukan Amrozi cs. Makna tersirat dari tulisan tersebut adalah penulis berusaha mengungkapkan bahwa penyelundupan narkoba tidak seharusnya disamakan dengan tindak terorisme. Ini juga merupakan salah satu rangkaian kampanye untuk menghindarkan kedua warga negara Australia dari hukuman mati.

Kalimat penutup berita ini adalah “Soon Chan and Sukumaran will share the same fate as the unrepentant mass murderer.” (Sesegera mungkin, Chan dan Sukumaran akan menanggung nasib yang sama dengan

“orang yang tidak menyesali perbuataannya” pembunuh massa.) Kalimat tersebut merepresentasikan kemungkinan akhir yang akan terjadi setelah semua upaya untuk membebaskan keduanya dari hukuman mati sia-sia.

2. Dimensi Relasi

Unsur relasi yang terdapat dalam teks berita tersebut adalah relasi antara penulis berita atau wartawan dengan kedua terpidana mati kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Hal ini ditunjukkan dengan pengutipan langsung pernyataan-pernyataan dari Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Relasi ini bersifat setara dimana sumber utama yang berupa pernyataan kedua terpidana menjadi rujukan langsung wartawan dalam menulis berita.

3. Dimensi Identitas

Dalam naskah berita tersebut jelas tergambar identitas media pemberitaan ABC News yang sangat memihak Australia. Citra yang berusaha dibangun dalam berita ini adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran adalah korban dari ketidakadilan hukum di Indonesia. Materi pemberitaan cenderung mengesampingnya proses penegakan hukum yang telah dilakukan di Indonesia. Citra lain yang berusaha dimunculkan adalah Australia selalu hadir untuk membantu warga negaranya yang tersangkut kasus hukum di luar negeri.

Data 3

a. Judul Berita

Australia akan memberikan reaksi keras terhadap eksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. (Australia will respond forcefully to executions of Andrew Chan and Myuran Sukumaran).

b. Teras Berita

Pemerintah Australia tidak dapat berbuat apa-apa namun mereka akan memberikan respon keras terhadap Indonesia atas eksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. (The Australian Government will have no choice but to respond with some force in the wake of Indonesia’s executions of Andrew Chan and Myuran Sukumaran).

c. Analisis

1. Dimensi Representasi

Terdapat beberapa rangkaian kalimat dan anak kalimat dalam penelitian ini yang menunjukkan adanya representasi. Pertama, representasi yang terdapat dalam judul berita yaitu pemilihan subjek “Pemerintah Australia” menunjukkan bahwa ini adalah berita besar karena melibatkan urusan antar negara. Selain itu, didalam kalimat judul juga memilih diksi

“forcefully” yang artinya “memberikan reaksi keras” untuk memberikan penekanan akan urgensi dari berita tersebut untuk dibaca.

Kedua, representasi yang terdapat dalam kalimat “Pemerintah Australia telah berulang kali mengatakan bahwa mereka fokus untuk menyelamatkan kedua warga negaranya daripada berpolemik, namun ada rasa yang berkembang bahwa Indonesia telah memperlakukan keduanya menggemparkan hubungannya dengan Australia” (“The Government has repeatedly said it is focused on saving the two men rather than recriminations, but there is a growing sense that Indonesia has behaved appallingly in its treatment of both the men and its relationship with Australia.”)

Dalam kalimat diatas terdapat representasi dalam anak kalimat dimana penulis memberikan penekanan bahwa pemerintah Australia hanya berfokus pada upaya untuk menyelematkan kedua warga negaranya yang tersangkut kasus hukum di Indonesia dan menghindari melakukan tindakan

yang memancing kontroversi. Pernyataan ini dimaksudkan untuk meredakan reaksi keras dari masyarakat Indonesia terkait pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit dana bantuan kemanusiaan tragedi Tsunami pada tahun 2004. Menariknya, dalam kalimat selanjutnya mereka juga mengkritisi perkembangan penanganan hukum kasus penyelundupan narkoba skala besar ini. Mereka secara tidak langsung menganggap Indonesia telah memperlakukan kedua warganya dengan tidak manusiawi.

Kalimat berikutnya yang mengandung unsur representasi adalah pernyataan dari Tony Abbott “Jika eksekusi ini tetap dijalankan, dan saya berharap mereka tidak akan melakukannya, kami tentunya akan menemukan cara untuk mengungkapkan kekecewaan kami”. (“If these executions go ahead, and I hope they don’t, we will certainly be finding ways to make our displeasure felt.”) Kalimat tersebut mengandung makna tersirat yaitu pemerintah Australia akan bereaksi jika eksekusi mati tetap dijalankan. Dalam isi berita, penulis juga menyebutkan beberapa kebijakan yang mungkin diambil pemerintah Australia, yaitu:

a. Memotong dana bantuan tahunan Australia kepada Indonesia sebesar 600 juta dollar.

b. Tidak hadir dalam pertemuan pemimpin tahunan

c. Tidak hadir dalam pertemuan rutin antar menteri pertahanan dan luar negeri

d. Menunda komunikasi ditingkat menteri

e. Menunda berbagai pertemuan resmi yang melibatkan sekretaris departemen dan deputi

f. Menunda berbagai pertemuan yang membahas permasalahan pertahanan, hukum, dan pendidikan

g. Menolak memberikan dukungan kepada Indonesia dalam forum Intenasional

2. Dimensi Relasi

Didalam teks tersebut, penulis banyak menggunakan subjek “kita”

yang berarti penulis memposisikan diri sebagai khalayak umum. Relasi yang berusaha dibangun dalam teks ini adalah untuk memberikan kesan bahwa penulis bersama-sama dengan masyarakat Australia. Dengan kata lain, media tersebut memposisikan tulisannya berada dipihak yang membela masyarakat Australia. Hal ini wajar karena media pemberitaan yang berdomisili disebuah negara akan mempunyai kecenderungan membela kepentingan negaranya. Begitupula yang terjadi di Indonesia, hampir semua media pemberitaan nasional baik cetak maupun elektronik lebih condong membela keputusan eksekusi mati gembong narkoba walaupun mengundang kontroversi.

3. Dimensi Identitas

Identitas penulis dan media pemberitaan ABC News pada kalimat ini cenderung netral. Penulis terlihat berhati-hati dalam tulisannya kali ini.

Penulis berusaha untuk tidak memancing kontroversi atas berita ini.

Meskipun demikian, terdapat beberapa kalimat dalam berita ini yang mengindikasikan pemihakan atas tindakan atau upaya dari pemerintah Australia.

Data 4

a. Judul Berita

Bali 9: Empati Kita Tidak Sedikit, Namun Itu Terlambat. (Our empathy wasn’t little, but it was too late)

b. Teras Berita

Lain kali, mari tidak memberikan kesenangan kepada orang lain sebelum kita berdiri bersama melawan pembunuhan yang direstui negara, tulis Neil McMahon. (Next time, let’s not wait for someone to warm the cockles of our hearts before we take a messed stand against state-sanctioned murder, writes Neil McMahon.)

c. Analisis

1. Dimensi Representasi

Aspek representasi yang terdapat dalam kalimat judul berita adalah makna tersirat. Kalimat tersebut bermakna bahwa pemerintah dan warga

Australia memberikan perhatian yang sangat besar dan bersimpati atas hukuman mati untuk kedua warga negara Australia. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Namun, setelah berbagai upaya yang telah ditempuh baik pemerintah Australia lewat diplomasi maupun masyarakat umum memberi dukunngan dengan slogan #Istandformercy yang ramai di media sosial.

Kandungan representasi berikutnya juga dapat dilihat dari kalimat yang digunakan sebagai teras berita. Tidak seperti teras berita pada umumnya yang merupakan intisari dari isi keseluruhab, namun teras berita diambil dari pernyataan Neil McMahon yang merupakan penulis novel 1st best seller versi The New York Times. Kutipan tersebut mengandung arti yang cukup dalam jika ditilik dari maknanya yaitu kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan Australia kepada Indonesia dalam berbagai bantuan dibalas dengan penghukuman mati kedua warga negaranya. Dengan kata lain, Australia meminta balas budi kepada Indonesia dengan membatalkan hukuman mati.

Penulis yang sebelumnya aktif mengamati perkembangan kasus Schapelle Corby, seorang berkewarganegaran Australia yang terbukti berusaha menyelundupkan narkoba seberat 4,2 kg pada 27 Mei 2005. Juga menuliskan kekecewaannya terhadap hukuman mati yang harus ditanggung kedua rekan senegaranya melalui kalimat pembuka, “Kami mungkin

#standformercy hari ini, sebagai hashtag untuk menunjukkan kepedulian

kita kepada Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, namun beberapa orang telah berdiri untuk memperjuangkan nasib keduanya sejak mereka menjadi pusat pemberitaan. Kedua pria ini menjadi perhatian kita dalam satu dekade terakhir sebagai pertengahan babak di sepertiga bagian, 18 bulan berbagai media memberitakannya secara luar biasa dan sekarang muncul secara mengejutkan.” “We may #standformercy today, as the hashtag of the moment has promoted our concern about Myuran Sukumaran and Andrew Chan, but few were standing for more than an attention to their ultimate fate when they first appeared on our front pages. These two men came to our attention a decade ago as the middle chapter of a three-part, 18-month media storyline that seemed remarkable at the time and appears simply astounding now.”

Paragraf diatas merupakan refleksi dari kegelisahan penulis, Neil McMahon yang mengungkapkan bahwa berita ini telah menyita perhatian public sejak satu dekade terakhir. Perbedaan pendapat akan esensi hukuman mati antara Indonesia dan Australia menciptakan ketegangan politik antar kedua negara. Indonesia sebagai negara berdaulat berhak menentukan kebijakan dalam negeri termasuk menentukan hukuman terhadap warga negara asing yang melakukan tindak kejahatan di wilayah kedaulatan Indonesia. Namun merupakan sebuah kewajiban pula bagi negara yang bersangkutan untuk memberikan bantuan hukum. Hal ini yang ditempuh oleh pemerintah Australia terhadap dua kasus penyelundupan narkoba yang

melibatkan warga negaranya. Pertama adalah Schapelle Corby yang terbukti membawa 4,2 kg. Corby dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun. Dalam perjalannya, upaya diplomasi yang ditempuh membuahkan hasil dengan pengurangan hukuman selama 5 tahun. Corby mendapatkan kebebasan bersyarat pada tahun 2014, namun baru pada tahun 2017 dia dapat meninggalkan Indonesia. Kasus kedua yang kembali menjerat warga negara Australia menimpa Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang tertangkap membawa 8,3 kg heroin. Keduanya pun mendapatkan ganjaran atas perbuatannya berupa hukuman mati. Sontak keputusan ini menimbulkan reaksi keras dari Australia dan negara-negara lain yang mengecam hukuman mati karena melanggar hak asasi manusia paling dasar yaitu hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. Polemik ini berlangsung lama dan melelahkan. Di satu sisi Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kedaulatan hukum negara tidak dapat dipengaruhi oleh negara lain. Disisi lain Australia berusaha menyelamatkan kedua warga negaranya dari eksekusi mati.

Pada penutup berita, terdapat kalimat “Rehabilitasi lebih dibutuhkan daripada menghukum, kita dapat melakukan lebih baik lain waktu.

Menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran adalah warisan mereka (Andrew Chan dan Myuran Sukumaran).” “Redemption is required of more than the condemned; we can do better next time. Remembering that should be among their legacies.” Dalam kalimat tersebut terdapat bahwa penulis

menyarankan untuk kedepannya, Indonesia tidak lagi menggunakan hukuman mati namun lebih mengedepankan rehabilitasi.

2. Dimensi Relasi

Penulis pada berita ini adalah seorang penulis lepas yang berprofesi sebagai novelis professional. Salah satu karyanya telah menjadi 1st best seller novel versi The New York Times. Sebelum mengamati perkembangan kasus Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Ia juga mendalami kasus serupa yang menjerat Schapelle Corby. Gaya bahasa yang disampaikan penulis dalam berita ini sangat berbeda dengan gaya tulisan redaktur ABC News pada umumnya. Penulis banyak menggunakan variasi bahasa figuratif yang merujuk pada kritikan pedas dan dikombinasikan dengan pendapat pribadi penulis. Konteks relasi yang terbentuk disini adalah penulis (Neil McMahon) mendapat posisi setara dengan tim redaksi ABC News sehingga tulisannya dapat diterbitkan.

3. Dimensi Identitas

Setelah membaca berita secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penulis berita pada ABC News turut mengecam hukuman mati atas Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Hal ini tercermin dari judul hingga kalimat penutup berita.

Data 5

a. Judul Berita

Apakah Tindakan Indonesia Sangat Tidak Berperasaan? (Were Indonesian Action Really Callous?)

b. Teras Berita

Itu karena keterbukaan Indonesia, bukan ketidakberperasaan, itu karena kami merasakan tragedi dari eksekusi ini sangat mendalam. Media selalu mengabarkan setiap perkembangan dari kasus ini, dan hal ini meninggalkan rasa sakit hati dan kemarahan kita, tulis James Giggacher. (It was because of Indonesia's openness, not callousness, that we felt the tragedy of these executions so strongly. The media was there every step of the way, and it left us heartbroken and angry, writes James Giggacher.)

c. Analisis:

1. Dimensi Representasi

Representasi yang pertama terdapat dalam kalimat judul “Apakah tindakan Indonesia tidak berperasaan?” Dalam kalimat judul tersebut penulis berusaha meredakan polemik yang berkembang dalam masyarakat terkait hukuman mati atas 2 warga negara Australia, 1 warga negara Brazil, dan 1 warga negara Filipina. Ketika keputusan mati ini muncul ke permukaan, sontak menarik berbagai reaksi beragam dari masyarakat nasional dan international.

Namun gelombang pengecaman terhadap konsep hukuman tembak mati yang diterapkan Indonesia lebih nyaring dibanding yang mendukung terutama

negara-negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Penulis dalam konteks ini berusaha mengamati dan memahami posisi serta alasan Indonesia

negara-negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Penulis dalam konteks ini berusaha mengamati dan memahami posisi serta alasan Indonesia

Dokumen terkait