• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Metode Analisa Data

4.1. Analisis fisik

4.1.1. Analisis Batin

Analisis batin ini meliputi perasaan, tema, nada dan amanat.

4.1.2.1. Perasaan

Dalam menciptakan mantra suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkap mantra yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya sehingga mantra yang diciptakan berbeda pula.

Perasaan penyair yang terdapat pada mantra pintu ialah perasaan benci dan perasaan sakit hati terhadap seseorang, yang datang ke dalam rumah atau pun sengaja hendak melakukan sesuatu yang tak disenangi penyair. Perasaan benci penyair dapat dilihat pada mantra pintu yang berbunyi :

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku! Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

Mantra pintu (narasumber : Budiman)

Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi

Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman

Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa

Dengan apa yang kau lihat

Mantra pintu (narasumber : Budiman)

Gempa ali gempa gemita Dang sari gajah berlenggang Sah aku anak harimau yang garang Batu congkol hati ku

Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali Gentar bumi gentar langit

(Mantra pintu, narasumber: (Atok Oka Botol)

Nibung kering tulangku Berkat baginda Ali

Gentar bumi gentar langit

Tak ku hendaki kau memijak halaman rumahku! (Mantra pintu, narasumber: (Atok Oka Botol)

Batu congkol hati ku Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali Gentar bumi gentar langit

(Mantra pintu, narasumber: (Atok Oka Botol)

Yatim aku mati tasauf kata Allah (3x) Roh kalam kawah kali-kali

Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani

(Mantra Pelindung, narasumber Budiman)

Bismillahirramanirrahim Perabun pelias peliseh 3x

Sekalian jin dan syetan seteru lawanku Berkat lailaha illallah

(Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman)

Bismillahirramanirrahim

Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Yang bernama si ganda bisa

Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy

Kuminta tinggalkan insanku

Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah

Lalu juga hendak Allah 4.2.2.2. Tema

Tema meupakan gagasan pokok atau “subjek-matter” yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa patah hati, maka temannya kedukaan hati, dan jika desakan yang kuat itu berupa perasaan sakit hati maka

bertemakan sakit hati atau kekecewaan, apabila desakan yang kuat itu berupa kecurigaan maka bertemakan kecurigaan.

Demikianlah setiap mantra mengandung suatu “subjet-matter” untuk dikemukakan atau ditonjolkan, dan hal ini tentu saja tergantung pada beberapa faktor antare lain : falsafah hidup, lingkungan, agama, pekerjaan, pendidikan sang penyair. Kiranya sangatlah sulit dimengerti bila ada sebuah mantra yang tanpa “subject-matter”. Hanya terkadang sang penyair sangat lihati menyelubung-lubunginya sehingga para pembaca/pendengar harus berusaha sekuat daya untuk mengungkapkannya. Di samping itu setiap mantra juga harus mengandung makna, sekalipun mungkin dalam beberapa mantra tersebut hampr sama-sama. Lagi pula sang penyair begitu manhir mempergunakan majas (gaya bahasa) dalam karyanya.

Berikut ini mantra pntu yang bertamakan kecurigaan :

Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi

Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan

Tetapkan iman

Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa

Dengan apa yang kau lihat

(mantra pintu, narasumber Budiman)

Mantra pintu yang bertamakan kedudukan:

Yatim aku mati tasauf kata Allah (3x) Roh kalam kawah kali-kali

Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani

(Mantra penunduk, narasumber :Atok Oka Botol)

Bismillahirramanirrahim

Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Yang bernama si ganda bisa

Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy

Kuminta tinggalkan insanku

Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah

Lalu juga hendak Allah

(Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman)

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku! Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

(Mantra pintu, narasumber : Budiman)

4.1.2.3. Nada

Nada dalam dunia perpuisian adalah sikap peenyair terhadap pembacanya atau dengan perkataan lain ialah sikap sang penyair terhadap para penikmatnya. Nada yang dikemukakan oleh seorang penyair dalam sebuah mantra, aka nada sangkut pautnya atau hubungannya erat dengan “tema” dan “rasa”yang terkandung dalam mantra tersebut. Tentu sajalah sumbang bila pada suatu mantra yang bertamakan “kegagalan” terdapat rasa” keangkuhan”serta nada yang menggembirakan”, misalnya kalau memang ada paduan yang sedemikian rupa.

Pada saat-saat masyarakat atau pribadi sedang menderita tekanan, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka sering muncul pembrontakan ataupun keluhan serta jeritan yang bernada sinis.

Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca/pendengar, maka suasana adalah kedaan jiwa pembaca/pendengar setelah membaca mantra itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan mantra itu terhadap pembaca/pendengar. Jika kita bicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada; jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembacca/pendengaryang timbul setelah membaca mantra saling berhubungan karena nada mantra menimbulkan suasana terhadap pembaca/pendengar.

Berikut ini dikutip dari mantra pintu dengan nada terluka terhadap yang terkena akan mantra tersebut :

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

(Mantra pintu, narasumber : Budiman).

Bismillahirramanirrahim

Yang bernama si ganda bisa Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy

Kuminta tinggalkan insanku

Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah

Lalu juga hendak Allah

(Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman)

(Mantra pengasih, Atok Oka Botol)

Bismillahirrahmanirahim

Allah humarahbana ma rahbana Ya kenabuldu ya kenastaid Ya fayum ya koyu

4.1.2.4. Amanat

Amanat adalah maksud atau tujuan yang hendak disampaikan penyair. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan mantranya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan jika berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak

disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar tak sadar berada dalam pekiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan.

Begitu juga pada mantra pintu ini mempunyai maksud dan tujuan yang disampaikan. Amanat yang ada tersirat dibalik kata-kata mantra. Misalnya :

Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata

Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku! Karena telah ade penjaga pintu

Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

(Mantra pintu, narasumber : Budiman).

Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi

Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman

Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat

Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa

Dengan apa yang kau lihat

(Mantra pintu, narasumber: (Atok Oka Botol)

Dari mantra diatas, amanat yang disampaikan penyair adalah bahwa jangan ada yang sengaja maupun tak sengaja untuk melakukan sesuatu yang tidak baik ataupun kejahatan.

Bismillahirramanirrahim

Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Yang bernama si ganda bisa

Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy

Kuminta tinggalkan insanku

Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah

Lalu juga hendak Allah

(Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman)

Yatim aku mati tasauf kata Allah (3x) Roh kalam kawah kali-kali

Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani

(Mantra penunduk, narasumber :Atok Oka Botol)

Dari mantra diatas, amanat yang disampaikan penyair adalah bahwa jangan ada orang yang anggap enteng atau tunduk kepada yang menggunakan mantra tersebut.

Dokumen terkait